Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara bahari dan kepulauan terbesar didunia dengan


17.504 pulau dengan panjang garis pantai 95.181 km. Hal ini semakin memperkuat
eksistensi Indonesia sebagai salah satu negara maritim besar di dunia yang memiliki
garis pantai terpanjang keempat setelah Kanada, Amerika Serikat, dan Rusia.
Diperkirakan wilayah pesisir Indonesia merupakan wilayah pesisir terluas di dunia
(KEMENLH, 2010). Sebagai negara kepulauan, daerah pesisir Indonesia sangat
strategis untuk pembangunan karena memberikan banyak manfaat dan sumber daya
untuk kehidupan manusia. Sehingga permasalahan yang ada di daerah pesisir pantai
adalah terjadinya abrasi pantai yang menyebabkan hilangnya lahan serta kerusakan
infrastruktur dan bangunan (Marfai, 2011).

Pantai merupakan salah satu kawasan hunian atau tempat tinggal paling penting
di dunia bagi manusia dengan segala macam aktifitasnya. Awal tahun 1990
diperkirakan 50 % sampai 70 % penduduk di dunia tinggal di daerah pantai. Bila pada
saat itu penduduk di dunia berjumlah kurang lebih 5,3 milyar maka 2,65 sampai 3,7
milyar tinggal di pantai (Robert Kay, 1999, Hal. 21). Penduduk yang tinggal di daerah
pantai pada era 1990 adalah sama dengan seluruh penduduk dunia pada tahun 1950-
an. Dalam dua puluh tahun ke depan penduduk di daerah ini akan meningkat (NOAA,
1999 dalam Robert Kay, 1999, Hal. 21) yaitu bahwa sampai tahun 2020, tiga perempat
(75 %) penduduk dunia di prediksi tinggal di dalam kawasan garis pantai sampai sejauh
60 km ke daratan (Robert Kay, 1999, Hal. 21). Menurut para ahli, panjang pantai di
Indonesia kurang lebih 81.000 km dan merupakan pantai terpanjang di dunia setelah
pantai di Kanada. Dengan jumlah pulau mencapai 17.500, maka persoalan pantai di
Indonesia menjadi topik yang sangat penting untuk pengembangan dan pembangunan
di Indonesia. Pantai adalah jalur yang merupakan pertemuan antara darat dan laut.
Daerah pantai ini mempunyai ciri geosfer yang khusus, ke arah laut dibatasi oleh
pengaruh fisik laut dan sosial ekonomi bahari, sedangkan ke arah darat dibatasi oleh
pengaruh proses alami dan kegiatan manusia terhadap lingkungan darat.

Wilayah pesisir merupakan pertemuan antara wilayah laut dan wilayah darat,
dimana daerah ini merupakan daerah interaksi antara ekosistem darat dan ekosistem
laut yang sangat dinamis dan saling mempengaruhi, wilayah ini sangat intensif
dimanfaatkan untuk kegiatan manusia seperti : pusat pemerintahan, permukiman,
industri, pelabuhan,pertambakan, pertanian dan pariwisata. Pantai mempunyai
keseimbangan dinamis yaitu cenderung menyesuaikan bentuk profil sedemikian
sehingga mampu menghancurkan energi gelombang yang datang. Gelombang normal
yang datang akan mudah dihancurkan oleh mekanisme pantai, sedangkan gelombang
besar/badai yang mempunyai energi besar walaupun singkat akan menimbulkan erosi.

Sumber daya alam yang ada di daerah pantai, dapat dimanfaatkan untuk
pemenuhan berbagai kebutuhan manusia, baik sebagai mata pencaharian, sumber
pangan, mineral, energi, devisa negara, dan lain-lain. Agar potensi sumber daya alam
ini dapat dimanfaatkan sepanjang masa dan berkelanjutan diperlukan upaya
pengelolaan yang memperhatikan aspek-aspek lingkungan dalam arti memperoleh
manfaat yang optimal secara ekonomi akan tetapi juga sesuai dengan daya dukung dan
kelestarian lingkungan, sehingga upaya dalam pengelolaannya tidak hanya untuk
memanfaatkan akan tetapi juga memelihara dan melestarikannya. Kriteria kerusakan
lingkungan pantai ini meliputi kerusakan pantai yang disebabkan oleh beberapa hal
yaitu, Permukiman dan fasilitas umum yang terlalu dekat dengan garis pantai, Areal
pertanian terlalu dekat dengan garis pantai, Penambangan pasir di kawasan
pesisir/gumuk pasir, Pencemaran lingkungan di perairan pantai, Instrusi air laut,
Penebangan hutan/tanaman mangrove untuk dijadikan tambak,
Pengambilan/perusakan terumbu karang, Banjir akibat rob air pasang.

