Anda di halaman 1dari 14

PERUBAHAN SUSUNAN BUNGA

PADA CANANG

OLEH :

 Ida Ayu Made Puspa Pertiwi ( 1901882030075 )


 Kadek Alvina Deviyanthi Remuna ( 1901882030076 )
 Ni Putu Diah Maharani ( 1901882030090 )

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
TAHUN AKADEMIK 2019 / 2020

1
KATA PENGANTAR

Puji Tuhan, terima kasih kami ucapkan atas bantuan Tuhan yang telah
mempermudah dalam pembuatan makalah ini, hingga akhirnya terselesaikan tepat waktu.
Tanpa bantuan dari Tuhan, kami bukanlah siapa-siapa. Selain itu, kami juga ingin
mengucapkan terima kasih kepada bapak dosen yang telah memberikan tugas dalam mata
kuliah Agama Hindu ini.
Banyak hal yang akan disampaikan kepada pembaca mengenai “Perubahan
Susunan Bunga pada Canang”. Dalam hal ini, kami ingin membahas mengenai makna
canang dalam agama hindu, susunan bunga yang benar pada canang, dan cara membuat
canang yang baik dan benar.
Kami menyadari jika mungkin ada sesuatu yang salah dalam penulisan, seperti
menyampaikan informasi berbeda sehingga tidak sama dengan pengetahuan pembaca
lain. Kami mohon maaf yang sebesar-besarnya jika ada kalimat atau kata-kata yang salah.
Tidak ada manusia yang sempurna kecuali Tuhan.
Demikian kami ucapkan terima kasih atas waktu yang telah Anda luangkan untuk
membaca hasil makalah kami.

Denpasar, 2 November 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI

Abstrak…………………………………………….…………………..………………....i
Kata Pengantar………………………………………..……………………………...….ii
Daftar isi……………………………………………………………..…….………...….iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang……………………………………………..……………..……..…1
1.2. Rumusan Masalah……………………………………………..…………………...1
1.3. Tujuan………………..……………………………...…………………...………...1

BAB II PEMBAHASAN
2.1. Makna Canang Sari dalam Agama Hindu…………………..…..……………...….2
2.2. Posisi Bunga yang Benar pada Canang………………………………………...….3
2.3. Cara Membuat Canang yang Baik dan Benar………………………………...…...4

BAB III PENUTUP


3.1. Kesimpulan………………………………………………...…………..………....10
3.2. Saran…………………………………………………………………...……...….10

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………...…...11

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pulau Bali sudah terkenal memiliki keunikan tersendiri. Keunikan tersebut telah
menjadi daya tarik bagi wisatawan mancanegara maupun lokal untuk menikmati
indahnya Bali. Selain ditunjang oleh pemandangan alam yang indah, masyarakat Bali
yang didominasi oleh umat Hindu juga memiliki kebudayaan unik yang dipertahankan
hingga saat ini. Dapat dikatakan bahwa umat hindu lahir, hidup, dan mati di tengah-
tengah ritual kegamaan yang ada. Sebagai pelengkap, terdapat upakar- upakara yang
menjadi komponen penting terhadap keberlangsungan upacara di Bali.
Salah satu upakara terpenting yang paling sering melengkapi ritual keagamaan
adalah canang sari. Keduanya saling melengkapi sebagai sarana persembahan dan
Pemujaan kehadapan manifestasi Ida Sang Hyang Widhi Wasa, namun tidak semua umat
mengetahui makna yang terkandung serta komponen yang tepat dari canang sari.

1.2. Rumusan Masalah


A. Apa makna canang sari dalam Agama Hindu ?
B. Mengapa posisi bunga pada canang sari bisa berubah-ubah, dan bagaimana posisi
bunga yang benar pada canang ?
C. Bagaimana cara membuat canang sari yang baik dan benar ?

1.3. Tujuan
A. Untuk mengetahui apa makna canang sari dalam Agama Hindu.
B. Untuk mengetahui bagaimana posisi bunga yang benar pada canang.
C. Untuk mengetahui bagaimana cara membuat canang sari.

