PADA CANANG
OLEH :
1
KATA PENGANTAR
Puji Tuhan, terima kasih kami ucapkan atas bantuan Tuhan yang telah
mempermudah dalam pembuatan makalah ini, hingga akhirnya terselesaikan tepat waktu.
Tanpa bantuan dari Tuhan, kami bukanlah siapa-siapa. Selain itu, kami juga ingin
mengucapkan terima kasih kepada bapak dosen yang telah memberikan tugas dalam mata
kuliah Agama Hindu ini.
Banyak hal yang akan disampaikan kepada pembaca mengenai “Perubahan
Susunan Bunga pada Canang”. Dalam hal ini, kami ingin membahas mengenai makna
canang dalam agama hindu, susunan bunga yang benar pada canang, dan cara membuat
canang yang baik dan benar.
Kami menyadari jika mungkin ada sesuatu yang salah dalam penulisan, seperti
menyampaikan informasi berbeda sehingga tidak sama dengan pengetahuan pembaca
lain. Kami mohon maaf yang sebesar-besarnya jika ada kalimat atau kata-kata yang salah.
Tidak ada manusia yang sempurna kecuali Tuhan.
Demikian kami ucapkan terima kasih atas waktu yang telah Anda luangkan untuk
membaca hasil makalah kami.
Penulis
2
DAFTAR ISI
Abstrak…………………………………………….…………………..………………....i
Kata Pengantar………………………………………..……………………………...….ii
Daftar isi……………………………………………………………..…….………...….iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang……………………………………………..……………..……..…1
1.2. Rumusan Masalah……………………………………………..…………………...1
1.3. Tujuan………………..……………………………...…………………...………...1
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Makna Canang Sari dalam Agama Hindu…………………..…..……………...….2
2.2. Posisi Bunga yang Benar pada Canang………………………………………...….3
2.3. Cara Membuat Canang yang Baik dan Benar………………………………...…...4
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………...…...11
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
A. Untuk mengetahui apa makna canang sari dalam Agama Hindu.
B. Untuk mengetahui bagaimana posisi bunga yang benar pada canang.
C. Untuk mengetahui bagaimana cara membuat canang sari.
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
untuk meletakkang bunga , lalu pada ujung-ujung urasari memiliki hiasan panah
sebagai kekuatan “nadha” atau bintang.
f. Bunga, penataan bunga diatas urasari diatur dengan etika dan tattwa, harus sesuai
dengan pengider-ideran yang sesuai dengan Panca Dewata. Untuk urutannya
menggunakan urutan Prwa/Murwa Daksina yaitu diawali dari arah Timur ke Selatan.
Sering kita lihat posisi atau tempat bunga pada canang sari tidak sesuai dengan
aturan yang ada. Posisi bunga pada Canang Sari kerap berubah-ubah karena adanya
faktor-faktor tertentu. Faktor-faktor tersebut antara lain :
Keterbatasan biaya
Harga bunga sering tidak sehingga banyak masyarakat yang ekonominya terbatas
memilih untuk memakai bunga yang seadanya saja. Maka posisi bunga pada canang
bisa tak sesuai atau tidak lengkap warnanya.
Kepraktisan
Masyarakat di era modern sering kali memilih untuk membeli sesuatu daripada
membuatnya sendiri, begitu pula dengan canang. Banyak dari masyarakat hindu
modern yang memilih membeli canang karena dianggap lebih praktis dan efisien
dalam hal waktu, sayangnya canang yang dijual dipasaran tidak semuanya lengkap
dan sesuai aturan dalam hindu.
Tidak tahu aturan yang benar
Masyarakat modern seringkali mementingkan keindahan semata dalam membuat
canang dan kadang mereka melupakan/ kurang paham bahwa dalam menata bunga
saat membuat canang harus sesuai arah mata angin, sehingga mereka mungkin
membuat canang dengan letak bunga yang salah atau keliru.
Penataan bunga berdasarkan warnanya di atas Sampian Urasari diatur dengan etika
dan tattwa, harus sesuai dengan pengider-ideran (tempat) Panca Dewata. Untuk urutannya
menggunakan urutan Purwa/Murwa Daksina yaitu diawali dari arah Timur ke Selatan.
Berikut adalah penjelasan mengenai tempat/arah bunga yang benar pada canang sari :
Bunga berwarna Putih (jika sulit dicari, dapat diganti dengan warna merah muda)
disusun untuk menghadap arah Timur, adalah sebagai simbol memohon diutusnya
6
Widyadari (Bidadari) Gagar Mayang oleh Prabhawa Nya dalam kekuatan Sang
Hyang Iswara agar memercikkan Tirtha Sanjiwani untuk menganugerahi kekuatan
kesucian skala niskala.
Bunga berwarna Merah disusun untuk menghadap arah Selatan, adalah sebagai
simbol memohon diutusnya Widyadari Saraswati oleh Prabhawa Nya dalam
kekuatan Sang Hyang Brahma agar memercikkan Tirtha Kamandalu untuk
menganugerahi kekuatan Kepradnyanan dan Kewibawaan.
Bunga berwarna Kuning disusun untuk menghadap arah Barat, adalah sebagai
simbol memohon diutusnya Widyadari Ken Sulasih oleh Prabhawa Nya dalam
kekuatan Sang Hyang Mahadewa agar memercikkan Tirtha Kundalini untuk
menganugerahi kekuatan intuisi.
