Anda di halaman 1dari 10

KEMANUSIAN YANG ADIL DAN BERADAB

Oleh :

1. Risky Efendi (06061382227075)


2. Alycha Tri Sephia (06061382227081)
3. Nicolas Gratia Putra Pasaribu (06061382227083)
4. Nanda Sulistyo Adji (06061382227091)
5. Muhammad Tezar Hasliando (06061382227096)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN STUDI


PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA TAHUN 2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kepada Allah SWT. karena berkat rahmat dan karunia-Nya, kami
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab ”.
Makalah ini akan membahas mengenai nilai-nilai kemanusiaan yang adil dan beradab

Selama proses pengerjaan dan penyusunan makalah ini, banyak pihak yang telah memberikan
bantuan, pengarahan, saran, serta bimbingan kepada kami selaku penulis. Dengan selesainya
makalah ini, kami ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada ibu Yulia
djhair selaku dosen mata kuliah Pancasila yang telah membimbing dan memberikan tugas
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan kami mengenai nilai sila ke-2
pancasila.

Kami dapat menyadari bahwa dalam penulisan dan penyusunan makalah ini masih ada
kesalahan dan kekurangan baik dari segi materi maupun penulisan. Untuk itu kami akan
mengucapkan terima kasih bagi para pembaca dan semua pihak yang memberikan kritik serta
saran kepada kami dalam memperbaiki penulisan dan penyusunan makalah ini. Kami harap
makalah ini dapat memberikan manfaat kepada para pembaca dan bagi diri kami sendiri.

Palembang,03 Febuari 2023


Hormat Kami,

Penulis

2
I.Pendahuluan

Indonesia yang berdasar pada Pancasila dan UUD Negara Republik Indonesia tahun
1945;mengaktualisasikan nilai” Pancasila dalam bentuk pribadi yang sales secara indivial,sosial dan
alam;memahami dan menganalisis dinamika Pancasila secara historis; mempresentasikan dinamika
Pancasila secara historis, serta merefleksikan fungsi dan kedudukan penting Pancasila dalam
perkembangan Indonesia mendatang. Indonesia adalah negara yang memiliki kepulauan terbesar
di dunia denganmemiliki 17.504 pulau. Indonesia juga memiliki berbagai macam suku, adat, ras,
bahasadan agama. Dengan berbagai macam perbedaan Indonesia bisa bersatu oleh semboyanyaitu
Bhineka Tunggal Ika yang tertulis pada lambang Pancasila.

Pancasila merupakan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi rakyat Indonesia.
Pancasila dalam kedudukannya sebagai sumber hukum dasar nasional, yang menjadikan sebagai
ukuran dalam menilai hukum yang berlaku di negara Indonesia. Pancasila memiliki nilai-nilai di
dalamnya, seperti yang tercantum di Pancasila sendiri yang berbunyi

1. Ketuhanan Yang Maha Esa


2. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan Yang Dipimpin oleh Hikmah Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan Perwakilan
5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
1.1 Rumusan Masalah

1. Bagaimana nilai dan makna yang terkandung dalam sila kemanusiaan yang adil dan
beradab?
2. Bagaimana bunyi dari butir-butir sila kemanusian yang adil dan beradab?
3. Mengapa sangat penting di dalam pancasila terdapat sila kedua yaitu sila kemanusian
yang adil dan beradab?
4. Bagaimana implementasi sila kedua pancasila dalam kehidupan bermasyarakat?

1.2 Tujuan
1. Untuk Mengetahui nilai dan makna yang terkandung dalam sila kemanusiaan yang
adil dan beradab
2. Untuk mengetahui bunyi butir-butir dari sila kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Untuk mengetahui alasan pentingnya sila kemanusiaan yang adil dan beradab
4. Untuk mengetahui implementasi sila kedua Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat

3
II. Pembahasan

2.1 Nilai dan Makna dari Sila Kemanusiaan yang Adil Dan Beradab

Kemanusiaan yang adil dan beradab dalam Pancasila pada prinsipnya menegaskan
bahwa kita memiliki Indonesia merdeka yang berada pula lingkungan kekeluargaan bangsa-
bangsa. Sila ini menegaskan bahwa kebangsaan Indonesia merupakan bagian dari kemanusiaan
universal, yang dituntut mengembangkan persaudaraan dunia berdasarkan nilai-nilai
kemanusiaan yang berkeadilan dan berkeadaban. Kemanusia berasal dari kata “manusia”, yaitu
makhluk yang berbudaya dengan memiliki potensi piker, rasa, karsa, dan cipta. Karena potensi
seperti yang dimilikinya itu manusia tinggi martabatnya. Dengan budi nuraninya manusia
menyadaru niilai-nilai dan norma-norma. Kemanusian terutana berarti hakikat dan sifat-sifat
khas manusia sesuai dengan martabatnya. Adil berarti patut, tidak memihak atau berpegang
pada kebenaran.

4
Kemanusian yang adil dan beradab merupakan kesadaran sikap dan perbuatan
manusia yang didasarkan kepada potensi akal budi dan hati Nurani manusia dalam hubungan
dengan norma norma dan kesusilan umum, baik terhadap diri pribadi, sesame manusia maupun
terhadap alam dan hewan. Kemanusian yang adil dan beradab adalah akhlak mulia yang
dicerminkan dalam sikap dan perbuatan manusia yang sesuai dengan kodrat, hakikat, martabat
manusia. Potensi kemanusian tersebut dimiliki oleh semua manusia, tanpa kecuali. Mereka
harus diperlakukan sesuai dengan nilai nilai kemanusian, sesuai dengan fitrahnya, sebagai
makhluk Tuhan yang mulia. Kemanusian yang adil dan beradab di ejahwantakan dalam
implemetasikan hak dan kewajibaan asasi manusia serta komitmen terhadap penegakan
hukum.

Berdasarkan sila kemanusiaan yang adil dan beradab, kebangsaan yag kita
kembangkan bukanlah kebangsaan yang menyendiri, bukan chauvinism (mengagungkan
kesukuan atau kedaerahan), melainkan kebangsaan yang menuju kepada kekeluargaan bangsa-
bangsa. Disisi lain, nilai-nilai kemanusiaan universal itu hanyalah bermakna sejauh bisa
dibumikan dalam konteks sosiohistoris partikularitas bangsa-bangsa yang bersifat heterogen.
Secara tepat bung karno mengatakan, “internasionalisme tidak dapat hidup subur kalo tidak
berakar didalam buminya nasionalisme. Nasionalisme tidak dapat hidup subur, kalo tidak
hidup dalam taman sarinya internasionalisme.” (Pidato Soekarno 1 juni 1945).

Nilai kemanusian yang adil mengandung suatu makna bahwa hakikat manusia sebagai
mahluk yang berbudaya dan beradab harus berkodrat adil. Hal ini mengandung suatu
pengertian bahwa hakikat manusia harus adil dalam hubungan dengan diri sendiri, adil
terhadap manusia lain, adil terhadap masyarakat bangsa dan negara, adil terhadap
lingkungannya serta adil terhadap tuhan yang maha esa. Konsekuensinya nilai yang
terkandung dalam kemanusiaan yang adil dan beradab adalah menjunjung tinggi harkat dan
martabat manusia sebagai makhluk Tuhan yang Maha Esa, menjunjung tinggi hak-hak asasi
manusia, menghargai atas kesamaan hak dan derajat tanpa membedakan suku, ras, keturunan,
status sosial maupun agama. Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia, tegang
rasa, tidak semena-mena terhadap sesame manusia, menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan
(Darmodihardjo, 1996).

Nilai dasar dari sila kedua mencakup peningkatan martabat, hak, dan kewajiban asasi
warga negara, penghapusan penjajahan, kesengsaraan, dan ketidak adilan dari muka bumi. Hak
dan martabat manusia sebagai makhluk tuhan yang maha esa. Tidak semena-mena terhadap

5
oraang lain. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan .
berani membela keadilan hormat dan menghormati dan bekerja sama dengan bangsa bangsa
lain

Sumber hukum dari sila kedua adalah:

a. Pembukaan UUD 1945 alinea pertama Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak
segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena
tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan. Alinea keempat, maka disusunlah
Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik
Indonesia, yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada kemanusiaan yang adil dan
beradab.

b. Pasal 27, 28, 29, 30, dan 31 UUD 1945

Pasal 27

1. Segala warga negara bersamaan kedudukannya dalam hukum dan pemerintahan dan
wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.
2. Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan

Pasal 28

Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan
sebagainya ditetapkan dengan undang-undang.

Pasal 29

1. Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa.


2. Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-
masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu.

Pasal 30

1. Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara.
2. Syarat-syarat tentang pembelaan diatur dengan undang-undang.

6
Pasal 31

1. Tiap-tiap warga negara berhak mendapat pengajaran.


2. Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pengajaran nasional,
yang diatur dengan undang-undang.

c. Ketetapan MPR Nomor II/MPR/1978 tentang Pedoman Penghayatan dan Pengamalan


Pancasila, memberikan petunjuk-petunjuk nyata dan jelas wujud pengamalan sila
“Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab”.

2.1. Butir-butir dari Sila Kemanusiaan yang adil dan Beradab

Ketetapan MPR No. II/MPR/1978 tentang Ekaprasetia Pancakarsa menjabarkan kelima asas
dalam Pancasila menjadi 36 butir pengamalan sebagai pedoman praktis bagi pelaksanaan
Pancasila, yaitu:

1. Mengakui persamaan derajat persamaan hak dan persamaan kewajiban antara sesama
manusia.
2. Saling mencintai sesama manusia.
3. Mengembangkan sikap tenggang rasa.
4. Tidak semena-mena terhadap orang lain.
5. 5.Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan
6. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
7. Berani membela kebenaran dan keadilan.
8. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia, karena
itu dikembangkan sikap hormat-menghormati dan bekerjasama dengan bangsa lain.

Ketetapan ini kemudian dicabut dengan Tap MPR No. I/MPR/2003 dengan 45 butir
Pancasila. Berikut inilah butir-butir dari sila kedua:

1. Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya


sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
2. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan kewajiban asasi setiap manusia,
tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin,
kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya. Maknanya adalah tidak ada perbedaan
di antara mereka dalam status derajat, hak dan kewajiban dengan sebab dien (agama).
3. Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia. Pancasila mengajarkan
pemeluknya untuk mencintai orang-orang Nasrani, Budha, Hindu, Konghucu, kaum

7
sekuler, kaum liberal, para demokrat, para quburiyyun, para thaghut dan orang-orang
kafir lainnya.
4. Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.
5. Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.
6. Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
7. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
8. Berani membela kebenaran dan keadilan.
9. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia.
10. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama dengan bangsa lain

2.3 Alasan Pentingnya Keberadaan Sila Kedua Pancasila

Pancasila adalah pandangan hidup bangsa Indonesia sehingga dijadikan pedoman hidup
bangsa Indonesia dalam mencapai kesejahteraan lahir dan batin dalam masyarakat yang heterogen
(beraneka ragam). Pancasila kemudian menjadi jiwa dan kepribadian bangsa Indonesia, Pancasila
lahir bersama dengan lahirnya bangsa Indonesia dan merupakan ciri khas bangsa Indonesia dalam
sikap mental maupun tingkah lakunya sehingga dapat membedakan dengan bangsa lain. Setiap sila
Pancasila mengandung nilai-nilai yang menjadi dasar norma dan aturan dalam kehidupan sehari-
hari dalam hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Banyak sekali nilai yang terkandung
dalam sila Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab dan harus kita terapkan, antara lain:Mengakui dan
memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang
Maha Esa.

Pemahaman nasionalisme yang berkurang turut menjadikan sila kedua Pancasila merupakan
sesuatu yang amat penting untuk dikaji. Di saat negara membutuhkan soliditas dan persatuan
hingga sikap gotong royong, sebagian kecil masyarakat terutama justru yang ada di perkotaan
justru lebih mengutamakan kelompoknya, golonganya bahkan negara lain dibandingkan
kepentingan negaranya. Untuk itu sebaiknya setiap komponen masyarakat saling berinterospeksi
diri untuk dikemudian bersatu bahu membahu membawa bangsa ini dari keterpurukan dan krisis
multidimensi. Dari beberapa butir isi dari sila ke 2 Pancasila kita dapat merasakan adanya degradasi
(kemunduran) perilaku masyarakat Indonesia. Pada butir pertama kita diharapkan dapat mengakui
dan memperlakukan sesama sesuai dengan harkat martabatnya sebagai mahluk Tuhan. Pada era
sekarang ini hal ini tampak sangat sulit sekali ditemui, banyaknya prilaku chaos di dalam
masyarakat membuktikan bahwa butir pertama ini sudah dilupakan. Sama seperti butir pertama,
butir-butir dari sila ke dua Pancasila sudah mulai tidak diperhatikan oleh masyarakat dalam
kehidupan bernegaranya.

8
2.4 Implementasi Sila Kedua Pancasila dalam Kehidupan Bermasyarakat

Pendidikan berwarga negara di jenjang pendidikan formal haruslah dilakukan tidak hanya
memberikan teori tetapi dengan praktek langsung. Karena teori cenderung hanya dianggap angin
lalu saja, praktek toleransi antara individu satu dengan yang lainnya dapat memberikan gambaran
langsung betapa pentingnya nilai-nilai kemanusiaan itu. Praktek langsung dari sebuah teori
kewarganegaraan dapat dilakukan dalam interaksi sosial di dalam lingkungan pendidikan ataupun
lingkungan tempat tinggal, di dalam lingkungan pendidikan teori ini dapat dipraktikkan dengan
cara sikap dan prilaku dalam lingkungan pendidikan.

Pada era sekarang ini teramat sulit menemukan sikap penghargaan di lingkungan pendidikan,
anak didik saat ini terbiasa dengan penggolonggan-penggolongan berdasarkan status sosial, ada si
kaya dan ada si miskin. Sikap seperti itu menjadikan toleransi antara sesama menjadi sangat
menyedihkan. Adanya penghargaan (sopan santun) dalam bertutur kata dan bersikap kepada orang
lain diharapkan dapat menjadi cermin langsung bahwa sikap toleransi itu menjadi suatu hal yang
penting dewasa ini. Bahwa penggolongan-penggolongan berdasarkan status sosial itu adalah hal
yang merusak sifat-sifat kemanusiaan. Pendidikan berwarga Negara di dalam lingkungan
masyarakat dapat dilakukan dengan cara adanya lembaga-lembaga swadaya masyarakat yang
memberikan penyuluhan tentang bagaimana cara hidup bernegara yang baik. Penyuluhan yang
dilakukan tidak hanya dengan cara formil (mengajarkan cara menjadi warga Negara yang baik),
tetapi dapat dengan cara-cara seperti gotong royong membersihkan lingkungan, siskamling dan
cara-cara lain yang dapat mengajarkan secara langsung apa artinya tenggang rasa antara sesama
manusia.

Implementasi nilai kemanusiaan dalam sila kedua Pancasila adalah perwujudan


bahwa manusia adalah makhluk yang bermoral dan berbudaya. Berikut wujud pengamalan
sila kedua Pancasila:

1. Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya


sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
2. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan kewajiban asasi setiap
manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis
kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.
3. Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
4. Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tolong menolong.
5. Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.

9
6. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
7. Berani membela kebenaran dan keadilan.
8. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerja sama dengan bangsa
lain.
9. Saling menghargai pendapat antarsesama.
10. Menyeimbangkan hak dan kewajiban dalam kehidupan sehari-hari.

Dikutip dari Buku pasti bisa: Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk
SD/MI kelas VI oleh tim unas Karya Guru

10

Anda mungkin juga menyukai