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Makna Canang Sari Dalam Agama Hindu


Canang sari merupakan salah satu sarana persembahyangan bagi umat Hindu,
yang merupakan ciptaan dari Mpu Sangkul Putih saat menjadi sulinggih di Pura Besakih.
Canang sari berasal dari bahasa Kawi atau Jawa Kuno. Kata “Can” yang berarti indah,
dan “Nang” yang berarti tujuan atau maksud dan “sari” berarti inti atau sumber. Canang
sari dalam persembahyangan merupakan kuantitas terkecil namun inti, karena dalam
setiap banten atau yadnya selalu terdapat canang sari.
Canang sari bermakna untuk memohon kekuatan kepada Ida Sang Hyang Widhi
secara skala maupun niskala. Selain itu juga sebagai simbol bahasa Weda untuk memohon
kekuatan Widya atau Pengetahuan untuk bhuana agung dan bhuana alit. Ada beberapa
bentuk dan simbol canang sesuai dengan fungsinya, yaitu sebagai berikut:
a. Canang sari menggunakan alas berbentuk persegi empat yang disebut “ceper”, yang
melambangkan angga-sarira atau badan. Keempat sisi pada ceper merupakan lambang
dari Panca Maha Bhuta, Panca Tan Mantra, Panca Budindriya dan Panca
Karmendriya, dan juga melambangkan kekuatan bulan atau “Ardha Candra”
b. Beras merupakan lambang Sang Hyang Atma sebagai benih dalam setiap insan atau
kehidupan yang bersumber dari Sang Hyang Widhi Wasa yang berbentuk atma.
c. Porosan terbuat dari daun sirih sebagai lambang warna hitam dari Dewa Wisnu dalam
Tri Premana dilambangkan sebagai Sabda (perkataan), selanjutnya gambir sebagai
lambang Dewa Brahma dalam Tri Premana sebagai Bayu (perbuatan) dan
kapur/pamor sebagai lambang Dewa Iswara dalam Tri Premana dilambangkan
sebagai Idep (pikiran). Porosan juga sebagai simbol bahwa umat Hindu dalam
menghaturkan persembahan harus dengan hari yang tulus atau welas asih.
d. Tebu dan Pisang, setelah diisi dengan beras dan porosan maka selanjutnya diisi seriris
tebu, pisang dan jaja. Hal ini bermakna kekuatan “Wiswa Ongkara”.
e. Diatasnya diletakkan “urasari” yang terbuat dari janur berbentuk bundar, yang
merupakan simbol kekuatan “windhu” atau matahari. Urasari ini merupakan dasar

5
untuk meletakkang bunga , lalu pada ujung-ujung urasari memiliki hiasan panah
sebagai kekuatan “nadha” atau bintang.
f. Bunga, penataan bunga diatas urasari diatur dengan etika dan tattwa, harus sesuai
dengan pengider-ideran yang sesuai dengan Panca Dewata. Untuk urutannya
menggunakan urutan Prwa/Murwa Daksina yaitu diawali dari arah Timur ke Selatan.

2.2. Posisi Bunga Yang Benar Pada Canang Sari

Sering kita lihat posisi atau tempat bunga pada canang sari tidak sesuai dengan
aturan yang ada. Posisi bunga pada Canang Sari kerap berubah-ubah karena adanya
faktor-faktor tertentu. Faktor-faktor tersebut antara lain :
 Keterbatasan biaya
Harga bunga sering tidak sehingga banyak masyarakat yang ekonominya terbatas
memilih untuk memakai bunga yang seadanya saja. Maka posisi bunga pada canang
bisa tak sesuai atau tidak lengkap warnanya.
 Kepraktisan
Masyarakat di era modern sering kali memilih untuk membeli sesuatu daripada
membuatnya sendiri, begitu pula dengan canang. Banyak dari masyarakat hindu
modern yang memilih membeli canang karena dianggap lebih praktis dan efisien
dalam hal waktu, sayangnya canang yang dijual dipasaran tidak semuanya lengkap
dan sesuai aturan dalam hindu.
 Tidak tahu aturan yang benar
Masyarakat modern seringkali mementingkan keindahan semata dalam membuat
canang dan kadang mereka melupakan/ kurang paham bahwa dalam menata bunga
saat membuat canang harus sesuai arah mata angin, sehingga mereka mungkin
membuat canang dengan letak bunga yang salah atau keliru.

