Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN TUGAS

GEOLOGI DASAR

Analisis Pengamatan Pantai Parangtritis, Pantai Parangkusumo,


Pantai Depok, dan Gumuk Pasir Terhadap Jenis/atau Bentuk serta
Faktor Pengontrol Pembentukannya

Disusun oleh:
1. Adriel Fardan Dhaksa (112230172)
2. Najwa Haqiqah Shalehah (112230173)
3. Muhammad Arzaq Al Hadsi (112230174)
4. Aufa Wikha Favian (112230175)
5. Muhammad Dhesta Zhafran P. (112230176)
6. Freddy Gabriel Manurung (112230177)
7. Lurentus Arya Pandhita W. (112230178)

FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2023
BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Kondisi geografis yang terletak diantara dua Samudra (Samudra Hindia dan Samudra
Pasifik) dan dua Benua (Benua Asia dan Benua Australia) menjadikan indonesia
menjadi negara kepulauan dengan sumber daya alam melimpah. Sebagai negara
kepulauan dan dijuluki Zamrud Khatulistiwa, Indonesia menyimpan begitu banyak
keindahan alam yang menakjubkan. Diantara banyaknya keindahan alam yang ada,
indonesia memiliki berbagai macam peristiwa geologi yang begitu memukau, maka tak
heran peristiwa geologi terbilang amat menarik untuk diamati. Salah satu peristiwa
menarik yang dapat kita temui di kota pelajar adalah fenomena terbentuknya pantai-
pantai yang begitu menawan. Seperti yang disampaikan Munawir dkk.,Pantai sendiri
merupakan sebuah fenomena geografis yang membentuk barisan sedimen atau endapan
pasir yang mencul bermula dari garis air terendah hingga sampai ke tebing atau
mencapai pada zona yang memiliki tumbuhan permanen. Tidak hanya itu, kita juga
dapat menyaksikan fenomena terciptanya gumuk pasir yang terjadi di selatan pulau
jawa. Gumuk pasir atau dengan kata lain sand dunes mmerupakan sebuah lahan yang
tercipta akibat adanya peristiwa perpindahan material sedimen dengan tekstur butiran
pasir atau material lainnya yang dipengaruhi adanya aliran fluida (angin /atau air).
Gumuk pasir yang tercipta karena adanya angin akan membentuk sebuah lahan aeolian
(eolean morphology) menciptakan semacam bukit, timbunan, atau gundukan, ataupun
igir.

Tujuan dan Manfaat Pengamatan


Pengamatan yang dilakukan adalah sebagai bentuk untuk memenuhi tugas
pembelajaran terkait bab Shoreline dan Eolian System dengan tujuan untuk memahami
secara langsung bagaimana peristiwa atau fenomena tersebut terjadi. Dari melakukan
pengamatan tersebut dapat memberikan pengetahuan secara langsung tentang jenis
pantai dan jenis gumuk pasir serta faktor pembentukannya yang dapat kita lihat secara
langsung.
BAB II
DASAR TEORI

Pantai dan gumuk pasir merupakan tempat yang biasanya sering digunakan untuk
kebutuhan wisata atau liburan. Selain menjadi tempat wisata, pantai dan gumuk pasir
juga bisa digunakan untuk tempat pengamatan dan penelitian. Beberapa hal yang
diamati adalah bentuk, panjang, dan karakteristik yang ada di pantai/gumuk pasir. Di
setiap pantai, satu tempat memiliki ciri-ciri/yang berbeda dengan tempat lainnya.
Penyebab dari perbedaan tersebut yakni sebagai berikut.

1. Perbedaan jenis pantai


Perbedaan jenis-jenis terjadi karena dipengaruhi oleh air pasang tertinggi dan air
surut terendah (Triatmodjo, 1999). Selain itu pantai juga memiliki garis yang
dinamakan garis pantai dimana garis itu merupakan batas pertemuan antara daratan
dan air laut yang posisinya tidak tetap dan dapat bergerak sesuai dengan pasang
surut air laut dan erosi pantai yang terjadi.

