Anda di halaman 1dari 92

STRATEGI PERMINTAAN PRODUK ULOS DALAM

MENINGKATKAN MINAT BELI KONSUMEN DI


“GALERI ULOS SIANIPAR” MEDAN
SUMATERA UTARA

Skripsi ini diajukan sebagai syarat untuk memperoleh gelar


Sarjana Manajemen pada Program Studi Manajemen

Oleh

ANGGI YAINI SIREGAR


NPM 173114291

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MUSLIM NUSANTARA AL-WASHLIYAH
MEDAN
2021
KATA PENGANTAR

Artinya:

“Hai orang orang yang beriman, sukakah kamu aku tunjukkan suatu

perniagaan yang dapat menyelamatkanmu dari azab yang pedih? 10 (Yaitu) kamu

beriman kepada Allah dan RasulNya dan berjihad dijalan Allah dengan harta dan

jiwamu. Itulah yang lebihbaikbagimu,jikakamu mengetahuinya11.” (QS.Ash-

Shaff:10-11).

Dengan memanjatkan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang

mana dengan limpahan rahmat, karunia dan ridho-Nya, sehingga penulis dapat

menyesaikan proposal penelitian dalam waktu yang telah ditentukan. Proposal ini

berjudul “Strategi Permintaan Produk Ulos Dalam Meningkatkan Minat Beli

Konsumen di Gerai “Galeri Ulos Sianipar” Medan,Sumatera Utara”. Penulis

telah berusaha dengan kemampuan yang ada, namun penulis menyadari masih

banyak kekurangan-kekurangan di dalamnya, untuk itu penulis dengan rasa

rendah hati bersedia menerima saran dan kritik yang sifatnya menambah

kesempurnaan tulisan ini dari semua pihak.

Dalam mempersiapkan proposal ini, penulis banyak menerima bantuan

berupa bimbingan dan petunjuk. Untuk itu pada kesempatan ini izinkanlah penulis

untuk mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

i
1. Bapak Dr. KRT. Hardi Mulyono K. Surbakti selaku Rektor Universitas

Muslim Nusantara Al-Washiliyah Medan.

2. Ibu Anggia Sari Lubis, SE, M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas

Muslim Nusantara AL-Washiliyah.

3. Bapak Toni Hidayat, S.E., M.Si. selaku Ketua Jurusan Program Studi

Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Muslim Nusantara Al –Washliyah

Medan.

4. Bapak Lukman Nasution, SE.I, MM Selaku dosen pembimbingyang telah

berkenan meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan serta dorongan

dan semangat kepada penulis selama penyelesaian proposal ini.

5. Seluruh Staf pengajar dan pegawai di Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen

Universitas Muslim Nusantara Al-Wasliyah Medan.

6. Pemilik dan seluruh pekerja di Galeri Ulos Sianipar yang telah mengijinkan

penulis untuk melakukan penelitian di tempat penelitian.

7. Teristimewa kepada kedua orang tua saya yang amat sangat saya sayangi

yang terus memberi cinta dan dukungan yang luar biasa kepada saya: Bapak

Ahmad Yusro dan Ibu Sufiani, Kakak-kakak terhebat: Wanni Widi Utari

Siregar,Sartika Rahmadani, Abang saya M.Risky Yudha Siregar dan Adam

Muhammad FadliHarahap

8. Sahabat sahabat saya yang ada di Universitas Muslim Nusantara Al-

Washliyah Medan.

9. Seluruh teman teman saya baik teman sefakultas ekonomi khususnya jurusan

manajemen maupun teman teman sepermainan lainnya yang tidak bisa

ii
penulis sebutkan namanya satu persatu yang telah banyak membantu serta

memberikan semangat dalam penyelesaian proposal ini.

10. Terimakasih teruntuk diri saya sendiri yang begitu luar biasa dan telah

berjuang sampai saat ini.

Penulis menyadari dengan sepenuhnya bahwa tidak ada yang sempurna,

tetap ada banyak kekurangan baik dari segi isi, bahasa serta cara penulisnya,

namun penulis telah berusaha yang sebaik baiknya dalam penyelesaian proposal

ini.

Akhir kata, penulis berharap proposal ini dapat bermanfaat bagi semua

pihak yang membacanya, dan atas segala bantuan dari semua pihak, penulis

mengucapkan banyak terima kasih. Atas kekurangan dan kesalahan penulis

memohon maaf.

Medan, April 2021

Penulis

Anggi Yaini Siregar


NPM. 173114291

iii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR........................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................iv
DAFTAR TABEL...............................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................vii
ABSTRAK..........................................................................................................viii
ABSTRACT..........................................................................................................ix

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................1
1.1. Latar Belakang Masalah...................................................................1
1.2. Indentifikasi Masalah.......................................................................4
1.3. Batasan Masalah...............................................................................4
1.4. Rumusan Masalah ...........................................................................5
1.5. Tujuan Penelitian ............................................................................5
1.6. Manfaat Penelitian............................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................8
2.1. Strategi Permintaan..........................................................................8
2.2. Minat Beli.........................................................................................15
2.3. Penelitian Terdahulu........................................................................20
2.4. Kerangka Berpikir............................................................................24
BAB III METODE PENELITIAN...................................................................26
3.1. Desain Penelitian..............................................................................26
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian............................................................27
3.3. Responden Penelitian.......................................................................28
3.4. Metode Pengumpulan Data..............................................................28
3.5. Intrumen Penelitian..........................................................................29
3.6. Analisis Data....................................................................................30
3.7. Matriks SWOT.................................................................................32
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN..................................34
4.1. Gambaran Umum Galeri Ulos Sianipar...........................................34
4.2. Hasil Penelitian................................................................................40

iv
4.3. Pembahasan......................................................................................61
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN..........................................................77
5.1. Kesimpulan......................................................................................77
5.2. Saran.................................................................................................78

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................81
LAMPIRAN........................................................................................................82

v
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Peneliti Terdahulu.......................................................................20
Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian..........................................................28
Tabel 3.2 Responden/Informan...................................................................28
Tabel 3.3 Matriks SWOT............................................................................32
Tabel 4.1 IFAS Galeri Ulos Sianipar...........................................................69
Tabel 4.2 EFAS Galeri Ulos Sianipar.........................................................72
Tabel 4.3 Perbandingan Skor IFAS dan EFAS Galeri Ulos Sianipar.........75

vi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir.......................................................................24
Gambar 3.1 Pola Pikir Analisis SWOT...........................................................31
Gambar 4.1 Alat Penggulung Benang.............................................................41
Gambar 4.2 Alat Penggulung Benang Pakan..................................................42
Gambar 4.3 Alat Penggulung Benang Motif...................................................42
Gambar 4.4 Alat Tenun Bukan Mesin.............................................................44
Gambar 4.5 Alat Tenun Tradisional (Kedokan/Gedogan)..............................45
Gambar 4.6 Ekspedisi yang Menjemput Barang.............................................51
Gambar 4.7 Tempat Penyimpanan Ulos Galeri Ulos Sianipar........................60
Gambar 4.8 Galeri Penyimpanan Hasil Produksi UKM.................................61
Gambar 4.9 Diagram Analisis SWOT Galeri Ulos Sianipar...........................75

vii
ABSTRAK

STRATEGI PERMINTAAN PRODUK ULOS DALAM MENINGKATKAN


MINAT BELI KONSUMEN DI GERAI “GALERI ULOS SIANIPAR”
MEDAN, SUMATERA UTARA

ANGGI YAINI SIREGAR

Penelitian ini bertujuan unutk mengetahui strategi permintaan, hambatan dan


kendala yang dihadapi Galeri Ulos Sianipar dalam memasarkan produk ulos untuk
meningkatkan minat beli konsumen di Galeri Ulos Sianipar. Metode penelitian
yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif.
Responden atau informan dalam penelitian ini adalah 16 orang informan yang
terdiri dari pemilik Galeri Ulos Sianipar (1), Penenun (10), Penannggung jawab
penenun dan hasil tenun (1) dan konsumen (4). Data diperoleh dengan teknik
wawancara mendalam (indepth interview), selanjutnya data yang diperoleh
dianalisis menggunakan analisis SWOT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Strategi yang sesuai untuk diterapkan pada Galeri Ulos Sianipar adalah strategi
Agresif. Berdasarkan hasil perbandingan nilai faktor eksternal dengan nilai faktor
internal, maka dapat disimpulkan bahwa Galeri Ulos Sianipar berada pada
kuadran I (strategi agresif). Posisi kuadran I, yaitu faktor eksternal positif dan
faktor internal positif. Posisi ini menunjukkan bahwa peluang yang dihadapi lebih
besar dibandingkan dengan ancaman yang ada, dan kekuatan yang dimiliki lebih
besar dari pada kelemahannya. Adapun arah kebijakan yang dapat diterapkan oleh
Galeri Ulos Sianipar adalah memanfaatkan kekuatan yang dimiliki semaksimal
mungkin untuk mendapatkan peluang untuk pengembangan usaha.

Kata Kunci: Minat Beli, Strategi Permintaan, SWOT

viii
ABSTRACT

STRATEGY OF DEMAND FOR ULOS PRODUCTS IN INCREASING


CONSUMER PURCHASE INTEREST AT "GALERI SIANIPAR ULOS"
MEDAN, NORTH SUMATERA

ANGGI YAINI SIREGAR

This study aims to determine the demand strategy, obstacles and constraints faced
by the Ulos Sianipar Gallery in marketing Ulos products to increase consumer
buying interest at the Ulos Sianipar Gallery. The research method used in this
study is a qualitative research method. Respondents or informants in this study
were 16 informants consisting of the owner of the Ulos Sianipar Gallery (1),
Weavers (10), responsible for weavers and weaving products (1) and consumers
(4). The data were obtained by using in-depth interview techniques, then the data
obtained were analyzed using SWOT analysis. The results showed that the
appropriate strategy to be applied to the Ulos Sianipar Gallery was an aggressive
strategy. Based on the results of the comparison of the value of external factors
with the value of internal factors, it can be concluded that the Ulos Sianipar
Gallery is in quadrant I (aggressive strategy). Quadrant I position, namely
positive external factors and positive internal factors. This position shows that the
opportunities faced are greater than the existing threats, and the strengths are
greater than the weaknesses. The policy direction that can be applied by the Ulos
Sianipar Gallery is to utilize its strengths as much as possible to obtain
opportunities for business development.

Keywords: Buying Interest, Demand Strategy, SWOT

ix
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pada era globalisasi saat ini bisnis diindonesia sangat berkembang

pesat,perusahaan perusahaan swasta di tuntut untuk mampu meningkatkan daya

saing. Persaingan yang terjadi diantaranya adalah persaingan yang berkaitan

dengan kualitas produk yang dihasilkan perusahaan,harga produk,serta

kemampuan perusahaan dalam memenuhi permintaan konsumen. Hal tersebut

mengharuskan setiap perusahaan harus memiliki manajemen yang baik agar

usaha tersebut tetap berjalan dan bertahan. Keputusan yang diambil seorang

manajerakan mempengaruhi sukses tidaknya suatu perusahaan dimasa yang akan

datang,dengan mengetahui beberapa permintaan periode berikutnya dan berapa

jumlah produksi yang dihasilkan untuk periode berikutnya. Perencanaan yang

efektif baik untuk jangka panjang maupun pendek bergantung pada peramalan

permintaan untuk produk perusahaan tersebut. Pada dasarnya dengan semakin

banyaknya pesaing maka semakin banyak pula pilihan bagi pelanggan untuk

dapat memilih produk yang sesuai dengan apa yang menjadi harapannya.

Sehingga konsekuensi dari perubahan tersebut adalah pelanggan menjadi lebih

cermat dan pintar dalam menghadapi setiap produk yang diluncurkan di pasar.

Berbagai upaya pemasaran dilakukan secara terintegrasi dengan strategi

pencapaian tujuan perusahaan. “Strategi adalah serangkaian rancangan besar yang

menggambarkan bagaimana sebuah perusahaan harus beroperasi untuk mencapai

tujuannya”.3 Sehingga dalam menjalankan usaha kecil khususnya diperlukan

adanya pengembangan melalui strategi pemasarannya. Pemasaran merupakan

1
2

suatu kegiatan penting dalam sebuah perusahaan, karena pemasaran merupakan 2

fungsi bisnis yang berhubungan langsung dengan konsumen untuk mencari

konsumen, mempertahankan konsumen dan meningkatkan volume penjualan.

Kesuksesan perusahaan banyak ditentukan dari prestasi di bidang pemasaran.

Pemasaran merupakan proses mempelajari kebutuhan dan keinginan konsumen

dengan produk dan pelayanan yang berkualitas dan pada harga yang kompetitif.

Terkadang suatu usaha harus merubah cara pemasarannya di tengah-tengah

persaingan yang ketat seperti saat ini agar mampu bertahan.

Fungsi permintaan menunjukkan hubungan yang timbul antara kuantitas

barang yang diminta dari suatu kegiatan produksi dengan semua faktor faktor

yang memengaruhi permintaan itu. Sedangkan kurva permintaan menunjukkan

hubungan yang timbul antara kuantitas yang diminta dari suatu produk tertentu

dan harga dari produk itu,dengan semua faktor lain yang secara potensial dapat

pula mempengaruhinya. Berkaitan dengan fungsi permintaan,maka harga

produkyang bersangkutan,pendapatan konsumen,harga produk

lainnya,advertensi,dan lain-lain dapat diperkirakan pengaruhnya terhadap jumlah

produk yang diminta oleh konsumen.

Minat beli merupakan salah satu aspek psikologis yang mempunyai

pengaruh cukup besar terhadap perilaku dan jusa merupakan sumber motivasi

yang akan mengarahkan pada apa yang akan mereka lakukan. Minat adalah

kesadaran objek, orang, masalah, atau situasi yang mempunyai kaitan dengan

dirinya. Dalam kaitannya dengan pemasaran, seorang konsumen harus

mempunyai keinginan terhadap suatu kategori produk perumahan misalnya

terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk menggunakan perumahan tersebut.


3

Hal ini adalah yang dimaksud oleh perusahaan dengan membangkitkan minat

konsumen maka diperlukan strategi pemasaran yang tepat.

Galeri Ulos bergerak dibidang tekstil dalam pembuatan ulos dan songket

tradisional Batak. Sementara,kain ulos yang dihasilkan berasal dari ATBM

(AlatTenun Bukan Mesin). Sampai dengan saat ini,Galeri Ulos Sianipar ini

menyediakan produk kualitas yang tinggi dengan harga terjangkau. Apalagi para

penenun ulos ini sangat berterima kasih dengan BI yang telah membina sehingga

mampu meningkatkan pendapatan. Kegiatan manajemen permintaan (demand

management) perlu didukung oleh adanya proses peramalan permintaan yang

sistematis dan mudah dilakukan oleh pihak manajemen, sehingga dapat diperoleh

informasi yang cepat dan akurat untuk mendukung proses pengambilan keputusan.

Galeri ulos sianipar perlu menemukan metode strategi permintaan yang

tepat agar dapat mengurangi risiko keusangan produk, tidak terpenuhinya

kebutuhan konsumen, dan menyelesaikan masalah persedian bahan. Keputusan

dalam scm (supply chain management) bertujuan untuk mengurangi pemborosan

dan mengoptimalkan nilai bagi seluruh komponen dalam rantaipasokan.Peramalan

permintaan menggunakan analisis runtun waktu (time series) dengan metode

(moving average), pemulusan exponensial (exponential smoothing), dan proyeksi

kecenderungan (trendprojection). Idealnya berapapun besarnya jumlah permintaan

produk ulos dari pelanggan hendaknya bisa direspon dengan cepat oleh

perusahaan sehingga dapat memaksimalkan keuntungan, akan tetapi pada

umumnya jumlah dan waktu permintaan produk tidak mudah diketahui sebelum

terjadi.

Berdasarkan hasil pra riset yang dilakukan pada Galeri Ulos


4

Sianipar,diperoleh beberapa masalah yang terlihat mengenai seberapa banyak

permintaan yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan konsumen apakah

sebanding atau tidak dengan persediaan yang tersedia di Galeri Ulos Sianipar yang

bertujuan untuk meningkatkan keuntungan perusahaan. Serta seberapa besar minat

beli konsumen untuk terus menjadikan Galeri Ulos Sianipar sebagai tempat

terpercaya dalam membeli segala jenis kain ulos untuk keperluan adat

istiadat,keseharian dan lain sebagainya.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan di atas, maka masalah

yang dapat diidentifikasi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Permintaan produk ulos pada Galeri Ulos Sianipar tinggi, namun stok ulos

masih terbatas.

2. Masih banyak masyarakat yang lebih memilih ulos dengan harga yang lebih

murah walaupun kualitasnya kurang baik, karena menurut masyarakat harga

di Galeri Ulos Sianipar termasuk golongan menengah ke atas.

1.3. Batasan Masalah

Pembatasan suatu masalah digunakan untuk menghindari adanya

penyimpangan maupun pelebaran pokok masalah agar penelitian tersebut lebih

terarah dan memudahkan dalam pembahasan sehingga tujuan penelitian akan

tercapai. Beberapa batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Strategi permintaan produk Ulos di Gerai Galeri Ulos Sianipar Medan,

Sumatera Utara.
5

2. Minat beli konsumen pada produk Ulos di Gerai Galeri Ulos Sianipar

Medan, Sumatera Utara.