Bunga berwarna Hitam (jika sulit dicari, dapat diganti dengan warna biru, hijau atau
ungu) disusun untuk menghadap arah Utara, adalah sebagai simbol memohon
diutusnya Widyadari Nilotama oleh Prabhawa Nya dalam kekuatan Sang Hyang
Wisnu agar memercikkan Tirtha Pawitra untuk menganugerahi kekuatan peleburan
segala bentuk kekotoran jiwa dan raga.
Kembang rampai akan ditaruh di atas susunan/rangkaian bunga-bunga pada suatu
canang, kembang rampai memiliki makna sebagai lambang/nyasa kebijaksanaan.
Dari kata kembang rampai memiliki dua arti, yaitu: kembang berarti bunga dan
rampai berarti macam-macam, sesuai dengan arah pengider-ideran kembang rampai
di taruh di tengah sebagai simbol warna brumbun, karena terdiri dari bermacam-
macam bunga. Kembang Rampe (irisan pandan arum) disusun di tengah-tengah,
adalah sebagai simbol memohon diutusnya Widyadari Supraba oleh Prabhawa Nya
dalam kekuatan Sang Hyang Siwa agar memercikkan Tirtha Mahamertha untuk
menganugerahi kekuatan pembebasan (Moksa).
7
1. Janur
2. Semat
3. Pisau
4. Pisang
5. Porosan
6. Jajan Bali
7. Bunga Rampai
8. Bunga Kamboja
9. Bunga Gemitir
10. Bunga Pacar Putih
11. Bunga Pacar Ungu
12. Bunga Pacar Merah
13. Ceperberas,
14. Tebu,
15. Sampian Uras,
16. Lepa
17. Minyak Wangi.
8
Contoh penempatan bunga yang salah pada canang :
Membuat Sari:
Potong janur seperti gambar dibawah menjadi lima bagian kurang lebih 9 cm. untuk
potongan terakhir bisa dipotong agak pendek kurang lebih 5-6 cm.
9
Jarit potongan ceper dengan biting (semat) seperti gambar berikut.
10
Jarit ceper dengan singsing seperti gambar di berikut ini:
Membuat Sampian Uras Atau Ada Juga Yang Menyebut Wadah Lengis
Potong janur seperti gambar berikut kurang lebih 24 cm.
11
Nanding Canang
Bahan yang digunakan adalah :
1. Kiping (jaja uli) tapi kalau tidak ada bisa diganti dengan beras.
2. Porosan (terbuat dari don kayu dicakup dengan daun sirih yang sudah diisi dengan
jambe/gambir dan kapur/pamor).
3. Potongan tebu
4. Potongan pisang (biasanya menggunakan pisang mas).
Kemudian isi dengan bunga dan kembang rampai. Bisa juga diisi dengan boreh miik
jika ada. Terakhir diisi sesari. Canang siap di haturkan.
12
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Jadi kesimpulan yang bisa dikutip dalam pembahasan diatas adalah, Canang sari
berasal dari bahasa Kawi atau Jawa Kuno. Kata “Can” yang berarti indah, dan “Nang”
yang berarti tujuan atau maksud dan “sari” berarti inti atau sumber.
Posisi bunga pada Canang Sari kerap berubah-ubah karena adanya faktor-faktor
tertentu. Faktor-faktor tersebut antara lain : keterbatasan biaya, kepraktisan, dan karena
tidak mengetahui aturan yang benar. Penataan bunga yang benar pada canang sari yaitu:
Bunga berwarna Putih (jika sulit dicari, dapat diganti dengan warna merah muda) disusun
untuk menghadap arah Timur; Bunga berwarna Merah disusun untuk menghadap arah
Selatan; Bunga berwarna Kuning disusun untuk menghadap arah Barat; Bunga berwarna
Hitam (jika sulit dicari, dapat diganti dengan warna biru, hijau atau ungu) disusun untuk
menghadap arah Utara; Kembang rampai akan ditaruh di atas susunan/rangkaian bunga-
bunga pada suatu canang.
Bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat canang sari yaitu : janur, semat,
pisau, pisang, porosan, jajan bali, bunga rampai, bunga kamboja, bunga gemitir, bunga
pacar putih, bunga pacar ungu, bunga pacar merah, ceperberas, tebu, sampian uras, lepa
dan minyak wangi.
3.2. Saran
Kami menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan dan jauh dari
kesempurnaan. Kami akan memperbaiki makalah tersebut dengan berpedoman pada
banyak sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Maka dari itu kami mengharapkan
kritik dan saran mengenai pembahasan makalah dalam kesimpulan di atas.
13
DAFTAR PUSTAKA
1. Hindu Alukta. 2015. Makna dan Filosofi Canang Sari. Dikutip dari
https://hindualukta.blogspot.com/2015/03/makna-dan-filosofi-canang-
sari.html?m=1. 26 Maret.
2. Pasupati, Unmaseh. 2013. Cara Membuat Canang Sari dan Kajian Filosofinya.
Dikutip dari https://cakepane.blogspot.com/2013/01/cara-membuat-canang-sari-
dan-kajian.html?m=1. Januari.
3. Suar, Dex. 2016. Cara Membuat Canang Ceper yang Sederhana. Dikutip dari
https://dexsuar.wordpress.com/2016/05/05/cara-membuat-canang-ceper-yang-
sederhana/. 5 Mei.
14