Anda di halaman 1dari 6

KAUSA MATERIALIS PANCASILA

LATAR BELAKANG:
Pancasila merupakan dasar falsafah Negara Indonesia, dapat disimpulkan bahwa Pancasila
merupakan dasar falsafah dan ideologi negara yang diharapkan dapat menjadi pandangan hidup Bangsa
Indonesia sebagai dasar pemersatu, lambang persatuan dan kesatuan serta pertahanan Bangsa dan Negara
Indonesia. Sila per sila yang tersusun adalah satu kesatuan yang bulat, utuh, dan hirarkis, sehingga dapat
diartikan sebagai suatu sistem filsafat. Secara etimologi, kata Pancasila berasal dari bahasa Sansekerta atau
India yang berasal dari bahasa kasta Brahmana, yaitu “panca” yang berarti lima dan “sila” yang berarti dasar.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa Pancasila adalah lima dasar yang digunakan sebagai landasan dari
keputusan bangsa, ideologi tetap bangsa, serta mencerminkan kepribadian bangsa. Sedangkan Berdasarkan
pengertian arti kata filsafat dalam Bahasa Indonesia, berasal dari Bahasa Yunani yakni “Philosophia” terdiri
dari kata Philein yang artinya Cinta dan Sophos artinya Hikmah atau Kebijaksanaan. Secara harafiah filsafat
mengandung arti cinta kebijaksanaan, yang mana cinta diartikan sebagai hasrat yang besar atau bersungguh-
sungguh, dan kebijaksanaan diartikan sebagai kebenaran sejati atau kebenaran yang sesungguhnya.

Fungsi Pancasila :

1. Sebagai jiwa dari Bangsa Indonesia


2. Sebagai kepribadian Bangsa Indonesia
3. Sebagai sumber dari segala sumber hukum di Indonesia
4. Sebagai pandangan hidup setiap Bangsa Indonesia
5. Sebagai cita-cita Bangsa Indonesia
6. Sebagai falsafah hidup suatu bangsa
7. Sebagai perjanjian yang luhur pada Bangsa Indonesia
8. Sebagai dasar dari Negara Indonesia

Tujuan Pancasila :

1. Menghendaki Bangsa yang religius yang taat kepada Tuhan Yang Maha Esa
2. Menjadi Bangsa yang adil secara sosial ekonomi
3. Menjadi Bangsa yang menghargai HAM (Hak Asasi Manusia)
4. Menghendaki Bangsa yang demokratis
5. Menghendaki menjadi Bangsa yang nasionalis yang mencintai tanah air Indonesia
6. Menciptakan negara yang mempercayai adanya tuhan, dan kebebasan untuk menganut agama
yang diyakini
7. Menciptakan suatu ikatan persatuan antar masyarakat yang ada di indonesia tanpa memandang
suku etnis dan agama

Sejarah Istilah Pancasila :

Sejarah istilah Pancasila, yaitu mulai dikenal sejak zaman kerajaan Majapahit dan Sriwijaya
dimana sila-sila yang terdapat di dalam Pancasila sudah diterapkan di dalam kehidupan masyarakat
maupun kerajaan meski ke limasila itu belum dirumuskan secara konkrit. Dalam
kitab Sutasoma karangan Mpu Tantular, Pancasila mempunyai arti “berbantu sendi yang lima” atau
“pelaksanaan kesusilaan lima”. Dalam agama Budha terdapat juga istilah Pancasila yang ditulis dalam
bahasa Pali yaitu “Pancha Sila” yang artinya lima pantangan atau larangan yaitu:

1. Tidak boleh mencuri


2. Tidak boleh berbohong
3. Tidak boleh berjiwa dengki
4. Tidak boleh melakukan kekerasan
5. Tidak boleh minum minuman keras atau mengkonsumsi obat terlarang

Ahmad,”Pengertian, Fungsi, dan Tujuan”,https://www.yuksinau.id/pengertian-fungsi-dan-tujuan-


pancasila/,2019/9/10, (di akses pada 14 November 2019, pukul 18:48)

Pengertian Kausa Materialis :


