Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PENGERTIAN HAKIKAT PANCASILA DAN NILAI


YANG TERKANDUNG DI DALAMNYA

Dosen : Drs. Hery B Mantir, M.Si

Kelompok 9

Nama Anggota kelompok:

1. Benny BBA 117 112


2. Dechrist Event Dalin Sari BBA 117 109
3. Elsha Yuliana BBA 117 091
4. Iersan Haqkanan BBA 117 100
5. Indra Khairawan BBA 117 061
6. Ridhoanto Halim BBA 117 047

JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah ini yang berjudul Hakikat Pancasila dan Nilai-
nilai yang terkandung didalamnya.

Makalah ini diajukan guna untuk memenuhi tugas mata kuliah


PendidikanPancasila. Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima
kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini,
yaitu kepada:
1. Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa melimpahkan rahmat-Nyakepada
penulis.
2. Bapak Drs. Hery B Mantir, M.si selaku dosen mata kuliah
PendidikanPancasila.

Palangkaraya, 07 Oktober 2017

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................

DAFTAR ISI........................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................


1.1 Latar Belakang .....................................................................................
1.2 Tujuan ..................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................


2.1 Hakekat Pengertian Pancasila.................................................................
2.1.1 Pengertian Pancasila...........................................................................
2.1.2 Nilai- nilai yang terkandung di dalamnya...........................................

BAB III PENUTUP...............................................................................................


3.1 Kesimpulan ...........................................................................................

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebagai bangsa Indonesia, kita tentu mengetahui dasar negara kita yang
terkenal akan kesakralannya, yang terkenal dengan semboyannya Bhinneka
Tunggal Ika. Di mana simbolnya merupakan lambang keagungan bangsa
Indonesia yang terpancar dalam bentuk Burung Garuda. Simbol di dadanya
merupakan pengamalan hidup yang menjadikan Indonesia benar-benar khas
ideologi dari bangsa Indonesia. Itulah lambang negara kita, pengamalan
sekaligus ideologi kita, Pancasila.
Di dalam Pancasila terkandung banyak nilai di mana dari keseluruhan
nilai tersebut terkandung di dalam lima garis besar dalam kehidupan
berbangsa negara. Perjuangan dalam memperebutkan kemerdekaan tak jua
lepas dari nilai Pancasila. Sejak zaman penjajahan hingga sekarang, kita
selalu menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila tersebut.
Indonesia hidup di dalam berbagai macam keberagaman, baik itu suku,
bangsa, budaya dan agama. Dari ke semuanya itu, Indonesia berdiri dalam
suatu keutuhan. Menjadi kesatuan dan bersatu di dalam persatuan yang
kokoh di bawah naungan Pancasila dan semboyannya, Bhinneka Tunggal
Ika.
Tidak jauh dari hal tersebut, Pancasila membuat Indonesia tetap teguh
dan bersatu di dalam keberagaman budaya. Dan menjadikan Pancasila
sebagai dasar kebudayaan yang menyatukan budaya satu dengan yang lain.
Karena ikatan yang satu itulah, Pancasila menjadi inspirasi berbagai macam
kebudayaan yang ada di Indonesia.

B. Tujuan

Memahami hakikat pancasila dan nilai-nilai yang terkandung didalamnya


BAB II
PERMASALAHAN

A. Hakikat Pancasila dan Nilai yang Terkandung Di Dalamnya

1. Pengertian Pancasila
Pancasila merupakan suatu kesatuan, sila yang satu tidak bias
dilepas-pisahkan dari yang lain; keseluruhan sila di dalam pancasila
merupakan suatu kesatuan organis atau suatu kesatuan keseluruhan yang
bulat. Hal ini dapat di gambarkan sebagai berikut :