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di uraikan di atas, maka

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana strategi permintaan yang digunakan Galeri Ulos Sianipar dalam

meningkatkan minat beli konsumen?

2. Apa saja hambatan yang dihadapi Galeri Ulos Sianipar dalam meningkatkan

minat beli konsumen?

1.5. Tujuan Penelitian

Tujuan dalan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui strategi permintaan yang digunakan Galeri Ulos Sianipar

dalam meningkatkan minat beli konsumen.

2. Untuk mengetahui hambatan yang dihadapi Galeri Ulos Sianipar dalam

meningkatkan minat beli konsumen.

1.6. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk berbagai pihak,

antara lain sebagai berikut:

1. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan

peneliti mengenai strategi permintaan dalam meningkatkan minat beli

konsumen.

2. Bagi Galeri Ulos Sianipar


6

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan

sumbangan pemikiran bagi Galeri Ulos Sianipar untuk mengetahui strategi

yang tepat dalam meningkatkan minat beli konsumen sehingga

meningkatkan keuntungan bagi perusahaan.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi bagi peneliti

selanjutnya yang membahas variabel yang sama di masa mendatang.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Permintaan

2.1.1. Definisi Permintaan

Menurut Sukirno Sadano (2013:76) Permintaan adalah berbagai jenis dan

jumlah barang dan jasa yang diminta pembeli pada berbagai kemungkinan harga

dalam periode tertentu di pasar. Dalam analisis ekonomi dianggap bahwa

permintaan suatu barang terutama dipengaruhi oleh tingkat harganya. Oleh

sebab itu, dalam teori permintaan terutama dianalisis adalah hubungan antara

jumlah permintaan suatu barang dengan harga barang tersebut.

Dalam ilmu ekonomi istilah Permintaan (Demand) mempunyai arti tertentu

yaitu selalu menunjuk pada suatu hubungan tertentu antara jumlah suatu barang

yang akan dibeli orang dan harga barang tersebut. Permintaan adalah jumlah dari

suatu barang yang mau dan mampu dibeli pada berbagai kemungkinan harga,

selama jangkauan waktu tertentu dengan anggapan hal-hal lain tetap sama.

Analisa Permintaan juga penting untuk memberikan kesimpulan apakah

perusahaan harus menaikkan harga jual atau menurunkan harga jual untuk

memaksimalkan pendapatan. Selanjutnya,faktor struktus pasar dan persaingan

juga membantu perusahaan untuk memperkirakan bagaimana respon

pesaing,misalnya ketika perusahaan menaikkan harga jual.

2.1.2. Teori Permintaan

Menurut Sukirno (2013:77), menjelaskan Teori Permintaan menerangkan

tentang ciri hubungan di antara jumlah permintaan dan harga. Hukum

permintaan pada hakekatnya merupakan suatu hipotesa yang menyatakan bahwa

7
8

semakin rendah harga suatu barang, maka semakin banyak permintaan terhadap

barang tersebut. Sebaliknya semakin tinggi harga barang tersebut, maka semakin

sedikit permintaan terhadap barang tersebut. Faktor-faktor yang mempengaruhi

permintaan antara lain :

1. Harga barang itu sendiri

Jika harga suatu barang semakin murah, maka permintaan terhadap barang

itu bertambah. Begitu juga sebaliknya, ini sesuai dengan hukum

permintaan, yang menyatakan “apabila harga suatu barang naik (ceteris

paribus), maka jumlah barang yang diminta akan turun, dansebaliknya”.

2. Harga barang lain

Harga barang lain juga dapat memperngaruhi permintaan suatu barang,

tetapi kedua macam barang tersebut harus mempunyai keterkaitan.

Keterkaitan dua macam barang dapat bersifat subsitusi (pengganti) dan

bersifat komplemen (penggenap). Bila harga barang subsitusi meningkat,

maka harga suatu barang menjadi lebih murah, sehingga permintaan

terhadap barang tersebut meningkat. Sedangkan kalau harga barang

komplemen turun, maka permintaan terhadap barang tersebut meningkat,

sehingga permintaan terhadap suatu barang mungkin meningkat pula. Dan

bila dua macam barang tidak mempunyai hubungan dekat (keterkaitan),

maka perubahanharga suatu barang tidak mempengaruhi permintaan

barang satunya lagi.

3. Hubungan dekat (keterkaitan)

Mempunyai hubungan dekat (keterkaitan), maka perubahan harga suatu

barang tidak mempengaruhi permintaan barang satunya lagi.


9

4. Selera dan kebiasaan

Selera dan kebiasaan juga mempengaruhi permintaan terhadap suatu

barang.

5. Jumlah penduduk.

Semakin banyak jumlah penduduk yang mempunyai selera atau kebiasaan

akan kebutuhan barang tertentu, maka semakin besar permintaan terhadap

barang tersebut.

6. Perkiraan harga di masa mendatang

Bila kita memperkirakan bahwa harga suatu barang akan naik, adalah lebih

baik membeli barang tersebut sekarang, sehingga mendorong orang untuk

membeli lebih banyak saat ini guna menghemat belanja di masa depan.

Usaha-usaha produsen meningkatkan penjualan, bujukan para penjual untuk

membeli barang sekali peranannya dalam mempengaruhi masyarakat. Usaha-

usaha promosi kepada pembeli sering mendorong orang untuk membeli banyak

dari pada biasanya.

2.1.3. Hukum Permintaan

Hukum Permintaan adalah suatu kaidah yang menjelaskan tentang hubungan

negatif antara tingkat harga dengan jumlah barang atau jasa yang diminta. Jika

naik,maka jumlah barang yang diinginkan akan turun. Demikian pula

sebaliknya,jika harga turun,maka permintaan terhadap jumlah barang atau jasa

akan meningkat. Itulah bunyi dari hukum permintaan yang berlaku asumsi cateris

paribus,yang artinya hukum tersebut berlaku apabila faktor-faktor selain harga

tidak mengalami perubahan atau dalam keadaan tetap.


10

Hukum Permintaan tidak akan berlaku apabila faktor selain harga mengalami

perubahan. Sebagaimana telah menjadi ketetapan dalam hukum permintaan,

tingkat harga suatu barang atau jasa akan mempengaruhi tingkah permintaan

konsumen terhadap barang atau jasa tersebut. Ketika harga naik,maka konsumen

enggan untuk melakukan pembelian,sehingga permintaan terhadap barang atau jasa

turun. Konsumen cenderung lebih memilih untuk mencari barang atau jasa

substitusi atau pengganti yang harganya lebih murah.

2.1.4. Fungsi Permintaan

Fungsi permintaan (demand function) adalah persamaan yang menunjukan

hubungan antara jumlah suatu barang yang diminta dengan faktor-faktor yang

mempengaruhinya. Fungsi permintaan yaitu suatu kajian matematis yang

digunakan untuk menganalisis perilaku konsumen dan harga. fungsi permintaan

yang memperlihatkan keterkaitan antara variabel jumlah permintaan dengan

variabel-variabel atau faktor-faktor yang mempengaruhinya.

Fungsi permintaan adalah hubungan sistematis antara permintaan dengan

faktor-faktor yang mempengaruhinya. Qx = f (Px, Py, Y, Ydist, sel, pen, perk,

prom)

Keterangan:

Qx = permintaan barang X

Px = harga barang X

Py = harga barang Y

Y = pendapatan masyarakat

Ydist = distribusi pendapatan

Sel = selera atau kebiasaan


11

Pen = jumlah penduduk

Perk = perkiraan

Prom = promosi, dan sebagainya

Secara spesifik, fungsi permintaan diatas dapat di sederhanakan dengan

menggunakan teori permintaan, yaitu menggambarkan pengaruh tingkat harga

terhadap jumlah permintaan sebagai berikut Qx = f (Px) atau Qx = a –bP. Tanda

operasional negatif (-) menunjukan bahwa antara tingkat harga dan permintaan

barang berhubungan negatif atau menunjukan arah yang berlawanan (Ibrahim,

2016).

2.1.5. Strategi Permintaan

Menurut Davit (2017) Strategi adalah sarana bersama dengan tujuan jangka

panjang hendak dicapai, aksi pontensi yang menenutuhkan keputusan

manajemen puncak dan sumber daya perusahaan dalam jumlah yang besar.

Selain itu, strategi mempengaruhi perkembangan jangka panjang perusahaan,

biasanya untuk lima tahun ke depan, karenanya berorientasi kemasa yang akan

datang.

Dalam kamus istilah manajemen, Strategi adalah rencana yang cermat

mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus dan saling berhubungan

dalam waktu dan ukuran.Strategi merupakan pendekatan secara keseluruhan

yang berkaitan dengan pelaksanaan gagasan, perencanaan, dan eksekusi sebuah

aktivitas dalam waktu tertentu.

Setelah melihat pembahasan di atas tentu sekarang sudah mengetahui bahwa

permintaan konsumen sifatnya sangat penting. Ada strategi yang perlu


12

diterapkan untuk membuat permintaan meningkat dan mengolah permintaan

dengan baik,yaitu:

1. Tentukan Standar yang Dibutuhkan untuk Mengelola Permintaan

Banyak diantara perusahaan yang mengelompokkan permintaan konsumen

pada beberapa hal seperti jenis produk yang diinginkan, daerah geografis

di sekitarnya serta tipe pelanggan yang dihadapi. Selain itu selalu

bersiaplah untuk mengubah cara dalam memprediksi permintaan sesuai

dengan perubahan-perubahan yang bersifat tidak terduga, maupun dari

faktor “eksternal” lalu mulai membuat rencana dari hal tersebut.

2. Memastikan Semua Proses Berjalan Dengan Baik

Perencanaan yang telah dibuat sebelumnya merupakan bagian dari proses

perencanaan pelaksanaan maupun penjualan. Kedua hal tersebut tidak bisa

berdiri secara terpisah. Rencana bisnis yang sifatnya mengintegrasikan

aktivitas lintas-perusahaan adalah hal yang penting untuk dibuat. Selain itu

pastikan juga rencana yang dibuat untuk memenuhi kebutuhan pelanggan

terlaksana dengan baik.

3. Tidak Terlalu Bergantung Kepada “Ramalan” atau Prediksi Secara Penuh

Memang prediksi bisa membantu dalam menentukan suatu rencana, tapi

ada baiknya untuk tidak terlalu bergantung kepada hal tersebut. Karena

seperti yang telah dikatakan sebelumnya bahwa permintaan pelanggan ini

sifatnya unik. Sehingga alih-alih terus mengandalkan prediksi, tidak ada

salahnya juga untuk mulai membuat sebuah terobosan baru dan menantang

prediksi yang ada.

4. Kembangkan Produk Komplementer


13

Produk tambahan ataupun komplementer, sekilas memang terlihat tidak

terlalu penting. Padahal hal tersebut akan mengalihkan perhatian

konsumen dari permintaan awalnya. Dengan begitu pengusaha memiliki

waktu untuk mengevaluasi permintaan konsumen yang sebelumnya, dan

berusaha untuk memenuhi permintaan tersebut dengan sebaik mungkin.

Tidak perlu yang mewah, cukup buat produk ataupun jasa yang sederhana.

5. Membuat SOP yang Mudah Dinilai dan Diamati

Ini hal yang sering diremehkan padahal merupakan salah satu strategi

pengelolaan permintaan konsumen yang tepat. Dengan meletakkan SOP

utama sebagai tolak ukur, dan selalu melakukan evaluasi setiap saatnya

maka tentu akan cepat diambil tindakan jika terjadi kesalahan. Apalagi jika

ternyata kesalahan tersebut terletak dalam rantai penyedia kebutuhan

pelanggan, maka tentu tidak membutuhkan waktu lama untuk

mengurusnya.

6. Lakukan Proses Kolaboratif, Tidak Melulu Soal Statistik

Data maupun statistik memang sifatnya sangat kuat untuk strategi

mengelola Permintaan. Tetapi pembelajaran, pengalaman, dan

pengetahuan lapangan juga penting dan tidak bisa didapatkan dan

dikerjakan oleh suatu sistem. Karenanya penting juga untuk menggunakan

feeling maupun intuisi pengusaha untuk memenuhi bisa memenuhi semua

dan mengelola permintaan tersebut.

7. Jadikan Kesalahan Prediksi untuk Feedback Positif

Apabila sebelumnya terjadi kesalahan dalam hal prediksi, maka jadikan itu

sebagai ajang untuk mendapatkan feedback positif. Hal ini akan


14

mengarahkan pengusaha untuk bertindak melakukan pengelolaan

permintaan dengan baik dan layanan yang lebih maksimal. Dengan begitu

permintaan akan tetap terpenuhi, dengan tambahan tanggapan baik akan

didapatkan.

8. Menghasilkan Produk yang Berkualitas

Penting untuk melakukan hal ini sebab dengan hal ini akan meningkatkan

kepercayaan masyarakat terhadap produk yang dihasilkan, juga

meningkatkan permintaan masyarakat. Selain itu hal ini juga bisa

membangun kepercayaan masyarakat terhadap produk yang dihasilkan.

Dengan begitu akan terjadi pembelian selanjutnya yang sifatnya

berkelanjutan.

9. Melakukan Riset Dengan Selalu Melihat Kebutuhan Pasar

Memanfaatkan hasil survey maupun testimonial yang pernah diberikan

oleh konsumen merupakan cara jitu untuk menjaga permintaan tetap

tinggi. Lakukan riset apa saja yang sedang disukai oleh masyarakat, lalu

hal apa yang bisa memenuhi permintaan masyarakat tersebut. Selain itu

dengan mempelajari melalui hasil riset tersebut nantinya akan muncul ide-

ide segar yang bisa saja melahirkan produk baru.

10. Berikan Penawaran Produk untuk Konsumen Baru

Terakhir untuk meningkatkan permintaan konsumen adalah dengan

menawarkan produk sebagai bonus untuk konsumen yang baru bergabung.

Tidak perlu memberikan yang besar, pengusaha bisa melakukan

pemotongan harga ataupun memberikan produk kecil sebagai suvenir. Hal


15

ini tentu akan memancing kepuasan konsumen, dan meningkatkan

permintaan untuk mendapatkan barang dan jasa yang diinginkan.

2.2. Minat Beli

2.2.1. Definisi Minat Beli

Menurut Kotler dan Keller (2016) minat beli adalah seberapa besar

kemungkinan konsumen membeli suatu merek dan jasa atau seberapa besar

kemungkinan konsumen untuk berpindah dari satu merek ke merek lainnya. Bila

manfaat yang lebih besar dibandingkan pengorbanan untuk mendapatkannya

maka dorongan untuk membeli semakin tinggi.

Minat beli merupakan kecendrungan konsumen untuk membeli suatu merek

atau mengambil tindakan yang berhubungan dengan pembelian yang diukur

dengan tingkat kemungkinan konsumen melakukan pembelian. Minat beli

merupakan suatu yang berhubungan dengan rencana konsumen untuk membeli

produk tertentu dalam waktu tertentu. Pembelian nyata terjadi apabila konsumen

telah memiliki minat untuk membeli sebuah produk. Pembelian nyata

merupakan sasaran akhir konsumen dimana minat beli merupakan pernyataan

mental konsumen yang merefleksikan perencanaan untuk membeli sejumlah

produk dengan merk tertentu, pengetahuan akan produk yang akan dibeli sangat

diperlukan oleh konsumen.

Pemahaman terhadap perilaku konsumen tidak lepas dari minat beli, karena

minat beli merupakan salah satu tahap yang pada subyek yang sebelum

mengambil keputusan untuk membeli. Membeli adalah memperoleh sesuatu

dengan membayar uang atau memperoleh sesuatu dengan pengorbanan.

Sehingga dengan mengacu pada pendapat diatas, minat membeli dapat diartikan
16

sebagai suatu sikap senang terhadap suatu obyek yang membuat individu

berusaha untuk mendapatkan obyek tersebut dengan cara membayarnya dengan

uang atau dengan pengorbanan.

Berdasarkan uraian di atas, maka pengertian membeli adalah pemusatan

perhatian terhadap sesuatu yang disertai dengan perasaan senang terhadap

barang tersebut, kemudian minat individu tersebut menimbulkan keinginan

sehingga timbul perasaan yang meyakinkan bahwa barang tersebut mempunyai

manfaat sehingga individu ingin memiliki barang tersebut dengan cara

membayar atau menukar dengan uang.

2.2.2. Dimensi Minat Beli

Menurut Priansa (2017) Minat beli dapat diukur dengan berbagai dimensi.

Secara umum, dimensi tersebut adalah berkenaan dengan empat dimensi

pokok,yaitu sebagai berikut:

1. Minat Transaksional

Minat transaksional merupakan kecenderungan konsumen untuk selalu

membeli produk barang dan jasa yang dihasilkan perusahaan, ini didasarkan

atas kepercayaan yang tinggi terhadap perusahaan tersebut.

2. Minat Referensial

Minat referensial merupakan kecenderungan konsumen untuk

mereferensikan produknya kepada orang lain. Minat tersebut muncul setelah

konsumen memiliki pengalaman dan informasi tentang produk tersebut.

3. Minat Preferensial

Minat preferensial merupakan minat yang menggambarkan perilaku

konsumen yang memiliki preferensi utama terhadap produk-produk


17

tersebut. Preferensi tersebut hanya dapat diganti jika terjadi sesuatu dengan

produk preferensinya.

4. Minat Eksploratif

Minat eksploratif merupakan minat yang menggambarkan perilaku

konsumen yang selalu mencari informasi mengenai produk yang

diminatinya dan mencari informasi untuk mendukung sifat-sifat positif dari

produk tersebut.

2.2.3. Faktor yang Mempengaruhi Minat Beli

Minat beli di artikan sebagai sebuah keinginan konsumen untuk membeli

sebuah produk atau jasa. Minat beli muncul ketika seseorang telah mendapatkan

informasi yang cukup mengenai produk yang diinginkan.

Model yang relevan digunakan untuk mengukur minat beli adalah model

AIDA yang merupakan akronim dari Attention (awaranes), Interest, Desire, dan

Action. Tahap-tahap dalam pengukuran menggunakan model AIDA, yaitu:

1. Awareness

Adalah tahap pertama dari model hierarki atau tahapan dimana kita

harus bisa membuat para konsumen sadar akan keberadaan produk kita,

dalam mengenalkan produk kita kepada konsumen bisa melalui berbagai

media seperti media sosial, TV, surat kabar, majalah, radio dan lain

sebagainya. Dalam hal ini konsumen mulai timbul kesadaran mengenai

sebuah produk, dalam tahap ini, pemasar memperkenalkan produk jasa dan

berbagai informasi mengenai produk, agar produk mendapat perhatian.

dalam hal ini kita harus mencari tahu dan membuat strategi agar konsumen

bisa tertarik untuk melihat produk yangkita tawarkan seperti membuat iklan
18

video yang unik dan lucu serta menghibur, jika menggunakan tulisan maka

kita dapat menciptakan headline yang menarik agar konsumen mulai

membaca tulisan tersebut.

Sebuah alat promosi haruslah menghipnotis konsumen, baik barang

ataupun jasa yang kita tawarkan bisa tembus satu tujuan, yaitu terjual.

Pasalnya media sosial adalah lalu lintas masyarakat untuk berkomunikasi

yang mulai merabah sebagai lalu lintas pasar. Skenario promosi yang seolah

mengikat konsumen untuk menaruh perhatian dengan produk maupun jasa

di media sosial adalah wajib hukumnya. Iklan akan dilirik oleh calon

konsumen yang awalnya penasaran dan kemudian memancing

keingintahuan calon konsumen untuk melihat produk maupun jasa yang

dipasarkan. Elemen ini penting untuk calon konsumen ke tahap selanjutnya.

2. Interest

Tahap ketertarikan (interest), setelah berhasil meraih perhatian

konsumen, harus dilakukan follow up yang baik. Yaitu tahapan lebih dalam

memberikan informasi produk, membujuk dan mampu memberikan alasan

kenapa konsumen harus membeli produk yang kita tawarkan.

Beralih setelah menarik perhatian calon konsumen tertarik atau interest

dalam konsep AIDA. Ketertarikan disini dimaksud ketika calon konsumen

mengumpulkan informasi tentang barang atau jasa yang dipasarkan.

Paparkan produk atau jasa kita dibandingkan produk maupun jasa lain yang

sealiran. Suguhkan profil barang atau jasa dengan begitu gamblang. Bisa

dipertajam lagi dengan sisipan pesan, pesan positif dari konsumen yang

telah memakai produk kita dengan maksud untuk meyakinkan pada calon
19

konsumen bahwa produk atau jasa yang dipasarkan memang lebih

berkualitas dan berbeda dari yang lain.

Jadi Iklan dari sebuah produk atau jasa bertujuan untuk menciptakan

ketertarikan atau interest oleh pembaca karena menciptakan ketertarikan

adalah prioritas pemasar. Sebuah iklan yang menarik mampu membuat

konsumen minat terhadap produk yang di iklankan.

3. Desire

Tahap berhasrat / berniat (Desire) adalah tahapan memberikan

penawaranyang tidak dapat ditolak si konsumen, dimana agar timbul

keinginan dan hasrat untuk membeli produk kita.

Belum cukup sampai disini untuk standar pemasaran, konsep AIDA

selanjutnya Desire , yang berarti berniat. Alat pemasaran yang dipilih lewat

media sosial akan menjadi lebih potensial dan jauh lebih tepat ketika bisa

mendorong keinginan calon konsumen untuk memakai barang atau jasa

yang dipasarkan.Rasio persaingan pemasaran di media sosial memang

sangat tinggi. Sebagai calon konsumen tentu akan menganalisa lebih dari

satu produk dari pesaing lain, sederhananya, konsumen butuh pendorong

atau motivasi untuk berhasrat memilih membeli produk kita. Dari sini

tonjolkan bahwa calon konsumen memang membutuhkan produk kita.

Kesimpulannya tingkat keinginan konsumen mulai muncul karena telah

melihat produk yang telah di iklankan yang menunjukan tahap pembentukan

keinginan konsumen untuk membeli sebuah produk atau jasa.

4. Action
20

Tahap memutuskan untuk aksi beli (Action), tahapan dimana konsumen

agar mengambil tindakan untuk mulai membeli produk kita sekarang.

Proses pemasaran terbilang sukses ketika respon calon konsumen sesuai

goal, membeli. Dimana konsep AIDA disebut Action. Penawaran nilai

tambah biasanya menjadi panggilan calon konsumen untuk melakukan

tindakan membeli, tidak berhenti disini, senantiasa menjaga kepuasan

konsumen dan kontinyu dalam berpromosi akan senantiasa menarik

pelanggan sebanyakbanyaknya.

Dalam tahap keempat dari model hierarki ini, keinginan konsumen

sudah mantap terhadap produk, konsumen mulai sadar akan keinginannya

terhadap produk yang dibutuhkannya dan konsumen sudah siap melakukan

transaksi langsung untuk memenuhi keinginan terhadap produk tersebut.

2.3. Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
Metode
N Penulis Judul
Analisis Hasil Penelitian
o (Tahun) Penelitian
Data
Pengaruh
Strategi
Pemasara
n
Untuk mendapatkan minat konsumen yang tinggi, PT.
Terhadap
Afdillah Kuantita Efa Artha Utama sudah melaksanakan berbagai
Minat Beli
1 Firdaus tif, macam pemasaran, diantaranya melalui brosur
Konsume
(2017) Regresi penjualan. Selain itu, PT. Efa Artha Utama juga
n
memberikan pelayanan yang menarik
Membeli
Produk
Perumaha
n
2 Yuli Minat Beli Kuantita Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sikap dan
Prianti, Konsume tif, iklan berpengaruh signifikan terhadap minat beli
Febsri n Toko Regresi konsumen pada pembelian sepatu Bata di Pasar Raya
Susanti Sepatu Padang
dan Bata Di
Nazarud Pasar
din Aziz Raya
21

Padang
Dilihat
(2017)
Dari Sikap
Dan Iklan
Penelitian ini dilakukan dengan menganalisa
lingkungan eksternal menggunakan analisa PEST dan
lima kekuatan Porter serta menggunakan lingkungan
Analisis
Cinthya internal melalui fungsi bisnis. Kemudian melakukan
Strategi
Elika Kualitati analisis SWOT dan di matrikskan sehingga dapat
Bisnis
Putri f, menghasilkan beberpa alternatif dalam
3 pada PT.
Gunawa Triangul mengembangkan strategi bisnis untuk PT. Omega
Omega
n asi Internusa. Strategi yang tepat bagi perusahaan dalam
Internusa
(2017) hasil penelitian ini yaitu strategi intensif. Dengan
Sidoarjo
strategi alternatif tersebut perusahaan dapat mencapai
tujuan yang diinginkan serta dapat bertahan dalam
menghadapi tekanan persaingan yang ada.
Analisis
Strategi
Pemasara
n KPR
Bank
Sumut Dalam memasarkan produk Pembiayaan KPR FLPP,
Meylina Syariah Kualitati diperlukannya strategi yang efektif dan efisien untuk
Febri dalam f, memasuki segmen pasar dalam menghadapi
4
Noreoza Menghada Triangul persaingan antar bank. Strategi pemasaran sangat
(2021) pi asi berperan penting dalam menentukan keberhasilan
Persainga bank dalam memasarkan produknya.
n Antar
Bank
dimasa
Pandemi
Covid-19
Pengaruh
Media
Sosial
Instagram
Media
Terhadap
socialinstagramberpengaruhpositifterhadapminatbelik
Nia Minat Beli Kuantita
onsumensecara offline di RR STUFF.
5 Adenia Konsume tif,
Hasilanalisisperhitunganmenunjukanbahwa media
(2019) n Secara Regresi
sosialinstagramberpengaruhpositifterhadapminatbelip
Offline
ada alpha 5%,
pada Toko
RR Stuff
di
Bengkulu
Supply
And
Demand
Chain Pendekatan manajemen rantai pasokan cocok untuk
Managem penawaran produk tradisional. Manajemen rantai nilai
Oscar F Kualitati
ent The layanan di mana peran pelanggan sebagai pencipta
6 Bustinza f, Studi
Effect Of nilai adalah fitur utama dari konstruksi, lebih baik
(2013) Literatur
Adding dilayani oleh integrasi orientasi pasar manajemen
Services rantai permintaan.
To
Product
Offering
p
g
m
o
lK
B
tin
7

a
rh
s
e
G
U
S
P
M
1
2
(3
4
I)A
D
.T
u
k
d
c
A
Arwati
Agus
(2017)
Supply
Chain
Managem
ent: The
Influence
Of Scm
On
Productio
n
Performan
ce And
Product
Quality
Kualitati
f, Studi
Literatur

Sumber : Data diolah Peneliti (2021)

2.4. Kerangka Berpikir


SCM berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kualitas produk. Hasilnya memberikan bukti bahwa
22

konstruksi kinerja produksi secara parsial memediasi


hubungan antara SCM dan kualitas produk.

Untuk memudahkan suatu penelitian makan perlu dibuat suatu rangka

pemikiran penelitian yang menggambarkan suatu hubungan dari supply chain

management dalam permintaan suatu produk, maka disusunlah kerangka

pemikiran sebagai berikut:

Gambar 2.1
Kerangka Berpikir
23

Galeri Ulos Sianipar merupakan salah satu perusahan yang bergerak

dibidang tekstil yang memiliki manajemen yang baik. Galeri ulos sianiparharus

memiliki stategi yang baik untuk mengukur dengan baik jumlah permintaan yang

diinginkan konsumen dengan persediaan yang tersedia di galeri ulos sianipar.

Strategi adalah serangkaian rancangan besar yang menggambarkan bagaimana

sebuah perusahaan harus beroperasi untuk mencapai tujuannya.Sehingga dalam

menjalankan usaha kecil khususnya diperlukan adanya pengembangan melalui

strategi pemasarannya. Di dalam penelitian ini terdapat beberapa indikator minat

beli yang yang penting diperhatikan perusahaan untuk meningkatkan minat

beli konsumen untuk membeli produk di tempat mereka. Diantaranya,

1. Perhatian (Attention)

Minat beli seseorang diawali dengan tahap perhatian terhadap suatu

produk setelah mendengar atau melihat produk yang dipromosikan oleh

perusahaan.

2. Minat (interest)

Setelah mendapatkan informasi mengenai produk yang dipromosikan oleh

perusahaan, maka timbut minat konsumen terhadap produk tersebut..

3. Keinginan (desire)

Setelah konsumen mendalami tentang kelebihan produk, maka pada tahap

ini konsumen akan memiliki keinginan dan hasrat untuk membeli produk

tersebut.

4. Tindakan (action)
24

Pada tahap ini, konsumen sudah melewati beberapa tahap yaitu mulai dari

melihat dan mendengar suatu produk yang dipromosikan, sehingga timbul

perhatian, ketertatikan dan minat terhadap produk.


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Satori

(2011) mengungkapkan bahwa penelitian kualitatif dilakukan karena peneliti

ingin mengeksplor fenomena-fenomena yang tidak dapat dikuantifikasikan yang

bersifat deskriptif seperti proses suatu langkah kerja, formula suatu resep,

pengertian-pengertian tentang suatu konsep yang beragam, karakteristik suatu

barang dan jasa, gambargambar, gaya-gaya, tata cara suatu budaya, model fisik

suatu artifak dan lain sebagainya.

Selain itu, Sugiono (2012) juga mengemukakan penelitian kualitatif sebagai

metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan

untuk meneliti pada kondisi objek alamiah, dimana peneliti adalah sebagai

instrumen kunci, teknik pengumpulan data dengan triangulasi, analisis data

bersifat induktif atau kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan

makna daripada generalisasi.

Menurut Sukmadinata (2011), penelitian deskriptif kualitatif ditujukan

untuk mendeskripsikan dan menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik

bersifat alamiah maupun rekayasa manusia, yang lebih memperhatikan mengenai

karakteristik, kualitas, keterkaitan antar kegiatan. Selain itu, Penelitian deskriptif

tidak memberikan perlakuan, manipulasi atau pengubahan pada variabel- variabel

yang diteliti, melainkan menggambarkan suatu kondisi yang apa adanya. Satu-

satunya perlakuan yang diberikan hanyalah penelitian itu sendiri, yang dilakukan

melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi.

25
26

Berdasarkan keterangan dari beberapa ahli di atas, dapat ditarik kesimpulan

bahwa penelitian deskriptif kualitatif yaitu rangkaian kegiatan untuk memperoleh

data yang bersifat apa adanya tanpa ada dalam kondisi tertentu yang hasilnya

lebih menekankan makna. Di sini, peneliti menggunakan metode penelitian

deskriptif kualitatif karena penelitian ini mengeksplor fenomena strategi

permintaan yang digunakan Galeri Ulos Sianipar dalam meningkatkan minat beli

konsumen pada produk ulos.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada Gerai Galeri Ulos Sianipar yang beralamatkan

di Jalan A.R. Hakim Gang Pendidikan No. 130, Kelurahan Binjai, Kecamatan

Medan Denai, Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara

3.2.2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Desember 2020 sampai dengan

bulan Juni 2021. Adapun rincian dari jadwal kegiatan penelitian ini tampak pada

tabel berikut ini:

Tabel 3.1
Jadwal Kegiatan Penelitian
Bulan

J
F M A M
Ja u
No Kegiatan Des e a p e
n n
b r r i
i

1 2 3 4 4 1 4 1 4 3 4 3 4

Pengajuan
1
Judul

Pengumpul
2
an Data
27

Penyusuna
3
n Proposal

Bimbingan
4
Proposal

Seminar
5
Proposal

6 Riset

Bimbingan
7
Skripsi

Sidang
8
Skripsi

Sumber: Data diolah Peneliti (2021)

3.3. Responden Penelitian

Menurut Ruslan Ahmadi (2014:36) menjelaskan, Responden Penelitian

adalah subjek penelitian yang mana dari mereka data penelitian dapat diperoleh,

memiliki pengetahuan luas dan mendalam mengenai permasalahan penelitian

sehingga memberikan informasi yang bermanfaat. Informan juga berfungsi

sebagai pemberi umpan balik terhadap data penelitian. Responden penelitian pada

dasarnya adalah yang akan dikenai kesimpulan hasil penelitian. Di dalam

responden penelitian inilah terdapat objek penelitian. Informan sebagai responden

penelitian yang dipilih adalah Pemilik Galeri Ulos Sianipar berjumlah 1 orang, 10

orang pegawai penenun,Penanggung Jawab jawab penenun dan hasil tenun

berjumlah 1 orang, Dan Juga 4 orang Konsumen di Galeri Ulos Sianipar.

Tabel 3.2
Responden/Informan
N Responden Jumlah
o
1. Pemilik Galeri Ulos Sianipar 1
2. Penenun 10
Penanggung jawab penenun dan hasil
3. 1
tenun
4 Konsumen 4
28

Total 16
Sumber: Data diolah Peneliti (2021)

3.4. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Wawancara Mendalam (In-depth Interview)

Merupakan suatu cara untuk mendapatkan data atau informasi dengan tanya

jawab secara langsung pada orang yang mengetahui tentang objek yang

diteliti. Dalam hal ini adalah dengan Pemilik Galeri Ulos Sianipar berjumlah

1 orang, 10 orang pegawai penenun,Penanggung Jawab jawab penenun dan

hasil tenun berjumlah 1 orang, Dan Juga Konsumen di Galeri Ulos Sianipar

mengenai Strategi Permintaan Management) serta data yang berkaitan

dengan penelitian ini.

2. Observasi

Yaitu pengamatan atau peninjauan secara langsung ditempat penelitian yaitu

Galeri Ulos Sianipar dengan mengamati sistematika cara kerja Pemilik

Galeri Ulos Sianipar, Pegawai Bagian Penanggung Jawab Produksi,

Pegawai Bagian Pengecekan Jumlah Produk Yang Masuk Dan Habis

Terjual,Kasir Dan Juga Konsumen yang ada,mengamati strategi permintaan

produk dalam hal peningkatan produksi disini.

3. Dokumentasi

Yaitu dengan mempelajari dokumen-dokumen perusahaan yang berupa

laporan kegiatan rantai pasokan, target produksi dan segala hal yang

bersangkutan dengan strategi permintaan produk


29

3.5. Instrumen Penelitian

Peneliti merupakan instrumen utama dalam penelitian ini (sesuai dengan

karakteristik penelitian kualitatif itu sendiri). Dalam penelitian ini, peneliti sendiri

yang terjun langsung ke lapangan, tidak digunakan tenaga pengumpulan data di

luar penelitian. Instrumen lain yang digunakan adalah yang tersedia tentang

strategi permintaan produk dalam meningkatkan minat beli konsumen pada Galeri

Ulos Sianipar.

