Anda di halaman 1dari 7

Bentuk lahan Asal Proses Marine

Bentuk lahan asal proses marine dihasilkan oleh aktivitas gerakan air laut, baik pada tebing
curam, pantai berpasir, pantai berkarang maupun pantai berlumpur. Aktivitas marine sering
dipengaruhi aktivitas fluvial sehingga sering disebut sebagai fluvio-marine. Proses marine
mempunyai pengaruh yang sangat aktif pada daerah pesisir sepanjang pantai. Semakin dangkal
laut maka akan semakin mempermudah terjadinya bentang alam daerah pantai, dan semakin
dalam laut maka akan memperlambat proses terjadinya bentang alam di daerah pantai.
Bentuk lahan asal proses marine dihasilkan oleh aktivitas/ gerakan air laut, baik pada
tebing, pantai berpasir, pantai berkarang, maupun pantai berlumpur. Gerakan tersebut meliputi :
1. Pasang surut, naik turunnya permukaan laut setiap 6 jam 12,5 menit sehingga interval naik
turun memerlukan waktu 12 jam 25 menit. Pasang surut ini dapat mengerosi pantai apalagi
kalu bersama – sama dengan gelombang / ombak.
2. Arus, aliran air laut yang disebabkan oleh angin, perbedaan suhu air laut, dll.
3. Ombak sesuai dengan arah angin dapat mengerosi pantai (abrasi).
Selain dipengaruhi oleh kedalaman laut, perkembangan bentang lahan daerah pantai juga
dipengaruhi oleh:
1. Struktur, tekstur, dan komposisi batuan.
2. Keadaan bentang alam atau relief dari daerah pantai atau daerah di daerah sekitar pantai
tersebut.
3. Proses geomorfologi yang terjadi di daerah pantai tersebut yang disebabkan oleh tenaga dari
luar, misalnya yang disebabkan oleh angin, air, es, gelombang, dan arus laut.
4. Proses geologi yang berasal dari dalam bumi yang mempengaruhi keadaan bentang alam di
permukaan bumi daerah pantai, misalnya tenaga vulkanisme, diastrofisme, pelipatan, patahan,
dan sebagainya.
5. Kegiatan gelombang, arus laut, pasang naik dan pasang surut, serta kegiatan organisme yang
ada di laut.
Di Indonesia, pantai yang ada pada umumnya dialih fungsikan sebagai tempat wisata
yang notabene dapat membantu tingkat pendapatan suatu wilayah. Apabila masyarakat
mengetahui bahwa garis pantai bisa mengalami perubahan, maka akan muncul pemikiran-
pemikiran agar pantai tersebut tetap bisa dinikmati keindahannya meskipun sudah mengalami
perubahan.

Daerah Pantai
Berdasarkan tahap-tahap perkembangannya, karakteristik garis pantai dapat dibedakan
menjadi beberapa pengertian, yaitu:
1. Pantai (Shore), adalah daerah peralihan antara permukaan air tertinggi dan terendah. Shore
line (garis pantai), jalur pemisah yang relatif berbentuk baris dan merupakan batas antara daerah
yang dicapai air laut dan yang tidak bisa dicapai.
2. Garis Pantai (Shoreline), adalah garis yang membatasi permukaan daratan dan permukaan
air. Garis batas ini selalu berubah-ubah sesuai dengan permukaan air laut. Garis pantai
tertinggi terjadi pada saat terjadi pasang naik setinggi-tingginya, sedangkan garis pantai
terendah terjadi pada saat terjadi pasang surut serendah-rendahnya.
3. Pantai Depan (Foreshore), adalah daerah sempit yang terdapat pada pantai yang terletak di
antara garis pasang naik tertinggi dengan garis pasang surut terendah.
4. Pantai Belakang (Backshore), adalah bagian dari pantai yang terletak di antara pantai depan
(foreshore) dengan garis batas laut tetap (coastline). Daerah ini hanya akan tergenang air
apabila terjadi gelombang pasang yang besar. Dengan demikian daerah ini akan kering
apabila tidak terjadi gelombang pasang yang intensitasnya besar. Bentang alam seperti ini
biasanya terdapat pada daerah pantai yang terjal, misalnya di pantai selatan Pulau Jawa.
5. Pesisir (Coast) dan Garis Pesisir (Coastline). Coast adalah daerah pantai yang tidak menentu
dan cenderung meluas ke daratan. Sedangkan coastline adalah garis batas laut yang tetap dari
pesisir. Daerah pesisir ini mempunyai kemiringan lereng yang landai dengan luas yang tidak
begitu besar pada daerah tepi pantai yang sebagian besar merupakan daerah pantai terjal.
6. Endapan Pantai (Beaches), merupakan endapan hasil kegiatan laut yang terdapat di pantai.
Menurut tempat terjadinya, beaches ini dapat dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu:
a. Endapan bawah pantai depan (lower forest beach), merupakan jenis endapan yang
terdapat di bagian bawah pantai depan. Endapan ini juga merupakan hasil dari kegiatan
gelombang dan arus litoral.
b. Endapan atas pantai depan (upper foresher beach), merupakan jenis endapan pantai yang
terdapat pada bagian atas pantai depan. Endapan pantai ini terbentuk karena hasil
kegiatan gelombang.
c. Endapan pantai belakang (backshore beach), merupakan jenis endapan pantai yang
terdapat pada pantai belakang yang sempit. Endapan pantai ini merupakan gabungan dari
hasil kegiatan gelombang yang besar, aliran air dari gelombang pasang naik setinggi-
tingginya, angin, serta aliran sungai yang membawa material batuan ke pantai belakang
tersebut.

