Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PRAKTIKUM GEOMORFOLOGI

BENTUK ASAL KARST


MINGGU KE-7

A.M.S. Wahyuni*, N.H. Pratiwi, V.S. Simatupang, R.F. Ardela, M.W.K. Nahar, L. Gultom,
P.G. Lumbantoruan, Remon, S.R. Pasaribu, A.F. Munthe, Kelompok 1
Program Studi Teknik Gefisika Institut Teknologi Sumatera
*corresponding author: atika.12117126@student.itera.ac.id

I. PENDAHULUAN
Karst merupakan istilah dalam bahasa Jerman yang diturunkan dari
bahasa Slovenia yang berarti lahan gersang berbatu. Fort dan Williams
(1989) mendefinisikan karst sebagai medan dengan kondisi hidrologi yang
khas sebagai akibat dari batuan yang mudah larut dan mempunyai porositas
sekunder yang berkembang baik. Karst dicirikan oleh :
1. Terdapatnya sejumlah cekungan (depresi) dengan bentuk dan ukuran
yang bervariasi, cekungan tersebut digenangi air atau tanpa air dengan
kedalaman dan jarak yang berbeda – beda.
2. Bukit – bukit kecil dalam jumlah banyak yang merupakan sisi – sisi
erosi akibat pelarutan kimia pada batu gamping, sehingga terbentuk
bukit – bukit.
3. Sungai – sungai tidak mengalami perkembangan pada permukaan.
Sungai pada daerah karst umumnya terputus – putus, hilang kedalam
tanah dan begitu saja muncul dari dalam tanah.
4. Terdapatnya sungai – sungai dibawah permukaan, adanya gua – gua
kapur pada permukaan atau diatas permukaan.
5. Terdapatnya endapan sedimen lumpur berwarna merah (terrarosa) yang
merupakan endapan resedual akibat pelapukan batu gamping.
6. Permukaan yang terbuka mempunyai kenampakan yang kasar, pecah –
pecah, atau lubang – lubang, maupun runcing – runcing.
Topografi Karst adalah bentukan muka bumi yang unik dengan
kenampakan atau fenomena khas akibat proses pelarutan dan pengendapan
kembali CaCO3 diatas dan dibawah permukaan bumi. Selain itu, bentang
alam seperti karst juga dapat terjadi dari proses pelapukan, hasil kerja
hidrolik misalnya pengikisan, pergerakan tektonik, pencairan es, dan
evakuasi dari batuan beku (lava). Karena proses utama pembentukannya
bukan pelarutan, maka bentang alam demikian disebut pseudokarst.
Sementara itu karst yang terbentuk oleh pelarutan disebut truekarst.
Berikut ini adalah syarat – syarat terbentuknya karst :
1. Tebal lapisan batu gamping <200m, agar memungkinkan terbentuknya
bentuk lahan karst yang sempurna.
2. Harus terdapat batuan mudah larut dipermukaan atau sedikit dibawah
permukaan.
3. Batuan ini harus kompak, banyak memiliki rekahan – rekahan dan
berlapis dan sebaiknya berlapis – lapis.
4. Terdapatnya lembah – lembah utama pada ketinggian lebih rendah dari
batuan yang mudah larut ini.
5. Memiliki iklim basah dan hangat, agar memungkinkan terjadinya proses
pelarutan dan pembentukan karst.
6. Harus terdapat sekurangnya curah hujan yang sedang.
7. Adanya proses tektonik (pengangkatan) yang perlahan dan merata
dikawasan batu gamping.
Karst adalah bentang lahan yang sangat spesifik secara morfologi,
geologi, maupun hidrogeologi. Dapat menghasilkan bentuk lahan yang
berkembang dipermukaan (eksokarst) dan dibawah permukaan (endokarst) :
1. Eksokarst adalah sebuah fenomena yang dijumpai diatas permukaan
tanah kawasan karst, seperti doline, uvala, polje, dll.
2. Endokarst adalah sebuah fenomena yang dijumpai dibawah permukaan
tanah kawasan karst, seperti gua, sungai bawah tanah, saluran, dan
terowongan.
Contoh bentukan karst :
1. Doline adalah cekungan membundar atau depresi tertutup dipermukaan
yang terjadi akibat proses pelarutan, runtuhan, atau amblegan.
Bentuknya seperti mangkuk, garis tengah 10 – 100 meter, dan
kedalamannya berkisar 2 – 100 meter.
2. Uvala adalah depresi berukuran besar dan memanjang, merupakan
gabungan dari beberapa doline akibat proses pelarutan hancur.
3. Polje adalah depresi tertutup dengan ukuran sangat besar melebihi
ukuran uvala. Terjadi dari perluasan uvala atas proses solusi dan
runtuhnya dinding yang telah rapuh.
4. Sinks atau Sinkhole adalah tempat masuknya air kedalam tanah atau
disebut pula dengan ponopur. Awalnya berukuran kecil kemudian
berkembang lebih lanjut akibat peristiwa runtuhnya atap rongga bawah
dekat permukaan atau runtuhnya dinding sinkhole.
5. Kerucut dan Menara Karst, bukit – bukit residual dengan lereng vertikal
yang disebut menara, atau dengan lereng miring yang disebut kerucut.