Sila I : Melengkapi ilmu pengetahuan menciptakan perimbangan


antara yang rasional dan irasional, antara rasa dan akal. Sila
ini menempatkan manusia dalam alam sebagai bagiannya dan
bukan pusatnya.
Sila II : Memberi arah dan mengendalikan ilmu pengetahuan. Ilmu
dikembalikan pada fungsinya semula, yaitu untuk
kemanusiaan, tidak hanya untuk kelompok, lapisan tertentu.
Sila III : Mengkomplementasikan universalisme dalam sila-sila yang
lain. Sehingga supra sistem tidak mengabaikan sistem dan
sub-sistem. Solidaritas dalam sub-sistem sangat penting untuk
kelangsungan keseluruhan individualitas, tetapi tidak
mengganggu integrasi.
Sila IV : Mengimbangi otodinamika ilmu pengetahuan dan teknologi
berevolusi sendiri dengan leluasa. Eksperimentasi penerapan
dan penyebaran ilmu pengetahuan harus demokratis dapat
dimusyawarahkan secara perwakilan, sejak dari kebijakan,
penelitian sampai penerapan massal.
Sila V : Menekankan ketiga keadilan Aristoteles: Keadilan distributif,
keadilan kontributif, dan keadilan komulatif. Keadilan sosial
juga menjaga keseimbangan antara kepentingan individu dan
masyarakat, karena kepentingan individu tidak boleh terinjak
oleh kepentingan semu. Individualitas merupakan landasan
yang memungkinkan timbulnya kreatifitas dan inovasi.
Pengertian Pancasila secara etimologis
Secara etimologis istilah Pancasila berasal dari Sansekerta dari India
(bahasa kasta Brahmana) adapun bahasa rakyat biasa adalah bahasa
Prakerta. Menurut Muhammad Yamin, dalam bahasa sansekerta
perkataan Pancasila memilki dua macam arti secara leksikal yaitu :

panca artinya lima

syila vokal I pendek artinya batu sendi, alas, atau dasar

syiila vokal i pendek artinya peraturan tingkah laku yang baik, yang
penting atau yang senonoh

Kata-kata tersebut kemudian dalam bahasa Indonesia terutama bahasa


Jawa diartikan susila yang memilki hubungan dengan moralitas. Oleh
karena itu secara etimologis kata Pancasila yang dimaksudkan adalah
adalah istilah Panca Syilla dengan vokal i pendek yang memilki makna
leksikal berbatu sendi lima atau secara harfiah dasar yang memiliki
lima unsur.
Adapun istilah Panca Syiila dengan huruf Dewanagari i bermakna 5
aturan tingkah laku yang penting.

2. Nilai Nilai Pancasila yang terkandung didalamnya


Nilai dapat diartikan sebagai sesuatu yang dianggap berharga dan berguna
bagi kehidupan manusia serta dianggap baik.

Klasifikasi nilai

Max Scheler mengklasifikasikan nilai berdasarkan tingkatannya:


a. Nilai-nilai kenikmatan
b. Nilai-nilai kehidupan
c. Nilai-nilai kejiwaan
d. Nilai-nilai kerohanian

Walter G. Everet mengklasifikasikan nilai-nilai menusiawi ke dalam


delapan kelompok, yaitu:
a. Nilai-nilai ekonomis
b. Nilai-nilai kejasmanian
c. Nilai-nilai hiburan
d. Nilai-nilai sosial
e. Nilai-nilai watak
f. Nilai-nilai estetis
g. Nilai-nilai intelektual
h. Nilai-nilai keagamaan

Notonegoro membagi nilai menjadi tiga macam, yaitu:


a. Nilai material,yaitu segala sesuatu yang berguna bagi kehidupan
manusia, atau kebutuhan material ragawi manusia.
b. Nilai Vital,yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat
mengadakan kegiatan atau aktivitas.
c. Nilai kerohanian,yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rohani
manusia. Nilai kerohanian ini dapat dibedakan atas empat macam:
Nilai kebenaran,yang bersumber pada akal(rasio, budi, cipta)
manusia.
Nilai keindahan atau nilai estetis, yang bersumber pada unsur
perasaan manusia.
Nilai kebaikan atau nilai moral, yang bersumber pada kehendak
manusia.
Nilai religius, yang merupakan nilai kerohanian tertinggi dan
mutlak. Nilai religius ini bersumber pada kepercayaan dan
keyakinan manusia.

B. Hakikat Nilai-Nilai Pancasila

1. Sila Pertama : ke-Tuhanan Yang Maha Esa.


Hakekat pengertian di atas sesuai dengan :
a. Pembukaan UUD 1945 yang berbunyi antara lain :
Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa..
b. Pasal 29 UUD 1945 :
1).Negara berdasarkan atas ke-Tuhanan Yang Maha Esa.
2) .Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk
memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat
menurut agamanya dan kepercayaannya itu.

2. Sila Kedua : Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab


Pada prinsipnya kemanusiaan yang adil dan beradab adalah sikap
dan perbuatan manusia yang sesuai dengan kodrat hakekat manusia
yang berbudi, sadar nilai dan budaya.
Hakekat pengertian di atas sesuai dengan :
a. Pembukaan UUD 1945 alinea pertama :
bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa
dan oleh sebab itu, maka penjajahan diatas dunia harus di
hapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan
perikeadilan..
b. Pasal-pasal 27,28,29,30,dan 31 UUD 1945 :
Pasal 27 :
1).Segala warga Negara bersama kedudukannya di dalam
hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.
2).Tiap-tiap warga Negara berhak atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.
Pasal 28 :
kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan
pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya di tetapkan dengan
Undang-Undang.