Klasifikasi Pantai
Antara pantai yang satu dengan garis pantai yang lainnya mempunyai perbedaan.
Perbedaan dari masing-masing jenis pantai tersebut umumnya disebabkan oleh kegiatan
gelombang dan arus laut. Menurut Johnson (1919 Vide Thornbury, 1964), berdasarkan genesa
dibagi menjadi 4 macam pantai yaitu: pantai yang tenggelam, pantai terangkat, pantai yang
netral, dan pantai majemuk.
1. Pantai yang Tenggelam (Shoreline of submergence)
Shoreline of submergence merupakan jenis pantai yang terjadi apabila permukaan air
mencapai atau menggenangi permukaan daratan yang mengalami penenggelaman. Disebut
pantai tenggelam karena permukaan air berada jauh di bawah permukaan air yang sekarang.
Untuk mengetahui apakah laut mengalami penenggelaman atau tidak dapat dilihat dari
keadaan pantainya. Naik turunnya permukaan air laut selama periode glasial pada jaman
pleistosin menyebabkan maju mundurnya permukaan air laut yang sangat besar. Selain itu,
penenggelaman pantai juga bisa terjadi akibat penenggelaman daratan. Hal ini terjadi karena
permukaan bumi pada daerah tertentu dapat mengalami pengangkatan atau penurunan yang
juga dapat mempengaruhi keadaan permukaan air laut. Pengaruh ini sangat terlihat di daerah
pantai dan pesisir. Pantai yang tenggelam (Shoreline of submergence) ini terjadi karena
tenggelamnya daratan atau naiknya muka air laut. Ciri-ciri pantai tenggelam: Di muka pantai
ada pulau, Garis pantai tidak teratur, Teluk dalam, Lembah-lembah turun. Contoh: Pantai Ria
(terjadi akibat erosi fluvial), Pantai Fjord (terjadi akibat glasiasi).
Pada bentang lahan yang disebabkan oleh proses geomorfologi, pantai yang tenggelam dapat
dibagi menjadi beberapa jenis. Hal ini dapat dilihat dari bentuk pantai yang berbeda sebagai
akibat dari pengaruh gelombang dan arus laut. Jenis-jenis pantai tersebut antara lain:
a. Lembah sungai yang tenggelam
Pada umumnya lembah sungai yang tenggelam ini disebut estuarium, sedangkan pantainya
disebut pantai ria. Lembah sungai ini dapat mengalami penenggelaman yang disebabkan
oleh pola aliran sungai serta komposisi dan struktur batuannya.
b. Fjords atau lembah glasial yang tenggelam
Fjords merupakan pantai curam yang berbentuk segitiga atau berbentuk corong. Fjords
atau lembah glasial yang tenggelam ini terjadi akibat pengikisan es. Ciri khas dari bagian
pantai yang tenggelam ini yaitu panjang, sempit, tebingnya terjal dan bertingkat-tingkat,
lautnya dalam, dan kadang-kadang memiliki sisi yang landai. Pantai fjords ini terbentuk
apabila daratan mengalami penurunan secara perlahan-lahan. Bentang lahan ini banyak
terdapat di pantai laut di daerah lintang tinggi, dimana daerahnya mengalami pembekuan di
musim dingin. Misalnya di Chili, Norwegia, Tanah Hijau, Alaska, dan sebagainya.
d. Bentuk pengendapan sungai
Bentuk pengendapan sungai dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu:
 Delta, yaitu endapan sungai di pantai yang berbentuk segitiga dan cembung ke arah laut;
 Dataran banjir, yaitu sungai yang terdapat di kanan dan kiri sungai yang terjadi setelah
sungai mengalami banjir;
 Kipas alluvial, yaitu bentuk pengendapan sungai seperti segitiga, biasanya terdapat di
daerah pedalaman, dan ukurannya lebih kecil bila dibandingkan dengan delta, serta
sungainya tidak bercabang-cabang.
e. Bentuk pengendapan glasial
Bentuk pengendapan ini disebabkan oleh proses pencairan es.
f. Bentuk permukaan hasil diastrofisme
Bentuk kenampakan ini dapat diilustrasikan sebagai fault scraps (bidang patahan), fault
line scraps (bidang patahan yang sudah tidak asli), graben (terban), dan hocgbacks. Setelah
mengalami penenggelaman, fault scraps, fault line scraps, dan dinding graben akan
langsung menjadi pantai.
g. Bentuk permukaan hasil kegiatan gunung api
Jenis pantai yang disebabkan oleh kegiatan gunung api ini dapat dibedakan menjadi dua
macam, yaitu: (1) Merupakan hasil kegiatan kerucut vulkanis (mound), yang menyebabkan
terbentuknya pantai yang cembung ke luar; (2) Merupakan hasil kegiatan aliran lava (lava
flow), yang menyebabkan terbentuknya pantai yang cekung ke luar.

