Anda di halaman 1dari 21

AGAMA

HINDU
Kepemimpi
nan

KELAS XI IPA 4
I Putu Pande Agus Asmara
Widhiana Saputra (01)
Luh Gede Diah Werdhyastuti
(15)
Wayan Gede Endra Bratha (17)
Ni Made Inten Kusuma Dewi (19)

KEPEMIMPINAN
Pengertian

Tujuan

Fungsi

Asas-Asas

Sifat

Pengertian
Kepemimpinan
Kata kepemimpinan berasal dari kata dasar pimpin
yang artinya bimbing atau tuntun. Dari kata pimpin lahirlah
kata pemimpin yang berarti orang yang berfungsi untuk
memimpin atau menuntun. Kepemimpinan memiliki berbagai
macam padanan istilah, seperti Leadership. Leadership.
Ajaran kepemimpinan dalam agama Hindu adalah kitab
Nitisastra. Kata Nitisastra berasal dari bahasa Sansekerta, dari
kata Niti dan Sastra. Niti berarti kemudi, pemimpin, politik dan
sosial etik, pertimbangan, dan kebijakan. Sedangkan Sastra
berarti perintah, ajaran, nasihat, aturan, teori dan tulisan ilmiah.
Ajaran Nitisastra mengandung ajaran-ajaran kepemimpinan
yang bersifat umum dan universal.

Dahulunya ada seorang Maharsi India yang pertama


menjadi konseptor dalam penataan sistem pemerintahan di
kerajaan Magadha yang dipimpin oleh putra mahkota
bernama Chandra Gupta adalah Rsi Kautiliya. Kitabnya
bernama Arthasastra.
Untuk menjadi pemimpin yang baik, seseorang
hendaknya memiliki kelebihan sifat sifat yaitu:
Kelebihan dalam menggunakan rasio atau pikiran.
Kelebihan dalam bidang rohaniah.
Kelebihan dalam bidang jasmaniah.

Untuk menjadi pemimpin yang baik, seseorang hendaknya memiliki


kelebihan sifat sifat yaitu:
Kelebihan dalam menggunakan rasio atau pikiran.
Kelebihan dalam bidang rohaniah.
Kelebihan dalam bidang jasmaniah.
Ada juga persyaratan yang lain untuk menjadi seorang pemimpin yaitu:
Intelegensi adalah kemampuan dalam mengobservasi pengetahuan.
Karakter adalah sifat-sifat kepribadian yang berhubungan dengan nilai-nilai.
Kesiapsiagaan adalah selalu awas dan waspada pada setiap kemungkinan.
Jujur atau satya merupakan kode etik yang wajib dilakukan. Satya dalam
agama Hindu ada 5 yang disebut Panca Satya yang terdiri dari dari:
Satya Hradaya adalah jujur terhadap diri sendiri.
Satya Wacana adalah jujur terhadap ucapan atau perkataan.
Satya Semaya adalah setia terhadap janji
Satya Mitra adalah setia terhadap sahabat.
Satya Laksana adalah jujur dalam perbuatan.

Tujuan Kepemimpinan
Tercapainya kesejahteraan hidup jasmani jagadhita dan kebahagiaan
hidup rohani moksa.
Machstaat adalah prinsip negara untuk menguasai segala potensi yang
dimiliki oleh negara yang bersangkutan untuk diabdikan kembali pada
tujuan masyarakat negara itu.
Rechstaat adalah prinsip negara yang bertujuan untuk mengatur
kehidupan negara agar berbagai keadaan dan kepentingan yang berbeda
beda dapat diatur dalam rangka mempercepat tercapainya tujuan
negara.
Pilisistaat adalah suatu prinsip negara yang memandang segala seluk
beluk kehidupan negara harus dijaga agar tidak terjadi penyimpangan
penyimpangan demi terwujudnya tujuan negar a tepat pada sasarannya.
Supervisorystaat adalah prinsip negara yang memandang bahwa fungsi
negara ialah mendorong segala unsur unsur negara untuk lebih cepat
mencapai tujuan.

Untuk membentuk kepengikutan atau sebagai warga negara


yang taat.
Untuk membentuk kepemimpinan negara yang baik, kuat,
bersih, dan berwibawa.
Untuk menjadi warga negara yang baik termuat dalam
berbagai sastra agama Hindu.
Dapat menuntun umatnya menjadikan dirinya sebagai sumber
inspirasi dalam membentuk dan memantapkan suatu
pandangan hidup berbangsa dan bernegara.
Untuk mengintegrasikan masyarakat ke dalam tatanan
bernegara.
Untuk menuntun umat manusia agar tahu swdharmanya
sebagai masyarakat dan juga sebagai pemimpin masyarakat.

