Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang
Kemanusiaan dan Etika Global. Disamping itu, kami mengucapkan banyak terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami selama pembuatan makalah
ini berlangsung sehingga terealisasikanlah makalah ini.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai sila kedua dari pancasila
yaitu kemanusiaan yang adil dan beradab serta etika global. Kami juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat
tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan
saran yang membangun dari Anda demi perbaikan makalah ini di waktu yang
akan datang.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pancasila adalah dasar filsafat negara Republik Indonesia yang secara
resmi disahkan oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945 dan tercantum dalam
Pembukaan UUD 1945, diundangkan dalam Berita Republik Indonesia tahun II
No.7 bersama-sama dengan batang tubuh UUD 1945.
Pancasila sebagai dasar filsafat serta ideologi bangsa dan negara
Indonesia, bukan terbentuk secara mendadak serta bukan hanya diciptakan oleh
seseorang sebagaimana yang terjadi pada ideologi-ideologi lain di dunia. Namun,
terbentuknya Pancasila melalui proses yang cukup panjang dalam sejarah bangsa
Indonesia.
Seperti yang kita ketahui, Pancasila berasal dari kata Panca yaitu lima dan
Sila yang berarti prinsip. Jadi dapat diartikan bahwa Pancasila adalah lima prinsip.
Lima sila tersebut yaitu 1) Ketuhanan Yang Maha Esa, 2) Kemanusiaan yang Adil
dan Beradab, 3) Persatuan Indonesia, 4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, 5) Keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia.
Sebagai suatu dasar filsafat negara maka sila-sila Pancasila merupakan
suatu sistem nilai, oleh karena itu sila-sila Pancasila itu pada hakikatnya
merupakan suatu kesatuan. Meskipun dalam sila-sila terkandung nilai-nilai yang
memiliki perbedaan antara satu dengan lainnya namun kesemuanya itu tidak lain
merupakan suatu kesatuan yang sistematis.
Dalam makalah ini, kita akan membahas secara khusus mengenai sila
kedua yaitu Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. Dalam sila kemanusiaan
terkandung nilai-nilai bahwa negara harus menjunjung tinggi harkat dan martabat
manusia sebagai makhluk yang beradab. Oleh karena itu, dalam kehidupan
kenegaraan terutama dalam peraturan perundang-undangan negara harus
mewujudkan tercapainya tujuan ketinggian harkat dan martabat manusia, terutama
hak-hak kodrat manusia sebagai hak dasar (hak asasi) harus dijamin dalam
peraturan perundang-undangan negara.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, maka dapat dideskripsikan bahwa rumusan
masalahnyaadalah sebagai berikut ;
1. Apa makna sila kemanusiaan yang adil dan beradab
2. Apa alasan pentingnya keberadaan sila kedua
3. Apa pokok pikiran dari sila kemanusiaan yang adil dan beradab
4. Apa unsur-unsur hakikat kemanusiaan
5. Apa kepribadian manusia yang terkandung dalam pancasila
6. Apa hakikat manusia sebagai dasar ontologis hak asasi manusia
7. Apa implementasi sila kedua dalam kehidupan masyarakat
8. Bagaimana etika global terhadap sebuah nilai dasar kehidupan bersama
Dari beberapa butir isi dari sila ke 2 Pancasila kita dapat merasakan
adanya degradasi (kemunduran) perilaku masyarakat Indonesia. Pada butir
pertama kita diharapkan dapat mengakui dan memperlakukan sesama sesuai
dengan harkat martabatnya sebagai mahluk Tuhan. Pada era sekarang ini hal ini
tampak sangat sulit sekali ditemui, banyaknya prilaku chaos di dalam masyarakat
membuktikan bahwa butir pertama ini sudah dilupakan. Sama seperti butir
pertama, butir-butir dari sila ke dua Pancasila sudah mulai tidak diperhatikan oleh
masyarakat dalam kehidupan bernegaranya. Sebagai warga Negara kita memiliki
kewajiban untuk hidup bernegara sesuai dengan dasar-dasar Negara kita. Perilaku-
perilaku yang menyimpang seperti adanya sikap premanisme yang brutal seperti
yang kita lihat dalam kejadian “Kasus sidang Blowfish di daerah Pengadilan
Negeri Jakarta Selatan” menunjukkan bahwa perlunya pendidikan
kewarganegaraan bagi masyarakat baik itu di jenjang pendidikan formal ataupun
pendidikan berwarga Negara di dalam lingkungan masyarakat.