1.1 Berdasarkan pembentukannya pantai dibagi menjadi beberapa macam seperti :


1.1.1 Pantai Spit, yakni pantai yang salah satu ujungnya bersambung dengan
daratan.
1.1.2 Pantai Fyord, yakni pantai yang memiliki bentuk berlekuk-lekuk
panjang dan sempit dengan tebing yang curam.
1.1.3 Pantai Ria, yakni pantai yang memiliki bagian muara lebih besar dan
tebing yang curam. Pantai ini hampir menyerupai dengan Pantai Fyord,
tetapi pantai ini terbentuk karena adanya lembah sungai yang tergenang
air.
1.1.4 Pantai Sekaren, yaitu pantai yang daratannya terdapat banyak pulau
kecil.
1.1.5 Pantai Bukit Pasir, yakni pantai yang terjadi karena adanya perbedaan
pasang naik dan pasang surut yang besar. Pantai jenis ini sering bertiup
angin laut dan pesisirnya kering. Contoh dari pantai ini adalah salah satu
pantai yang diamati pada laporan kali ini yaitu Pantai Parangtritis.

1.2 Berdasarkan material penyusunnya dan proses yang bekerja untuk membentuk
pantai seperti berikut :
1.2.1 Pantai Batu (rocky shore), yaitu pantai yang tersusun oleh batuan induk
yang keras seperti batuan beku atau sedimen yang keras. Pantai ini
terbentuk karena adanya proses erosi yang bekerja di pantai.
1.2.2 Beach, yaitu pantai yang tersusun oleh material lepas. Pantai ini
terbentuk karena terjadinya proses sedimentasi yang ada di pantai.
Pantai tipe ini dapat dibedakan menjadi:
a) Sandy beach (pantai pasir), yaitu pantai yang tersusun oleh endapan
pasir.
b) Gravely beach (pantai gravel, pantai berbatu), yaitu pantai yang
tersusun oleh gravel atau batuan lepas.
1.2.3 Pantai bervegetasi, yaitu pantai yang ditumbuhi oleh vegetasi pantai. Di
daerah tropis, vegetasi pantai yang dijumpai tumbuh di sepanjang garis
pantai adalah mangrove, sehingga dapat disebut Pantai Mangrove.
Pantai ini juga terbentuk karena aktivitas organisme yang tumbuh di
pantai.

1.3 Berdasarkan daerah pantai yang masih terpengaruh oleh air laut, dapat dibagi
menjadi 3 jenis yaitu:
1.3.1 Beach (daerah pantai), yaitu daerah yang langsung mendapat pengaruh
air laut dan selalu dapat dicapai oleh pasang naik dan pasang turun.
1.3.2 Shore line (garis pantai), yaitu jalur pemisah yang relatif berbentuk baris
dan merupakan batas antara daerah yang dicapai air laut dan yang tidak
bisa dicapai.
1.3.3 Coast (pantai), yaitu daerah yang berdekatan dengan laut dan masih
mendapat pengaruh air laut.