Pancasila sebagai dasar filsafat serta ideologi bangsa dan negara Indonesia, bukan terbentuk secara
mendadak serta bukan hanya oleh seseorang sebagaimana yang terjadi pada ideologi-ideologi lain di dunia,
namun terbentuknya Pancasila melalui proses yang cukup panjang dalam sejarah bangsa sebelum disyahkan
menjadi dasar filsafat negara nilai-nilainya telah ada serta berasal dari bangsa Indonesia sendiri yang berupa
nilai adat istiadat, kebudayaan, serta religius. Kemudian para pendiri Negara Indonesia merumuskan secara
musyawarah mufakat dalam sidang BPUPKI I tanggal 29 Mei 1945 – 1 juni 1945, sidang Panitia Sembilan
yang kemudian menghasilkan Piagam Jakarta yang memuat Pancasila yang peetama, kemudian dibahas lagi
dalam sidang BPUPKI II pada tanggal 10 Juli 1945 – 14 Juli 1945. Setelah kemerdekaan Indonesia sebelum
sidang resmi PPKI Pancasila sebagai calon dasar pada filsafat negara dibahas serta disempurnakan kembali
dan akhirnya tanggal 18 Agustus 1945 disahkan oleh PPKI sebagai dasar filsafat Negara Republik Indonesia.

Kausalitas atau Kausa merupakan prinsip sebab-akibat yang ilmunya dan pengetahuan yang secara
otomatis bisa diketahui tanpa membutuhkan pengetahuan dan perantaraan ilmu yang lain; bahwa setiap
kejadian memperoleh kepastian dan keharusan serta kekhususan-kekhususan eksistensinya akibat sesuatu
atau berbagai hal lain yang mendahuluinya, merupakan hal-hal yang diterima tanpa ragu dan tidak
memerlukan sanggahan. Keharusan dan keaslian sistem kausal merupakan bagian dari ilmu-ilmu manusia
yang telah dikenal bersama dan tidak diliputi keraguan apapun. Kausalitas atau Kausa dibangun oleh
hubungan antara suatu kejadian (sebab) dan kejadian kedua (akibat atau dampak), yang mana kejadian kedua
dipahami sebagai konsekuensi dari yang pertama. Menurut Aristoteles ada 4 kausa atau sebab terjadinya
negara :

1. Kausa Materialis : Berarti asal mula berupa bahan. Sebelum terbentuknya negara, harus ada bahan
dasar untuk membentuk negara itu. Dalam kasus pemerintahan negara Indonesia, maka untuk
membentuk suatu negara, harus ada asas dasar mengapa dibentuknya negara. Dalam hal ini adalah
UUD 1945 dan Pancasila sebagai dasar hukum dan dasar negara. Bukan cuma itu, masyarakat dan
wilayah juga harus ada dalam membentuk suatu negara. Namun yang kita kemudian perbincangkan
adalah suatu pemerintahan. Oleh karena itu, bahan dasar untuk membentuk suatu pemerintahan yang
baik adalah UUD 1945 dan Pancasila.

2. Kausa Finalis : Asal mula berupa tujuan, untuk apa sesuatu hal itu diadakan. Untuk apa tujuan dari
pemerintahan itu ada. Nah, sebelum membentuk suatu pemerintahan Indonesia yang baik, dasarnya
adalah UUD 1945 dan Pancasila. Tujuannya apa, untuk mensejahterakan dan memakmurkan rakyat
sesuai asas keadilan dan kemanusiaan. Pancasila dirumuskan sebagai dasar kehidupan rakyat
Indonesia. Maka dari itu, pelaksanaan hukum di Negara ini harus dilihat pada dasar hukum yuridis kta
yaitu UUD 1945 agar mampu menciptakan pemerintahan yang baik, sesuai UUD 1945.

3. Kausa Formalis : Asal mula berupa bentuk, bagaimana wujud dan bangun sesuatu hal itu diadakan.
Maka dibentuklah UU dan sebagainya sebagai aturan negara, serta bentuk dan sistem pemerintahan
seperti apa yang akan dijalankan. Apakah itu demokrasi atau otoritarian, dan parlementer atau
presidensial. Ada gambaran sebelumnya dalam pemerintahan yang baik. Apakah demokrasi atau
otoritarian yang mampu mensejahterakan rakyat dan parlementer atau presidensialkah yang cocok
dalam sistem pemerintahan negara Indonesia.