2.3 Pokok Pikiran Dari Sila Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab
Adapun pokok pikiran dari sila kemanusiaan yang adil dan beradab adalah
sebagai berikut:
1. Menempatkan manusia sesuai dengan tempatnya sebagai mahluk Tuhan,
maksudnya itu mempunyai sifat universal.
2. Menjunjung tinggi kemerdekaan sebagai hak segala bangsa. ini juga
universal,bila di terapkan di indonesia barang tentu bangsa indonesia
menghargai dari setiap warga negara dalam masyarakat indonesia. sila ini
mengandung prinsip menolak atau menjauhi suatu yang bersumber pada ras
dan mengusahakan kebahagiaan lahir dan batin.
3. Mewujudkan keadilan dan peradaban yang tidak lemah yang dituju bangsa
indonesia adalah keadilan dan peradapan yang tidak pasif, yaitu perlu
pelurusan dan penegakan (hukum) yang kuat jika terjadi
penyimpangan. Keadilan harus direalisasikan dalam kehidupan masyarakat.
Inti pokok sila kedua adalah manusia, yaitu dari kata kemanusiaan, kata
“manusia” merupakan akar kata, jadi manusia merupakan subjek dalam sila kedua
jadi merupakan inti sila tersebut. Manusia adalah sebagai pendukung pokok
negara, oleh karena itu manusia jugalah yang menjadi subjek atau pendukung sila
– sila pancasila. Pancasila menjadi dasar filsafat dan asas kerokhanian bangsa dan
Negara Indonesia, karena bangsa sebgai rakyat yaitu terdiri atas manusia –
manusia. Unsur – unsur hakikat manusia adalah sebagai berikut antara lain :
1. Susunan kodrat
Pada hakikatnya susunan kodrat manusia terdiri atas susunan unsur :
a. Raga yaitu badan atau tubuh manusia yang bersifat kebendaan, dapat diraba,
bersifat real. Raga terdiri atas unsur :
Benda mati, yaitu unsur manusia yang besifat fisis atau unsur yang terdapat
pada benda mati yaitu gejala-gejala fisis dan kimiawi.
Unsur tumbuhan, unsur-unsur yang ada pada manusia yang mempunyai sifat-
sifat dan gejala-gejala seperti terdapat pada tumbuh-tumbuhan.
Unsur binatang, yaitu unsur-unsure ada pada cirri manusia mempunyai sifat-
sifat dan gejala-gejala sebagaimana terdapat pada binatang. Sifat-sifat yang
tedapat dan berkeinginan, berinsting, dapat menyesuaikan diri dengan tempat
dan lingkungan fisis, bernafsu yaitu tertarik pada sesuatu yang nikmat, enak
yang berkaitan dengan nafsu biologis, makan minum serta naluri seksual.
b. Jiwa yaitu unsur-unsur hakikat manusia yang bersifat kerokhanian, tidak
berwujud, tidak dapat diraba, dan tidak dapat oleh indera manusia. Unsur jiwa
terdiri atas :
Akal, yaitu berkaitan dengan kemampuan manusia untuk mendapatkan
pengetahuan dan ilmu pengetahuan.
Rasa, yaitu unsur kejiwaan manusia yang berkaitan dengan hasrat dan
kemampuan manusia di bidang keindahan atau ekstetika.