1.4 Berdasarkan letak geografisnya yaitu :


1.4.1 Pantai Landai, yakni pantai yang memiliki permukaan relatif datar.
Pantai jenis mencangkup adanya pantai mangrove, pantai delta, pantai
bukit pasir, dan pantai estuarium.
1.4.2 Pantai Curam, Pantai ini merupakan pantai yang bentuk geografisnya
adalah bergunung-gunung. Hal tersebut disebabkan karena adanya
retakan yang memanjang sejajar dengan pantai dan terkikis oleh ombak
besar hingga menjadikan tebing curam serta laut yang dalam.
1.4.3 Pantai Bertebing (Flaise), yakni pantai yang memiliki bentuk geografis
berupa curam pada muka tebingnya karena terdapat pegunungan
melintang tegak lurus terhadap pantai. Di pantai jenis ini biasanya
memiliki laut yang dangkal. Pantai Flaise ini terjadi karena adanya
proses penimbunan hasil rusakan tebing itu sendiri (biasanya karena
abrasi atau erosi).
1.4.4 Pantai Karang, yakni pantai yang memiliki terumbu karang di sepanjang
pantainya.
1.5 Klasifikasi pantai menurut Johnson (1919 Vide Thornbury, 1964), berdasarkan
genesa dibagi menjadi 4 macam pantai yaitu:
1.5.1 Pantai tenggelam (submergence coast), pantai ini terjadi karena
tenggelamnya daratan atau naiknya muka air laut.
a) Ciri-ciri pantai tenggelam:
• Di muka pantai ada pulau
• Garis pantai tidak teratur
• Teluk dalam
• Lembah-lembah turun
b) Contoh : Pantai Ria (terjadi akibat erosi fluvial), Pantai Fjord
(terjadi akibat glasiasi).
1.5.2 Pantai naik (emergence coast), pantai ini terjadi akibat majunya garis
pantai atau turunnya muka air laut.
a) Ciri-ciri pantai naik:
• Di muka pantai terbentuk undak-undak pantai dan gosong pasir
atau tanggul-tanggul.
• Garis pantai relatif lurus.
• Relief relatif rendah.
1.5.3 Pantai netral, adalah pantai yang tidak mengalami penenggelaman atau
penurunan.
a) Ciri-ciri pantai netral:
• Garis pantai relatif lurus.
• Pantai landai, ombak tidak besar.
• Kadang-kadang terbentuk delta, bila suplai material melimpah.
b) Contoh: Pantai delta, Pantai volkanik, Pantai terumbu koral.
1.5.4 Pantai campuran (compound)
a) Ciri-ciri pantai campuran:
• Pantai menunjukan undak pantai.
• Lembah tenggelam, akibat turun dan naiknya muka air laut.

2. Gumuk pasir
Gumuk pasir adalah salah satu bentang alam yang proses pembentukannya
dipengaruhi oleh angin dan terbentuk oleh pasir yang menumpuk dalam jumlah
besar. Angin yang dimaksud untuk membentuk gumuk pasir disini adalah erosi
angin dan transportasi yang terdiri dari badai debu, pasir, ledakan, serta hilangnya
partikel halus dari daratan permukaan oleh aksi angin. Terdapat juga deposisi angin
yang merupakan perkembangan loess dimana endapan lumpur yang tertiup angin
dan tanah liat yang terdiri dari butiran bersudut yang tidak terlapukkan dari kuarsa,
feldspar, dll. Yang dikubur lemah oleh kalsit. Porositas tinggi (~60%).

2.1 Berdasarkan morfologi nya, gumuk pasir dibagi menjadi 4 tipe yaitu :
2.1.1 Tipe Barchan
Gumuk pasir ini bentuknya menyerupai bulan sabit dan terbentuk pada
daerah yang tidak memiliki barrier. Besarnya kemiringan lereng daerah
yang menghadap angin lebih landai dibandingkan dengan kemiringan
lereng daerah yang membelakangi angin, sehingga apabila dibuat
penampang melintang tidak simetri. Ketinggian gumuk pasir barchan
umumnya antara 5 – 15 meter. Gumuk pasir ini merupakan
perkembangan, karena proses eolin tersebut terhalangi oleh adanya
beberapa tumbuhan, sehingga terbentuk gumuk pasir seperti ini dan
daerah yang menghadap angin lebih landai dibandingkan dengan
kemiringan lereng daerah yang membelakangi angin.
2.1.2 Tipe Transverse
Terbentuk di daerah yang tidak berpenghalang dan banyak cadangan
pasirnya. Bentuk gumuk pasir melintang menyerupai ombak dan tegak
lurus terhadap arah angin. Awalnya, gumuk pasir ini mungkin hanya
beberapa saja, kemudian karena proses eolin yang terus menerus maka
terbentuklah bagian yang lain dan menjadi sebuah koloni dan akan
berkembang menjadi bulan sabit apabila pasokan pasirnya berkurang.
2.1.3 Tipe Parabolik
Mirip dengan gumuk pasir barchan akan tetapi yang membedakan
adalah arah angin. Gumuk pasir parabolik arahnya berhadapan dengan
datangnya angin. Awalnya, mungkin gumuk pasir ini berbentuk sebuah
bukit dan melintang, tetapi karena pasokan pasirnya berkurang maka
gumuk pasir ini terus tergerus oleh angin sehingga membentuk sabit
dengan bagian yang menghadap ke arah angin curam.
2.1.4 Tipe Longitudinal
Gumuk pasir ini punya bentuk simetris dengan bentuk lengan sejajar
dengan arah angin utama. Morfologinya lurus panjang dengan jarak
teratur. Sand dune ini dipengaruhi angin kencang dengan jarak teratur.
BAB III
HASIL PENGAMATAN