Penataan bunga berdasarkan warnanya di atas Sampian Urasari diatur dengan etika
dan tattwa, harus sesuai dengan pengider-ideran (tempat) Panca Dewata. Untuk urutannya
menggunakan urutan Purwa/Murwa Daksina yaitu diawali dari arah Timur ke Selatan.
Berikut adalah penjelasan mengenai tempat/arah bunga yang benar pada canang sari :
 Bunga berwarna Putih (jika sulit dicari, dapat diganti dengan warna merah muda)
disusun untuk menghadap arah Timur, adalah sebagai simbol memohon diutusnya

6
Widyadari (Bidadari) Gagar Mayang oleh Prabhawa Nya dalam kekuatan Sang
Hyang Iswara agar memercikkan Tirtha Sanjiwani untuk menganugerahi kekuatan
kesucian skala niskala.
 Bunga berwarna Merah disusun untuk menghadap arah Selatan, adalah sebagai
simbol memohon diutusnya Widyadari Saraswati oleh Prabhawa Nya dalam
kekuatan Sang Hyang Brahma agar memercikkan Tirtha Kamandalu untuk
menganugerahi kekuatan Kepradnyanan dan Kewibawaan.
 Bunga berwarna Kuning disusun untuk menghadap arah Barat, adalah sebagai
simbol memohon diutusnya Widyadari Ken Sulasih oleh Prabhawa Nya dalam
kekuatan Sang Hyang Mahadewa agar memercikkan Tirtha Kundalini untuk
menganugerahi kekuatan intuisi.
 Bunga berwarna Hitam (jika sulit dicari, dapat diganti dengan warna biru, hijau atau
ungu) disusun untuk menghadap arah Utara, adalah sebagai simbol memohon
diutusnya Widyadari Nilotama oleh Prabhawa Nya dalam kekuatan Sang Hyang
Wisnu agar memercikkan Tirtha Pawitra untuk menganugerahi kekuatan peleburan
segala bentuk kekotoran jiwa dan raga.
 Kembang rampai akan ditaruh di atas susunan/rangkaian bunga-bunga pada suatu
canang, kembang rampai memiliki makna sebagai lambang/nyasa kebijaksanaan.
Dari kata kembang rampai memiliki dua arti, yaitu: kembang berarti bunga dan
rampai berarti macam-macam, sesuai dengan arah pengider-ideran kembang rampai
di taruh di tengah sebagai simbol warna brumbun, karena terdiri dari bermacam-
macam bunga. Kembang Rampe (irisan pandan arum) disusun di tengah-tengah,
adalah sebagai simbol memohon diutusnya Widyadari Supraba oleh Prabhawa Nya
dalam kekuatan Sang Hyang Siwa agar memercikkan Tirtha Mahamertha untuk
menganugerahi kekuatan pembebasan (Moksa).

2.3. Cara Membuat Canang Sari Yang Baik Dan Benar


Maksud dan tujuan canang adalah sarana untuk memohon keindahan kekuatan
Widya kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa beserta Prabhawa (manifestasi) Nya
secara skala maupun niskala. Berikut adalah bahan-bahan yang diperlukan untuk
membuat canang sari :

7
1. Janur
2. Semat
3. Pisau
4. Pisang
5. Porosan
6. Jajan Bali
7. Bunga Rampai
8. Bunga Kamboja
9. Bunga Gemitir
10. Bunga Pacar Putih
11. Bunga Pacar Ungu
12. Bunga Pacar Merah
13. Ceperberas,
14. Tebu,
15. Sampian Uras,
16. Lepa
17. Minyak Wangi.