Kehendak, yaitu unsur kejiwaan manusia yang berhubungan dengan hasrat
tingkah laku oleh karena itu kehendak berkaitan dengan hasrat dan
kemampuan manusia untuk merealisasikan dan memperoleh kebaikan,
kesusilaan.
Oleh karena itu tepatlah rumusan sila kemanusiaan yang adil dan beradab
masuk dalam falsafah Pancasila. Nilai-nilai budaya yang terkandung dalam sila ini
membentuk watak bangsa kita menjadi bangsa yang lemah lembut, sopan santun,
tengang rasa, saling mencintai, bergotong royong dalam kebaikan, dan lain
sebagainya. Sehubungan dengan hal tersebut maka pengamalannya adalah sebagai
berikut :
Konteks saat ini, sebenarnya menunjukkan bahwa kita sedang berada pada
sebuah keprihatinan dunia yang semakin tidak menentu arahnya. Dunia yang
semakin tidak bersahabat, tidak damai, dan seolah-olah tidak menghargai
kemanusiaan, dunia yang diwarnai dengan pergolakan, konflik dan pertumpahan
darah. Anehnya agama kemudian dijadikan alat, ditunggangi atau bahkan ikut
melegitimasi kekacauan, konflik dan perang. Agama, dalam konteks ini
digunakan sebagai alasan pembenaran bagi tindakan melawan kemanusiaan.
A. Kesimpulan
Dari uraian pembahasan dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Sila kedua Pancasila mengandung nilai dan makna yaitu dalam kehidupan
kenegaraan haruslah oleh moral kemanusiaan, saling menghargai dan adil.
2. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia sehingga dijadikan
pedoman hidup bangsa beserta sila-silanya.
3. Implementasi dari sila kedua lebih mengutamakan pada rasa saling
menghargai, tenggang rasa dan keadilan terhadap manusia.
B. Saran
Melihat esensi dari sila kemanusiaan yang adil dan beradab, maka penting
bagi setiap bangsa Indonesia untuk selalu menjunjung tinggi sila kedua Pancasila.
Dengan demikian, maka akan mampu menjadi negara yang bermartabat dan
menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, serta hak dan kewajiban sebagai warga
negara.
Demikian makalah yang telah kami susun, semoga dapat bermanfaat bagi
kita semua. Dalam penyusunan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan,
maka dari itu kami mengharapkan saran dan kritik guna perbaikan makalah
selanjutnya, dan semoga makalah ini bisa bermanfaat.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami buat masih jauh dari kata
sempurna, maka dari itu kami membutuhkan kritik dan saran dari pembaca agar
makalah kami lebih sempurna.
DAFTAR PUSTAKA
Nugraha, Andhika. 2011. https://hmjisp.wordpress.com/2011/06/29/penjelasan-
sila-ke-2-kemanusiaan-yang-adil-dan-beradab/. Diakses pada tanggal 24
Oktober 2016.
https://dunginong.wordpress.com/2011/10/31/pengertian-sila-kedua-kemanusiaan-
yang-adil-dan-beradab/. Diakses pada tanggal 24 Oktober 2016.
http://www.pusakaindonesia.org/makna-lima-sila-yang-terkandung-dalam-
pancasila/. Diakses pada tanggal 24 Oktober 2016.
http://klikbbm.blogspot.com/2013/05/pengertian-etika-global.html. Diakses pada
tanggal 24 Oktober 2016. Diakses pada tanggal 24 Oktober 2016.
https://ellykudubun.wordpress.com/2012/06/17/etika-global-sebuah-nilai-dasar-
kehidupan-bersama/. Diakses pada tanggal 24 Oktober 2016.
http://www.polarhome.com/pipermail/nasional-m/2002-October/000405.html.
Diakses pada tanggal 24 Oktober 2016.
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS TEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
MATAKULIAH PANCASILA
MAKALAH
TUGAS
OLEH
MUH. RAFLY PRATAMA
D061181333
GOWA
2019