1. Analisa Eolian System Gumuk Pasir Parangkusumo


Analisis bentuk morfologi pasir di lakukan di Gumuk Pasir Parangkusumo,
Parangtritis, Kab. Bantul, DIY. Berdasarkan tempat terbentuknya menurut Lobeck
(1939), Gumuk Pasir Parangkusumo merupakan Gumuk Pasir yang berada di
pantai. Hal ini benar adanya karena Gumuk Pasir Parangkusumo berada di
belakang area Pantai Depok hingga Pantai Parangtritis.

1.1 Pembentukan Gumuk Pasir Parangkusumo


Daerah pantai tempat Gumuk Pasir Parangkusumo berada terdapat dua
muara sungai, yaitu Sungai Progo dan Sungai Opak yang membawa
material hasil erupsi. Sungai Progo membawa material (Sedimen hasil
erosi) dari Gunung api Merapi-Merbabu dan Sumbing-Sindoro, sedangkan
Sungai Opak membawa material (Sedimen hasil erosi) gunung merapi dan
tinggian pegunungan selatan. Sedimen yang baru terendapkan di muara
sungai segera tersebar dan terendapkan kembali di kanan dan kiri sepanjang
pantai. Teriknya matahari menyebabkan sedimen yang berukuran pasir
cepat kering lalu terbawa angin yang kuat ke sisi darat. Transportasi yang
diikuti oleh deposisi yang terus menerus akhirnya membentuk gundukan
(gumuk pasir).

1.2 Faktor Pengontrol Pembentuk Gumuk Pasir Parangkusumo


1.2.1 Ada penambahan material (suplai pasir) pembentuk yang terus-
menerus, yang diangkut oleh muara sungai di sekitar pantai.
1.2.2 Terdapat arah angin yang bertiup dengan kecepatan konstan.
1.2.3 Dinamika aktivitas budaya masyarakat setempat (pembangunan,
bercocok tanam, tambak, objek wisata).
1.2.4 Ada vegetasi yang berperan membantu proses pembentukan.
1.2.5 Terdapat pantai yang cukup luas dan landai, dan dipengaruhi
oleh pasang surut.
1.2.6 Sinar matahari cukup banyak untuk mengeringkan material
pasir, agar dapat diterbangkan oleh angin (terutama untuk
daerah tropis dan sub tropis).
1.2.7 Ada igir-igir pegunungan sepanjang pantai yang berfungsi
sebagai panahan material yang terbawa angin.
1.2.8 Adanya periode kering yang panjang dan tegas.
1.2.9 Adanya ombak kuat yang memindahkan pasir dari laut ke darat.
1.2.10 Jumlah pasir yang diendapkan teratur ke laut.

1.3 Bentuk Gumuk Pasir Parangkusumo


Pengamatan yang dilakukan mengidentifikasikan bahwa Gumuk Pasir
Parangkusumo termasuk jenis Parabolik. Hal tersebut didukung oleh
bentuk cekungan, sayap, vegetasi sekitar, dan arah angin yang terjadi pada
gumuk tersebut.

