1. Cliff
• Cliff merupakan lereng yang curam (>40o), kadang vertikal atau menggantung (Goudie,
2004).
• Cliff tingginya bisa beberapa sampai ratusan meter
• Tiga perempat pesisir dunia merupakan cliff (Bird, 2008)
• Arnott (2010) komponen utama cliff terdiri dari enam bagian: table land, puncak cliff
(top), permukaan cliff pesisir (face), kaki cliff (toe), rataan pantai (platform), dan lereng
perairan dangkal (nearshore)
• Arnott (2010) membagi dua tipe, yakni: plunging cliff dan cliff yang dibatasi platform.
• Plunging cliff lereng terjalnya berlanjut hingga di bawah permukaan laut, sedangkan cliff
yang memiliki platform karena adannya erosi horizontal.
• Gambar 7.9
Gambar 7.11 Plunging Cliff
2. Pelengkungan dan pilar laut
• Pelengkungan diawali dengan tebing dengan bidang yang lemah tererosi,
proses ini berlanjut sehingga menimbulkan pelengkungan.
• Proses pelengkungan berlanjut pada batuan zone lemah yang kemudian
runtuh dan terpotong.
• Bentuk sisa yang dihasilkan setelah runtuh disebut dengan pilar laut (sea
stacks).
• Pilar laut akibat kerja gelombang laut akhirnya hancur dan hanya
menyisakan dasar perairan.
Gambar 7.13 Evolusi Pasisir Cliff oleh Erosi
E. Bentuk Konstruksional di Wilayah Kepesisiran
Bentuklahan konstruksional yang terdapat di wilayah kepesisiran
1. Dataran pantai
• Dataran pantai adalah bagian dari contiental shelf yang muncul diatas permukaan laut baik karena
pengangkatan dasar laut maupun karena susut laut.
• Continental shelf adalah suatu tepi benua yang terendam air sebagai laut dangkal dengan kedalaman
kurang dari 180 m.
• Continental shelf sebelum terangkat kepermukaan merupakan tempat pengendapan pasir, kerikil dan
lumpur.
• Apabila pulau di dataran pantai muncul dan air hujan turun maka muncul pola aliran konsekuen
(stadia muda).
• Pada stadia dewasa pengikisan berlangsung intensif maka terbentuklah lembah dengan pematang
yang tegak lurus dengan lereng dengan lereng landai dan curam yang bersebelahan disebut cuesta.
• Pada stadia tua pengikisan berlangsung sangat intensif, sehingga ketinggian dataran pantai hampir
sama dengan permukaan laut disebut peneplane.
2. Gisik (beach)
• Gisik adalah akumulasi pada pantai yang berupa material lepas, tidak padu dengan
ukuran pasir kasar, kerikil, kerakal, hingga boulder.
• Gisik menutupi 40 % garis pantai dunia.
• Sistim gisik berkaitan dengan interaksi antara gisik dengan gelombang.
• Material gisik dapat bertambah dan berkurang akibat sedimentasi dan erosi.
• Beting gesik dalam perkembangannya berkaitan erat dengan pemajuan garis pantai.
• Antara beting gesik yang lebih muda dibatasi oleh lembah kecil (swale)
kadangkala merupakan suatu fase erosi sebelum kembali membentuk beting gesik.
• Beting gesik berpasir terbentuk sepanjang garis pantai oleh swash apabila perairan
di depannya relatif dangkal dan gelombang bersifat konstruktif
Gambar 7.14 Gisik di Pantai Sadranan
3. Spit dan Barrier
• Spit merupakan gisik yang terbentuk di atas garis pasang tertinggi dan
terpisah dari pantai, biasanya berakhir pada sangkutan ke arah darat atau
pelengkungan.
• Spit (barrier) sepanjang pantai kebanyakan lurus, pelengkungan kembali
terjadi apabila terdapat dua pergerakan gelombang dari arah yang
berlawanan.