3.6. Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis

data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan

dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori,

menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam

pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat

kesimpulan sehingga mudah di pahami oleh diri sendiri maupun orang

lain. Analisis data kualitatif bersifat induktif, yaitu suatu analisis

berdasarkan data yang diperoleh, selanjutnya dikembangkan pola

hubungan tertentu.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan Analisis SWOT.

Analisis strenghts (kekuatan), weakness (kelemahan), opportunities

(peluang) dan threats (ancaman) merupakan perangkat analisis untuk

mengetahui posisi usaha bisnis yang akan dipilih. Analisis ini terdiri dari

analisis internal merupakan elemen dari kekuatan (strenghts) yang

menggambarkan faktor-faktor keunggulan yang dimiliki oleh usaha bisnis


30

dan kelemahan (weakness) menggambarkan kelemahan yang dimiliki oleh

usaha bisnistersebut.

Kekuatan (strenghts) segala sesuatu yang bagus yang dapat

diperbuat oleh perusahaan, atau suatu karakteristik yang memiliki

kapabilitas penting. Kekuatan itu dapat berupa keahlian (skill),

keunggulan/kompetensi (core competence), sumber daya, kemampuan

bersaing, teknologi dan lain-lain. kelemahan (weakness) adalah segala

sesuatu yang menjadi kekurangan perusahaan, atau suatu kondisi yang

tidak menguntungkan perusahaan.

Analisis eksternal terdiri dari kesempatan (opportunities) yang

menggambarkan peluang keberhasilan usaha bisnis dan ancaman (threats)

yang menggambarkan tantangan, ancaman, dan kegagalan usaha bisnis

tersebut. Hasil analisis SWOT menjadi pedoman perusahaan untuk

membuat hasil analisis berikutnya, sehingga keberhasilan usaha bisnis

dapat terlepas dari aspek kekuatan dan kesempatan untuk memberikan

daya terhadap keberhasilan usaha bisnis tersebut. Secara sederhana pola

pikir analisis SWOT dapat digambarkan sebagai berikut:


liE
a
n
O
W
s
k
1.

2.
A
S
I
te
T
r Gambar 3.1
Pola Pikir Analisis SWOT
Analisis SWOT secara sekaligus dapat dipakai untuk melakukan

evaluasi faktor internal dan eksternal perusahaan secara sekaligus,

sehingga selanjutnya bisa dicarikan solusinya. Apa

IFAS (Internal Factor AnalysisSummary)


yang

Internal Factor analysis summary (IFAS) merupakan sarana untuk


31

menjadi

kekuatan dan kelemahanperusahaan akan diidentifikasi dalam matrik IFAS

(Internal Factor Analysis Summary), sedangkan hal-hal yang menjadi

peluang dan ancaman akan dicerminkan dalam matrik EFAS (External

Factor Analysis Summary).

membuat evaluasi yang sistematis atas faktor-faktor internal perusahaan

yang penting artinya bagi perusahaan dalam lingkungan. Analisis ini

menyajikan representasi visual tentang keadaan perusahaan sekarang

sebagai akibat perkembangan dari keputusan strategis masa lalu serta

interaksinya dengan lingkungan.

EFAS (External Factor AnalysisSummary)


32

Penyusunan strategi harus menggunakan pendekatan yang sistematis agar

dapat melakukan diagnosis lingkungan yang tepat dan efektif. Salah satunya

adalah dengan menyusun matriks faktor strategi eksternal (EFAS). Faktor

lingkungan yang dibahas pada matriks EFAS adalah lingkungan eksternal

yang meliputi lingkungan makro dan lingkungan industri.

3.7. Matriks SWOT

Matriks SWOT adalah alat yang dapat dipakai untuk menganalisis faktor-

faktor strategis dari organisasi. Matriks ini mampu menganalisis secara gamblang

mengenai peluang serta ancaman internal serta eksternal yang dihadapi

perusahaan juga dapat untuk mengevaluasi kekuatan dan kelemahan yang

dimilikinya.

Tabel 3.3
Matriks SWOT

EFAS
STRENGTH (S) WEAKNESS (W)
Daftar semua kekuatan yang Daftar semua kelemahan
IFAS dimiliki yang dimiliki

OPPORTUNITIES
STRATEGI SO STRATEGI WO
(O)
Gunakan semua kekuatan yang Atasi semua kelemahan
Daftar semua
dimiliki untuk memanfaatkan dengan memanfaatkan
peluang yang dapat
peluang yang ada semua peluang yang ada
diidentifikasi
THREATS (T) STRATEGI ST STRATEGI WT
Daftar semua Gunakan semua kekuatan Tekan semua kelemahan
ancaman yang dapat untuk menghindari semua dan cegah semua
diidentifikasi ancaman ancaman
Sumber : Rangkuti (2014)
Dari tabel diatas mengenai matriks SWOT dapat diterangkan sebagai

berikut :

1. Strategi SO
33

Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikikran perusahaan, yaitu dengan

memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang

sebesar-besarnya.

2. Strategi ST

Ini adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan

untuk mengatasi ancaman.

3. Strategi WO

Strategi ini ditetapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan

cara meminimalkan kelemahan yang ada.

4. Strategi WT

Strategi ini disadarkan kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha

meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Galeri Ulos Sianipar

4.1.1. Sejarah Galeri Ulos Sianipar

Pertenunan Ulos Sianipar merupakan usaha yang bergerak di bidang

tekstil dalam pembuatan ulos dan songket tradisional suku batak. Berawal pada

tahun 1987, dimana telah terjadi peningkatan permintaan konsumen terhadap

ulos, namun produksi ulos pada saat itu belum mampu memenuhi permintaan

pasar sehingga pertenunan Ulos Sianipar mengalami kebingungan untuk

memenuhi permintaan pasar yang melonjak tajam pada saat itu. Sulit maju dan

kurangnya pekerja handal juga menjadi salah satu dari beberapa alasan

lambatnya proksi ulos pada saat itu. Pertenunan Ulos Sianipar tutup dan tidak

lagi produksi. Mengingat hal itu pemilik pertenunan ulos ini mengeluh kepada

anak kandungnya Robert Maruli Tua Sianipar, S.E kemudian tepat di awal tahun

1992, anak dari pertenunan Ulos Sianipar ini berangkat ke Bandung untuk

belajar bagaimana cara mewarnai benang dan menenun. Setelah itu beliau

pulang dan kemudian membuka kembali pertenunan Ulos sianipar.

Pertenunan Ulos Sianipar berdiri pada tanggal 21 Juni 1992, dan pada

saat itu kapasitas pembuatan ulos hanya mampu menghasilkan sekitar 17 lembar

perharinya. Tenaga kerja yang di gunakan dimulai sebanyak 17 orang hingga

pada tahun 1993 mencapai 120 orang penenun dan berangsur-angsur bertambah.

Bertambahnya penenun berarti menambah angka produksi ulos pada saat itu

sampai pada masa krisis moneter 1997-1998. Pada masa ini semua serba sulit,

34
35

mulai dari bahan baku, ekonomi negara hingga berdampak kepada penggajian

penenun. Dampak dari masa krisis moneter ini membuat Pertenunan Ulos

Sianipar kembali terpuruk. Pada masa ini pegawai yang berjumlah 120

berangsur angsur berkurang hingga di angka 7 penenun. Di tengah masa krisis

moneter 1997-1998 pertenunan ulos sianipar tetap melakukan produksi hingga

pada tahun 2000 pertenunan ulos mampu menyeimbangkah keadaan. Pada tahun

2000 jumlah penenun berangsur bertambah hingga sampai saaat ini pertenuna

ulos sianipar memiliki penenun hingga 400 penenun.

Seiring peningkatan jumlah pengunjung yang datang setiap harinya,

pemilik pertenunan ulos sianipar membuat suatu tempat untuk mempermudah

konsumen dalam membeli hasil produksi Ulos. Pemilik pertenunan membuat

galeri yang dinamakan Galeri Ulos Sianipar. Awalnya galeri ini hanya menjual

hasil produksi ulos dari pertenunan, mengingat peningkatan pengunjung yang

datang pemilik galeri sekaligus pemilik pertenunan membuka kesempatan kerja

sama dengan beberapa industri-industri kecil menengah atau dalam artian UKM

(usaha kecil menengah). Dengan kerjasama dengan beberapa UKM yang ada

maka Galeri Ulos Sianipar mengganti nama lagi menjadi Galeri Ulos Sianipar

yang kemudian diresmikan pada bulan April 2014 silam. Hingga saat ini, Galeri

Ulos Sianipar menjalin kerja sama dengan lebih dari 40 UMKM di Provinsi

Sumatera Utara.

Galeri ini terdiri atas tiga lantai, dimana pada lantai pertama merupakan

tempat pajangan aneka kerajinan. Kerajinan yang dimaksud ialah Ulos, kain

songket, patung ukiran dari kayu, miniatur rumah adat, alat musik dan beberpa

hasil produksi pertenunan dan beberapa UKM. Lantai kedua bangunan ini
36

dijadikan tempat penyimpanan (gudang). Lantai dua bangunan ini memang di

khususkan untuk penyimpanan barang hasil produksi UKM yang bekerjasama

dengan galeri. Untuk menjaga agar tidak kekurangan barang siap jual yang akan

di jual di lantai 1. Sedangka lantai ketiga merupakan tempat penyimpanan hasil

produksi Pertenunan Ulos Sianipar. Barang siap produksi dari tempat pertenunan

akan disimpan disini sementara menunggu persediaan barang di lantai 1 dan

beberapa cabang habis.

Pada bagian depan Galeri, terdapat sebuah rumah tenun yang berbentuk

seperti rumah adat batak. Rumah tenun tersebut tidak di bangun di atas tanah,

melainkan dibangun di atas semen beton dan dilapisi dengan keramik kasar.

Bagunan rumah adat ini memili dua lantai. Lantai pertama yakni ruang tunggu,

ruang santai untuk para pembeli dan ruang untuk rapat para pegawai. Melalui

bagian bawah rumah tenun, kita dapat melihat beberapa patung khas suku batak,

serta pajangan beberapa ulos dan meja yang terbuat dari kayu hasil produksi dari

UKM kerjasama galeri. Pada lantai kedua bangunan ini terdapat 6 mesin tenun

aktif yang difungsikan untuk media belajar bagi tamu yang ingin tahu bagaimana

proses pembuatan ulos di pertenuna ulos sianipar. Terdapat 4 mesin tenun

ATBM (alat tenun bukan mesin) dan 2 mesin kedokan (alat tenun tradisional

pertama sebelum beralih ke ATBM). Galeri Ulos Sianipar memberikan

kesempatan kepada pembeli atau pengunjung untuk melihat penenun yang

sedang menenun ulos dan diberikan izin untuk belajar langsung dipandu oleh

penenun.

Jika kita melihat bangunan Galeri Ulos Sianipar dari depan, kita akan

melihat 4 patung yang di letakkan di tiang penyanggah pagar besi. Patung ini
37

memiliki keunikan sendiri atau dalam artian dapat dikatakan penarik perhatian

para pengunjung atau orang yang lewat di depan galeri, karena patung ini

memiliki ukurang yang lumayan besar dan jarang beberapa pengusaha galeri

membuat ciri khas di depan banguna galeri. Tidah habis sampai disitu, tidak jauh

dari lokasi bangunan induk Galeri kita dapat melihat proses pembuatan ulos

skala besar di pertenunan yang jaraknya tidak jauh dari bangunan induk. Kurang

lebih 100 meter berjalan kemudian masuk ke dalam lorong yang dinamakan

lorong setia budi nomor 9. Bangunan ini hanya satu lantai, disini lokasi bekerja

penenun ulos mulai dari pencampuran benang hingga ke tahap hasil produksi.

4.1.2. Prestasi Galeri Ulos Sianipar

1. Penghargaan dari Gubernur dan Walikota Medan tahun 1993, 1995 dan

2013

2. Dinas Koperasi Kota Medan tahun 2013 sebanyak 2 buah

3. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan tahun 2012 dan 2013

4. Walikota Medan tahun 2013 sebanyak 2 buah

5. Dinas Kebudayaan Jakarta Selatan tahun 2013

6. Dinas Koperasi sebagai stand terbaik kategori umum pada Harkopnas

Expo 2014 di Medan

7. Museum Rekor Indonesia (MURI) tahun 2014 sebagai Pembuat Ulos

Terpanjang

4.1.3. Cabang Galeri Ulos Sianipar

1. Central Pasar Lt. 1 Blok IV No. 12 Medan

2. Pusat Pasar Lt. 1 Los ¾ No. 16-17-39 Medan

3. Plaza Medan Fair Lt. 1 Pojok Rakyat


38

4. The Shop at JW Marriot Hotel Medan

5. Terminal kedatangan Lt. 1 Bandara Kualanamu

6. Plaza Smesco Jakarta

4.1.4. Sarana dan Prasarana Galeri Ulos Sianipar

Sarana pada dasarnya berbentuk fasilitas atau alat yang digunakan secara

langsung untuk kelangsungan suatu kegiatan. Biasanya, alat atau fasilitas ini

mempunyai peran penting, karena tanpanya, kegiatan tersebut tidak akan dapat

terselenggara dengan baik. Bahkan, kegiatan tidak akan ada tanpa adanya alat

tersebut.

Galeri Ulos Sianipar memiliki beberapa bangunan yang sangat

berpengaruh dalam proses kegiatan usaha. Seperti yang saya jelaskan di atas tadi

sarana dan prasarana yang ada di Galeri Ulos Sianipar yakni:

1. Bangunan Induk yang berfungsi untuk mendistribusikan hasi produksi

2. Rumah Tenun

3. Rumah Tunggu

4. Parkir Sepeda Motor

5. Parkir Mobil

6. Kilang atau Lokasi Produksi Ulos

7. Kamar Mandi

8. Keamanan yang dijaga oleh satuan pengamanan atau satpam

4.1.5. Visi dan Misi Galeri Ulos Sianipar

1. Visi

Visi ialah serangkaian kata yang menunjukkan impian, cita-cita atau

nilainilai inti dari sebuah oraganisasi, perusahaandan instansi. Visi


39

merupakan tujuan masa depan sebuah organisasi, perusahaan dan instansi.

Visi juga merupakan buah pemikiran yang ada di dalam benak pendiri

perusaan. Hasil dari fikiran tersebut ialah gambaran tentang masa depan

yang ingin dicapai.

Galeri Ulos Sianipar dan UKM Bersama memiliki visi sebagai berikut

“Menjadikan tenunan ulos batak dicintai masyarakat Indonesia dan dikenal

di tingkat Internasional”. Dengan visi tersebut maka diharapkan tenunan

ulos tersebut akan dikenal dan diminati dari nasional sampai internasional.

Dengan itu Galeri Ulos Sianipar melakukan distribusi kelas ekspor ke luar

negeri dan bukan hanya di dalam negeri.

2. Misi

Misi ialah langkah-langkah yang harus di lalui untuk mencapai visi yang

telah di tentukan. Bukan hanya itu, misi juga dapat diartikan sebagai

deskripsi atau tujuan mengapa organisasi, perusahaan dan instansi di

tengah-tengah masyarakat. misi juga bisa dikatakan sebagai penjabaran dari

suatu visi. Jika visi dapat dituliskan dengan satu kalimat saja maka berbeda

dengan misi yang akan dijabarkan dalam beberapa kalimat yang mudah

untuk dipahami pembaca atau siapa saja yang melihatnya. Misi dari Galeri

Ulos Sianipar ialah sebagai berikut:

a. Meningkatkan mutu dan corak tenunan dengan menggunakan bahan

baku berkualitas

b. Melakukan inovasi produk dengan desain warna dan bahan sesuai

dengan selera masyarakat


40

c. Menciptakan beraneka ragam produk sesuai dengan perkembangan

fashion.

Dengan misi tersebut Galeri Ulos Sianipar ingin mencapai tujuan yang

mendorong meningkatkan kwalitas tenunan dengan memilih bahan baku

yang berkwalitas, memadukan kreativitas dan khas corak dalam bentuk

yang terlihat berbeda dengan memperhatikan selera masyarakat, dan

menciptakan atau memperoduksi aneka produk dengan bekerja sama dengan

beberapa UKM yang sesuai dengan perkembangan fashion.

4.2. Hasil Penelitian

4.2.1. Pembuatan Ulos Galeri Ulos Sianipar

1. Proses Pembuatan Ulos

Proses ialah suatu susunan rangkaian sistematis atau tahapan yang jelas

yang sifatnya sampai kepada tahapan kompelks dan dapat ditempuh berulang

kali demi tercapainya suatu hasil yang diinginkan. Proses merupakan langkah

pasti dalam suatu kegiatan, apabila proses ini dijalani secara konsisten maka

hasil yang di inginkan akan terpenuhi.