Fungsi Kepemimpinan
Seorang pemimpin hendaknya dapat melaksanakan tugastugasnya sesuai dengan wewenangnya. Wewenang seorang
pemimpin adalah haknya untuk mengerakan orang-orang atau
bawahanya untuk mau mengikuti dan melaksanakan tugas-tugas
yang diperintahkan. Tugas adalah kewajiban yang harus
dilaksanakan. Ada beberapa hal yang berhubungan dengan tugas
dan wewenang seorang pemimpin yang dilaksanakan dalam
kepemimpinanya, antara lain sebagai berikut :
Planning adalah suatu pemikiran, perencanaan, persiapan,
keputusan dan penerapan yang dilakukan sebagai suatu
kegiatan dari seorang pemimpin.
Organisation adalah usaha untuk mengelompokan atau menata
kegiatan-kegiatan yang telah dicantumkan dalam perencanaan.

Directing adalah mengusahakan agar rencana pekerjaan


itu dapat dilaksanakan. Untuk mendapatkan hasil yang
baik maka seorang pemimpin perlu mendengarkan atau
mendapatkan masukan, pandangan dari orang lain atau
bawahanya.
Coordination adalah tindakan untuk memperoleh dan
memelihara kesatuan diantara perorangan atau bagian
karena usaha yang satu secara konstan merupakan
bagian atau pelengkap dari usaha-usaha lainya.
Controlling adalah pengawasan terhadap rencana yang
telah dilaksanakan oleh pemimpin, untuk memperoleh
keyakinanya. Melalui kontrol yang diterapkan oleh
pemimpin, akan dapat diketahui apakah rencana yang
dilaksanakan telah sesuai pelaksanaanya sebagaimana
diharapkan.

Asas-Asas Kepemimpinan
1.

Panca Dasa Pramiteng Prabhu


Kata Panca Dasa Pramiteng Prabhu terdiri dari
kata Panca artinya lima, Dasa artinya sepuluh,
Pramiteng artinya sifat yang utama, Prabhu
artinya pemimpin/raja. Panca Dasa Pramiteng
Prabhu berarti lima belas macam sifat utama yang
patut dipedomani dan dilaksanakan oleh setiap
pemimpin dalam memimpin masyarakat atau
bangsa dan negaranya.
Bagian-bagian Panca Dasa Pramiteng Prabhu
Wijaya, artinya berlaku bijaksana dan penuh
hikmat dalam menghadapi masalah yang
sangat penting
Mantriwira, artinya bersifat pemberani dalam
membela negara

Wicaksanengnaya, artinya sangat bijaksana


dalam memimpin
Natanggwan, artinya mendapat kepercayaan
dari rakyat dan negara
Satyabhakti aprabhu, artinya selalu setia dan
taat pada atasan
Wakmiwak, artinya pandai berbicara baik di
depan umum maupun berdiplomasi
Sarjawaupasawa, artinya bersifat sabar dan
rendah hati
Dhirotsaha, artinya bersifat teguh hati dalam
segala usaha
Teulelana, artinya bersifat teguh iman, selalu
riang atau optimis dan antusias
Dibyacita, artinya bersifat lapang dada atau
toleransi dapat menghargai pendapat orang lain

Tansatresna, artinya tidak terikat pada


kepentingan golongan/pribadi yang
bertentangan dengan kepentingan umum
Masihsatresnabhuwana, artinya bersifat
menyayangi isi alam
Ginengpratidina, artinya setiap hari
berusaha berbuat baik dan berusaha tidak
mengulangi perbuatan-perbuatan buruk.
Sumantri, artinya bersifat menjadi abdi
negara dan pensihat yang baik
Anayakenmusuh, artinya mampu
membersihkan musuh-musuh negara

2. Sad Warnaning Raja Niti


Kata Sad Warnaning Rajaniti berasal dari bahasa
sansekerta. Dari kata Sad artinya enam, Warnaning
artinya kesan yang diperoleh; corak rupa; corak;
ragam; sifat sesuatu yang utama, Raja artinya debu;
abu; tepung sari; bunga, dan Niti artinya kemudi;
pimpinan; politik dan sosial etik; pertimbangan;
kebijakan (Kamus Kecil Sansekerta-Indonesia). Sad
Warnaning Rajaniti adalah enam kesan, corak, dan sifat
yang utama sebagai persyaratan kepemimpinan bagi
seorang raja atau pemimpin yang harus dilaksanakan
dalam kepemimpinannya guna memimpin bangsa dan
negara.

Bagian-bagian Sad Warnaning Rajaniti


a. Abhigainnika, artinya seorang pemimpin harus mampu menarik
perhatian yang positif dari masyarakat, bangsa, dan negara yang
dipimpinnya.
b. Prajna, artinya seorang pemimpin harus memiliki daya kreatif yang
benar yang sesuai dengan dharma guna memimpin bangsa dan negara
ini.
c. Utsaha, artinya seorang pemimpin harus memiliki daya kreatif yang
luhur untuk memajukan kepentingan masyarakatnya.
d. Sakya Samanta, artinya seorang pemimpin harus mampu mengontrol
bawahannya dan sekaligus memperbaiki hal-hal yang dipandang
kurang baik untuk menjadi lebih baik.
e. Atma sampad, artinya pemimpin harus memiliki moral yang baik dan
luhur yang dapat dipedomani oleh bawahannya dan masyarakat yang
dipimpinnya.
f. Aksudra Parisatha, artinya seorang pemimpin harus memiliki
kemampuan untuk memimpin persidangan para mentrinya dan menarik
kesimpulan yang bijaksana, sehingga dapat diterima oleh semua pihak.