Pasal 29 :
1).Negara berdasarkan atas ke-Tuhanan Yang Maha Esa.
2) .Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk
memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat
menurut agamanya dan kepercayaannya itu.

Pasal 30 :
1).Tiap-tiap waqrga Negara berhak dan wajib ikut serta dalam
usaha pembelaan Negara.
2).Syarat-syarat tentang pembelaan Negara di atur dengan Undang-
Undang.
Pasal 31 :
1).Tiap-tiap warga Negara berhak mendapat pengajaran.
2).Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem
pengajaran nasional, yang diatur dengan Undang-Undang.

3. Sila Ketiga : Persatuan Indonesia


Persatuan Indonesia adalah persatuan bangsa yang mendiami
wilayah Indonesia, dan merupakan perwujudan daripada faham
kebangsaan Indonesia yang dijiwai oleh Ke-Tuhanan Yang Maha Esa
serta kemanusiaan yang adil dan beradab.
Hakekat pengertian di atas sesuai dengan :
a. Pembukaan UUD 1945 alinea keempat yang antara lain berbunyi
kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintahan Negara
Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia dan untuk memejukan kesejahteraan umum,
memcerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban
dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan
sosial, maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam
suatu Undang-Undang dasar Negara Indonesia
b. Pasal-pasal 1,32,35,dan36 UUD 1945
Pasal 1 :
1).Negara Indonesia adalah Negara kesatuan, yang berbentuk
Republik.
2).Kedaulatan adalah di tangan rakyat, dan di lakukan sepenuhnya
oleh majelis permusyawaratan Rakyat.
Pasal 32 :
pemerintah memajukan kebudayaan Nasional Indonesia.
Pasal 35 :
Bendera Negara Indonesia ialah sang merah putih.
Pasal 36 :
Bahasa Negara ialah Bahasa Indonesia.

4. Sila Keempat : Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat


Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan/Perwakilan
Berarti bahwa rakyat dalam menjalankan kekuasaannya melalui
sistem perwakilan dan keputusan-keputusannya diambil dengan jalan
musyawarah yang dipimpin oleh fikiran yang sehat serta penuh
tanggungjawab, baik kepada Tuhan Yang Maha Esa maupun kepada
rakyat yang di wakilinya.
Hakekat pengertian di atas sesuai dengan :
a. Pembukaan UUD 1945 alinea keempat yang antara lain sebagai
berikut :
..maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu
dalam suatu Undang-Undang dasar Negara Indonesia, yang berkedaulatan
rakyat

b. Pasal-pasal 1,2,3,28, dan 37 UUD 1945


Pasal 1 :
1).Negara Indonesia adalah Negara kesatuan, yang berbentuk
Republik.
2).Kedaulatan adalah di tangan rakyat, dan di lakukan sepenuhnya
oleh majelis permusyawaratan Rakyat.
Pasal 2 :
1). MPR terdiri atas DPR, di tambah dengan utusan-utusan dari
daerah-daerah golongan-golongan, menurut aturan yang
ditetapkan dengan Undang-Undang.
2). MPR bersidang sedikitnya dalam lima tahun.
3). Segala putusan MPR ditetapkan dengan suara terbanyak.
Pasal 3 :
MPR menetapkan UUD dan garis-garis besar haluan Negara.
Pasal 37 :
1).Untuk mengubah UUD sekurang-kurangnya 2/3 daripada jumlah
anggota MPR harus hadir.
2).Putusan diambil dengan persetujuan sekurang-kurangnya 2/3
daripada jumlah anggota yang hadir.

