Anda di halaman 1dari 7

BENTANGALAM KARST

Karst adalah jenis topografi yang terbentuk pada batugamping, gypsum


dan batuan lain oleh pelarutan, dan dicirikan oleh zink holes (lubang-lubang
luweng) dan penyaluran bawah permukaan bumi. Karst berasal dari kata Krs suatu
nama wilayah di Yugoslavia: Lokasi tipe plato batugamping di Dinaric Alps
Yugoslavia barat laut dan Italia timur laut.

Air hujan yang mengandung asam bersama-sama dengan asam-asam tanah


melarutkan batuan di tempat-tempat air dapat mengalir seperti kekar, pecahan,
sesar, dan bidang lapisan. Batuan terlarutkan jika kegiatan ini menghasilkan
kenampakan permukaan bumi yang disebut karst.

Di daerah tropik basah pelapukan kimia merupakan proses dominan dalam


menyiapkan massa batuan untuk dierosi dengan cara pembentukan tanah atau
pembentukan zona terlapukkan (rotten rock). Air tanah yang keluar dari zona
lapukan membawa banyak bahan kimia di dalam larutan, Komposisi kimia dalam
larutan ini sangat berbeda dengan komposisi kimia air hujan sehingga mampu
memperkuat proses pelapukan (hidrolisis, hidrasi, pelarutan, dan oksidasi).

Oleh karena itu, pelapukan yang kuat pada batuan yang tidak mudah larut
(basalt, batupasir, granit, dll) dapat menyerupai bentuk karst pada batugamping.
Perbedaannya adalah pada batugamping terdapat penyaluran internal (bawah
permukaan melewati terowongan-terowongan yang tidak teratur dan rongga-
rongga). Pada batuan yang tidak mudah larut, sistem penyalurannya ada di
permukaan bumi, Dalam jangka waktu lama bentuklahan di daerah yang mudah
larut akan berkembang menjadi karst berbentuk kerucut.

Bentukalam Pada Bentangalam Kasrt

1. Sinkhole - doline - dolino -leach hole- sotch-shake hole adalah depresi


membundar di daerah karst, penyalurannya di bawah permukaan bumi,
ukurannya dalam meter atau puluhan meter dan umumnya berbentuK
cerobong asap
2. Uvala – karst valley = nested sinkholes = solution valley = valley sink adalah
beberapa dolina yang bergabung menjadi satu. Penyalurannya di bawah
permukaan bumi, ukurannya beberapa ratus meter hingga beberapa kilometer
dan biasanya mempunyai lantai yang tidak teratur
3. Polje polyo - interior volley adalah depresi besar dengan lantai datar
dindingnya curam, di daerah karst. Penyalurannya di bawah permukaan bumi,
ukurannya beberapa kilometer hingga puluhan kilometer, danl antainya
umumnya tertutup oleh aluvium. Polje dapat menjadi danau episodik
(intermittent) selama waktu curah hujan tinggi, ketka sungai yang masuk ke
luweng yang menyalurkannya tidak dapat mengatur aliran air permukaan.
4. Ponor adalah istilah bahasa Yugoslavia untuk suatu lubang di topograf karst
yang merupakan jalan aliran air ke bawah
5. Blind valley/Pocket valley adalah suatu lembah di daerah karst yang pada
suatu tempat di lembah itu tiba tiba aliran air berakhir karena air masuk ke
bawah permukaan bumi. Labyrinth karst adalah dataran karst yang dicirikan
oleh saluran-saluran akibat pelarutan yang saling berpotongan
6. Clint adalah ubin batugamping berbentuk seperti papan yang dipisahkan dari
clint-clint di sekitarnya oleh celah-celah pelarutan sepanjang kekar kekar
7. Pavement adalah permukaan batuan terbuka yang horizontal, halus, kompak
dan luas, mirip jalan kaki lima
8. Grike atau gryke adalah celah celah vertikal hasil proses pelarutan sepanjang
kekar, lebarnya lebih kurang 0,5 m, memisahkan povement batugamping ke
dalam chints
9. Stalaktit adalah Speleothem (mineral sekunder terbentuk di gua hasil kegiatan
air) berbentuk kerucut atau silinder, menggantung di langit-langit gua.
Stalaktit ini merupakan endapan dari tetesan air yang mengandung Ca(HCO )
kemudian air dan gas CO, meninggalkan larutan, dan terendapkanlah stalaktit
ini. Stalaktit umumnya tersusun oleh mineral-mineral kalsit, tetapi mungkin
pula oleh mineral-mineral lain
10. Stalagmit adalah speleothem berbentuk kerucut atau silinder yang berkembang
di dasar gua ke arah atas oleh kegiatan tetesan-tetesan air, umumnya tersusun
oleh kalsit atau mungkin mineral-mineral lairn
11. Pillar atau Column adalah pilar atau kolom atau tiang yang terbentuk di dalam
gua karena bersambungnya stalaktit dan stalagmit.
12. Trovertin atau batugamping masif kristalin halus dan kompak atau
batugamping konkresi berwarna putih, kehitam-hitaman atau krem,
mempunyai struktur konsentrik atau berserat dan pecahan menyuban
(splintery), terbentuk oleh pengendapan kimia cepat kalsium karbonat dari
larutan di permukaan atau oleh penguapan di sekitar mataair, terutama mataair
panas.
13. Tufa adalah travertine yang berongga-rongga. Rongga-rongga ini bekas
ditempati oleh tetumbuhan yang terjebak pada saat pengendapan travertine,
kemudian tetumbuhan itu lapuk dan meninggalkan rongga
14. Karren lapies atau lapioz adalah topografi karst berupa celah-celah hasil
pelarutan dengan lebar berkisar dari beberapa millimeter hingga lebih dari 1
meter, umumnya dipisahkan oleh pematang yang tajam.
15. Speleothem, dripstone, flowstone atau cave deposit adalah endapan mineral
sekunder umumnya kalsit yang terbentuk di dalam gua oleh kegiatan air.
Contoh: stalaktit, stalagmit, dan pillar atau column atau tiang.
16. Tower karst, turmkarst, mogote, hums, pepino hills, haystack atau karst
menara adalah jenis karst tropika, dicirikan oleh bukit-bukit batugamping
terisolir yang lerengnya curam, mungkin puncaknya datar dikelilingi oleh
dataran aluvium. Meyerhoff (1938); Monroe (1976 dalam Bloom, 1978:156)
menyebutkan bahwa karst menara dibedakan dari mogote/pepino hills
berdasarkan bentuk dan kecuraman lerengnya Mogote/pepino hills bentuknya
asimetris dengan lereng yang mengaralh ke datangnya angin lebih landai
daripada lereng di sebaliknya.
Faktor-faktor yang Memengaruhi Perkembangan Karst