• Gudie (2004) pembentukan spit sama dengan pembentukan coastal barrier
yaitu deposisi gisik dengan arah memotong kepesisiran yang menjorok
atau teluk.
• Barrier biasanya memotong memotong mulut suatu teluk, memiliki laguna
atau rawa di belakangnya yang memisahkan dari daratan utama atau
barrier yang lebih muda
Gambar 7.15 Pembentukan Pelengkungan Kembali Spit
4. Tombolo
• Tombolo merupakan pematang dengan material gisik yang terbentuk oleh
gelombang dan menghubungkan pulau2 atau pilar dengan daratan utama.
• Gouide (2004) menyebut tombolo sebagai gosong pasir, barrier, atau spit
yang menggabungkan suatu pulau utama dengan pulau lainnya dengan
daratan utama sebagai hasil kerja dari ingsutan sepanjang pantai atau
perpindahan gosong laut menuju pesisir.
• Dibyosaputro (2000) tombolo terbentuk karena gelombang besar dari
arah samudera tertahan oleh pulau kecil, sehingga terjadi gelombang
difraksi dan mengakibatkan gelombang melemah dan lambat menuju
penghalang dan akhirnya mengendapkan sedimennya yang makin lama
makin bertambah.
5. Cuspate Foreland
• Sunarto (1991) merupakan akumulasi pasir dan kerikil dengan morfologi
segitiga yang kedua sisinya cekung ke arah darat dan terjadi dari penggabungan
dua beting gesik yang bertemu di satu titik yang letaknya menjorok ke arah
laut.
• Cupspate foreland sama dengan gesik, tombolo, spit, dan barrier merupakan
kenampakan akresi. Kepesisiran yang tidak teratur.
• King (1972) cuspate foreland dapat terjadi di sepanjang pantai yang
dipengaruhi dua kondisi, yakni: (1) pantai terlindungi oleh pulau di lepas
pantai, (2) terhalangnya arah mendekat gelombang laut karena bentuk pantai yg
tidak beraturan.
• Bila pantai terhalang oleh pulau di lepas pantai maka faktor yang berpengaruh:
difraksi gelombang, arus sepanjang pantai, dan ingsutan gesik.
Gambar 7.16 Perkembangan Cuspate Foreland
DAFTAR PUSTAKA
• Arnott, R.D, 2010, An Introduction to Coastal Process and Geomorphology, Cambrige: Cambrige
University Press.
• Bird, E.C.F, 2008, Coastal Geomorphology an Introduction, Second Edition, West Sussex: John Wiley and
Sons
• Bullard, J.E. 2004, Arid Geomorphology, Progress in Physical Geography.
• Haryono, E, 2004, Geomorfologi Karst, Yogyakarta: Fakultas Geografi Universitas Gajah Mada.
• Huggett, R.J., 2007, Fundamentals of Geomorphology, London: Routledge
• Lobeck, A.K, 1939, Geomorphology, New York: Mc. Graw-Hill Book Company.
• Ritter, D.F., Kochel, R.C., dan Miller, JR., 1995, Process Geomorphology, Third Edition, Dubuque: Wm. C.
Brown Publisher
• Strahler, A.N, 1969, Physical Geography, New York: John Willey and Sons
• Thornbury, W.D, 1969, Principle of Geomorphology, New York: John Wiley and Sons.
• Verstappen, H.Th, 1983, Applied Geomorphology, Amsterdam: Elsevier.
TUGAS 7
• Buat makalah dengan judul: GEOMORFOLOGI WILAYAH KEPESISIRAN
• Waktu: 1 minggu
• Dikerjakan: Mandiri
• Dikirim ke email mdarwisfalah@gmail.com
• Makalah: judul sampul, kata pengantar, dafatar isi, pendahuluan,
pembahasan (sesuai materi), kesimpulan dan saran, daftar pustaka. Isi
15 sd 20 halaman, 1,5 spasi.