4. Kausa Efisien : Asal mula berupa karya, yaitu suatu proses untuk mewujudkan sesuatu hal itu menjadi
ada/nyata. Jika semuanya telah ditetapkan, maka terjadilah proses pemerintahannya. Baik buruknya
pemerinthan, itu adalah sesuatu yang nyata, yang telah diciptakan atau dibuat oleh ahli politik, hukum
dan sebangainya. Maka baiknya karya itu, jika dari tiga kausa sebelumnya itu baik pula, dan begitu
pula sebaliknya. Kaitannya dengan kasus pemerintahan Indonesia sekarang ini adalah, asas dasar
hukum kita yang tidak tegas, penerapan pancasila yang lemah, dan penerapan sistem pemerintahan
yang salah, maka rakyat tidak sejahtera terhadap kebijakan yang dibuat oleh pemerintah.

Fitri Kholifah Vebriani,”Pancasila Berdasarkan 4 Kausa Aritoteles”,


https://fitrikholifahvebriani.wordpress.com/2014/09/17/pancasila-berdasarkan-4-kausa-
aristoteles/ (di akses pada 13 November 2019, pukul 19:16)

Nilai – Nilai Pancasila :


1. Nilai Pancasila Ke-1 :

Pancasila ke -1 adalah “Ketuhanan Yang Maha Esa” dimana terkandung suatu nilai religius sebagai
berikut :

 Kepercayaan terhadap adanya Tuhan Yang Maha Esa sebagai suatu pencipta segala hal dimana
sifat – sifat yang sempurna serta suci-Nya seperti Maha Kuasa, Maha Pengasih, Maha Adil, Maha
Bijaksana, Maha Perkasa dan lainnya.
 Ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, yaitu menjalankan semua perintah-NYA serta
menjauhi larangan – larangannya. Dalam memanfaatkan semua potensi yang diberikan oleh Tuhan
Yang Maha Pemurah kita sebagai manusia harus menyadari, jika setiap benda dan makhluk yang
ada di sekeliling manusia ialah amanat Tuhan yang harus dijaga dengan sebaik – baiknya, harus
dirawat supaya tidak rusak dan harus memperhatikan kepentingan orang lain serta makhluk Tuhan
yang lainnya.

2. Nilai Pancasila Ke-2 :

Sila ke 2 adalah “Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab” dimana terkandung nilai – nilai
perikemanusiaan yang harus diperhatikan serta diterapkan dalam kehidupan sehari – hari karena kita
adalah makhluk sosial. Pada hal ini adalah sebagai berikut :

 Pengakuan atas suatu harkat dan martabat manusia dengan segala hak serta kewajiban asasi
yang dimiliki tiap orang.
 Perlakuan yang adil terhadap sesama manusia, mulai dari diri sendiri, alam sekitar bahkan
terhadap Tuhan utamanya.
 Manusia merupakan makhluk beradab ataupun berbudaya yang mempunyai daya cipta, rasa,
karsa serta keyakinan masing – masing yang telah dijelaskan sebelumnya.

3. Nilai Pancasila Ke-3 :

Didalam sila ke-3 “Persatuan Indonesia” dimana terkandung nilai persatuan bangsa, artinya dalam hal
– hal yang berkaitan dengan persatuan bangsa wajib diperhatikan aspek – aspek sebagai berikut :

 Persatuan Indonesia merupakan persatuan bangsa dimana seseorang mendiami wilayah


Indonesia serta wajib berpartisipasi membela dan menjunjung tinggi ( patriotisme );
 Pengakuan terhadap kebhinneka tunggal ika an suku bangsa ( etnis ) dan kebudayaan bangsa
lain ( berbeda-beda tetapi satu jiwa ) yang memberikan suatu arah didalam pembinaan atau
pergerakan kesatuan bangsa;
 Cinta dan bangga akan bangsa dan Negara Indonesia ( jiwa nasionalisme ).

4. Nilai Pancasila Ke-4 :

Dalam sila ke-4 “Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan
Perwakilan” dimana terkandung nilai – nilai kerakyatan. Pada hal ini terdapat beberapa hal yang harus
dicermati, yaitu :

 Kedaulatan negara berada di tangan rakyat


 Pimpinan kerakyatan merupakan hikmat kebijaksanaan yang dilandasi oleh akal sehat
 Manusia di Indonesia sebagai warga negara serta warga masyarakat memiliki kedudukan, hak
serta kewajiban yang sama;
 Keputusan diambil berdasarkan musyawarah untuk mencapai mufakat dilaksanakan bersifat
kekeluargaan.

5. Nilai Pancasila Ke-5 :

Dalam sila ke-5 yaitu “Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia” dimana terkandung nilai
keadilan sosial bagi seluruh rakyat. Pada hal ini perlu diperhatikan beberapa aspek berikut ini, antara lain :

 Perlakuan yang adil di berbagai bidang kehidupan terutama pada bidang politik, ekonomi dan
sosial budaya .
 Perwujudan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
 Keseimbangan antara hak dan kewajiban seseorang, serta menghormati hak milik orang lain
 Cita – cita masyarakat yang adil dan makmur serta merata material spiritual bagi seluruh rakyat
Indonesia

Fina Dhea, “Nilai – Nilai Pancasila” , https://rumusrumus.com/nilai-nilai-pancasila/ ,23/07/2019, ( di


akses pada 16 November 2019, pukul 13:16)

Ideologi Pancasila :
Ideologi secara umum adalah seperangkat pemikiran, ide atau gagasan yang memiliki orientasi pada
tindakan yang diorganisir menjadi suatu sistem yang teratur. Ideologi berakar pada kata “idea”. Jika ditarik
lebih jauh, ideologi berasal dari bahasa yunani eidos yang berarti gagasan, pengertian dasar, konsep atau
cita-cita dan logos yang memiliki arti ilmu pengetahuan. Sehingga secara harfiah ideologi memiliki pengertian
ilmu pengetahuan tentang ide-ide atau ajaran tentang pengertian dasar. Ideologi pancasila adalah pancasila
sebagai dasar untuk mengatur berjalannya pemerintahan negara Indonesia, sekaligus pancasila merupakan
suatu pandangan dan tuntuan untuk meraih cita-cita luhur bangsa Indonesia.

Fungsi Ideologi :

1. Sebagai struktur kognitif,


2. Sebagai orientasi dan wawasan,
3. Sebagai norma atau nilai,
4. Sebagai bekal dan pembuka jalan,
5. Sebagai kekuatan semangat dan mendorong,
6. Sebagai memahai menghayati dan mempolakan tingkah laku.

Fungsi Pancasila Sebagai Dasar Negara :

1. Menyatukan bangsa Indonesia, memperkokoh dan memelihara kesatuan dan persatuan.


2. Membimbing dan mengarahkan bangsa Indonesia unutk mencapai tujuannya.
3. Memberikan kemauan untuk memelihara dan mengembangkan identitas bangsa Indonesia
4. Sebagai pedoman bagi kehidupan bangsa Indonesia dalam upaya menjaga keutuhan negara dan
memperbaiki kehidupan dari bangsa Indonesia.

Makna Ideologi Pancasila :

Pancasila selain berkedudukan sebagai dasar negara, juga berkedudukan sebagai Ideologi Nasional
bangsa Indonesia. Sehingga makna pancasila dari ketetapan tersebut bahwa nilai-nilai yang tercamtum dalam
ideologi pancasila menjadi cita-cita normatif bagi penyelenggaraan bernegara. Pancasila sebagai ideologi
mempunyai makna sebagai berikut:

1. Nilai-nilai yang tercantum dalam Pancasila menjadi cita-cita normatif penyelenggaraan bernegara.
2. Nilai-nilai yang tercantum dalam Pancasila merupakan nilai yang disepakati bersama dan oleh
karena itu menjadi salah satu sarana pemersatu (integrasi) masyarakat Indonesia.

Nilai-Nilai Pancasila Sebagai Ideologi Negara :

Nilai-nilai Pancasila merupakan nilai Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan dan Keadilan.
Inilah nilai dasar untuk kehidupan kenegaraan, kebangsaan dan kemasyarakatan. Nilai Pancasila tergolong
nilai kerohanian yang didalamnya terselip nilai lainnya secara lengkap dan harmonis, baik nilai nilai vital,
material, nilai kebenaran(kenyataan) , nilai etis, nilai estetis, maupun nilai religius.

Nilai-nilai Pancasila yang bersifat objektif maksudnya:

 Rumusan dari sila-sila Pancasila itu sendiri mempunyai makna yang ter-dalam.
 Pancasila yang tersimpan dalam Pembukaan UUD 1945 sebagai pokok kaidah negara yang
mendasar.
 Inti dari nilai Pancasila akan terus ada sepanjang masa dalam kehidupan bangsa Indonesia.