Thornbury (1969:305) menyebutkan bahwa perkembangan karst


dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut.

1. Harus ada batuan pada atau dekat permukaan bumi yang mudah larut,
terutama batugamping. Dolomit mempunyai tingkat kelarutan lebih kecil.
Chalk (kapur) meskipun mudah larut tetapi batuan ini tidak kompak dan
memiliki pori-pori primer. Air yang masuk ke pori-pori ini akan melarutkan
semua bagian yang tersentuh air secara bersama- sama
2. Batuan yang mudah larut ini harus padat, kompak tidak memiliki pori- pori
primer. Batuan ini terkekarkan intensif dan berlapis tipis (namun massa
secara keseluruhan batugamping harus tebal). Kekar-kekar ini merupakan
pori-pori sekunder yang akan dilewati air dan melarutkan batugamping
sehingga bentuklahan karst akan berkembang
3. Terdapat lembah-lembah yang dalam pada butir 2 sehingga air permukaan di
lembah-lembah itu masuk ke dalam tubuh batugamping melewati jalur-jalur
kekar.
4. Daerah yang berbatuan batugamping ini harus mendapat curah hujan sedang
hingga tinggi. Air hujan yang mengandung CO, dari atmosfer akan
menghasilkan asam karbonat yang akan melarutkan batugamping

Bloom (1978:139-141) menambahkan faktor-faktor yang memengaruh


perkembangan karst sebagai berikut

1 Efek Biologis

Proses penghancuran humus di dalam tanah dapat men yang menambah


jumlah CO, dari atmosfer yang terbawa oleh Tanaman dan binatang dapat
mengkorosi batugampin Folk, et al. (1973) menyebutkan bahwa bentuklahan karst
minor di Grand Cayman island merupakan phytokarst. Permukaan phytokorst
berlekuk- euk, dengan lubang-ubang yang batar batasnya tajam membentuk
enampaian bergerig seperti bunga karang (spongy) pada pinnacles (kolom/
ang/menara karst) yang tingginya lebih dari 2 m. Algae menutup permukaan dan
menembus permulaan karst sedalam 0,1-0,2 mm. Kelihatannya algae tumbuh di
dalam batugamping dan menghasilkan larutan asam yang dapat melarutkan
batugamping.

Buangan organik tertimbun di dasar gua yang ditempati oleh kelelawar


Campuran pospatik vang meruzlkan kadang-kadang ditambang sebagai guano
yang berifat komensial. Guano mengkorosi kuat batugamping. Proses yang serupą
terjadi di pulau-pulau koral tempat kawanan burung laut bertengger Reaksi guano
burung dan batugamping menghasilkan batuan pcscat yang telah dirtambang
meluas terutama di Nauru dan Pulau Samudra di Pasifik Batuan pospat mengisi
rekahan-rekahan batugamping kedalaman 20 m (Power, 1925)

2. Efek Temperatur

Makin tinggi temperatur air, makin sedikit CO, yang terlarut di dalam air.
Oleh karena itu, kat akan berkembang baik di daerah yang berikdim basah dan
dingin.

3. Efek Tekanan

Air tanah yang bergerak ke bawah permuikaan di bawah tekanan hidrostatik


akan menyerap CO2 tambahan dan melarutkan CaCo3 lebih banyak, tetapi airtanah
yang bergerak lebih dalam daripada horizon A dalam profl tanah akan sedikin
mendapat tambahan CO2. Pada saat ainanah mencapai eua, tekanan menjadi lebih
kecil karena bertemu dengan atmosfer dan CO2 aikan meningralkan tubuh air dan
larutan kalsium aran menghasi ian kristal-kristal kalsit yang membentuk dripctone
d dalam gua

4. Efek Campuran

Air tanah di dalam tona jenuh air (zone of saturotion) mengandung dan
CO2 lebih sedikit daripada air yang datang dari zona tidak jenuh air (zone d
saturation), Setelah air dan zona ndak jenuh bertemu dengan airtanah di zona jenh
maka kandungan Co2 di bawah muka airtanah menjadi bertambah Itulah sebabnya
gua-gua terbentuk di zona fluktuasi muka airtanah.
5 Efek Kecepatan Aliran

Air yang mengalir lambat mempunyai kemampuan melarutkan batuan


yang dilewatinya lebih besar daripada air yang mengalir cepat. Hal ini disebabkan
oleh waktu kontak antara air dan batuan lebih lama pada air yang mengalir
lambat.
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS TEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI

MATAKULIAH GEOMORFOLOGI
RANGKUMAN BENTANG ALAM KARST

TUGAS

OLEH
MUH. RAFLY PRATAMA
D061181333

GOWA
2019

Anda mungkin juga menyukai