2. Pantai yang Terangkat (Shoreline of emergence)


Pantai ini terjadi akibat adanya pengangkatan daratan atau adanya penurunan permukaan air
laut. Ciri-ciri pantai yang terangkat: Di muka pantai terbentuk undak-undak pantai dan gosong
pasir atau tanggul-tanggul, Garis pantai relatif lurus, dan Relief relatif rendah.
Pengangkatan pantai ini dapat diketahui dari gejala-gejala yang terdapat di lapangan dengan
sifat yang khas, yaitu:
a. Terdapatnya bagian atau lubang dataran gelombang yang terangkat
Di daerah ini banyak dijumpai teras-teras pantai (stacks), lengkungan tapak (arches), pantai
terjal (cliffs), serta gua-gua pantai (caves).
b. Terdapatnya teras-teras gelombang. Teras gelombang ini terbentuk pada saat permukaan
air mencapai tempat-tempat di mana teras tersebut berada. Teras-teras ini merupakan batas
permukaan air
c. Terdapatnya gisik (beaches). Gisik yaitu tepian laut yang terdapat di atas permukaan air
laut yang terjadi karena adanya pengangkatan dasar laut.
d. Terdapatnya laut terbuka. Laut terbuka ini terjadi karena adanya dasar laut yang terangkat.
e. Garis pantai yang lurus (straight shoreline). Erosi gelombang dan pengendapannya pada
laut dangkal cenderung menurunkan bentang lahan dan menyebabkan dasar laut dasar laut
yang dangkal menjadi datar. Apabila dasar laut yang dangkal tersebut sekarang mengalami
pengangkatan, maka garis pantai yang terbentuk akan kelihatan lurus.
3. Pantai yang Netral (Neutral shoreline)
Jenis pantai ini terjadi di luar proses penenggelaman dan pengangkatan, misalnya pantai yang
terjadi pada delta, plain hanyutan, terumbu karang, gunung api, gumuk-gumuk pasir, dan jenis
pantai yang merupakan hasil dari sesar (patahan). Ciri-ciri pantai netral: Garis pantai relatif
lurus; Pantai landai, ombak tidak besar; Kadang-kadang terbentuk delta, bila suplai material
melimpah. Contoh: Pantai delta, Pantai volkanik, Pantai terumbu koral.