Sedangkan nilai-nilai Pancasila yang bersifat subjektif menjelaskan bahwa keberadaan nilai-nilai
Pancasila bergantung pada bangsa Indonesia sendiri. Dapat dijelaskan sebab:

 Nilai-nilai Pancasila itu timbul dari bangsa Indonesia.


 Nilai-nilai Pancasila di dalamnya memuat nilai- nilai kerohanian.
 Nilai-nilai Pancasila merupakan pandangan hidup bangsa Indonesia.
 Nilai-nilai Pancasila di dalamnya merupakan nilai yang digali , tumbuh dan berkembang dari
budaya bangsa Indonesia

Ahmad, “Ideologi Pancasila: Pengertian, Fungsi, Makna, Dimensi” , https://www.yuksinau.id/ideologi-


pancasila-pengertian-fungsi-makna/3/6/2019 (di akses pada tanggal 16 November 2019, pukul 15:41).

Pancasila Sebagai Sistem Filsafat :


Pancasila sebagai sistem filsafat adalah suatu kesatuan yang saling berhubungan untuk satu
tujuan tertentu,dan saling berkualifikasi yang tidak terpisahkan satu dengan yang lainnya. Jadi
Pancasila pada dasarnya satu bagian/unit-unit yang saling berkaitan satu sama lain,dan memiliki fungsi
serta tugas masing-masing. Sistem adalah suatu kebulatan atau keseluruhan, yang bagian dan
unsurnya saling berkaitan (singkron), saling berhubungan (konektivitas), dan saling bekerjasama satu
sama lain untuk satu tujuan tertentu dan merupakan keseluruhan yang utuh.

Filsafat dalam Bahasa Inggris yaitu Philosophy, adapun istilah filsafat berasal dari Bahasa
Yunani yaituPhilosophia, yang terdiri atas dua kata yaitu Philos (cinta) atau Philia (persahabatan,
tertarik kepada) dan Sophos (hikmah, kebijaksanaan, pengetahuan, keterampilan, intelegensi). Jadi
secara etimologi, filsafat berarti cinta kebijaksanaan atau kebenaran (love of wisdom). Orangnya
disebut filosof yang dalam bahasa Arab disebut Failasuf. Dalam artian lain Filsafat adalah pemikiran
fundamental dan monumental manusia untuk mencari kebenaran hakiki (hikmat, kebijaksanaan);
karenanya kebenaran ini diakui sebagai nilai kebenaran terbaik, yang dijadikan pandangan hidup
(filsafat hidup, Weltanschauung). Berbagai tokoh filosof dari berbagai bangsa menemukan dan
merumuskan sistem filsafat sebagai ajaran terbaik mereka; yang dapat berbeda antar ajaran filosof.
Karena itulah berkembang berbagai aliran filsafat: materialisme, idealisme, spiritualisme; realisme, dan
berbagai aliran modern: rasionalisme, humanisme, individualisme, liberalisme-kapitalisme; marxisme-
komunisme; sosialisme dll.

Sebagaimana yang sudah dijelaskan pada paragraf pertama, makna dasar Pancasila Sebagai
Sistem Filsafat adalah dasar mutlak dalam berpikir dan berkarya sesuai dengan pedoman diatas,
tentunya dengan saling mengaitkan antara sila yang satu dengan lainnya. Misal : Ketika kita mengkaji
sila kelima yang intinya tentang kedilan. Maka harus dikaitkan dengan nilai sila-sila yang lain artinya

 Keadilan yang ber keTuhanan (sila 1)

 Keadilan yang berPrikemanusian (sila 2)

 Keadilan yang berKesatuan/Nasionalisme,Kekeluargaan (sila 3)

Filsafat Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia:


Merupakan kenyataan objektif yang hidup dan berkembang dalam masyarakat. Pancasila memberi
petunjuk mencapai kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia tanpa membedakan suku atau ras.

Filsafat Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa dan negara:


Yang dimaksud adalah bahwa semua aturan kehidupan hukum kegiatan dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara berpedoman pada pancasila. Karena pancasila merupakan sumber dari segala sumber
hukum bangsa dan negara Republik Indonesia. Orang yang berfikir kefilsafatan ialah orang yang tidak
meremehkan terhadap orang yang lebih rendah derajatnya dan tidak menyepelekan masalah yang
kecil, dan selalu berfikiran positif, kritis, dan berdifat arif bijaksana, universal dan selalu optimis.