Tanpa kita sadari sehari-hari kita dalam tahapan proses. Mulai dari yang

kita kenakan sampai yang kita konsumsi. Contohnya pakaian yang kita pakai,

pakaian tidak langsung jadi dan siap dipakai. Pakaian ialah hasil konsisten

selama tahapan proses mulai dari penyusunan benang hingga pembentukan

pola pakai sampai jadi sebuah pakaian yang kita kenakan. Demikian pula pada

bab ini penulis akan menjelaskan secara garis besar bagaimana proses

pembuatan ulos mulai dari alat dan bahan hingga proses perpaduan alat dan

bahan hingga menjadi ulos siap jual kepadakonsumen.


41

2. Alat dan Bahan Pembuatan Ulos

a. Benang

Menurut Kamus Besar Bahasa Indoensia benang ialah tali halus yang

dipintal oleh kapas (sutra atau sebagainya) yang dipakai untuk menjahit

atau menenun. Dahulu Pertenunan Ulos Sianipar membeli benang dan

melkukan pewarnaannya sendiri. Namun dengan adanya Peraturan

Daerah Kota Medan Nomor: 13 Tahun 2003 tentang izin penglahan dan

pemanfaatan limbah maka pertenuna ulos sianipar memutuskan untuk

tidak lagi melakukan penwarnaan benang dan memilih alternatif lain

membeli dari Bandung.

Gambar 4.1 Alat Penggulung Benang

b. Alat Penggulung Benang (Penganian Benang)

Alat ini berfungsi untuk menggulung benang sebelum proses

pembuatan kain. Pada proses ini warna dasar kain akan ditentukan

sebelum masuk ke Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM). Seperti pada

gambar di bawah gulungan benang berwarna hitam, maka dari itu


42

warna dasar kain sudah pasti hitam tidak bergantung pada corak atau

motif warna yang ingin ditambahkan.

Gambar 4.2 Alat Penggulung Benang Pakan

c. Gulungan Benang Motif

Alat ini digunakan untuk menggulung benang motif. Secara umum

pengertian motif dalam dunia seni ialah suatu wujud ungkapan artistik

seseorang dengan citarasa keindahal dalam setiap penggambarannya.

Proses ini kemudian menjadi penting sebagai tambahan benang dari

proses pembuatan kain ulos.

Gambar 4.3 Alat Penggulung Benang Motif


43

d. Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM)

Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM) sebuah bentuk peralatan yang

mampu membuat atau menghasilkan kain tenun. ATBM merupakan

perkembangan dari alat tenun gedokan. Seiring dengan perkembangan

budaya, manusia berusaha untuk mencari cara agar dapat membuat kain

tenun dengan waktu yang lebih cepat dan mudah. Maka dibuatlah Alat

tenun bukan mesin atau yang lebih dikenal dengan istilah ATBM. Pada

prinsipnya cara kerja ATBM ini hampir sama dengan Gedogan yaitu

penenun menenun dengan posisi duduk. ATBM merupakan alat yang

terbuat dari kayu yang dipasangi beberapa perlengkapan sehingga

menjadi satu kesatuan unit. ATBM terdiri dari beberapa alat yang

mempunyai funsgi yang berbeda, antara lain:

1) Boom Lungsi yang digunakan untuk menggulung benanglungsi;

2) Boom kain digunakan untuk menggulung kain yang sudahditenun;

3) Guun digunakan untuk mengendalikan dan menggerakkan benang

lungsi agar palet/sekoci dapat masuk di sela-sela benanglungsi;

4) Injakan guun digunakan untuk mengaturguun;

5) Sisir digunakan untuk mengatur kerapatan benanglungsi;

6) Pemberat gulungan benang lungsi digunakan untuk menjaga

kekencangan benang agar tetapstabil.

Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM) digerakkan secara manual dengan

menggunakan kaki dan tangan. Cara kerja ATBM adalah penenun

duduk dikursi dengan kaki mengayun pedal dan tangan menarik

pengungkit. Gerakan kaki berfungsi untuk mengatur naik turunnya


44

benang lungsi pada waktu keluar masuk benang pakan. Menenun

menggunakan ATBM lebih mudah jika dibandingkan dengan menenun

menggunakan gedogan. Tentu saja kualitas kain yang dihasilkan dari

ATBM lebih rendah jika dibandingkan dengan kain tenun dari alat

gedogan, hal ini terjadi karena apabila ada benang yang putus maka

akan tampak pada kain yang dihasilkan. Permukaan kain akan tampak

lebih kasar karena sambungan dari benang yang putus. selain itu untuk

mengoperasikan alat ini membutuhkan tenanga yang cukup besar,

sehingga agak menyulitkan penenun wanita yang sudah berusialanjut.

Gambar 4.4 Alat Tenun Bukan Mesin

e. Alat Tenun Tradisional (Kedokan/Gedogan)

Alat tenun yang sangat umum digunakan di berbagai daearah. Alat

tenun tradisional ini disinyalir sudah ada dan digunakan untu menenun

sejak zaman prasejarah. Hal ini terbukti dengan ditemukannya benda

prasejarah dan relief yang menggambarkan alat tenun yang masih

sangat sederhana. Alat tenun tradisional (gedogan) terbuat dari bambu

dan kayu, yang fungsinya hanya untuk mengaitkan benang lungsi saja.
45

Terdapat dua ujung bilah kayu dan bambu pada alat ini. Ujuang pertama

dikaitkan pada tiang atau pondasi rumah, sedangkan ujung satunya

diikat pada badan penenun. Pada saat menenun, posisi penenun duduk

dilantai kemudian mulailah penenun menenun dengan meletakan

benang lungsi dan pakan secara bergantian. Menenun dengan

menggunakan alat tenun tradisional atau gedogan tidak hanya

menghasilkan sehelai kain tenun yang indah tetapi juga menghasilkan

kain tenun yang berkualitas tinggi karena dikerjakan dengan sangat

cermat dan teliti sehingga memakan waktu yang lama. Dibutuhkan

waktu hingga berbulan-bulan untuk menghasilkan sehelai kain tenun

yang indah.

Gambar 4.5 Alat Tenun Tradisional (Kedokan/Gedogan)

3. Proses Pembuatan Ulos dari benang hingga menjadi Ulos

Proses pengerjaan ulos tenun dimulai dari yang paling sederhana yakni

menggulung benang (mangani), waktu yang dibutuhkan dalam proses mangani

seharian penuh untuk satu bakal kain bermotif ulos. Kemudian setelah selesai

dalam proses penggulungan benang dilanjutkan dengan memasukkan benang

kedalam matagun dan mata sisir. Memasukkan benang kedalam matagun dan
46

mata sisir dikerjakan dengan dua orang, orang yang satu menahan benang

kemudian orang yang satunya lagi memberikan benang. Proses memasukkan

benang ini memakan waktu yang cukup lama kurang lebih 6 jam dan butuh

konsentrasi dalam pengerjaannya. Setelah selesai memasukkan benang ke

dalam matagun dan mata sisir kemudian pindahkan dari tungkul benang ke

palet/sekoci dengan tujuan agar dapat digunakan ketika proses bertenun.

Paletan ini dimaukkan kedalam satu alat yang dinamakan teropong. Benang ini

diusahakan dekat agar pada saat proses bertenun benang tidak kendor. Untuk

proses penyelesaian satu paletan memakan waktu kurang lebih empatmenit.

Pada alat tenun bukan mesin (ATBM) benang lungsi yang membujur

dikelompokkan selang seling dengan sisir alat tenun. Fungsinya ialah agar

proses pembuatan motif bisa dengan mudah dilakukan. Pembuatan motif

dimulai dengan memasukkan benang pakan secara menyilang dengan benang

lungsi agar jalinan benang akan membentuk kain yang padat. Selain itu, untuk

penambahan motif juga dapat dilakukan dengan teknik menyulam. Setelah

benang lungsi dan pakan

menyilangsebatangkayuyangmelintangdidalambenanglungsudanpakandi

gerakkan ke arah dada dengan bantuan sisir yang digerakkan melalui pijakan

kaki yang dibawah. Begitu selanjutnya sampai boom kain mengulung kain

yang sudah terbentuk agar tidak terjadi penumpukan kain dan menjaga benang

lungsi agar tetap ketat dan tidak kendor.

4.2.2. Pemasaran Ulos Galeri Ulos Sianipar

1. Sistem Permintaan Ulos


47

Dalam sistem pemasaran ulos akan erat hubungannya dengan proses

penjualan ulos. Secara umum defenisi dari proses penjualan ialah serangkaian

langkah sistematis, atau tahapan yang jelas dan dapat ditempuh berulangkali,

untuk mencapai hasil yang diinginkan. Jika ditempuh, setiap tahapan itu

secara konsisten mengarah pada hasil yang diinginkan. Banyak contoh proses

yang terjadi di dalam kehidupan sehari-hari di sekitar kita, yang mungkin

tidak kita sadari: Mobil merupakan hasil dari proses manufaktur. Begitu pula

pakaian, rumah, bahkan roti yang kita makan, semua merupakan hasil dari

suatu proses yang dapat menjaminkualitasnya.

Proses penjualan menentukan dan mencatat setiap tahapan yang secara

keseluruhan mengarah pada produktivitasnya. Aktivitas penjualan yang tidak

mengikuti setiap tahapan tersebut cenderung berakhir dengan kegagalan.

Asalkan terencana dan tertata bagus, proses penjualan yang berisi sejumlah

tahapan itu akan dapat membantu pengusaha rnengidentifikasi, menganalisis,

mengkualifikasi, mengukur peluang, untuk kemudian menentukan tahapan

selanjutnya. Jika ingin bagus, perencanaan proses penjualan harus mengacu

pada cara transaksi yang diinginkan pelanggan, dan tidak mengacu pada

selera salespeople (tenaga penjualan).

Sederhananya adalah agar siapapun yang terlibat dalam aktivitas penjualan

tahu langkah apa saja yang perlu dilakukan berikutnya demi meningkatkan

peluang keberhasilan menjual. Lagi pula, dalam situasi sekarang ini, hanya

sebagian kecil saja kampanye penjualan yang dapat sukses oleh rancangan

satu orang. Siklus penjualan pada pengusaha berupa transaksi yang

melibatkan cuma satu peristiwa, atau serangkaian peristiwa dalam jangka


48

waktu yang lebih panjang, tidak masalah. Yang terpenting adalah pengusaha

tahu apa yang harus ia lakukan dan kapan melakukannya. Berbicara tentang

strategi tidak lepas dari cara atau sistem untuk mendapatkan target tertentu.

Cara yang dimaksudkan kali ini ialah agar hasil produksi bisa seimbang

dengan konsumsi dan distribusi. Selain untuk mengatur keseimbangan antara

produksi, konsumsi dan distribusi sistem ini juga harus memiliki sasaranyang

tepat sehingga perputaran uang akan tercapai dan kembali diolah menjadi

modal produksi.

Strategi yang di gunakan Galeri Ulos Sianipar dalam menghadapi

persaingan bisnis ulos yang pertama ialah dengan memodifikasi ulos menjadi

beberapa barang. Barang yang dimaksud ialah ulos yang tadinya sebagai

penghangat tubuh dan sebagai identitas ketika upacara adat menjadi luas

maknanya. Semua orang jadi bisa memakai ulos ketika pemilik galeri

memiliki ide tentang memodifikasi ulos. Awal mula modifikasi ulos ini

ketikapemilik galeri mencoba membuat kotak pensil bermotif ulos dengan

bahan potongan ulos yang sudah tidak terpakai. Ada rasa menarik tersendiri

dalam benak pemilik galeri yang kemudian menuangkannya dan menambah

karya modifikasi ulos. Kini produk-produk yang di tawarkan Galeri Ulos

Sianipar beragam. Galeri Ulos Sianpar menjual tas bermotif ulos, kotak pensil

bermotif ulos, jas bermotif ulos dan beberapa kerajinan tangan lainnya yang

bermotif ulos.

Ulos yang digunakan untuk dimodifikasi tidak sembarang. Kebanyakan

memakai ulos berjenis sadum, mengingat coraknya yang menarik dan semua

orang membawa ulos sadum ketika upacara adat suku batak toba. Dengan
49

coraknya yang memang menarik maka kebanyakan ulos jenis sadum ini yang

paling sering digunakan untuk modifikasi ulos. Kemudian strategi kedua yang

di lakukan pemilik galeri dalam menghadapi persaingan bisnis yakni

membuat harga yang lebih murah dari pada pebisnis lainnya tanpa

mengurangi kualitas dari ulos itu sendiri. Seperti pada pernyataan informan

TinaSihombing:

“pesaing kami yang terberat itu di pusat pasar. Disana letak penjualan ulos
banyak kios penjual ulos disana. Cara kami Cuma menurunkan harganya
sedikit dari harga pasaran disana. Kami tidak hanya mencari harga kami juga
menjual kualitas kain kami”.

Dari hasil percakapan di atas jelas pegawai Galeri Ulos Sianipar

menjelaskan untuk bersaing di pusat pasar mereka memakai strategi

penurunan harga dari harga biasa yang didapati di kios-kios yang berdekatan

dengan produk penjualan yang sama di sekitar kios yang dimiliki oleh Galeri

Ulos Sianipar. Selanjutnya strategi yang ketiga ialah dengan

mengalihfungsikan salah satu tempat tenun yang dimiliki untuk produksi

bakal baju bermotif ulos, hiasan dinging, dan kerajinan lainnya.

Untuk membuat kerajinan bermotif ulos seperti, kotak pensil bermotif

ulos, baju bermotif ulos, jas bermotif ulos serta rok pada wanita yang

bermotif ulos pemilik Galeri Ulos Sianipar bekerjasama dengan beberapa

UKM rekanan dengan mengirimkan bakal kepada UKM dan UKM

memproduksi kerajinan yang disebut di atas tadi dan tidak jarang juga

permintaan terhadap bakal pakaian bermotif ulos ini tinggi. peralihan fungsi

dari pertenunan ini ialah karena kondisi pasar yang memungkinkan untuk

sumber pendapatan bagi pemilik pertenunan.. Seperti yang hasil wawancara

penulis kepada pegawai galeri ulos sianipar ketika penulis menanyakan soal
50

fungsi dari pertenunan yang berbeda ketika peneliti belum ke pertenunan dan

sesudah kepertenunan.

Tina Sihombing menyatakan, “ia sudah lima tahun belakangan pertenunan


menjadi multi fungsi. Pertenunan tidak hanya fokus kepada pembuatan ulos.
Mana yang kira-kira menjadi kebutuhan ya itu yang kami kerjakan. Lagian
stok ulos kami masih banyak ada sampai 10,000 di gudang. Kalo kilang tidak
produksi bagaimana dengan perputaran modal kami?”

Dengan hasil percakapan diatas berarti dapat disimpulkan bahwasanya

pertenunan ulos ini terlebih dahulu memperhatikan permintaan pasar.

Disamping memperhatikan permintaan pasar, Pertenunan Ulos Sianipar telah

lebih dulu menyimpan persediaan barang yang lebih di gudang Dengan cara

ini persaingan bisnis di pasar akan tetap berjalan mengingat apa yang

dibutuhkan oleh konsumen dan itu juga yang di produksi.

Kemudian dari pada itu, ulos hasil produksi yang disimpan di gudang di

distribusikan ke cabang yang memang di buka oleh Galeri Ulos Sianipar.

Seperti pada bab sebelumnya penulis sudah menuliskan jumlah cabang yang

dimiliki Galeri Ulos Sianipar. Proses pendistribusian ulos ini tidak langsung

semua atau dalam artian jumlah hasil tenunan per hari tidak langsung di

distribusikan. Galeri menunggu permintaan cabang yang kosong stok barang.

Kemudian galeri mendistribusikan hasil produksi yang sebelumnya disimpan

di gudang ke toko yang memberi pemberitahuan tentang kosongnya barang di

toko.

Proses pendistribusian ini dilakukan dengan mobil operasional yang

memang sudah siap berangkat di galeri. Bukan hanya itu, apabila permintaan

barang ke luar kota, galeri juga mengirimkan barangnya via jasa ekspedisi

darat dan udara. Tergantung dari durasi waktu yang telah ditetapkan oleh
51

karyawan penjaga toko. Jasa ekspedisi ini telah berlangganan dengan galeri

dan memberikan fasilitas antar jemput barang langsung di galeri. Galeri tidak

lagi mengantarkan barang ke lokasi ekspedisi, melainkan barang itu dijemput

pihak ekspedisi ke galeri.

Gambar 4.6 Ekspedisi yang Menjemput Barang

2. Bantuan Galeri Ulos Sianipar kepada UKM

Dari daftar nama UKM yang bekerjasama dengan galeri saya mendapat

data yang memang unik namun membangun yakni, Pak Robert selaku

pemilik galeri teryata memberikan kemudahan kepada UKM yang

membutuhkan modal. Maksudnya ialah ketika si pengusaha kekurangan

modal dalam hal produksi Pak Robert menjaminkan pinjaman atau dapat kita

katakan sebagai fasilitator kepada pemilik UKM yang memberikan modal.

Peminjaman ini bukan dikeluarkan dari hasil penjualan kain Ulos, Songket

dan pendapatan galeri. Melainkan melalui Bank rekanan yang bekerjasama

dengan galeri. Jadi bagi UKM yang kekurangan modal dalam produksi,

Galeri Ulos Sianipar dapat membantu dalam hal modal melalui bankrekanan.