Sumber : Dokumentasi pribadi (2023) Sumber :


https://youtu.be/TyhdaVJwqPk?feature=shared
Gambar 1. Foto panorama dari depan
(mata memandang) Gambar 2. Foto Drone dari atas

Sumber :
https://images.app.goo.gl/msCkfUr2YU71hYtKA
+ tambahan pengeditan menyamakan bentuk asli

Gambar 3. Sketsa lustrasi bentuk Gumuk Pasir


Parangkusumo

Angin yang bertiup kencang dan arah angin cenderung dari tenggara ke
barat laut. Berdasarkan hal tersebut dapat dilihat bahwa Gumuk Pasir
memiliki cengkungan tidak searah dengan arah angin atau cekung berada di
depan berhadapan dengan arah angin yang menandakan bahwa benar
Gumuk Pasir Parangkusumo berbentuk parabolik. Terdapat pula pengaruh
vegetasi (tumbuhan) di depan gumuk yang memotong arah angin sehingga
kecepatan angin di belakang vegetasi atau di depan gumuk berkurang.
Pasokan pasir lama kelamaan berkurang dan tergerus angin hingga
membentuk sabit dengan bagian yang menghadap ke arah angin curam.
Terjadi pula struktur gelembur gelombang (ripple mark) yang terbentuk
karena pengaruh arus angin untuk menentukan arah arus angin berasal serta
memperlihatkan bentuk asimetris pada gelombang pasir di permukaan.

. H

Sumber : Dokumentasi pribadi (2023)

Gambar 6. Ripple mark pasir

Sumber : Google earth (2023) Sumber : https://images.app.goo.gl/hjpN6QDouHegVdYa7

Gambar 4. Persebaran vegetasi Gambar 5. Statigrafi parabolic dune


(tumbuhan) di sekitar gumuk

Ketinggian slipface pada Gumuk Pasir Parangkusumo mencapai sekitar 10


meter ke ujung puncak gumuk. Kecuraman antara sisi puncak dengan
cekungan tidak begitu curam dan masih lumayan landai untuk di daki.
Partikel pasir yang terbawa angin berasal dari pantai, sungai opak, dan
merapi. Tekstur pasir tidak terlalu kasar, terdapat percampuran mineral
bewarna putih, hitam, dan abu-abu. Area pinggiran gumuk terdapat
berbagai kerakal yang belum terpecah menjadi lebih kecil.

Sumber : Dokumentasi pribadi (2023) Sumber : Dokumentasi Sumber : Dokumentasi


pribadi (2023) pribadi (2023)
Gambar 7. Slipface Gumuk Pasir
Parangkusumo Gambar 8. Karakteristik Gambar 9. Batuan area
pasir pinggiran gumuk
2. Analisa Shoreline System Depok, Parangkusumo, dan Parangtritis
Analisis tiga pantai memanjang dan berdekatan yang berada di daerah Kab. Bantul,
DIY. Pantai paling barat ialah pantai Depok, berdekatan dengan muara Sungai
Opak, dan yang paling Timur ialah Pantai Parangtritis , dibatasi dengan Bukit
Paralayang Watugupit. Analisis ini mencakup perbedaan jenis pantai berdasarkan
beberapa tipe, arus laut, erosi, dan karakteristik batuan di area pantai.

2.1 Berdasarkan Pembentukannya


Ketiganya sama sama berjenis Pantai Bukit Pasir, karena arah angin yang
bertiup ialah angin laut dan karakteristik pantainya kering. Pantai ini juga
dipengaruhi oleh pasang surut air laut.
• Di Pantai Parangtritis terdapat Gumuk Pasir bentuk transverse yang
pendek dan tidak terlalu tinggi.