Pancasila sebagai suatu sistem filsafat dapat berupa jati diri bangsa Indonesia sebagai konteksnya,
misal pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia, sebagai dasar filsafat negara Republik
Indonesia, sebagai ideologi bangsa dan negara Indonesia.

1. Pancasila sebagai Jati diri bangsa Indonesia

Pancasila pada hakikatnya merupakan kristalisasi nilai-nilai luhur kebudayaan bangsa Indonesia
sepanjang sejarah, yang berakar dari unsut-unsur kebudayaan luar yang sesuai sehingga secara
keseluruhannya terpadu menadi kebudayaan bangsa Indonesia. Hal tersebut dapat dilihat dari proses
terjadinya Pancasila yaitu melalui suatu proses yang disebut kausa materialisme karena nilai-nilai Pancasila
sudah ada dan hidup sejak zaman dulu yang tercermin dalam kehidupan sehari-hari. Dengan kata lain, nilai-
nilai Pancasila diungkapkan dan dirumuskan dari sumber nilai utamanya yaitu:

1. Nlai-nilai yang bersifat fundamental, unicersal, mutlak dan abadi dari Tuhan Yang Maha Esa yang
tercermin dalam inti kesamaan ajaran-ajaran agama dalam kitab suci.
2. Nilai-nilai yang bersifat kolektif nasional yang merupakan intisari dari nilai-nilai yang luhur budaya
mastarakat.
3. Rumusan Kesatuan Sila-Sila Pancasila sebagai Suatu Sistem

Pancasila yang terdiri atas lima sila pada hakikatnya merupakan suatu sistem filsafat. Pengertian dari
sistem itu sebdiri yaitu suatu kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan, saling kerjasama untuk sati
tujuan tertentu dan secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang utuh.
2. Susunan Kesatuan Sila-Sila Pancasila Yang Bersifat Organis

Isi sila-sila Pancasila pada hakikatnya merupakan suatu keratuan peradaban, dalam arti setiap sila
meruapakan unsur dari kesatuan Pancasila. Ileh karena itu, Pancasila meruapak suatu ksatuan yang majemuk
tunggal, dengan akibat setiap sila tidak dapat berdiri senrdiri, terlepas dari saila-sila lainnya. Disamping itu,
diantara sila satu dengan yang lain tidak saling bertentangan.

3. Susunan Kesatuan Yang Bersifat Hirarki Dan Berbentuk Piramidal

Hirarki dan Poramidal mempunyai pengertian yang sangat matematis yang digunakan untuk
menggambarkan hubungan sila-sila Pancasila dalam hal urut-urutan luas dan juga dalam hal isi
sifatnya. Susunan sila-sila Pancasila menunjukkan suatu rangkaian tingkatan luas dan isi sidarnya dari
sila-sila sebelumnya. Secara ontologis hakikat Pancasila mendasarkan setiap silanya pada landasan,
yaitu: Tuhan, Manusia, satu, Rakyat, Adil. Oleh karena itu, hakikat itu harus selalu berkaitan dengan
sifat dan hakikat bangsa Indonesia. Dengan demikianlah sila pertama adalah sifat dan keadaan negra
harus sesuai dengan hakikat Tuhan: sila dedua bersifat dan keadaan negera harus sesuai dengan
hakikat manusia, sila keriga sifat dan keadaan negara harus satu, sila keempat adalah sifat dan
keadaan negara harus sesuai dengan hakikat rakyat, dan sila kelima adalah sifat dan keadaan negara
harus sesuai dengan hakiat adil.

4. Rumusan Hubungan Kesatuan Sila-Sila Pancasila Yang Saling Mengisi Dan Saling
Mengkualifikasi.

Kesatuan sila-sila Pancasila yang majemuk tunggal, hirarkis Piramidal juga memiliki sifat saling
mengisi dan saling mengkualifikasi. Hal tersebut dimaksudkan bahwa setiap sila terkandung nilai
keempat sila lainnya, dengan kata lain, dalam setiap sila Pancasila senantiasa dikualifikasikan oleh
keempai sila lainnya.

Kknockin, “Pancasila Sebagai Sistem Filsafat” , https://kknockin.wordpress.com/2017/12/08/pancasila-


sebagai-sistem-filsafat/ (di akses pada tanggal 17 November 2019, Pukul 19:46)

Anda mungkin juga menyukai