Anda di halaman 1dari 13

https://geograpik.blogspot.com/2017/04/bentuk-lahan-marine.

html

PENGERTIAN

Bentuk lahan asal marine adalah suatu bentuk lahan yang terjadi akibat

pengerjaan gelombang dan arus laut, baik yang bersifat konstruksif

(pengendapan) maupun yang bersifat destruktif (abrasi) dan terdapat

pada wilayah pesisir. 

Aktifitas marine yang utama adalah abrasi, sedimentasi, pasang-surut, dan

pertemuan terumbu karang. 

Pada umumnya, dasar laut pada pinggir pantai lebih halus (licin) dan
melandai ke arah laut. Ombak yang bergerak ke arah pantai, gerakannya

menjadi lambat (berkurang) sehingga menyebabkan kedudukan puncak-

puncak gelombang semakin rapat.

Hantaman ombak ke pantai menyebabkan terjadinya proses abrasi dan

pantai akan terkikis sedikit demi sedikit. Hasil kikisan kemudian

dihanyutkan secara selektif.

Hancuran yang halus terbawa arus ke tengah laut dan diendapkan sebagai

lumpur atau liat, sedangkan pasir dan kerikil tertinggal didekat tebing

membentuk pantai pesisir serta gosong-gosong pantai.


Bentuk2;

Kemudian melalui erosi marine keadaan pantai itu, mengalami suatu

perkembangan pantai meninggalkan bentukan-bentukan khusus seperti

(1) pantai cliff, (2) gerbang laut (arch), (3) tiang-tiang laut (stock), (4)

pantai takikan (notch), (5) gua pantai (cave), (6) pantai rataan abrasi

(abrasion platform.

PROSES EROSI MARINE

Erosi marine dengan gaya dan proses gelombang serta arus memegang

peranan penting, masih dipengaruhi oleh beberapa faktor lain seperti:

(1) Jenis batuan,

(2) struktur batuan,

(3) stabilitas pantai,

(4) terbuka tidaknya pantai terhadap gelomabng,

(5) kedalaman laut dimuka pantai,

(6) bahan hancuran yang terdapat dalam gelombang tersebut.


Pengertian Daerah Pantai Berdasarkan tahap-tahap perkembangannya,

karakteristik garis pantai dapat dibedakan menjadi beberapa pengertian, yaitu:

 Pantai (Shore) Shore adalah daerah peralihan antara permukaan air tertinggi

dan terendah. Shore line (garis pantai), jalur pemisah yang relatif berbentuk baris

dan merupakan batas antara daerah yang dicapai air laut dan yang tidak bisa

dicapai.

 Garis Pantai (Shoreline) Shoreline adalah garis yang membatasi permukaan

daratan dan permukaan air. Garis batas ini selalu berubah-ubah sesuai dengan

permukaan air laut.

 Pantai Depan (Foreshore) Foreshore adalah daerah sempit yang terdapat

pada pantai yang terletak di antara garis pasang naik tertinggi dengan garis

pasang surut terendah. 

Pantai Belakang (Backshore) Backshore adalah bagian dari pantai yang terletak di

antara pantai depan (foreshore) dengan garis batas laut tetap (coastline). Daerah

ini hanya akan tergenang air apabila terjadi gelombang pasang yang besar.

 5. Pesisir (Coast) dan Garis Pesisir (Coastline)


Coast adalah daerah pantai yang tidak menentu dan cenderung meluas ke

daratan. Sedangkan coastline adalah garis batas laut yang tetap dari pesisir.

Daerah pesisir ini mempunyai kemiringan lereng yang landai dengan luas yang

tidak begitu besar pada daerah tepi pantai yang sebagian besar merupakan

daerah pantai terjal.


BUKU
B. Faktor-faktor yang mempengaruhi bentang alam Karst

1. Faktor Fisik
a. Ketebalan batugamping
Perkembangan karst yang baik adalah batu gamping yang tebal,
dapat masif atau yang terdiri dari beberapa lapisan dan membentuk
unit batuan yang tebal, sehingga mampu menampilkan topografi
karst sebelum habis terlarutkan.

Namun yang paling baik adalah batuan yang masif, karena pada
batugamping berlapis biasanya terdapat lempung yang
terkonsentrasi pada bidang perlapisan, sehingga mengurangi
kebebasan sirkulasi air untuk menembus seluruh lapisan.

2. Porositas dan permeabilitas

Berpengaruh dalam sirkulari air dalam batuan. Semakin besar


porositas sirkulasi air akan semakin lancar sehingga proses
karstifikasi akan semakin intensif.

3. Intensitas struktur (kekar)

zona kekar adlah zona lemah yang mudah mengalami pelarutan dan
erosi sehingga dengan adanya kekar dalam batuan, proses pelarutan
berlangsung intensif.

Kekar yang baik untuk proses karstifikasi adalah kekar berpasangan


(kekar gerus), karena kekar tsb berpasangan sehingga mempertinggi
porositas dan permeabilitas. Namun apabila intensitas kekar sangat
tinggi batuan akan mudah tererosi atau hancur sehingga proses
karstifikasi terhambat.

2. Faktor Kimia

Kondisi kimia batuan, dalam pembentukan topografi kars


diperlukan sedikitnya 60% kalsit dalam batuan dan yang paling baik
diperlukan 90% kalsit. Kondisi kimia media pelarut, dalam proses
karstifikasi media pelarutnya adalah air, kondisi kimia air ini sangat
berpengaruh terhadap proses karstifikasi. Kalsit sulit larut dalam air
murni, tetapi mudah larut dalam air yang mengandung asam.

Air hujan mengikat CO2 di udara dan dari tanah membentuk larutan
yang bersifat asam yaitu asam karbonat (H2CO3).Larutan inilah yang
sangat baik untuk melarutkan batugamping.
3. Faktor biologis

Aktivitas tumbuhan dan mikrobiologi dapat menghasilkan humus


yang menutup batuan dasar, mengakibatkan kondisi anaerobic
sehingga air permukaan masuk ke zona anaerobic, tekanan parsial
CO2 akan meninggkat sehingga kemampuan melarutkannya juga
meningkat.

4. Faktor iklim dan lingkungan

Kondisi lingkungan yang mendukung adalah adanya lembah besar


yang mengelilingi tempat yang tinggi yang terdiri dari batuan yang
mudah larut (batugamping) yang terkekarkan intensif. Kondisi
lingkungan di sekitar batugamping harus lebih rendah sehingga
sirkulasi air berjalan dengan baik, sehingga proses karstifikasi
berjalan dengan intensif.

C. Proses Pembentukan Bentang Alam Karst

Kondisi batuan yang menunjang terbentuknya topografi karst ada 4,


yaitu:

1. Mudah larut dan berada di atau dekat permukaan.

2. Masif, tebal dan terkekarkan.

3. Berada pada daerah dengan curah hujan yang tinggi.

4. Dikelilingi lembah

Proses pelarutan pada batugamping, meninggalkan morfologi sisa


pelarutan, perkembangan morfologi sisa ini dapat dibagi menjadi 4
fase, yaitu :

1. Terjadi pelarutan pada batuan terkekarkan sehingga


membentuk lembah yang kemudian merupakan zona yang
lebih cepat mengalami pelarutan (zona A) dibandingkan
dengan zona B yang tidak mengalami pengkekaran.

2. Karena zona A lebih cepat mengalami pelarutan, maka zona


ini segera terbentuk lembah yang dalam, sementara pada zona
B masih berupa dataran tinggi dengan gejala pelarutan di

beberapa tempat.
3. Pelarutan pada kedua zona terus berjalan sehingga pada fase
ini mulai terbentuk kerucut-kerucut karst pada zona B. Pada
kerucut karst ini tingkat pelarutan/erosi vertikalnya lebih kecil
dibandingkan lembah di sekitarnya.

4. Karena adanya erosi lateral oleh sungai maka zone A berada


pada batas permukaan erosi dan pada zona B erosi vertikal
telah berjalan lebih lanjut sehingga hanya tinggal beberapa
morfologi sisa saja, morfologi sisa ini disebut menara karst.

D. Bentuk-Bentuk Bentangalam Karst:

Dapat dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu bentuk-bentuk


minor dan bentuk-bentuk mayor. Menurut Bloom (1979):

 karst minor adalah bentang alam yang tak dapat diamati pada
foto udara atau peta topografi.
 karst mayor adalah bentang alam yang dapat diamati baik
didalam foto udara atau peta topografi.

Bentuk-bentuk topografi karst minor adalah :

1. LapiesMerupakan bentuk tak rata pada permukaan


batugamping akibat adanya proses pelarutan, penggerusan
atau karena proses lain. Klasifikasi Lapies menurut Ritter

(1979):.
2. Karst Split 

Adalah celah pelarutan yang terbentuk dipermukaan. Kars split


sebenarnya merupakan perkembangan dari kars-runnel (solution
runnel). Bila jumlah kars runnel banyak dan saling berpotongan
maka akan membentuk kars split (Srijono, 1984 dalam Widagdo,
1984).

3. Parit Karst

Adalah alur pada permukaan yang memanjang membentuk parit.


Srijono (1984), mengemukakan bahwa parit kars ini merupakan kars
split yang memajang sehingga membentuk parit kars.

4. Palung Karst

Adalah alur pada permukaan batuan yang besar dan lebar, dibentuk
oleh proses pelarutan. Kedalamannya dapat mencapai lebih dari 50
cm. biasanya terbentuk pada permukaan batuan yang datar atau
miring rendah dan dikontrol oleh struktur yang memanjang.

5. Speleothem
6.

Adalah hiasan yang terdapat didalam gua yang dihasilkan oleh


endapan berwarna putih, bentuknya seperti tetesan air, mengkilat
dan menonjol. Hiasan ini merupakan endapan CaCO3 yang
mengalami presipitasi pada saat air tanah yang membawanya
masuk kedalam gua (Sanders, J.E., 1981). V.8). contoh Stalagmit,
Stalagtit dan Masif Column. Massif column adalah bila stalagmite

Bentuk-bentuk sisa Pelarutan

1. Kerucut karst

Bukit Kars yang berbentuk kerucut dan berlereng terjal dan


dikelilingi oleh depresi/bintang (Bloom, 1979).

2. Menara Karst

Bukit sisa pelarutan dan erosi berbentuk menara dengan lereng


yang terjal, tegak atau menggantung, terpisah satu dengan yang lain
dan dikelilingi oleh dataran alluvial.

3. Mogote

Bukit terjal yang merupakan sisa pelarutan dan erosi, umumnya


dikelilingi oleh dataran alluvial yang hampir rata (Flat).

4. Vaucluse

Gejala karst yang berbentuk lubang tempat keluarnya aliran air

tanah.

5. Turm Karst
Lingkungan karst yang berupa bukit-bukit kars (Kerucut kars) yang
saling berhubungan antara satu dengan yang lain.

Anda mungkin juga menyukai