4. Pantai Majemuk (Compound shorelines)


Jenis pantai ini terjadi sebagai gabungan dua atau lebih proses di atas. Berarti dalam suatu
daerah bisa terjadi proses penenggelaman, pengangkatan, pengendapan, dan sebagainya.
Daerah pesisir pantai merupakan daerah pantai dan sekitarnya yang masih terkena aktivitas
marine. Pantai ini terjadi akibat dari terjadinya proses yang berulang kali mengalami
perubahan relatif muka air laut (naik dan turun). Pantai ini juga disebut sebagai pantai
majemuk.Ciri-ciri pantai Majemuk: Pantai menunjukan undak pantai, Lembah tenggelam,
akibat turun dan naiknya muka air laut.

Berdasarkan morfologinya daerah pesisir pantai dapat dikelompokkan menjadi sebagai berikut :
1. Pantai bertebing terjal (cliff)
Pantai Cliff sering disebut dengan pantai yang menggantung. Terjadi karena proses erosi oleh
ombak air laut atau abrasi. Ombak yang terbentuk karena hembusan angin menyebabkan air
laut beriak dalam ukuran besar dan bergulung-gulung menuju tepi pantai yang berbatasan
langsung dengan pantai yang curam. Ombak ini menghantam pantai yang curam setiap saat
dan membuat pantai tersebut hancur sedikit demi sedikit hingga membentuk kenampakan
seperti gambar di atas. Pantai bertebing terjal merupakan bentuk lahan hasil
bentukan erosi marin yang paling banyak terdapat. Bentukan dan roman cliff berbeda
satu d e n g a n y a n g l a i n n y a , k a r e n a d i p e n g a r u h i oleh struktur batuan, dan
jenis batuan serta sifat batuan. Cliff pada batuan beku akan lain dengan cliff
pada batuan sedimen. Pelapisan batuan sedimen misalnya akan berbeda dengan pelapisan
yang miring dan pelapisan mendatar. Sebatas daerah di atas ombak, umumnya
tertutup oleh vegatasi, sedangkan bagian bawahnya umumnya berupa singkapan batuan.
Aktivitas pasang surut dan gelombang mengikis bagian tebing, sehingga membentuk bekas-
bekas abrasi seperti: Tebing (cliff ), Tebing bergantung (notch), dan Rataan gelombang
pasang surut
2. Pantai bergisik
Pantai bergisik ini pada dasarnya merupakan daerah pasang surut yang terdapat
endapan material h a s i l a b r a s i . M a t e r i a l i n i d a p a t b e r u p a material halus dan juga
bisa berupa material yang kasar. Namun pantai bergisik tidak saja terdapat pada pantai
cliff, tetapi juga bisa terdapat pada daerah pantai yang landai.Pada pantai yang landai material
gisik ini kebanyakan berupa pasir ,dan sebagaian kecil berupa meterial dengan butiran
kerikil sampai yang lebih besar. Pada umumnya material pasir suatu gisik pantai berasal
dari daerah pedalaman yang di bawah air sungai ke laut,kemudian diendapkan oleh arus
laut sepanjang pantai. Gisik seperti ini dapat dijumpai di sekitar Muara sungai

3. Pantai berawa payau


Rawa payau juga mencirikan daerah pantai yang tumbuh atau akresi (accretion).
Proses sedimentasi merupakan penyebab bertambahnyamajunya pantai ke arah laut.
Material penyusun umumnya berbutir halusdan medan ini berkembang pada lokasi
yang gelombangnya kecil atau terhalang serta dengan kondisi air laut yang relatif
dangkal. Karena airnya p a y a u , m a k a d a e r a h i n i kemungkinan untuk
pengembangannya sangat terbatas. Rawa payau ini pada umumnya ditumbuhi oleh
tumbuhan rawa payau seperti bakau, nipah, dan tumbuh-tumbuhan rawa lainnya yang hidup
di air payau. Tumbuhan bakau ini dapat berfungsi sebagai pemecah g e l o m b a n g d a n
s e b a g a i penghalang pengikisan di pantai, sebaliknya sedimentasi bisa terjadi. Oleh
karena itu pantai mengalami akresi. Peranan b a k a u d i d a l a m m e r a n g s a n g
p e r t u m b u h a n p a n t a i t e r b u k t i j e l a s j i k a bakaunya hilang/mati, ditebang habis, maka
yang terjadi adalah sebaliknya yaitu pantai mengalami erosi.
4. Pantai berterumbu karang
Terumbu karang (coral reef) terbentuk oleh aktivitas binatang karangdan jasad renik lainnya.
Proses ini terjadi pada areal-areal yang cukup luas.