Tina Sihombing menyatakan “seperti kemarin ada UKM yang dibantu


dalam modal sebesar Rp. 300.000.000.-, dia butuh modal tapi dia tidak punya
52

agunan. Jadi bapak Robert itu seperti bapak angkatlah kubilang. Jadi dia
menjamin, dia bilang kalau dia tidak bisa bayar biar aku yang bayar. Jadi
kasih aja dia pinjaman atas nama dia tanpa ada jaminan. Jadi di Bank dia
bilang ini UKM binaan dari Galeri Ulos Sianipar penjaminnya pak Robert.
Jadi dia tanda tangan ke bank, bank rekanan kamiya”.

Kemudian setelah pinjaman itu di dapat dari pihak bank, pihak bank itu

sendiri boleh meminta pinjaman UKM tadi ke pemilik UKM langsung atau

ke Galeri Ulos Sianipar. Jadi yang meminjam itu bertanggung jawab juga

kepada pihak Galeri Ulos Sianipar. Ini dilakukan untuk mempercepat

perputaran modal dari bank rekanan dan pemilik UKM yang

bertanggungjawab. Ada beberapa bentuk bantuan lain yang dilakukan Galeri

Ulos Sianipar kepada UKM yang bekerjasama dengan Galeri Ulos Sianipar.

Seperti dalam hal distribusi produk UKM. Banyak pemilik UKM mampu

produksi namun sedikit kesulitan dalam mendistribusikan hasil produksinya.

Disini Galeri Ulos Sianipar juga menerima hasil produksi yang di hasilkan

suatu UKM. Hasil produksi dari UKM tadi di beli oleh pihak galeri dengan

harga yang sudah ditetapkan oleh pemilik UKM yang bekerjasama.

Maksudnya ialah apabila pemilik UKM menjual satu hasil produk dengan

harga Rp. 400,000,- maka galeri akan menjual kepada konsumen dengan

harga yang sama yakni Rp. 400,000,-. Dalam hal ini pihak UKM yang

bekerjasama memiliki kontrak dalam hal barang produksinya. Pihak UKM

memberikan uang plastik kepada pihak Galeri Ulos Sianipar mengingat

kerjasama yang dibangun, jaminan, plastik, tempat dan pegawai yang intinya

di bawah naungan Galeri UlosSianipar.

Kemudian bentuk bantuan lain yang dilakukan Galeri Ulos Sianipar dalam

hal peralatan, galeri membantu UKM untuk masuk ke instansi pemerintahan.


53

Misalnya, Dinas Perindustrian, Bank Indonesia, Dinas Perdagangan dan

Dinas Permodalan. Kebanyakan diantara beberapa Dinas ini punya bantuan

terhadap UKM namun beberapa Dinas ini tidak tahu mau mengarahkannya

kemana. Maka dari situ Galeri Ulos Sianipar memfasilitasi Dinas terkait

dengan UKM. Beberpa contoh bantuan dari pemerintah terhadap UKM ialah,

mesin jahit, mesin bordir, benang dan pelatihan UKM.

3. Produk

Produk utama pada Galeri Ulos Sianipar dan UKM bersama ialah ulos.

Produk ini juga menjadi bagian dari produk distribusi. Ulos yang sudah siap

akan di distribusikan kepusat pasar untuk dipasarkan disana. Galeri Ulos

Sianipar juga menjual produk-produk UKM yang bekerjasama dengan galeri.

Produk yang di tawarkan juga banyak sesuai dengan beberapa UKM yang

bekerjasama dengan galeri.

4. Harga

Galeri Ulos Sianipar menawarkan harga yang beragam. Mulai dari harga

yang paling murah hingga harga yang paling mahal. Saya membagi harga ini

kedalam 3 klasifikasi yakni harga yang termurah, harga yang di tingkat

sedang dan harga yang termahal. Terkhusus untuk bahan produksi Ulos,

semakin murah harga ulos yang dibeli maka kualitas ulos yang didapatkan

akan sesuai dengan harga. Begitu juga sebaliknya, semakin tinggi harga ulos

maka semakin tinggi pula kualitas ulos yang didapatkan olehkonsumen.

Pertenunan Ulos Sianipar membagi harga ini dengan dua klasifikasi, yakni

Ulos yang melalui proses alat tenun bukan Mesin dan alat tenun gedokan.

Ulos yang di produksi pada alat tenun bukan mesin ini termasuk dalam
54

kategori pembuatan ulos dengan kualitas biasa mengingat dalam sehari

penenun mampu menghasilkan dua lembar ulos setiap harinya. Berbeda

dengan penenun ulos dengan alat tenun gedokan, seperti diketahui alat tenun

gedokan ini tidak semudah alat tenun bukan mesin dalam pemakaiannya.

Perlu ketelitian lebih dalam penggunaan alat tenun gedokan ini. Tidak cukup

sampai disitu saja, untuk pembuatan satu lembar ulos pada alat tenun gedokan

ini mampu memakan waktu 1 minggu, 2 minggu dan sampai 1 bulan

tergantung jenis ulos yang di tenun. Semakin tinggi tingkat kesulitan ulos

yang di pesan maka semakin panjang pula durasi waktu proses pembuatan

satu lembarulos.

Untuk ulos sendiri pada Galeri Ulos Sianipar ada tiga jenis ulos yang

paling laku sesuai dengan klasifikasi yang telah di jabarkan di atas. Jenis ulos

yang sering di cari oleh konsumen ialah ulos tumtuman, ulos ragi hotang, dan

ulos sadum. Untuk jenis ulos tumtuman harga nya juga beragam mulai dari

Rp. 1,500,000,- sampai harga Rp. 5,000,000,-, untuk jenis ulos ragi hotang

harganya juga beragam mulai dari Rp. 850,000,- sampai harga Rp.

2,400,000,- dan begitu juga dengan jenis ulos sadum harga yang di tawarkan

mulai dari Rp. 25, 000,- sampai harga Rp.1,900,000,-.

Begitu pula dalam menghadapi persaingan bisnis di pusat pasar,

banyaknya pesaing sesama penjual ulos membuat Galeri Ulos Sianipar dan

UKM Bersama memilih beberapa strategi untuk tetap konsentrasi dalam

penjualan produk ditengah pesatnya persaingan dalam penjualan ulos di

tengah lokasi yang dapat dikatakan pebisnisulos.

Tina Sihombing menyatakan,”untuk menghadapi persaingan di pusat pasar


kami hanya menurunkan sedikit harga ulos kami dari beberapa pedangang
55

yang jualan disana. Ini Cuma untuk mendapatkan konsumen dan


meningkatkan penjualan”.
Tidak cukup sampai disitu, sama halnya dengan harga ulos tadi begitu juga

pada produk UKM yang bekerjasama dengan galeri, harga yang ditawarkan

juga cukup beragam tergantung selera dari konsumen itu sendiri. Seperti

contoh miniatur rumah adat yang terbuat dari ukiran kayu. Miniatur ini

dibandrol dengan harga Rp. 75,000,- hingga Rp. 275,000,-. Begitu juga

dengan hasil produksi UKM yang lain, semakin tinggi tingkat kesulitan

dalam pembuatan produk maka semakin tinggi juga harga yang di tawarkan

oleh Geleri Ulos Sianipar.

Cara atau strategi yang digunakan oleh Galeri Ulos Sianipar dalam

menghadapi persaingan bisnis ulos ialah dengan menurunkan harga hasil

produksi dengan rata-rata harga yang diperjual belikan di pasar. Dengan

menurunkan harga tersebut maka harapan akan stabilnya angka penjualan

akan konsisten sepanjang perjalanan waktu. Begitupula dengan UKM

terhadap Galeri Ulos Sianipar, dengan memudahkan UKM dalam produksi

serta membantu para UKM dalam proses penjualan hasil produksi hingga

sampai kepada konsumen ialah suatu bentuk strategi yang dipasang oleh

galeri untk mendapatkan keuntungan dalamberbisnis.

5. Promosi

Sama seperti jenis galeri yang lain, Galeri Ulos Sianipar dalam hal

promosi menggunakan internet dalam proses berbisnis Ulos dan kerajinan

tangan. Seperti contoh dalam internet, apabila kita menulis judul pencarian

oleh mesin pencari di internet maka yang pertama kali muncul ialah link

(sambungan) yang membahas tentang Galeri Ulos Sianipar. Galeri Ulos


56

Sianipar juga memakai papan reklame (spanduk) sebagai media promosi.

Beberapa titik di sekitar lokasi Galeri, terpasang beberapa papan reklame

Galeri Ulos Sianipar yang berisikan dengan arah menuju Galeri Ulos

Sianipar.

Tulang Sinaga menyatakan, “ ai molo au huboto galeri on sian pandita


nami najolo marga Ambarita. Jadi molo adong dongan hu namanukkun didia
do boi manuhor ulos alai godang pilihan galeri on do hupatudu. Tabo dison,
godang pilihan jala muse denggan pelayananna”.

Tulang Sinaga menyatakan, “ ah kalau aku tau galeri ini dari pendeta kami
dulu marga Ambarita. Jadi kalau ada kawanku yang menanyakan dimana bisa
membeli ulos tapi harus ada pilihan galeri ininya ku tunjukkan. Enak disini,
banyak pilihan udah gitu bagus pelayanannya”.

Promosi melalui pembicaraan dijelaskan oleh salah satu informan. Dari

potongan percakapan diatas dapat dikatakan beberapa konsumen pada Galeri

Ulos Sianipar menerima informasi dari orang tentang Galeri Ulos Sianipar

serta menyebarkan informasi yang sama kepada orang-orang yang memang

menanyakan perihal pembelian hasil produksi ulos.

6. Pengetahuan Konsumen Terkait Produk Ulos

Banyaknya ragam pilihan ulos serta beragam pula harga yang ditawarkan

tidak jarang kita sebagai konsumen mengetahui tentang rentan harga serta

kwalitas ulos yang akan di beli. Seperti pada hasil wawancara saya kepada

nantulang S. Simanjuntak di bawahini.

Nantulang S. Simanjuntak menyatakan, “ ai biasana molo boru-boru


namanuhor ulos diboto do ulos I asli pabrik manangna tenun najolo. Molo
au pribadi huboto ma attong ulos na tenun najolo manang pabrik. Tor tarida
do I sian kainna. Ai molo ulos na sian tenun I asing do I sian pabrik. Lambok
molo I tiop kainna I sada muse tegang kainna molo na asli. Molo na sian
pabrik I do tor tanda do iba, bereng ma gale molo di tiop kainnaon”.

Nantulang J. Simanjuntak menyatakan, “ ya biasanya kalau perempuan


yang membeli ulos taunya ulos itu pabrik atau nenun dulu. Kalau aku pribadi
kutaula pula tenun dulu atau pabrik. Langsung kelihatannya itu dari kainnya.
57

Ya kalau ulos yang dari tenun dulu itu lainnya kainnya. Lembut dia kalau
dipegang kainnya satu pula tegang kainnya kalau yang asli. Kalau yang dari
pabrik itunya langsung tau aku, lihatlah lemas kalau di pegang kainnyaini”.

Dari percakapan di atas jelas konsumen yang bernama J, Simanjuntak

mengetahui betul tentang kain ulos yang hendak di belinya. Kain ulos tenun

dulu yang dimaksud oleh informan ialah alat tenun gedokan sedangkan pabrik

yang dimaksud oleh informan ialah Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM).

Berbeda dengan informan selanjutnya ketika saya wawancara terkait

pengetahuan beliau tentang produk ulos yang ingin di beli. Apakah belau tahu

atau tidak ulos yang di beli beliau itu hasil dari gedokan atau Alat Tenun

Bukan Mesin (ATBM). Berikut hasil wawancara saya dengan H. Panjaitan.

H. Panjaitan menyatakan, “au dang huboto lae taringot ulos na hutuhor


on ATBM manangna gedokan songon na nidokkon ho nakkaning. Au holanna
di suruh inong hu do manuhor ulos sadum on naneng boanonna tu pesta
siang on”.

H. Panjaitan menyatakan,” aku tidak kutahu teringat ulos yang kubeli ini
dari hasil ATBM atau gedokan seperti yang kau bilang tadi. Aku Cuma
disuruh ibuku-Nya membeli ulos I sadum ini yang mau di bawaknya ke pesta
siang ini”.

Dari percakapan di atas H. Panjaitan hanya di suruh oleh ibunya untuk

membeli ulos untuk dibawa oleh ibunya siang itu ke pesta pernikahan. H,

Panjaitan sama sekali tidak tahu terkait ulos yang dibelinya itu ulos hasil

produksi Alat Tenun Bukan Mesin ataugedokan.

Galeri ulos sianipar menjual produk hasil produksi UKM rekanan di

gedung induk. Pada gambar di atas terdapat beberapa produk hasil produksi

UKM yang hendak di jual yakni tas bermotif ulos, miniatur rumah adat

dengan bahan kayu, sendal wanita dan juga anekamakanan.


58

4.2.3. Distribusi Ulos Galeri Sianipar

Dalam hal untuk mencapai tujuan dan sasaran perusahaan di bidang

pemasaran terkhusus terhdapat produk kebudayaan seperti ulos dan beberapa

jenis yang lain perlu kegiatan menyalurkan. Menyalurkan yang di maksud ialah

alur proses produksi suatu barang hingga sampai kepada konsumen. Kotler

(2011: 279),”mengutarakan tentang pengertian saluran distribusi adalah

sekelompok perusahaan atau perseorangan yang mempunyai hak kepemilikan

atas produk atau membantu memindahkan hak pemilikan produk atau jasa pada

waktu akan dipindahkan dari produsen ke konsumen”.

Basu Swastha (2012),”aluran pemasaran yang dipakai oleh pembuat

produk untuk mengirimkan produknya ke industri atau konsumen. Lembaga

yang terdapat pada saluran distribusi adalah produsen, distributor, konsumen

atau industri”. Menurut Tjiptono (2014:295), “Saluran distribusi merupakan

serangkaian partisipan organisasional yang melakukan semua fungsi yang

dibutuhkan untuk menyampaikan produk/jasa dari penjual ke pembeli akhir.

Dari beberapa pengertian distribusi oleh para ahli diatas, maka dapat

disimpulkan pengertian distribusi ialah proses produksi hingga sampai ke proses

konsumsi. Dalam artian lain, proses atau alur barang hasil produksi sampai ke

konsumen. Tujuan dari distribusi ialah membantu menyalurkan barang dan jasa

produksi dari

produsenkekonsumen,mempermudahkonsumenketikainginmendapatkan

keinginannya, membantu produsen untuk menjualkan barangnya dan membantu

meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat.


59

Dalam kegiatannya di lapangan, distribusi di bagi ke dalam dua kegiatan.

Yang pertama ialah distribusi langsung. Distribusi langsung ialah proses

menyalurkan hasil produksi langsung dilakukan oleh produsen dan konsumen.

Yang kedua ialah distribusi tidak langsung. Distribusi tidak langsung ialah

adanya perantara antara produsen dan konsumen. Hubungan antara produsen dan

konsumen tidak langsung. Konsumen berhubungan kepada perantara atau dalam

arti kata lain yakni distributor. Berikut proses distribusi pada galeri ulos sianipar

dan beberapa hasil produksi ukm rekanan:

1. Ulos

Ulos yang telah selesai dari pabrik di bawa ke gudang penyimpanan yang

berjarak kurang lebih 20 meter dari Galeri Ulos Sianipar. Ulos ini disimpan

kedalam ruangan yang memang dijadikan tempat penyimpanan atau gudang.

Ruangan tersebut terletak pada lantai 3 bangunan induk.

Untuk distribusi ulos sendiri, mengingat Galeri Ulos Sianipar sudah

memiliki cabang di beberapa tempat seperti yang sudah saya jelaskan

sebelumnya maka sistem distribusinya apabila barang di toko habis maka

Galeri Ulos Sianipar melakukan pengiriman ke toko yang kehabisan stok ulos

atau buah tangan. Misalnya toko yang di Pasar Central kehabisan stok ulos,

maka pusat (Galeri) mengirimkan stok tambahan kepada toko yang

kekosongan stok. Untuk pengiriman Galeri Ulos Sianipar punya angkutan

operasional yang digunakan untuk mengontrol toko atau mengantisipasi

kekosongan stok di toko. Mobil ini jenis minibus yang sudah di stiker merah

dengan corak batak toba dengan tulisan Galeri Ulos Sianipar. Untuk
60

pengiriman yang di luar pulau Suamtera sendiri Galeri Ulos Sianipar

menggunakan mode transportasi jeniskargo.

Gambar 4.7 Tempat Peyimpanan Ulos Galeri Ulos Sianipar

2. Usaha Kecil dan Menengah (UKM)

Untuk Usaha Kecil dan Mengah (UKM) setelah barang di produksi oleh

masing-masing UKM, barang di jual kepada Galeri dengan harga yang tidak di

lebihkan atau dikurangi. Sama seperti penjelasan saya sebelumnya, harga-Nya

selalu pasti dan tidak berubah mengingat galeri sifatnya hanya membantu para

UKM.

Hasil produksi UKM juga disimpan di bangunan induk tepatnya di lantai

dua. Disana ruangan khusus untuk barang hasil produksi dari UKM yang

bekerja sama dengan Galeri Ulos Sianipar. Ruangan ini mendapat penjagaan

khusus mengingat apabila hasil produksi UKM ada yang hilang, UKM tidak

bertanggung jawab atas kehilangan tersebut dan sepenuhnya tanggungjawab

pemilik galeri.
61

Gambar 4.8 Galeri Penyimpanan Hasil Produksi UKM

Dari pengertian distibusi di atas dan beberapa foto lapangan di atas maka

dapat dikatakan Galeri Ulos Sianipar melakukan kegiatan distribusi tidak

langsung kepada konsumen. Barang produksi tenun di simpan di gudang untuk

di jual kembali dan begitu juga barang hasil produksi UKM rekanan. Galeri

sebagai tempat peranatra antara produsen dankonsumen.