8
 Contoh penempatan bunga yang salah pada canang :

 Contoh penempatan bunga yang benar pada canang :

Berikut adalah cara sederhana untuk membuat canang yang benar :

Membuat Sari:
 Potong janur seperti gambar dibawah menjadi lima bagian kurang lebih 9 cm. untuk
potongan terakhir bisa dipotong agak pendek kurang lebih 5-6 cm.

9
 Jarit potongan ceper dengan biting (semat) seperti gambar berikut.

Kemudian Membuat Alas Ceper (Singsing)


 Singsing bisa dibuat dari janur yang sudah tua (selepan), janur yang masih muda
(busung), ron (don jaka) atau daun pisang. potong sesuai dengan potongan ceper.
Kurang lebih 9 cm, kemudian dijarit.

10
 Jarit ceper dengan singsing seperti gambar di berikut ini:

Membuat Sampian Uras Atau Ada Juga Yang Menyebut Wadah Lengis
 Potong janur seperti gambar berikut kurang lebih 24 cm.

 Langsung dijarit dengan ceper dan ceper siap untuk di tanding.

11
Nanding Canang
Bahan yang digunakan adalah :
1. Kiping (jaja uli) tapi kalau tidak ada bisa diganti dengan beras.
2. Porosan (terbuat dari don kayu dicakup dengan daun sirih yang sudah diisi dengan
jambe/gambir dan kapur/pamor).
3. Potongan tebu
4. Potongan pisang (biasanya menggunakan pisang mas).

 Kemudian isi dengan bunga dan kembang rampai. Bisa juga diisi dengan boreh miik
jika ada. Terakhir diisi sesari. Canang siap di haturkan.

12
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Jadi kesimpulan yang bisa dikutip dalam pembahasan diatas adalah, Canang sari
berasal dari bahasa Kawi atau Jawa Kuno. Kata “Can” yang berarti indah, dan “Nang”
yang berarti tujuan atau maksud dan “sari” berarti inti atau sumber.
Posisi bunga pada Canang Sari kerap berubah-ubah karena adanya faktor-faktor
tertentu. Faktor-faktor tersebut antara lain : keterbatasan biaya, kepraktisan, dan karena
tidak mengetahui aturan yang benar. Penataan bunga yang benar pada canang sari yaitu:
Bunga berwarna Putih (jika sulit dicari, dapat diganti dengan warna merah muda) disusun
untuk menghadap arah Timur; Bunga berwarna Merah disusun untuk menghadap arah
Selatan; Bunga berwarna Kuning disusun untuk menghadap arah Barat; Bunga berwarna
Hitam (jika sulit dicari, dapat diganti dengan warna biru, hijau atau ungu) disusun untuk
menghadap arah Utara; Kembang rampai akan ditaruh di atas susunan/rangkaian bunga-
bunga pada suatu canang.
Bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat canang sari yaitu : janur, semat,
pisau, pisang, porosan, jajan bali, bunga rampai, bunga kamboja, bunga gemitir, bunga
pacar putih, bunga pacar ungu, bunga pacar merah, ceperberas, tebu, sampian uras, lepa
dan minyak wangi.

3.2. Saran
Kami menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan dan jauh dari
kesempurnaan. Kami akan memperbaiki makalah tersebut dengan berpedoman pada
banyak sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Maka dari itu kami mengharapkan
kritik dan saran mengenai pembahasan makalah dalam kesimpulan di atas.

13
DAFTAR PUSTAKA

1. Hindu Alukta. 2015. Makna dan Filosofi Canang Sari. Dikutip dari
https://hindualukta.blogspot.com/2015/03/makna-dan-filosofi-canang-
sari.html?m=1. 26 Maret.
2. Pasupati, Unmaseh. 2013. Cara Membuat Canang Sari dan Kajian Filosofinya.
Dikutip dari https://cakepane.blogspot.com/2013/01/cara-membuat-canang-sari-
dan-kajian.html?m=1. Januari.
3. Suar, Dex. 2016. Cara Membuat Canang Ceper yang Sederhana. Dikutip dari
https://dexsuar.wordpress.com/2016/05/05/cara-membuat-canang-ceper-yang-
sederhana/. 5 Mei.

14

Anda mungkin juga menyukai