Anda di halaman 1dari 43

BAB 1 TEKNIK PANTAI

SULTAN AL KAHFI PUTRA AKBAR


2015011054
SALAM PEMBUKA
1.1 DEFINISI PESISIR DAN PANTAI
GAMBAR DEFINISI DAN BATASAN PANTAI
• Ada dua istilah tentang kepantaian dalam bahasa Indonesia yang sering rancu pemakaiannya , yaitu pesisir
( coast ) dan pantai ( shore ) .
• Pesisir adalah daerah darat di tepi laut yang masih mendapat pengaruh laut seperti pasang surut , angin laut
dan perembesan air laut .
• Sedang pantai adalah daerah di tepi perairan yang dipengaruhi oleh air pasang tertinggi dan air surut
terendah .
• Daerah daratan adalah daerah yang terletak di atas dan di bawah permukaan daratan dimulai dari batas garis
pasang tertinggi .
• Daerah lautan adalah daerah yang terletak di atas dan di bawah permukaan laut di mulai dari sisi laut pada
garis surut terendah , termasuk dasar laut dan bagian bumi di bawahnya .
• Garis pantai adalah garis batas pertemuan antara daratan dan air laut , di mana posisi nya tidak tetap dan
dapat berpindah sesuai dengan pasang surut air laut dan erosi pantai yang terjadi .
• Sempadan pantai adalah kawasan tertentu sepanjang pantai yang mempunyai manfaat penting untuk
mempertahan kan kelestarian fungsi pantai . Kriteria sempadan pantai adalah daratan sepanjang tepian yang
lebarnya sesuai dengan bentuk dan kondisi fisik pantai , minimal 100 m dari titik pasang tertinggi ke arah
daratan
GAMBAR DEFINISI DAN KARAKTERISTIK
GELOMBANG DI DAERAH PANTAI
• seperti ditunjukkan dalam gambar 1.2 . Gelombang yang merambat dari laut dalam menuju pantai
mengalami perubahan bentuk karena pengaruh perubahan kedalaman laut . Berkurangnya kedalaman laut
menyebabkan semakin berkurangnya panjang gelombang dan bertambahnya tinggi gelombang . Pada saat
kemiringan gelombang ( perbandingan antara tinggi dan panjang gelombang ) mencapai batas maksimum ,
gelombang akan pecah . Karakteristik gelombang setelah pecah berbeda dengan sebelum pecah . Gelombang
yang telah pecah tersebut merambat terus ke arah pantai sampai akhirnya gelombang bergerak naik dan turun
pada permukaan pantai ( uprush dan downnush ) . Garis gelombang pecah merupakan batas perubahan
perilaku gelombang dan juga transpor sedimen pantai . Daerah dari garis gelombang pecah ke arah laut
disebut dengan offshore . Sedang daerah yang terbentang ke arah pantai dari garis gelombang pecah
dibedakan menjadi tiga daerah yaitu breaker zone , surf zone dan swash zone . Daerah gelombang pecah
( breaker zone ) adalah daerah di mana gelombang yang datang dari laut ( lepas pantai ) mencapai ketidak -
stabilan dan pecah . Di pantai yang landai gelombang pecah bisa terjadi dua kali . Surf zone adalah daerah
yang terbentang antara bagian dalam dari gelombang pecah dan batas naik - turunnya gelombang di pantai .
Pantai yang landai mempunyai surf zone yang lebar . Swash zone adalah daerah yang dibatasi oleh garis
batas tertinggi naiknya gelombang dan batas terendah turunnya gelombang di pantai .
GAMBAR DEFINISI DAN KARAKTERISTIK
GELOMBANG DI DAERAH PANTAI(LANJUTAN)
• Ditinjau dari profil pantai , daerah ke arah pantai dari garis gelombang pecah dibagi menjadi tiga daerah
yaitu inshore , foreshore dan backshore . Perbatasan antara inshore dan foreshore adalah batas antara air laut
pada saat muka air rendah dan permukaan pantai . Proses gelombang pecah di daerah inshore sering
menyebabkan terbentuknya longshore bar , yaitu gumuk pasir yang memanjang dan kira - kira sejajar dengan
garis pantai . Foreshore adalah daerah yang terbentang dari garis pantai pada saat muka air rendah sampai
batas atas dari uprush pada saat air pasang tinggi . Profil pantai di daerah ini mempunyai kemiringan yang
lebih curam daripada profil di daerah inshore dan backshore . Backshore adalah daerah yang dibatasi oleh
foreshore dan garis pantai yang terbentuk pada saat terjadi gelombang badai bersamaan dengan muka air
tinggi .
1.2 FUNGSI PANTAI
•Secara alami pantai berfungsi sebagai :
1) Pembatas antara darat dan laut;
2) Tempat hidup biota pantai;
3) Tempat sungai bermuara;

•Dalam perkembangannya, fungsi pantai dapat berubah / bertambah sesuai dengan kebutuhan manusia,
antara lain :
1) Tempat saluran bermuara (misal : saluran untuk tambak);
2) Tempat peralihan kegiatan hidup di darat dan di laut (pelabuhan, pelayaran);
3) Tempat hunian nelayan;
4) Tempat wisata;
5) Tempat usaha;
6) Tempat budidaya pantai (antara lain : tambak dan pertanian);
7) Sumber bahan bangunan (antara lain pasir dan batukarang).
1.3 JENIS PANTAI

Jenis pantai di Indonesia secara sederhana dapat dikelompokkan atas pantai berpasir, pantai berlumpur,
pantai berawa, dan pantai berbatu.
1.3.1 PANTAI BERPASIR
• Pantai berpasir merupakan pantai yang didominasi oleh hamparan atau dataran pasir, baik yang berupa
pasir hitam, abu-abu atau putih. Selain itu terdapat lembah-lembah di antara beting pasir. Tumbuh-
tumbuhan yang dominan di hutan pantai berpasir antara lain adalah kelapa dan cemara laut. Pantai
berpasir (Gambar 1.2) umumnya dijadikan kawasan pariwisata pantai, karena alamnya yang indah dan
menarik. Kawasan pantai berpasir yang sudah berkembang, misalnya pantai Pangandaran, Carita, dan
Pelabuhan Ratu (Jawa Barat). Parang Tritis (Yogyakarta), pantai Sanur dan Kuta (Bali), pantai Ancol dan
Kepulauan Seribu (Jakarta).
1.3.2 PANTAI BERLUMPUR
• Pantai berlumpur merupakan hamparan lumpur sepanjang pantai yang dihasilkan dari proses sedimentasi atau
pengendapan, umumnya terletak di dekat muara sungai. Tanah pantai ini berasal dari endapan lumpur yang
dibawa oleh aliran sungai.
•  
• Struktur dan komposisi tumbuhan di kawasan pantai berlumpur Indonesia merupakan formasi hutan mangrove
yang didominasi oleh bakau hitam, bakau putih, dll. Selain menghasilkan kayu, hutan mangrove juga
menghasilkan bahan penyamak atau bahan pewarna. Tunas-tunas baru selalu tumbuh dalam hutan mangrove,
sehingga kawasan hutan menjadi luas. Akibatnya, lambat laun daratan pun makin meluas ke arah laut.
•  
• Hutan mangrove memberikan perlindungan terhadap daratan dan ancaman erosi. Hutan mangrove juga
berfungsi sebagai tempat pelestarian populasi ikan, kepiting, udang dan kerang-kerangan. Di dalam perairan
hutan mangrove banyak terdapat jenis alga dan plankton yang menjadi sumber makanan bagi biota-biota tsb.
Daun, dahan, dan pohon-pohon mangrove yang telah tua akan tumbang dan didekomposisi oleh fungsi dan
bakteri menjadi bahan organik. Selanjutnya bahan organik ini akan menjadi penyubur tanah, dan menjadi bahan
makanan bagi biota lainnya.
1.3.3 PANTAI BERAWA
• Pantai berawa merupakan daerah yang tergenang air, baik secara permanen ataupun temporer. Tanah dan
air pantai ini memiliki tingkat keasaman yang tinggi. Hutan pantai berawa umumnya ditumbuhi oleh
jenis tumbuhan seperti nipah, sagu, meranti, terentang.
1.3.4 PANTAI BERBATU
• Pantai berbatu umumnya terdiri dari bongkahan-bongkahan batuan granit. Pantai seperti ini terdapat di
kepulauan Natuna, Pulau Buton, dan Pantai selatan Jawa (Pelabuhan Ratu dan Ujung Kulon).
1.4 PERMASALAN PANTAI SECARA ALAMI
DAN ULAH MANUSIA
1.4.1 EROSI PANTAI
• Adalah proses mundurnya pantai dari kedudukan semula yang antara lain disebabkan oleh tidak
adanya keseimbangan antara pasok dan kapasitas angkutan sedimen. Perubahan pantai jenis ini biasa
terjadi pada pantai landai (berpasir, atau berlumpur).