4.3. Pembahasan

Teknik analisis yang digunakan dalam mengidentifikasi lingkungan usaha

adalah analisis deskriptif kualitatif dengan metode analisis SWOT yang

merupakan cara merumuskan dan menafsirkan data yang ada menggunakan

metode SWOT sehingga memberikan gambaran yang jelas mengenai kekuatan,

kelemahan, peluang dan ancaman untuk menentukan strategi dalam

pengembangan industri tekstil ulos di Galeri Ulos Sianipar

4.3.1. Lingkungan Internal

1. Kekuangan (Strength)

Secara garis besar kekuatan yang dimiliki oleh Galeri Ulos Sianipar yang

didapatkan dari hasil analisa lingkungann internal adalah sebagai berikut:


62

a. Lokasi Galeri Ulos Sianipar sangat strategis

Galeri Ulos Sianipar berada di Jalan A.R Hakim Gang Pendidikan. Di

sepanjang jalan A.R Hakim merupakan daerah pertokoan. Lokasi ini

sangat strategis dikarenakan berhadapan dengan jalan Halat yang

merupakan jalan lintas perkotaan sehingga mudah diketahui oleh

masyarakat saat melintas, selain itu hanya sekitar 0,5 Km terdapat pusat

pasar Suka Ramai, lebih murah dalam proses pengangkutan serta sangat

membantu dalam menekan biaya angkut dalam memasarkan ulos.

b. Produk berkualitas tinggi

Ulos dari Galeri Ulos Sianipar memiliki kualitas yang tinggi ditinjau dari

bahan baku, ukuran, dan warna. Bahan baku yang digunakan adalah

cotton 20s, benang ini lebih tebal dan halus dibanding cotton 30s yang

biasa digunakan pertenunan lain sebagai bahan baku ulos. Kedua adalah

ukuran yang lebih besar. Ketiga, warna lebih terang jika dibandingkan

dengan ulos yang dihasilkan dari pertenunan lain.

c. Fasilitas yang diberikan perusahaan kepada karyawan memfasilitasi

Adapun Galeri Ulos Sianipar karyawan dengan menyediakan asrama atau

tempat tinggal dan bebas biaya listrik dan air, bagi yang berasal dari luar

daerah dan tidak memiliki tempat tinggal dengan kata lain perusahaan

memperhatikan kesejahteraan karyawan. Perusahaan berharap dengan

fasilitas tersebut mampu mendorong mereka agar tetap produktif dalam

mengerjakan tugas-tugas dan tanggung jawabnya masing-masing yaitu

dengan memberikan sesuatu yang menimbulkan kepuasan dalam diri

karyawan, mempertahankan karyawan yang loyalitas yang tinggi. Karena


63

perusahaan menyadari bahwa karyawan merupakan aset utama yang

penting dan salah satu faktor penunjang keberhasilan Galeri Ulos

Sianipar sendiri.

d. Variasi corak lebih banyak

Jika dibandingkan dengan beberapa pertenunan di seputaran kota Medan,

variasi corak yang dimiliki oleh Galeri Ulos Sianipar lebih banyak,

sehingga konsumen dapat memilih dengan pilihan yang lebih banyak.

Terdapat sekitar 20 corak dengan motif eksotik.

e. Memiliki Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL)

Setiap industri yang menghasilkan limbah memiliki kewajiban untuk

membuat Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL) dan Galeri Ulos

Sianipar menjadi salah satu usaha pertenunan di kota Medan yang sudah

menerapkan hal tersebut untuk menghindari pencemaran. Sebab masih

sebagian kecil pertenunan yang sudah memiliki Saluran Pembuangan Air

Limbah. Ini menjadi hal yang penting membuktikan bahwa Galeri Ulos

Sianipar tidak semata-mata hanya menginginkan untung yang melimpah

namun peduli terhadap lingkungan atau dapat dikatakan bertanggung

jawab atas limbah yang dihasilkan tanpa menimbulkan hal yang

mengkhawatirkan bagi lingkungan.

2. Kelemahan (Weakness)

Secara garis besar kelemahan yang dimiliki oleh Galeri Ulos Sianipar

yang didapatkan dari hasil analisa lingkungann internal adalah sebagai

berikut:

a. Packaging kurang menarik


64

Kebanyakan beberapa pengusaha termasuk diantaranya Galeri Ulos

Sianipar berpikir bahwa kualitas sebuah produk dan cara pemasaran jauh

lebih diutamakan untuk meningkatkan penjualan, dan menganggap

bahwa packaging produk kurang penting. Sementara unsur-unsur tersebut

seperti kualitas produk, pelayanan, pemasaran, dan packaging saling

mendukung satu sama lain dalam mempengaruhi penjualan produk.

Sehingga, tidak menjamin jika produk dengan kualitas yang bagus maka

akan banyak peminatnya, kecuali bila konsumen tersebut benar-benar

membutuhkannya. Sebab secara kasat mata atau yang konsumen

perhatikan terlebih dahulu adalah kemasan atau packaging. Dan saat ini

packaging dari ulos di Galeri Ulos Sianipar masih terlalu simple dan

kurang menarik sekalipun kualitas ulos tinggi.

b. Belum menyediakan masker bagi karyawan

Dalam kegiatan produksi, sejauh ini dari pihak Galeri Ulos Sianipar tidak

memfasilitasi karyawan dengan masker yang sangat penting bagi

kesehatan. Sehubungan dengan banyaknya serat benang halus yang

membuat udara dilokasi usaha kotor, sehingga sangat perlu bagi

karyawan untuk menggunakan masker. Perlu peningkatan dalam

memperhatikan kesehatan dan kenyamanan karyawan. Karena jika

karyawan terganggu kesehatannya menjadi kerugian juga buat

perusahaan, akan menghambat jalannya proses produksi dan jika

karyawan sehat menjadi keuntungan bagi Galeri Ulos Sianipar sendiri

sebab akan meningkatkan kinerja karyawan.

c. Kurang dalam pemanfaatan teknologi


65

Semakin tinggi penyelarasan antara strategi bisnis perusahaan dengan

teknologi, maka akan semakin tinggi pula kemungkinan suatu perusahaan

untuk meraih kesuksesan. Saat ini, Galeri Ulos Sianipar sudah

menggunakan sistem komputasi, tujuan menggunakan sistem komputasi

yaitu untuk membantu atau menyelesaikan masalah yang berhubungan

dengan perusahaan yang meliputi pemrosesan transakasi, pengawasan,

pengingat, penyimpanan data, penggalian informasi, Penyampaian

laporan, dan sebagainya. Namun, belum memanfaatkan internet atau

media sosial seperti facebook, twitter, instagram, blog atau website

dalam hal pemasaran dan promosi. Sedangkan banyak kemudahan yang

diperoleh seperti, dalam satu detik apa yang kita lakukan dalam bisnis

kita bisa mudah diketahui banyak orang. Lebih hemat waktu dan biaya.

4.3.2. Lingkungan Eksternal

1. Peluang (Opportunity)

Secara garis besar peluang yang dimiliki oleh Galeri Ulos Sianipar yang

didapatkan dari hasil analisa lingkungann eksternal adalah sebagai berikut:

a. Pemanfaatan Teknologi

Mau tidak mau para pelaku bisnis harus bisa mengikuti laju dari

perkembangan teknologi informasi yang serba cepat ini jika tidak ingin

dunia bisnisnya tertinggal jauh dengan para pelaku bisnis yang lain.

Teknologi yang semakin canggih memberi peluang untuk pertenunan ini

lebih berkembang. Seperti menggunakan komputer untuk proses

akuntansi, melakukan analisa keuangan, neraca, rugi laba, dan

sebagainya. Menjangkau pasar yang lebih luas secara efektif dan efisien
66

dengan melakukan promosi melalui media sosial seperti Facebook,

Instagram, WhatsApp, Twitter, Blog atau official website tanpa harus

mengeluarkan biaya mahal seperti tiket pesawat pergi ke daerah-daerah

untuk memperkenalkan ulos ini.

b. Tren investasi meningkat pesat

Mengikuti arah gerak perkembangan invensati di Medan dapa menjadi

peluang bagi Galeri Ulos Sianipar untuk dapat bekerjasama dengan pihak

investor dengan meningkatkan produktifitas dan menjadi industri

pertenunan yang kokoh dengan kualitas produk yang semakin baik

sehingga mampu meyakinkan investor untuk menanamkan modal.

c. Dapat menjadi Oleh-oleh khas Medan

Pengembangan kota Medan mulai dilakukan dengan membangun sarana

dan prasarana termasuk infrastruktur untuk mampu menarik minat

wisatawan lokal maupun mancanegara. Ini menjadi peluang besar bagi

Galeri Ulos Sianipar untuk menjadikan ulos dari Galeri Ulos Sianipar

menjadi oleh-oleh khas Medan, bahkan membuka peluang jangkauan

pemasaran mancanegara.

d. Selera fashion masyarakat yang semakin meningkat

Mengikuti arah gerak fashion disetiap tahunnya, ini menjadi peluang

untuk Galeri Ulos Sianipar menjadikan ulos sebagai produk fashion yang

baru dan unik, sehingga dapat meningkatkan jumlah produksi maka

keuntungan juga akan meningkat. Melihat akan banyak event-event

internasional yang diselenggarakan untuk menunjukkan kebudayaan


67

Indonesia dan juga melalui berbagai pagelaran lainnya termasuk peluang

bisnis kain tenun.

2. Ancaman (Threat)

Secara garis besar ancaman yang dimiliki oleh Galeri Ulos Sianipar yang

didapatkan dari hasil analisa lingkungann eksternal adalah sebagai berikut:

a. Persaingan usaha yang semakin ketat

Kompetisi atau persaingan untuk merebut pasar terasa demikian ketat.

Sekitar sebanyak 15 pertenunan ulos di seputaran kota Medan, ini berarti

semakin ketat persaingan yang dihadapi Galeri Ulos Sianipar. Ini

menjadi ancaman karena mampu menimbulkan pasar yang terpecah

(fragmanted). Pasar yang menurun (declining) pada kondisi ini penjualan

akan menurun.

b. Tidak mudah mentransfer keahlian menenun

Galeri Ulos Sianipar menggunakan ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin)

yang memiliki tingkat kesulitan yang tinggi, dibutuhkan kesabaran dan

keahlian sehingga ulos yang dihasilkan rapi dan bagus. Hal yang paling

sulit adalah dalam pembuatan corak. Untuk itu hal ini menjadi ancaman

bagi kontiuitas usaha pertenunan, tidak mudah mendapatkan karyawan

yang lihai dalam menenun. Ditambah lagi kurangnya minat generasi

muda untuk belajar menenun yang beranggapan bahwa bidang ini kurang

menjanjikan menjadi sebuah profesi.

c. Harga bahan baku tidak stabil

Harga bahan baku yang berubah-ubah membuat resah. Untuk menghemat

biaya, maka Galeri Ulos Sianipar harus terlebih dulu mencari tahu
68

pemasok bahan baku yang menjual benang lebih murah, untuk itu usaha

ini memiliki beberapa sumber pemasok bahan baku, sehingga jika salah

satu pemasuk menaikkan harga maka diputuskan untuk berpindah kepada

pemasok lain yang menjual bahan baku benang lebih murah. Ini menjadi

hal yang cukup sulit karena harga yang tidak stabil.

d. Konsumen beralih pada sarung yang lebih murah

Minded konsumen terhadap ulos di Galeri Ulos Sianipar yang lebih

mahal sehingga memungkinkan konsumen beralih ke produk ulos

pesaing yang lebih murah. Harga yang lebih mahal menjadi ancaman

bagi kontinuitas Galeri Ulos Sianipar sebab masyarakat cenderung

menginginkan harga yang lebih murah terutama kalangan masyarakat

menengah bawah.

e. Lokasi pasokan bahan baku jauh

Bahan baku yang dibutuhkan industri cadangannya terbatas dan hanya

ditemukan di tempat tertentu saja maka akan dapat menyebabkan biaya

operasional semakin tinggi dan memerlukan waktu yang cukup banyak

hingga bahan baku sampai di lokasi pertenunan.

4.3.3. Internal Factor Analysis Strategy (IFAS)

Perhitungan matrik IFAS merupakan perhitungan untuk menentukan

bobot, rating dan skor dimana jumlah bobot tidak melebihi jumlah 1,00, dan

menghitung nilai rating masing-masing faktor dengan memberikan skala 1

(dibawah rata-rata/tidak penting) sampai dengan 4 sangat baik. Berikut adalah

tabel hasil perhitungan matrik IFAS.Berikut adalah penyajian faktor-faktor


69

internal Galeri Ulos Sianipar dalam tabel Internal Factor Analysis Strategy

(IFAS):

Tabel 4.1 IFAS Galeri Ulos Sianipar

Faktor-Faktor Indikator
Keterangan
Internal
Lokasi Galeri Ulos
Lokasi Galeri Ulos Sianipar berhadapan dengan
Sianipar sangat
jalan lintas dan dekat dengan pusat pasar
strategis
Ulos yang dihasilkan Galeri Ulos Sianipar unggul
Produk berkualitas
dalam bahan baku yang lebih berkualitas, ukuran
tinggi
lebih besar serta variasi corak yang lebih banyak.
K Galeri Ulos Sianipar memperhatikan
E Fasilitas yang diberikan kesejahteraan karyawan dengan menyediakan
K perusahaan kepada tempat tinggal atau asrama, bagi yang
U karyawan berkampung halaman di luar daerah serta bebas
A biaya listrik dan air
T Variasi corak yang dimiliki oleh Galeri Ulos
A Variasi corak lebih Sianipar lebih banyak, sehingga konsumen dapat
N banyak memilih dengan pilihan yang lebih banyak.
Terdapat sekitar 20 corak dengan motif eksotik.
Galeri Ulos Sianipar sudah memiliki Saluran
Memiliki Saluran Pembuangan Air Limbah. Ini menjadi keunggulan
Pembuangan Air karena masih banyak pertenunan yang masih
Limbah (SPAL) belum memenuhi kewajiban untuk membuat
SPAL.
Belum mampu Ulos yang diproduksi Galeri Ulos Sianipar ini
membuat produk harga memiliki standar yang baik sehingga harga lebih
medium dengan mahal jika dibandingkan dengan ulos yang
kualitas baik diproduksi pertenunan lain.
K Packaging sangat sederhana dengan tujuan
E Packaging kurang menghemat biaya namun tanpa disadari hal ini
L menarik sangat penting untuk diperhatikan untuk menarik
E minat konsumen untuk melakukan pembelian.
M Tidak menyediakan masker secara rutin mampu
A mengganggu kesehatan karyawan, dan jika
Belum menyediakan
H kesehatan karyawan terganggu kegiatan produksi
masker bagi karyawan
A terganggu apalagi di era pandemi covid-19 saat
N ini.
Galeri Ulos Sianipar belum memanfaatkan
Kurang dalam internet atau media sosial seperti facebook,
pemanfaatan teknologi twitter, instagram, blog atau website dalam hal
pemasaran dan promosi.
Sumber: Data diolah Peneliti (2021)
70

4.3.4. External Factor Analysis Strategy (EFAS)

Perhitungan matrik EFAS sama halnya dengan matrik IFAS yaitu untuk

menentukan bobot, rating dan skor dimana jumlah bobot tidak melebihi jumlah

1,00, dan menghitung nilai rating masing-masing faktor dengan memberikan

skala 1 (dibawah rata-rata/tidak penting) sampai dengan 4 sangat baik. Berikut

adalah penyajian faktor-faktor internal Galeri Ulos Sianipar dalam tabel

External Factor Analysis Strategy (EFAS):

Tabel 4.2 EFAS Galeri Ulos Sianipar

Faktor-Faktor
Keterangan
Indikator Internal
Untuk menjangkau pasar yang lebih luas secara efektif
Pemanfaatan dan efisien maka harus memanfaatkan teknologi
teknologi seperti dengan melakukan promosi melalui media
sosial dengan biaya rendah.
Untuk menjadikan Galeri Ulos Sianipar semakin besar
memerlukan dana atau modal yang besar maka perlu
P Tren investasi
adanya investor. Peningkatan tren investasi membuka
E meningkat pesat
peluang bagi usaha ini menarik investor dengan
L
memperkuat keunggulannya.
U
Dihidupkannya kembali pariwisata Danau Toba
A
Dapat dijadikan merupakan sebuah peluang untuk Galeri Ulos Sianipar
N
oleh-oleh khas menjadikan ulos produksinya menjadi oleh-oleh khas
G
Medan Medan, bahkan membuka peluang jangkauan
pemasaran mancanegara.
Selera fashion
Fashion masyarakat yang semakin meningkat
masyarakat yang
membuka peluang untuk Galeri Ulos Sianipar
semakin
berinovasi menjadikan ulos menjadi produk fashion.
meningkat
A Persaingan usaha Semakin meningkatnya jumlah usaha pertenunan di
N yang semakin seputaran Medan, menjadi ancaman bagi Galeri Ulos
C ketat Sianipar karena pasar akan semakin sempit.
A Galeri Ulos Sianipar menggunakan ATBM (Alat
M Tenun Bukan Mesin) yang memiliki tingkat kesulitan
Tidak mudah
A yanng tinggi, dibutuhkan kesabaran dan keahlian
mentransfer
N sehingga sarung yang dihasilkan rapi dan bagus. Sulit
keahlian menenun
mendapat karyawan yang memiliki kemampuan
menenun yang baik.
Harga bahan baku Harga bahan baku yang tidak stabil atau berubah-ubah
tidak stabil menjadi suatu ancaman yang akan biaya atas bahan
71

baku.
Harga yang lebih mahal menjadi ancaman bagi
Konsumen beralih
kontinuitas Galeri Ulos Sianipar sebab masyarakat
pada ulos yang
cenderung menginginkan harga yang lebih murah
lebih murah
terutama kalangan masyarakat menengah bawah.
Semakin jauh lokasi pemasok bahan baku semakin
Lokasi pasokan besar biaya angkut bahan baku, ini sebuah ancaman
bahan baku jauh bagi Galeri Ulos Sianipar yang akan mengakibatkan
berkurangnya pendapatan.
Sumber: Data diolah Peneliti (2021)

4.3.5. Diagram Matriks SWOT

Berdasarkan hasil perhitungan IFAS dan EFAS pada tabel 4.1 dan tabel

4.2, dapat dirangkum perbandingan skor eksternal dan internal Galeri Ulos

Sianipar sebagai berikut:

1. Strategi yang sesuai untuk diterapkan pada Galeri Ulos Sianipar adalah

strategi Agresif. Berdasarkan hasil perbandingan nilai faktor eksternal

dengan nilai faktor internal pada tabel 4.3. maka dapat disimpulkan bahwa

Galeri Ulos Sianipar berada pada kuadran I seperti pada gambar 4.9 berikut.