Topografi Pantai
Erosi gelombang sangat mempengaruhi terjadinya garis pantai. Banyak faktor yang
mempengaruhi terjadinya erosi gelombang, misalnya ukuran dan kekuatan gelombang,
kemiringan lereng dan ketinggian garis pantainya, komposisi batuannya, kedalaman airnya, serta
lamanya proses tersebut berlangsung. Apabila gelombang di laut dalam menghempas pantai yang
curam, maka sebagian besar air akan membalik kembali ke laut dan mengerosi lereng kliff
tersebut dan naik dari permukaan air yang dangkal.

Kekuatan Gelombang
Gelombang pasang yang menghempas pantai merupakan penyebab pengikisan gelombang
secara langsung. Bekas-bekas pengikisan gelombang tersebut menyebabkan semakin besarnya
kekuatan gelombang. Seperti halnya tenaga pengikis yang lain, tenaga gelombang juga dapat
menyebabkan pengendapan selain menyebabkan pengikisan, sehingga di satu sisi menebabkan
kerusakan pantai dan di sisi yang lain akan menyebabkan berkembang atau terbentuknya garis
pantai. Ada beberapa kenampakan bentang lahan hasil kegiatan gelombang, yaitu:
a. Goresan gelombang pantai, bekas dari gelomang di pantai akan terlihat jelas apabila struktur
batuan yang menyusun pantai tersebut tidak seragam. Batuan yang mudah tererosi akan lebih
cepat terkikis bila dibandingkan dengan batuan yang resisten. Kenampakan ini banyak
dijumpai pada pantai yang berusia tua.
b. Pantai curam (kliff) dan teras-teras pantai, apabila dinding pantai kliff yang tersusun dari jenis
batuan yang tidak tahan erosi dihantam gelombang yang cukup tinggi, maka batuan tersebut
tidak hancur sekaligus. Sebagian material batuan akan menumpuk di bagian bawah dan dapat
mempengaruhi kerja dari gelombang. Apabila tumpukan material tersebut mengalami
pengikisan, maka tanah pantai kliff tersebut akan mengalami longsor (landslide) secara
vertikal sehingga terbentuk teras-teras gelombang. Lebar teras gelombang itu sendiri
tergantung pada faktor-faktor penyebab erosi gelombangnya. Semakin kuat gelombangnya,
maka teras-teras gelombangnya akan bertambah lebar.
Kenampakan bentang lahan hasil pengendapan gelombang ada beberapa macam, yaitu:
a. Gisik (beach), merupakan suatu bentuk pengendapan yang terjadi di pantai. Gisik terletak
tinggi di atas pantai belakang atau pada posisi lainnya pada pantai depan. Kadang-kadang
gisik ini terlihat seperti jembatan yang bertingkat-tingkat turun ke arah laut. Material pada
gisik ini terdiri dari kerikil yang bulat-bulat, kerikil yang kasar (gravel), dan pasir.
b. Penampang gisik yang seimbang, apabila dalam perkembangannya pantai yang tenggelam
mencapai tingkatan gisik yang lebar dan memencarpada pantai depan, maka akan terjadi
keseimbangan antara tenaga erosi dan pengangkutan yang berasal dari gelombang dari proses
pengendapan arus bawah serta arus pantai yang lain. Apabila proses penyeimbangan ini
terjadi, maka lereng akan terlihat bertingkat-tingkat sesuai dengan arah arus ke laut. Inilah
penampang melintang pantai yang mengalami keseimbangan. Jenis pantai ini biasanya
berbentuk cembung ke atas dan bertingkat-tingkat ke arah daratan.
c. Gisik puncak (cusped beaches), terbentuk akibat kegiatan gelombang. Pada sisi yang
mengarah ke laut dari beberapa gisik terdapat endapan pasir, kerikil, atau batu-batu besar
yang seragam. Di bagian bawah terdapat semacam bukit kecil yang merupakan puncak gisik
yang berbentuk agak cembung.
d. Gosong pasir (offshore bars) atau penghalang (barrier)
Apabila dataran hasil kegiatan gelombang terbentuk cukup luas dan di daerah ini terjadi