• Beberapa faktor penyebab yang sering mengakibatkan tejadinya erosi pantai antara lain :
- Pengaruh adanya bangunan pantai;
- Penambangan material pantai dan sungai;
- Pemindahan muara sungai;
- Pencemaran perairan pantai (dapat mematikan karang, hutan);
- Pengaruh pembuatan waduk di hulu (angkutan sedimen berkurang);
- Perusakan oleh bencana alam (misal : gelombang badai, tsunami).
1.4.2 SEDIMENTASI
• Adalah proses pengendapan material yang terbawa oleh air, angin, maupun gletser. Sedimentasi dapat
terjadi di muara sungai dan di pelabuhan. Sedimentasi di muara sungai terdiri atas proses penutupan
dan proses pendangkalan muara.
•  
- Penutupan sungai tejadi tepat di mulut sungai pada pantai yang berpasir atau berlumpur, yaitu
dengan tejadinya formasi ambang di muara. Proses ini biasanya disebabkan karena debit sungai
kecil, terutama di musim kemarau, sehingga aliran air tidak mampu membilas sedimen.

- Pendangkalan muara sungai dapat terjadi mulai dari muara ke udik sampai pada suatu lokasi di
sungai dimana pengaruh intrusi air laut (pengaruh pasang surut dan pencapuran air garam) masih
ada.
•  
1.4.3 PENCEMARAN PANTAI
• Pencemaran lingkungan akibat limbah dari kawasan industri atau permukiman /perkotaan yang dapat
merusak ekologi.
1.4.4 INTRUSI AIR
• Intrusi air asin/pantai adalah pergerakan air asin ke akuifer air tawar yang dapat mengkontaminasi
sumber air minum. Intrusi air asin dapat terjadi secara alami hingga derajat tertentu pada sebagian besar
akuifer pantai, dikarenakan adanya hubungan hidrolik antara air tanah dan air laut. Karena air asin
memiliki kadar mineral yang lebih tinggi dari air tawar, maka air laut memiliki massa jenis yang lebih
tinggi dan tekanan air yang lebih besar. Sehingga air asin bergerak menuju air tawar. [1] Berbagai aktivitas
manusia, terutama pemompaan air tanah dari akuifer pantai, dapat meningkatkan intusi air laut karena
tekanan air tanah berkurang dan menjadi relatif lebih kecil dibandingkan tekanan dari air laut. Penyebab
intrusi air asin lainnya yaitu kanal navigasi dan drainase yang menciptakan celah bagi air laut bergerak
ke daratan melewati permukaan dan melalui pasang surut air.Intrusi air laut juga dapat terjadi pada
kondisi cuaca ekstrem seperti badai dan ombak besar.
1.5 PANTAI DI INDONESIA
• Indonesia sebagai negara kepulauan mempunyai lebih dari 3700 pulau dan wilayah pantai sepanjang
80.000 km . Wilayah pantai ini merupakan daerah yang sangat intensif dimanfaatkan untuk kegiatan
manusia , seperti sebagai kawasan pusat pemerintahan , pemukiman , industri , pelabuhan ,
pertambakan , pertanian / perikanan , pariwisata , dan sebagainya . Adanya berbagai kegiatan tersebut
dapat menimbulkan peningkatan kebutuhan akan lahan , prasarana dan sebagainya , yang selanjutnya
akan mengakibatkan timbulnya masalah - masalah baru seperti beberapa hal-hal seperti erosi
pantai,sedimentasi,pencemaran pantai,intusi air asin dsb seperti halnya dijelaskan dalam subbab 1.4,
Dengan semakin intensifnya pemanfaatan daerah pantai untuk kegi atan manusia , masalah - masalah
tersebut juga semakin meningkat . Peme rintah , dalam hal ini Departemen Pekerjaan Umum , telah
mengidentifikasi masalah - masalah yang ada di daerah pantai yang memerlukan usaha - usaha
pengamanan.
1.6 KERUSAKAN PANTAI DI INDONESIA
1.6.1 PETA PERMASALAHAN PANTAI DI JAWA
1.6.2 PETA PERMASALAHAN PANTAI DI BALI
DAN LOMBOK
1.6.3 TABEL KERUSAKAN DAERAH PANTAI DI
INDONESIA
1.7 ILMU TEKNIK PANTAI
• Teknik Pantai adalah cabang dari Teknik Sipil yang bersandar pada ilmu kelautan ( oceanography ) ,
meteorologi , mekanika fluida , elektronika , mekanika struktur , geologi dan morfologi , matematika
dan statistik , komputer , mekanika tanah dan mekanika bahan . Teknik pantai mempu nyai aplikasi di
daerah pantai , seperti penanggulangan masalah erosi pantai dengan membuat bangunan - bangunan
pantai , penanggulangan en dapan di muara sungai dan alur pelayaran serta kolam pelabuhan , pemba
ngunan pelabuhan , dan sebagainya .
1.7.1 BIDANG STUDI TEKNIK PANTAI