Sumber : Dokumentasi pribadi (2023)

Gambar 10. Gumuk Pasir persis di depan


Pantai Parangtritis

2.2 Berdasarkan Material Penyusunnya Dan Proses Yang Bekerja Untuk


Membentuk Pantai
Ketiganya termasuk jenis Beach, yang bertipe Sandy Beach (Pantai
Pasir). Meterial lepas yang tersusun berasal dari material hasil erupsi yang
di bawa oleh Sungai Opak dan dan Sungai Progo, serta material dari bukit
sekeliling pantai yang kemudian tersedimentasi menjadi endapan pasir.

Sumber : Dokumentasi pribadi (2023)

Gambar 11. Pantai Pasir Depok

Sumber : Dokumentasi pribadi (2023)

Gambar 12. Pantai Pasir Parangkusumo


K

Sumber : Dokumentasi pribadi (2023)

Gambar 13. Pantai Pasir Parangtritis

2.3 Berdasarkan Daerah yang Terpengaruh oleh Air Laut


Ketiganya sama sama memiliki beach, shore, coast yang serupa. Ketiga
pantai sama sama mempunyai Beach (pesisir kering, jauh dari air laut) yang
cukup luas dan besar, shore (bibir pantai, garis tepi pantai yang terkena
langsung dengan air laut) yang relatif lurus, dan coast (pesisir pantai, di
antara beach dan shore) yang juga cukup luas.

2.4 Berdasarkan Letak Geografisnya


Ketiganya termasuk Pantai Landai, memiliki relief rendah. Kemiringan
pantai tidak terlalu curam. Permukaannya datar tetapi miring ke arah laut.

2.5 Berdasarkan Genesa menurut klasifikasi Johnson


2.5.1 Pantai Depok termasuk Pantai Netral, karena permukaan pantai
lebih landai, ombak tidak besar, garis pantai relatif lurus, dapat
membentuk delta (posisinya dekat muara Sungai Opak).
2.5.2 Pantai Parangkusumo dan Pantai Parangtritis termasuk Pantai
Naik, karena permukaan pantai lebih curam, memiliki Gumuk
pasir, garis pantai relatif lurus, serta ombak lebih besar.

2.6 Analisa Garis Pantai


Ketiganya memiliki garis pantai yang relatif lurus.

2.7 Analisa Arus Laut


2.7.1 Pada Pantai Depok terlihat adanya arus Longshare Current,
terlihat bahwa arus dari tenggara terbelokkan kemudian
bergerak sejajar dengan garis pantai. Arus ini timbul karena:
a) Gelombang yang mendekati pantai dengan arah tegak lurus
terhadap garis pantai.
b) Gelombang datang mendekati pantai dengan sudut miring
Arus panjang pantai berperan dalam transportasi sedimen
menyusuri pantai. Ini dipengaruhi oleh kecepatan dan sudut
gelombang. Saat gelombang menabrak pantai yang curam
kecepatan arus semakin tinggi dan sebaliknya. Arus akan
mengerosi pasir pantai dan membentuk morfologi pantai yang
memanjang.

Sumber : Dokumentasi pribadi (2023) Sumber :


https://images.app.goo.gl/USRsseUQvUBvm6tbA
Gambar 14. Longshare Current Pantai Depok
Gambar 15. Ilustrasi Longshare Current

2.7.2 Pada Pantai Parangkusumo terlihat adanya arus Rip Current, hal
ini terlihat bahwa adanya arus balik tenang di antara dua arus
dengan ombak besar. Arus yang bergerak ke arah laut dengan
arah yang tegak lurus atau miring terhadap garis pantai. Arus ini
adalah arus balik yang timbul setelah gelombang mencapai garis
pantai. Kehadirannya umumnya berasosiasi dengan arus
sepanjang pantai dalam suatu sistem sirkulasi sel. Harus ini juga
berperan dalam transportasi sedimen dari pantai ke arah laut.