proses sedimentasi yang juga luas, maka gelombang badai yang cukup besar mampu
memecah daratan dan akan membentuk semacam jembatan yang arahnya sejajar dengan garis
pantainya. Endapan yang terlihat seperti jembatan ini disebut penghalang (barrier), ambang
(bar), atau gosong pasir (offshore bars).
Proses Terbentuknya Pantai
Tenaga yang mempengaruhi proses pembentukan pantai, baik secara langsung maupun
tidak langsung ada beberapa macam, yaitu gelombang laut, arus litoral, pasang naik dan pasang
surut, tenaga es, dan kegiatan organisme laut.
a. Gelombang Air Laut, terjadi dengan beberapa cara, misalnya longsoran tanah laut, batu yang
jatuh dari pantai curam, perahu atau kapal yang sedang lewat, gempa bumi di dasar laut, dan
lain sebagainya. Diantaranya adalah gelombang yang disebabkan oleh angin. Angin akan
berhembus dengan kencang apabila terjadi ketidakseimbangan tekanan udara. Karena tekanan
yang tidak sama di permukaan air itulah yang menyebabkan permukaan air berombak.
Adanya gelombang ini sangat penting dalam perkembangan garis pantai.
b. Arus Litoral. Selain gelombang air laut, arus litoral juga merupakan tenaga air yang sangat
penting pengaruhnya dalam pembentuka garis pantai. Pengaruh arus litoral terhadap
perkembangan garis pantai dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu tekanan atau kekuatan
angin, kekuatan gelombang laut, kedalaman air, dan bentuk pantainya. Apabila bentuk
pantainya landai dan proses pengendapannya cukup besar, maka arus litoral mempunyai
pengaruh yang sangat penting sebagai tenaga pengangkut. Pada daerah pantai yang tersusun
dari batuan yang tidak kompak, proses erosi akan bekerja sangat intensif. Jika hasil
pengendapan terangkut dari permukaan air yang dangkal menuju permukaan air yang lebih
dalam, maka arus litoral merupakan tenaga yang sangat efektif dalam proses pengendapan di
pantai.
c. Pasang Naik dan Pasang Surut
Pengaruh pasang-surut yang terpenting terhadap pembentukan pantai adalah naik-turunnya
permukaan air laut dan kekuatan gelombangnya. Apabila gelombang besar terjadi pada saat
pasang naik akan merupakan tenaga perusak yang sangat hebat di pantai. Arus air yang
ditimbulkan oleh pasang naik dan pasang surut akan bergerak melalui permukaan terbuka dan
sempit serta merupakan tenaga pengangkut endapan daratan yang sangat intensif.
d. Tenaga Es
Pengaruh tenaga es yang terpenting yaitu adanya pengkerutan es dan pemecahan atau
pencairan es. Air yang berasal dari bawah akan naik dan mengisi celah-celah dan akhirnya
akan membeku. Apabila terjadi perubahan iklim, maka es akan mencair sehingga permukaan
airnya akan bertambah besar.
e. Organisme
Jenis binatang laut yang sangat penting dalam proses pembentukan garis pantai beserta
perubahannya salah satunya yaitu binatang karang. Binatang karang yang paling banyak
membentuk batuan karang ialah golongan polyps. Polyps merupakan jenis binatang karang
yang sangat kecil yang hidup dengan subur pada air laut yang memiliki kedalaman antara 35-
45 meter. Jenis makhluk hidup lain yang berpengaruh pada perkembangan pantai ialah
tumbuh-tumbuhan ganggang (algae). Ganggang merupakan jenis mikro flora yang dapat
membantu pengendapan dari larutan yang mengandung kalsium karbonat menjadi endapan
kapur.

Daftar Pustaka
http://www.scribd.com/doc/38301287/GEOMORFOLOGI
http://www.scribd.com/doc/77979553/Morfologi-Pantai
http://www.scribd.com/doc/77502101/Geomorfologi-Pantai
Modul mata kuliah Geomorfologi dasar Jurusan Pendidikan Geografi Universitas Negeri Medan

Anda mungkin juga menyukai