Peluang (+) Galeri Ulos


Kuadran III Kuadran I Sianipar
Mendukung Mendukung
Strategi Strategi
Turn-Around Agresif
Kelemahan (-) (+) Kekuatan
Kuadran III Kuadran II
Mendukung Mendukung
Strategi Strategi
Defensif Difersifikasi

Ancaman (-)
Sumber: Data diolah Peneliti (2021)

Gambar 4.9 Diagram Analisis SWOT Galeri Ulos Sianipar

2. Posisi kuadran I, yaitu faktor eksternal positif dan faktor internal positif.

Posisi ini menunjukkan bahwa peluang yang dihadapi lebih besar


72

dibandingkan dengan ancaman yang ada, dan kekuatan yang dimiliki lebih

besar dari pada kelemahannya. Adapun arah kebijakan yang dapat diterapkan

oleh Galeri Ulos Sianipar adalah memanfaatkan kekuatan yang dimiliki

semaksimal mungkin untuk mendapatkan peluang untuk pengembangan

usaha . Dengan demikian, arah kebijakan dasar yang harus dilakukan Galeri

Ulos Sianipar adalah menerapkan strategi yang mendukung kebijakan

pertumbuhan yang agresif, dengan mempertahankan bahkan meningkatkan

kualitas produk, memanfaatkan keunggulan dalam variasi corak produk yang

sulit untuk ditiru oleh pesaing untuk menjadi oleh-oleh khas Medan dan

dipromosikan lewat festival danau Toba untuk memperkenalkan bahwa ulos

produksi Galeri Ulos Sianipar berbeda dari ulos sejenis lainnya dilihat dari

kualitasnya, sehingga jangkauan pasar lebih besar.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

1.1. Kesimpulan

Ulos ialah suatu kain yang dulunya digunakan sebagai penghangat tubuh

menggantikan matahari dan api. Tenun ulos populer dengan modifikasinya tapi

berbanding terbalik dengan kemampuan menenun pada kelompok masyarakat

suku batak. Hal yang mendorong Galeri Ulos Sianipar untuk memproduksi dan

menjual ulos tenun dari pertenunan Ulos Sianipar. Galeri Ulos Sianipar

menghadapi persaingan bisnis melalui beberapa strategi agar tidak terjadi krisis

ulos dengan cara memproduksi ulos sebelum memenuhi permintaan pesananan

konsumen. Ulos diproduksi dalam skala besar dan disimpan di gudang sebelum

dikirimkan ke cabang yang telah kehabisan stok ulos konsumen yang memesan.

Pertenunan Ulos Sianipar akan menerima pesananan kain tenun dan beberapa

kerajinan bermotifulos.

Permintaan ini akan selalu ada karena ulos diperlukan dalam acara suku

batak yang banyak mendiami daerah Sumatera Utara. Untuk mengatasi resiko

persaingan bisnis yaitu produk yang tidak laku Galeri Ulos Sianipar menurunkan

harga ulos sedikit dibawah harga pasar. Dengan cara ini diyakini pemasaran akan

berhasil sehingga produksi ulos pertenunan Ulos Sianipar akan tetap berjalan

seiring berjalannya waktu. Galeri Ulos Sianipar juga telah bekerjasama dengan

bank nasional dan dinas-dinas terkait pemerintahan. Melalui kerjasama ini Galeri

Ulos Sianipar bisa memperoleh informasi dari pemerintah tentang acara-acara

kebudayaan baik dalam negeri maupun luar negeri.

73
74

Kesempatan ini tidak akan dilewatkan pemilik Galeri Ulos Sianipar untuk

membawa tenun ulos dan juga beberapa tas dan pakaian bermotif ulos untuk

dipamerkan di acara-acara kebudayaan tersebut. Pada saat itu galeri akan

mendunia dan terjadilah pengiriman barang ke luar negeri (ekspor) seperti Jerman,

Rusia, Singapura, Bangkok, dan beberapa negara berkembang serta maju lainnya.

Untuk menyikapi hal itu pertenunan Ulos Sianipar akan tetap memproduksi ulos

setiap harinya. Dengan ini Galeri Ulos Sianipar akan siap bersaing ditengah-

tengah persaingan bisnis di bidang ulos.

1.2. Saran

Tanpa disadari masa kini kita sudah memasuki masa post-industrial.

Maksudnya ialah pada masa ini manusia bergerak kearah hasil-hasil industri dan

mau tidak mau harus mengikuti perkembangan tehnologi. Dampak dari masa ini

ialah menjadikan manusia menjadi pribadi yang konsumtif dan lebih

mengandalkan suatu hal yang instan tanpa menguras tenaga. Berikut saran kepada

beberapa kelompok oleh penulis :

1. Kepada Pemerintah

Ulos ialah salah satu warisan leluhur yang diwariskan kepada generasi

penerus. Pemerintah harus memperhatikan ini serta menjadi fasilitator

kepada penenun untuk mempermudah produksi dan menyeimbangkan hasil

produksi dengan harga tenaga yang dikeluarkan oleh penenun dalam tiap

lembar ulos yang selesai di tenun.

2. Kepada Pebisnis Ulos

Berikut saran penulis kepada pebisnis ulos. Sambil mencari untung sambil

mewariskan salah satu simbol budaya batak yakni ulos. Maksudnya ialah
75

agar pebisnis juga mengikuti perjalan bisnis oleh Galeri Ulos Sianipar yang

dimana untuk konsumen diberikan contoh pembuatan ulos dari benang

hingga jadi selembar kain ulos. Dengan ini warisan budaya akan terus

berlanjut kepada generasi berikutnya dan khusnya kain ulos tidak di claim

menjadi bagian dari budaya asing yang bukan asli dari Indonesia.

3. Kepada Penenun

Meskipun penenun bekerja dengan sistem borongan atau apapun sejenisnya

hendaklah mengerti betul terkait persoalan ulos. Wariskanlah pengetahuan

itu kepada calon generasi berikut dengan mengajari sedikit-demi sedikit

tentang makna dari kain ulos dan proses pembuatan ulos dari awal

pembuatan hingga menjadi selambar kain ulos.

4. Kepada Konsumen

Penulis mengerti bahwa ulos sudah menjadi hal yang biasa digunakan dalam

upacara adat suka maupun duka. Ketika konsumen memilih ulos, konsumen

bisa menawar namun dengan harga yang wajar saja. Karena sesungguhnya

proses pembuatan ulos itu tidak semudah konsumen dalam menawar. Proses

panjang terlebih dahulu dilakukan sebagai pengantar pembuatan ulos agar

dapat menjadi selembar ulos tidak itu tidak mudah, Teliti dan tenaga

mungkin harusnya menjadi pertimbangan bagi konsumen dalam menawar

hargaulos.

5. Kepada Pembaca

Mari bersama menjaga harta warisan leluhur yang sudah lama di wariskan.

Marilah meningkatkan rasa perduli terhadap budaya kita sendiri

sebagaimana rasa perduli kita dengan sesama. Warisan ini tidak boleh habis
76

dimasa sekarang, biarlah warisan ini akan terus berlanjut hingga ke cucu

kita nanti. Marilah belajar memahami simbol budaya batak ini dan

mengetahui sedikit tentang proses pembuatannya.


77

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi,Ruslam. Metodologi Peneitian Kualitatif, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media,


2014) h.36

Anggraini,Iyut Bing Selamet.(2018). Analisis Permintaan Belanja Online Di Kalangan


Mahasiswa Universitas Sumatera Utara (Studi Kasus Mahasiswa S1 Reguler Dan
D3Fakultas Ekonomi Dan Bisnis).Skripsi S1,Universitas Sumatera Utara.

Adenia,Nia. Pengaruh Media Sosial Instagram Terhadap Minat Beli Konsumen


Secara Offline Pada Toko RR Stuff.(Bengkulu: Institut Agama Islam
Negeri,2019)

Bungin,Burhan. Analisis Data Penelitian Kualitatif, (Jakarta: PT. Raja Grafindo


Persada, 2012) h.7

Ebenheiser. Analisis Manajemen Rantai Pasokan Industri Rumahan Tahu di


Kelurahan Bahu Manado.(Manado : Universitas Sam Ratulangi,2019)

Elika.Cinthya Putri Gunawan. Analisis Strategi Bisnis. Jurnal Agora,Vol. 5,No


1,2017

Febri,Meylina Norenza. (2021). Analisis Strategi KPR Bank Sumut Syariah


Dalam Menghadapi Persaingan Antar Bank di Masa Pandemi Covid-19 di
Bank Sumut Syariah Cabang Sibolga. (Medan : Universitas Islam Negeri
Sumatera Utara).

Firdaus,Afdillah. Pengaruh Strategi Pemasaran Dan Minat Beli Konsumen


Membeli Produk Perumahan.(Riau: Universitas Riau,2017)

Priyanti,Yuli. Minat Beli Konsumen Toko Sepatu Bata Di Pasar Raya Padang
Dilihat Dari Sikap Dan Iklan. Jurnal Pundi,Vol. 01,No, 2,Juli 2017
78

Lampiran 1

WAWANCARA PENELITIAN

Strategi Permintaan Produk Ulos Dalam Meningkatkan Minat Beli


Konsumen di Gerai “Galeri Ulos Sianipar” Medan,Sumatera Utara

Informan Yth.

Saat ini saya sedang melakukan penelitian dengan judul “Strategi

Permintaan Produk Ulos Dalam Meningkatkan Minat Beli Konsumen di

Gerai “Galeri Ulos Sianipar” Medan,Sumatera Utara”. Kuesioner ini dibuat

sebagai sarana dalam rangka mendukung pembuatan skripsi sebagai syarayat

untuk menyelesaikan studi saya di Universitas Muslim Nusantara Al- Washliyah

(UMN). Mohon kesediaan Bapak/Ibu untuk membantu dalam memberikan

informasi secara lengkap. Terimakasih atas waktu dan kesediaan anda telah

membantu berpartisipasi dalam penelitian ini.

Hormat Saya
Peneliti,

Anggi Yaini Siregar


79

DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA

I. Wawancara Kepada Pemiliki Galeri Ulos Sianipar

1. Ada berapa orang pemilik di dalam Galeri Ulos Sianipar?

2. Berapa modal awal yang dibutuhkan dalam pembentukan Galeri

Ulos Sianipar ?

3. Adakah izin usaha resmi yang di dapat didalam pendirian Galeri

Ulos Sianipar ?

4. Apakah jangkauan pasar produk ulos ini sudah luas?

5. Adakah cabang atau gerai lain yang didirikan selain dilokasi ini ?

6. Bagaimana cara Galeri Ulos Sianipar menjaga kualitas dan mutu dari

produk Ulos ini?

7. Berapa jumlah jumlah karyawan di Galeri Ulos Sianipar ini?

8. Berapa laba yang didapat dari hasi penjualan ulos ini ?

9. Apa saja yang dilakukan oleh Galeri Ulos Sianipar dalam memenuhi

persediaan perlatan produksi maupun bahan baku?

10. Apakah dalam memasarkan produk ini sudah menggunakan sistem

teknologi informasi yang ada?


80

II. Wawancara Kepada Karyawan Galeri Ulos Sianipar

1. Sudah berapa lama anda bekerja di Galeri Ulos Sianipar ini?

2. Bagaimana system penempatan kerja pada setiap karyawan di Galeri Ulos

Sianipar?

3. Selain gaji,apakah ada bonus lain yang diberikan kepada karyawan di

Galeri Ulos Sianipar?

4. Bahan dan alat apa saja yang perlu dipersiapkan untuk membuat ulos ?

5. Ada berapa jumlah motif atau jenis ulos yang dibuat ?

6. Berapa lama waktu yang diperlukan untuk menenun ulos ?

7. Apakah ada fasilitas yang diberikan oleh pemilik untuk para karyawan di

Galeri Ulos Sianipar?

8. Apakah sistem penempatan kerja karyawan memakai sistem kerja kontrak?

9. Berapa rata rata jumlah ulos yang diproduksi dalam 1 bulan ?

10. Jenis atau motif kain ulos apa yang paling banyak di cari konsumen ?

11. Apakah pernah,permintaan konsumen melebihi persediaan produk yang

ada ?

12. Disaat apa permintaan produk ulos meningkat jauh dari biasanya ?

13. Berapa penghasilan yang di dapatkan dalam sehari ?

14. Bagaimana saja cara karyawan memasarkan produk ulos agar dalam

meningkatkan nilai jual perusahaan ?

15. Apakah ada bantuan pemerintah untuk proses produksi kain ulos ini ?
81

III. Wawancara Kepada Konsumen Galeri Ulos Sianipar

1. Sudah berapa lama anda mengetahui Galeri Ulos Sianipar ini ?

2. Apa yang membuat anda tertarik untuk membeli produk ulos di Galeri

Ulos Sianipar ?

3. Motif atau jenis ulos apa yang biasa anda beli ?

4. Menurut anda,bagaimana pelayanan dan kemudahan yang diberikan

kepada konsumen oleh Galeri Ulos Sianipar ini?

5. Apakah harga yang diberikan terjangkau?

6. Bagaimana pendapat anda tentang kualitas produk di Galeri Ulos

Sianipar?

7. Adakah kendala atau hambatan dalam memperoleh produk yang

diinginkan?

8. Adakah bonus yang diberikan Galeri Ulos Sianipar jika pembelian

konsumen terhadap produk cukup banyak ?

9. Apa saja kegunaan ulos untuk anda?

10. Apakah anda merasa puas membeli produk ulos di Galeri Ulos Sianipar

ini?
82

Lampiran 2

Tabel IFAS

Ratin Bobot X
Faktor-Faktor Indikator Internal Bobot
g Rating
Kekuatan
1. Lokasi Galeri Ulos Sianipar sangat strategis 0,10 4 0,40
2. Produk berkualitas tinggi 0,20 4 0,80
3. Fasilitas yang diberikan perusahaan kepada 0,10 3 0,30
karyawan
4. Variasi corak lebih banyak 0,15 4 0,60
5. Memiliki Saluran Pembuangan Air Limbah 0,10 3 0,30
(SPAL)
Total Kekuatan 0,65 2,4
Kelemahan
1. Belum mampu membuat produk harga 0,10 1 0,10
medium dengan kualitas baik
2. Packaging kurang menarik 0,10 1 0,10
3. Belum menyediakan masker bagi karyawan 0,05 2 0,10
4. Kurang dalam pemanfaatan teknologi 0,05 2 0,10
Total Kelemahan 0,30 0,40
Total 0,95 2,8

Tabel EFAS

Ratin Bobot X
Faktor-Faktor Indikator Eksternal Bobot
g Rating
Peluang
1. Pemanfaatan Teknologi 0,15 4 0,60
2. Tren Investasi meningkat pesat 0,15 3 0,45
3. Dapat dijadikan oleh-oleh khas medan 0,20 4 0,80
4. Selera fashion masyarakat yang semakin 0,10 3 0,30
meningkat
Total Peluang 0,60 2,15
Ancaman
2. Persaingan usaha yang semakin ketat 0,10 2 0,20
3. Tidak mudah mentransfer keahlian 0,20 2 0,40
menenun
4. Harga bahan baku tidak stabil 0,05 1 0,05
5. Konsumen beralih pada sarung yang lebih 0,15 2 0,30
murah
6. Lokasi pasokan bahan baku jauh 0,05 2 0,10
Total Ancaman 0,55 1,05
Total 1,15 3,20

Anda mungkin juga menyukai