Sumber : Dokumentasi pribadi (2023) Sumber :


https://youtu.be/COtgEmRtmQ0?feature=shared
Gambar 16. Rip Current Pantai Parangkusumo
Gambar 17. Rip Current dari atas
2.8 Analisa Erosi Pantai
Pada Pantai Parangkusumo terlihat adanya Erosi pasir oleh Air laut, yang
menyebabkan ketinggian pesisir pantai berbeda dengan pesisir pantai yang
berhubungan dengan laut. Perbedaan ketinggian antara kedua pesisir pantai
sekitar 70 cm. Pesisir yang tidak terkena erosi masih bertekstur pasir kering,
tepi pesisir yang terkena erosi menjadi lumayan keras, permukaan bawah
pesisir yang berhubungan dengan laut tetap basah.

2.9 Analisa Karakteristik Batuan


Sumber : Dokumentasi pribadi (2023)

Gambar 18. Erosi Air laut Pantai Parangkusumo

2.9.1 Batuan Pantai Depok


Warna lebih gelap (abu kehitaman), karena dekat muara Sungai
Opak yang banyak membawa material Sedimen hasil erupsi
gunung Merapi (batuan beku). Terdapat mineral garam yang
tercampur. Tekstur Pasir lebih kasar. Terdapat berbagai kerikil
di area pinggir pantai.

Sumber : Dokumentasi pribadi (2023)

Gambar 19. Karakteristik batuan Pantai Depok


2.9.2 Batuan Pantai Parangkusumo
Warna tidak begitu gelap (abu kehitaman lebih muda), berasal
dari hasil rombakan batuan produk gunung api. Terdapat
mineral garam yang tercampur. Tekstur tidak begitu kasar.
Terdapat berbagai kerakal di area pinggir pantai.

Sumber : Dokumentasi pribadi (2023)

Gambar 20. Karakteristik batuan Pantai


Parangkusumo

2.9.3 Batuan Pantai Parangtritis


Warna lebih cerah (abu muda), juga berasal dari rombakan
batuan produk gunung api dan batuan dari tebing/bukit di sekitar
pantai. Terdapat mineral garam yang tercampur. Tekstur lebih
halus. Terdapat berbagai bongkahan batuan besar dari erosi
tebing di paling timur pantai Parangtritis.

Sumber : Dokumentasi pribadi (2023)

Gambar 21. Karakteristik batuan Pantai


Parangtritis
BAB IV
KESIMPULAN

Pengamatan ini dilakukan dengan untuk memahami secara langsung


bagaimana proses terbentuknya Pantai yang ada di DIY (Pantai Depok,
Pantai Parangkusumo, dan Pantai Parangtritis) dan Gumuk Pasir
Parangkusumo serta analisis jenis dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya. Dari hasil pengamatan yang telah kami lakukan, dapat
diketahui bahwa Gumuk Pasir Parangkusumo tercipta karena endapan
sedimen dari aliran Sungai Prago dan Sungai Opak yang mengering
kemudian tertiup angin dari arah tenggara ke barat laut yang disertai oleh
deposisi secara terus menerus. Sehingga terciptalah Gumuk Pasir
Parangkusumo dengan jenis Parabolik, dimana gumuk tersebut memiliki
slipface dengan ketinggian sekitar 10 meter yang memilki tekstur butiran
pasir tidak terlalu kasar. Untuk faktor pengontrolnya sendiri dipengaruhi
oleh adanya penambahan suplai pasir pembentukan yang terjadi terus
menerus dan angin yang bertiup dengan kecepatan konstan, serta adanya
vegetasi yang berperan dalam proses pembentukan. Sedangkan ketiga
Pantai (Pantai Depok, Pantai Parangkusumo, dan Pantai Parangtritis) yang
kami amati berjenis Pantai Bukit Pasir berdasarkan dari pembentukannya,
berjenis Beach dengan tipe Sandy Beach yang berdasarkan dari material
penyusunnya dan proses yang bekerja, dan memiliki beach; shore; coast
yang serupa berdasarkan daerah yang terpengaruhi oleh air laut, serta
termasuk dalam jenis Pantai Landai berdasarkan letak geografisnya.
Menurut klasifikasi Johnson yang berdasarkan Genesa, Pantai Depok
termasuk Pantai Netral dengan arus Longshare Current dan memiliki
tekstur pasir yang lebih kasar beserta adanya kerikil di tepi pantai.
Sedangkan Pantai Parangkusumo dan Pantai Parangtritis termasuk Pantai
Naik dengan Pantai Parangkusumo yang memiliki arus Rip Current yang
terdapat erosi pasir oleh air laut serta tekstur pasir tidak begitu kasar
beserta adanya kerakal di tepi pantai. Sementara itu, Pantai Parangtritis
memiliki tekstur pasir yang lebih halus dan terdapat bongkahan batuan dari
erupsi tebing, serta terdapat gumuk pasir dengan bentuk transverse dunes.
BAB V
LAMPIRAN

Bukti Kunjungan dan Pengamatan Langsung Satu Kelompok (14/11/2023)


DAFTAR PUSTAKA
Terketik, Admin. 2023. Pantai: Pengertian Pantai, Proses Terjadinya, Bentuk dan
Jenisnya, Terketik. (Accessed: November 17, 2023).
Rifda, Arum. 2021. Pengertian Pantai: Ciri, Manfaat, dan Jenisnya, Gramedia.
(Accessed: November 17, 2023).
Rabbani, Aletheia. Gumuk Pasir: Pengertian, Faktor Terbentuk, Vegetasi, Struktur, dan
Jenisnya, Sosial79. (Accesses: November 17, 2023).
Utami, Intan. 2016. Sebaran Jenis Gumuk Pasir Parangkusumo Dan Faktor
Pengontrolnya, Repository.UGM. (Accesses: November 19, 2023)
Putri, Sutanto. 2020. Sedimentasi Di Gumuk Pasir Parangtritis Berdasarkan Tutupan
Lahannya, Journal.UNY. (Accesses: November 19, 2023)
Budiyanto, Gunawan. 2011. Teknologi Konservasi Lanskap Gumuk Pasir Pantai
Parangtritis Bantul Diy, Jurnal Lanskap Indonesia. (Accesses: November 19, 2023)
Wijayanti, Herning. 2016. Analisis Arah Angin Pembentuk Gumuk Pasir Berdasarkan
Data Morfologi dan Struktur Sedimen, Daerah Pantai Parangtritis, Daerah Istimewa
Yogyakarta, Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta. (Accesses: November
19, 2023)
Setyoningrum, Desy. 2023. Analisisperubahan Garis Pantai Dengan Metode Digital
Shoreline Analysis System (Dsas)Tahun 2017-2021(Studi Kasus: Pantai Parangtritis,
Kabupaten Bantul), jfmrn.ub. (Accesses: November 19, 2023)
Pangururan, Ishak. 2015. Studi Rip Current Di Pantai Selatan Yogyakarta, ejournal-
s1.undip. (Accesses: November 19, 2023)
Mustafa, Akram. 2007. Karakteristik Pantai Dan Resiko Tsunami Di Kawasan Pantai
Selatan Yogyakarta, Jurnal Geologi Kelautan. (Accesses: November 19, 2023)
Linnas, Khoirunnas. 2011. Gumuk Pasir (Sand Dunes), udhnr.blogspot. (Accesses:
November 19, 2023)
Rifda, Arum. 2021. Pengertian Pantai: Ciri, Manfaat, dan Jenisnya, Gramedia.
(Accesses: November 19, 2023)
Materi PPT Geologi Dasar Pertemuan 12A, Semester 1, Shoreline System. (Accesses:
November 20, 2023)
Materi PPT Geologi Dasar Pertemuan 12B, Semester 1, Eolian System. (Accesses:
November 20, 2023)

Anda mungkin juga menyukai