II. INTERPRETASI
2.1. Morfometri
a. Kelas Lereng (0° - 2°) Hijau Tua
Datar atau hampir datar, tidak ada erosi yang besar, dapat diolah
dengan mudah dalam kondisi kering. Terdapat pada dataran yang
paling rendah.
b. Kelas Lereng (4° - 8°) Kuning
Lahan memiliki kemiringan lereng landai sampai curam, bila
terjadi longsor bergerak dengan kecepatan rendah, sangat rawan
terhadap erosi. Pada peta terdapat pada nomor 3, 4, 5, 6, 8, dan 9.
c. Kelas Lereng (8°-16°) Jingga
Lahan memiliki kemiringan lereng yang curam, rawan terhadap
bahaya longsor, erosi permukaan dan erosi alur. Pada peta terdapat
pada nomor 1, 2, dan 7.

2.2. Bentuk Asal Karst


a. Doline
Cekungan membundar atau depresi tertutup dipermukaan yang
terjadi akibat proses pelarutan, runtuhan, atau amblegan.
Bentuknya seperti mangkuk, garis tengah 10 – 100 meter, dan
kedalamannya berkisar 2 – 100 meter.
b. Uvala
Depresi berukuran besar dan memanjang, merupakan gabungan
dari beberapa doline akibat proses pelarutan hancur.
c. Polje
Depresi tertutup dengan ukuran sangat besar melebihi ukuran
uvala. Terjadi dari perluasan uvala atas proses solusi dan
runtuhnya dinding yang telah rapuh.
d. Kerucut dan Menara Karst
B ukit – bukit residual dengan lereng vertikal yang disebut
menara, atau dengan lereng miring yang disebut kerucut.

2.3. Pola Aliran Sungai


a. Pola Multibasinal
Endapan permukaan berupa gumuk hasil longsoran dengan
perbedaan penggerusan atau perataan batuan dasar, merupakan
daerah gerakan tanah, vulkanisme, pelarutan gamping serta
lelehan salju atau permafrost.
b. Pola Dendritik
Pola aliran dendritik adalah pola aliran yang cabang-cabang
sungainya menyerupai struktur pohon. Pada umumnya pola aliran
sungai dendritik dikontrol oleh litologi batuan yang homogen.
Pola aliran dendritik dapat memiliki tekstur/kerapatan sungai yang
dikontrol oleh jenis batuannya.

III. KESIMPULAN
1. Karst adalah medan dengan kondisi hidrologi yang khas sebagai akibat
dari batuan yang mudah larut dan mempunyai porositas sekunder yang
berkembang baik.
2. Bentang alam seperti karst dapat terjadi dari proses pelapukan, hasil
kerja hidrolik misalnya pengikisan, pergerakan tektonik, pencairan es,
dan evakuasi dari batuan beku (lava).
3. Karst dapat menghasilkan bentuk lahan yang berkembang dipermukaan
(eksokarst) dan dibawah permukaan (endokarst).
4. Contoh bentukan karst seperti doline, uvala, pulje, sinks, kerucut dan
menara karst.

IV. LAMPIRAN
4.1. Peta Morfometri (diberi warna berdasarkan kemiringan lereng)
4.2. Peta Bentuk Asal Karst(diberi warna jingga dengan batas-batas tegas)
dan pola sungai
4.3. Membuat Section/Penampang Pada Peta Bentuk Asal Karst Minimal 2
section (Diberi warna pada penampang)
4.4. Perhitungan Klasifikasi Van Zuidam

Anda mungkin juga menyukai