1.2. Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dalam penyusunan makalah ini yaitu Bagaimana
kondisi pantai-pantai yang ada di kota Merauke ?
1.3. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu untuk mengetahui kondisi pantai-pantai
yang ada di kota Merauke

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pantai

Pantai adalah daerah di tepi perairan yang dipengaruhi oleh air pasang tertinggi
dan air surut terendah (Bambang Triatmojo, “Teknik Pantai”). Garis pantai adalah garis
batas pertemuan antara daratan dan air laut, dimana posisinya tidak tetap dan dapat
berubah sesuai dengan pasang surut air laut dan erosi pantai yang terjadi. Perubahan
garis pantai disebabkan oleh faktor alam dan/atau faktor manusia. Faktor alam
diantaranya gelombang laut, arus laut, angin, sedimentasi sungai, kondisi tumbuhan
pantai serta aktivitas tektonik dan vulkanik. Sedangkan faktor manusia antara lain
pembangunan pelabuhan dan fasilitas-fasilitasnya (misalnya breakwater),
pertambangan, pengerukan, perusakan vegetasi pantai, pertambakan, perlindungan
pantai serta reklamasi pantai.

Pantai selalu menyesuaikan bentuk profilnya sedemikian sehingga mampu


menghancurkan energi gelombang yang datang. Penyesuaian bentuk tersebut
merupakan tanggapan dinamis alami terhadap laut. Proses dinamis pantai sangat
dipengaruhi oleh littoral transport, yang didefinisikan sebagai gerak sedimen di daerah
dekat pantai (nearshore zone) oleh gelombang dan arus. Littoral transport dapat
dibedakan menjadi dua macam yaitu transpor sepanjang pantai (longshore transport)
dan transpor tegak lurus pantai (onshore-offshore transport). Material pasir yang
ditranspor disebut dengan littoral drift. Transpor tegak lurus pantai terutama ditentukan
oleh kemiringan gelombang, ukuran sedimen dan kemiringan pantai. Pada umumnya
gelombang dengan kemiringan besar menggerakkan material kearah laut (abrasi), dan
gelombang kecil dengan periode panjang menggerakkan material kearah darat (akresi).

2.2 macam-macam pantai

Menurut bentuknya ada empat macam pantai, yaitu pantai landai, pantai curam,
pantai bertebing dan pantai karang.

1) Pantai Landai
Pantai landai, yaitu pantai yang permukaannya relatif datar. Termasuk
pantai jenis ini adalah pantai mangrove, pantai bukit pasir, pantai delta.
dan pantai estuari.
2) Pantai Curam
Pantai curam biasanya bergunung-gunung. Karena peretakan yang
memanjang sejajar pantai dan terkikis ombak yang besar, terjadilah
tebing-tebing curam dan laut dalam.
Contohnya, pantai di selatan pulau Jawa dan barat Pulau Sumatera.
3) Pantai Bertebing (Flaise)
Pantai bertebing (Flaise) adalah pantai yang curam di muka tebing
karena adanya pegunungan melintang tegak lurus terhadap pantai. Di
pantai ini sering dijumpai laut yang dangkal. Terjadinya flaise karena
penimbunan hasil perusakan tebing pantai itu sendiri yang disebabkan
oleh abrasi atau erosi marine.
4) Pantai Karang
Pantai karang terjadi jika di dasar laut sepanjang pantai terdapat terumbu
karang, misalnya pantai di pulau sulawesi, maluku, dan nusa tenggara.
Pantai seperti ini biasanya dijadikan objek wisata laut. Misalnya, Taman
Bunaken di Manado.

Anda mungkin juga menyukai