5. Sila Kelima : Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia


Berarti bahwa setiap orang Indonesia mendapat perlakuan yang
adil dalam bidang hukum, politik, sosial, ekonomi dan kebudayaan.
Hakekat pengertian di atas sesuai dengan :
a. Pembukaan UUD 1945 alinea kedua :
dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah
sampailah kepada saat yang berbahagia dengan selamat sentausa
mengantarkan rakyat Indonesia kedepan pintu gerbang
kemerdekaan Negara indonesia yang merdeka , bersatu, berdaulat,
adil dan makmur.
b. Pasal-pasal 23,27,28,29,31,33, dan 34 UUD 1945:
Pasal 23 :
1).Anggaran pendapatan dan belanja ditetapkan tiap-tiap tahun
dengan Undang-Undang. Apabila DPR tidak menyetujui
anggaran yang di usulkan pemerintah maka pemerintah
menjalankan anggaran tahun yang lalu.
2).Segala pajak untuk keperluan Negara berdasarkan Undang-
Undang.
3).Macam dan harga mata uang ditetapkan dengan Undang-
Undang.
4).Untuk memeriksa tanggungjawab tentang keuangan Negara
diadakan suatu badan pemeriksa keuangan, yang peraturannya
ditetapkan dengan Undang-Undang. Hasil pemeriksaan itu
diberitahukan kepada DPR.
Pasal 27 :
1).Segala warga Negara bersama kedudukannya di dalam hukum
dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.
2).Tiap-tiap warga Negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan
yang layak bagi kemanusiaan.
Pasal 28 :
kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan
pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya di tetapkan dengan
Undang-Undang.
Pasal 29 :
1).Negara berdasarkan atas ke-Tuhanan Yang Maha Esa.
2).Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk
memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut
agamanya dan kepercayaannya itu.
Pasal 31 :
1).Tiap-tiap warga Negara berhak mendapat pengajaran.
2).Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem
pengajaran nasional, yang diatur dengan Undang-Undang.
Pasal 33 :
1).Perekonomian disusun sebagai usaha bersama atas asas
kekeluargaan.
2).Cabang-cabang produksi yang penting bagi Negara dan
menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh Negara.
3).Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya
dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar
kemakmuran Rakyat.
Pasal 34 :
fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh Negara.

Dalam kedudukannya sebagai sumber nilai, Pancasila mengandung


berbagai nilai yang dijadikan sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia.
Nilai-nilai yang terkandung dalm Pancasila tersusun secara hierarkis
piramidal yang bulat dan utuh serta saling menjiwai.

Pancasila mengandung nilai subjektif maupun objektif. Nilai-nilai


subjektif artinya nilai-nilai tersebut merupakan hasil pemikiran bangsa
Indonesia sendiri sepanjang sejarahnya. Nilai-nilai Pancasila yang bersifat
subjektif tersebut adalah sebagai berikut:
1. Nilai-nilai Pancasila timbul dari bangsa Indonesia sebagai hasil
penilaian dan hasil pemikiran bangsa Indonesia.
2. Nilai-nilai Pancasila merupakan pandangan hidup, pegangan
hidup,pedoman hidup, petunjuk hidup bangsa Indonesia.
3. Nilai-nilai Pancasila mengandung tujuh nilai kerohanian, yaitu
kebenaran, keadilan, kebaikan, kebijaksanaan, etis, estetis dan religius
yang perwujudannya sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia.

Di samping itu, Pancasila juga mengandung nilai objektif, yakni


nilai yang diakui kebenaran dan keadilannya oleh bangsa-bangsa lain di
dunia. Nilai-nilai objektif yang terkandung dalam Pancasila adalah
sebagai berikut:
a. Rumusan sila-sila Pancasila menunjukkan adanya sifat universal
b. Nilai-nilai Pancaila terkait dengan hidup kemanusiaan yang mutlak
(manusia dengan Tuhan,antara manusia dengan sesamanya,dan antara
manusia dengan lingkungannya)
c. Pancasila dalam Pembukaan UUD 1945 menurut ilmu hukum memenuhi
hukum syarat sebagai pokok kaidah negara yang fundamental, tidak
dapat diberikan oleh setiap orang atau badan. Dengan demikian nilai-
nilai pancasila akan tetap ada sepanjang masa.
d. Pembukaan UUD 1945 (yang memuat jiwa Pancasila) secara hukum
tidak dapat diubah oleh siapapun termasuk MPR hasil Pemilu.
Mengubah Pembukaan UUD 1945 berarti membubarkan negara
Indonesia. Dengan demikian Pancasila tetap ada.
e. Pembukaan UUD 1945 yang mengandung makna tidak dapat diubah
(tetap) karena kemerdekaan (yang didalamnya mengandung Pancasila)
merupakan karunia Tuhan.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Kedudukan Pancasila sebagai sumber nilai pada hakikatnya


merupakan penegasan bahwa Pancasila itu merupakan pandangan hidup
bangsa Indonesia. Hal ini mengandung pengertian, Pancasila merupakan
landasan moral dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara. Dengan kata lain, seluruh tatanan kehidupan masyarakat,
bangsa dan negara Indoneia menggunakan Pancasila sebagai dasar moral
atau norma dan tolak ukur tentang baik buruk dan benar salahnya sikap,
perbuatan dan tingkah laku bangsa Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA

Komalasari, Kokom. 2007. Memahami Pendidikan


Kewarganegaraan. Bandung : CV Armico

Kaelan, 2000, Pendidikan Pancasila, Paradigma, Yogyakarta.

T. Yacob, 1993, Manusia, Ilmu dan Teknologi, PT. Tiara Wacana, Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai