Disusun Oleh
1. Mubarok 2288201078
Semester 2 kelas C
Tak lupa juga kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Haris Azhar,
M.Si. selaku Dosen pengampu Mata Kuliah Pendidikan Pancasila yang telah
membimbing kami dalam pengerjaan tugas Makalah ini. Kami harap pembaca
mendapatkan wawasan mengenai Pancasila Sebagai System pancasila Sebagai
Filsafat Bangsa Untuk Nilai Kenormaan Dan Kebangsaan Indonesia. Kami sadar
di dalam pembuatan Makalah ini terdapat beberapa kesalahan maupun
kekurangan, untuk itu kami harap adanya kritik dan saran untuk membangun dari
Teman maupun Dosen, demi tercapainya Makalah yang baik dan benar.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................3
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 13
BAB I
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
Pancasila yang terdiri atas lima sila pada hakikatnya merupakan suatu
sistem filsafat. Sistem adalah suatu kesatuan bagian-bagian yang saling
berhubungan, saling bekerja sama untuk tujuan tertentu, dan secara keseluruhan
merupakan suatu kesatuan yang utuh. Sistem lazimnya memiliki ciri-ciri sebagai
berikut. 1. Suatu kesatuan bagian-bagian 2. Bagian-bagian tersebut mempunyai
fungsi sendiri-sendiri 3. Saling berhubungan dan saling ketergantungan 4.
Keseluruhannya dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan tertentu (tujuan sistem
5. Terjadi dalam suatu lingkungan yang kompleks.9 Pancasila yang terdiri atas
bagian-bagian, yaitu sila-sila Pancasila, pada hakikatnya merupakan suatu asas
sendiri, fungsi sendiri-sendiri, namun secara keseluruhan merupakan suatu
kesatuan yang sistematis. 1. Susunan kesatuan Pancasila yang bersifat organis. 2.
Susunan Pancasila yang bersifat hierarkhis dan berbentuk piramidal a. Sila
pertama: Ketuhanan Yang Maha Esa adalah meliputi dan menjiwai silasila
kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan serta
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. b. Sila kedua: Kemanusiaan yang
adil dan beradab adalah diliputi dan dijiwai oleh sila Ketuhanan Yang Maha Esa,
meliputi dan menjiwai sila persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta keadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia. c. Sila ketiga: Persatuan Indonesia adalah diliputi
dan dijiwai sila Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab,
meliputi dan menjiwai sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan/perwakilan, serta keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia. d. Sila keempat: Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan perwakilan adalah diliputi dan dijiwai oleh sila-sila
Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan
Indonesia, serta meliputi dan menjiwai sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia. e. Sila kelima: Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia adalah
diliputi dan dijiwai oleh sila-sila Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang
adil dan beradab, persatuan Indonesia, serta kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan. 3. Rumusan hubungan
kesatuan sila-sila Pancasila yang saling mengisi dan saling mengkualifikasi.
Kesatuan sila-sila Pancasila yang majemuk tunggal, hirarkis piramidal juga
memiliki sifat saling mengisi dan saling mengkualifikasi. Maksudnya, dalam
setiap sila terkandung nilai keempat sila lainnya, atau dengan perkataan lain setiap
sila senantiasa dikualifikasi oleh keempat sila lainnya. Adapun rumusan kesatuan
sila-sila Pancasila yang saling mengisi dan saling mengkualifikasi adalah sebagai
berikut. a. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa adalah berkemanusiaan yang adil dan
beradab, berpersatuan Indonesia, berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan berkeadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia. b. Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab adalah
berketuhanan Yang Maha Esa, berpersatuan Indonesia, berkerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan
berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. c. Sila Persatuan Indonesia
adalah berketuhanan Yang Maha Esa, berkemanusiaan yang adil dan beradab,
berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, dan berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia. d. Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratanl/Perwakilan adalah berketuhanan Yang Maha Esa,
berkemanusiaan yang adil dan beradab, berpersatuan Indonesia, dan berkeadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indoenesia. e. Sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat
Indonesia adalah berketuhanan Yang Maha Esa, berkemanusiaan yang adil dan
beradab, berpersatuan Indonesia, dan berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan.
Isi arti sila-sila Pancasila pada hakikatnya dapat dibedakan atas hakikat
Pancasila yang umum, universal, yang merupakan substansi sila-sila Pancasila,
sebagai pedoman pelaksanaan dan penyelenggaraan negara, yaitu sebagai dasar
negara yang bersifat umum kolektif serta realisasi pengamalan Pancasila yang
bersifat khusus dan konkret. Hakikat Pancasila merupakan nilai, Pancasila sebagai
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
3.2 Saran