3.

Panca Upaya Sandhi


Kata Panca Upaya Sandhi terdiri dari kata, Panca artinya lima, Upaya
artinya usaha; akal; ikhtiar. Sandhi artinya rahasia; kode; berita. Panca
Upaya Sandhi berarti lima macam usaha dan upaya yang harus dimiliki
oleh seorang pemimpin untuk mengahadapi dan menyelesaikan persoalan
serta tantangan yang menjadi tanggungjawabnya. Ajaran Panca Upaya
Sandhi tersurat dalam lontar Siwabuddha Gama Tattwa.
Bagian-Bagian Panca Upaya Sandhi
Maya, artinya seorang pemimpin hendaknya memiliki dan melakukan
upaya dalam pengumpulan data atau permasalahan yang belum jelas
kedudukan dan profesinya.
Upeksa, artinya seorang pemimpin hendaknya memiliki upaya dan
kemampuan untuk meneliti dan menganalisis semua data dan informasi
yang ada.

Indrajala, artinya seorang pemimpin hendaknya memiliki upaya


dan kemampuan untuk mencarikan jalan keluar setiap
permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat yang dipimpinnya
Wikrama, artinya seorang pemimpin hendaknya memiliki upaya
dan kemampuan untuk melaksanakan semua rencana dan
rumusan yang telah diprogramkan sebelumnya.
Logika, artinya seorang pemimpin dalam melaksanakan semua
tindakannya harus selalu didahului dengan pertimbangan nalar
yang sehat dan dapat diterima oleh masyarakat.
4. Nawa Natya
Kata Nawa Natya terdiri dari kata Nawa artinya sembilan, Natya
artinya teguh; bertata susila (Kamus Bahasa Bali-Indonesia, 125).
Nawa Natya dapat diartikan sembilan sifat dan sikap teguh serta
bersusila yang harus dimiliki oleh para pemimpin dan para
pembantu-pembantunya, guna mewujudkan kesejahteraan dan
kebahagiaan bangsa dan negara yang dipimpinnya.

Bagian-bagian Nawa Natya


O Pradnya Widagda, artinya seseorang yang bijaksana dan mahir dalam berbagai
ilmu pengetahuan serta teguh pendirian.
O Wira Sarwa Yudha, artinya pemberani, pantang menyerah dalam menghadapi
berbagai masalah atau tantangan.
O Paramartha, artinya para pemimpin hendaknya memiliki sifat yang mulia dan
luhur.
O Dhirotsaha, artinya para pemimpin hendaknya memiliki ketekunan dan keuletan
dalam semua pekerjaannya.
O Pragiwakya, artinya para pemimpin pandai berbicara di depan umum dan pandai
berdiplomasi.
O Samaupaya, artinya para pemimpin hendaklah setia pada janji yang dibuatnya
dengan pihak lain atau masyarakatnya.
O Laghawangartha, artinya para pemimpin hendaknya tidak bersifat pamrih
terhadap harta benda di dalam hidup ini
O Wruh ring Sarwa Bastra, artinya para pemimpin tahu cara mengatasi macammacam kerusuhan.
O Wiweka, artinya para pemimpin dapat membedakan mana yang benar dan mana
yang salah.

Sifat Kepemimpinan Hindu


Menurut Prof. Arifin Abdul Rachman dalam bukunya
yang berjudul Kerangka Pokok-Pokok Manajemen Umum
menyebutkan bahwa terdapat tiga golongan sifat-sifat para
pemimpin, antara lain sebagai berikut.
Sifat-sifat pokok, yaitu sifat-sifat dasar yang dimiliki oleh
setiap pemimpin, antara lain adil, suka melindungi, penuh
inisiatif, daya tarik dan kepercayaan diri.
Sifat-sifat khusus karena pengaruh tempat yaitu sifat-sifat
pokok yang sesuai dengan kepribadian bangsa.
Sifat-sifat khusus karena pengaruh dari berbagai macam
atau golongan pemimpin, seperti pemimpin paratai poltik,
keagamaan, serikat buruh dan lain-lain.

Menurut ajaran agama Hindu pada Lontar Raja Pati Gondala


menjelaskan bahwa seorang pemimpin bersifat penuh sahabat yang
dikenal dengan Sad Upaya guna. Serta menghubungkan dirinya
dengan masyarakat yang dipimpinnya yang disebut Tri Upaya
Sandhi. Lontar raja Pati Gondala meyebutkan sepuluh macam hal
yang patut dijadikan sahabat oleh pemimpin yaitu:
Satya: kejujuran.
Arya: orang besar.
Dharma: kebajikan.
Asurya: orang yang dapat mengalahkan musuh.
Mantri: orang yang dapat mengalahkan kesusahan.
Salyatawan: orang yang banyak sahabatnya.
Bali: orang yang kuat dan sakti.
Kaparamarthan: kerohanian.
Kadiran: orang yang tetap pendiriannya.
Guna: orang yang banyak ilmu.

TERIMAKASI
H

Anda mungkin juga menyukai