• Bidang studi teknik pantai meliputi kegiatan - kegiatan berikut ini .
• 1. Perencanaan berbagai bangunan pantai seperti pemecah gelombang jetti , groin , dinding pantai , revetmen
, dan sebagainya .
• 2. Pengendalian erosi pantai dengan pembuatan bangunan pantai dan / atau dengan melakukan penambahan
sedimen di pantai .
• 3. Stabilisasi muara sungai dengan melakukan pengerukan dan pembuat an bangunan .
• 4. Peramalan arus dan elevasi muka air di estuari dan muara sungai serta pengaruhnya pada kualitas air ,
gerak sedimen , pelayaran , dan sebagai.
• 5. Perencanaan pelabuhan dan bangunan - bangunan pelengkapnya seperti pemecah gelombang , dermaga ,
dolphin , sistem penambatan , dsb .
• 6. Studi penyebaran panas dari suatu pabrik , misalnya buangan air panas dari pembangkit listrik tenaga gas
dan uap ( PLTGU ) atau penyebaran polutan / limbah dari pabrik .
• 7. Reklamasi daerah pantai untuk daerah industri atau pemukiman .
• 8. Pengerukan perairan pelabuhan dan pembuangan material pengerukan .
Penyelesaian dari masalah - masalah teknik pantai tersebut memerlu kan pengertian dari fenomena kelautan dan daerah
pantai . Studi mengenai masalah - masalah teknik pantai dapat dilakukan dalam tiga kelompok yaitu studi teoritis dan
matematis , studi di laboratorium , dan studi lapangan . Ketiga jenis studi tersebut akan saling mendukung dan berkaitan
antara satu dengan lainnya . Pengetahuan teoritis tentang teknik pantai merupakan dasar yang harus dikuasai di dalam
menyelesaikan masalah - masalah pantai ; misalnya sifat - sifat gelombang , tekanan dan gaya - gaya gelombang yang
bekerja pada bangunan , proses perubahan bentuk gelombang selama penjalaran dari laut dalam ke pantai , interaksi antara
gelombang dan arus di daerah pantai serta transpor sedimen di daerah pantai . Perkembangan model matematis yang sangat
pesat dewasa ini banyak digunakan untuk menyelesaikan masalah refraksi dan difraksi , sirkulasi arus dan sedimen di
pantai dan estuari , fluktuasi muka air laut karena pengaruh pasang surut , dan sebagainya . Model matematis dilakukan
dengan menyelesaikan persama an - persamaan yang menggambarkan fenomena yang diteliti ( semua fenomena alam bisa
digambarkan dengan tiga persamaan dasar hidraulika yaitu persamaan kontinyuitas , persamaan energi , dan persamaan
momentum ) dengan menggunakan metoda beda hingga ( finite differences methode ) atau metoda elemen hingga ( finite
elements methode ) . Model matematis diselesaikan dengan menggunakan bantuan komputer . Model fisik yang dilakukan
di laboratorium akan sangat mendukung penyelesaian masalah - masalah yang ada dalam bidang teknik pantai . Karena
kekompleksan dan banyaknya faktor yang berpengaruh pada masalah - masalah pantai , sering studi analitis dan matematis
tidak bisa menjawab dengan tuntas masalah - masalah yang ada di daerah studi . De ngan membuat model fisik , yang
merupakan bentuk miniatur dari prototip , masalah yang ada di daerah studi dapat digambarkan dalam bentuk yang lebih
kecil di laboratorium . Contoh dari studi model fisik adalah penjalaran gelombang di kolam pelabuhan , model erosi dan
sedimentasi di daerah pantai,model estuari untuk menyelidiki penjalaran gelombang pasang surut dan intrusi air asin ,
model stabilitas pemecah gelombang terhadap serangan gelombang , dan sebagainya . Masalah yang tidak dapat
diselesaikan secara analitis berarti harus diselidiki dengan mengumpulkan data di lapangan . Studi di lapangan dilakukan ,
misalnya , untuk menurunkan suatu rumus berdasarkan data lapangan ; misalnya pembangkitan gelombang oleh angin ,
transpor sedimen tegak lurus dan sejajar pantai , pengaruh bangunan pantai terhadap proses pembentukan pantai , dan
sebagainya . Studi ini dilakukan dengan melakukan pengukuran di beberapa tempat dalam periode yang panjang .
SUMBER

• 1) Buku Teknik Pantai Prof.Dr.Ir.Bambang Triatmodjo.CES,DEA.


• 2) E Book Rekayasa Pantai Yati Mulyani
• 3) Google,Wikipedia Dsb
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai