Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM GEOMORFOLOGI

BENTUK ASAL KARST


MINGGU KE-7

R. A. Naufal*, Y. Prasetio, D. K. Saras, R. Aditya, R. Pahwana, S. M. J. Safa, Kelompok 2


Program Studi Teknik Geologi Institut Teknologi Sumatera
*corresponding author: rifqi.15117064@student.itera.ac.id

1. PENDAHULUAN
Menurut Esteban (1996), karst adalah suatu sistem yang merupakan
kesatuan pengeringan alamiah air meteorik dalam sistem terbuka yang
berinteraksi dengan formasi batuan. Mengacu pada Keputusan Menteri
ESDM No: 1456 K/20/Mem/2000, karst juga diartikan sebagai bentangalam
pada batuan karbonat yang bentuknya khas, yaitu dicirikan oleh terdapatnya
bukit-bukit kecil, dolina atau daerahnya berupa cekungan, gua, dan sungai
di bawah permukaan.
Karst pada umumnya terjadi pada batuan karbonat, yang mengandung
mineral mudah larut. Proses karstifikasi dari suatu batuan memerlukan
aliran air tanah dengan volume yang besar melalui batuan dasar. Menurut
Milanovic (1992), proses karstifikasi adalah kejadian eksodinamik yang
melibatkan air dan mengakibatkan struktur massa batuan mudah larut,
berubah secara berkesinambungan. Karstifikasi dapat terjadi pada tubuh
batuan mulai dari permukaan yang bersentuhan langsung dengan atmosfer,
hingga kedalaman 200-250 m. Tidak semua tempat yang terdapat
batugamping akan terbentuk topografi karst. Berikut adalah syarat-syarat
terbentuk karst:
1. Tebal lapisan batugamping >200m, agar memungkinkan
terbentuknya bentuklahan karst yang sempurna
2. Harus terdapat batuan yang mudah larut di permukaan atau sedikit di
bawah permukaan
3. Batuan ini harus kompak, banyak memiliki rekahan-rekahan dan
berlapis dan sebaiknya berlapis tipis
4. Terdapatnya lembah-lembah utama pada ketinggian lebih rendah
5. Memiliki iklim basah dan hangat, agar memungkinkan terjadinya
proses pelarutan dan pembentukan karst
6. Harus terdapat curah hujan yang sedang sampai tinggi
7. Adanya proses tektonik yang perlahan dan merata
Karst adalah bentangalam yang sangat spesifik secara morfologi,
geologi, maupun hidrogeologi. Berikut adalah contoh bentukan karst:
1. Dolina
Cekungan membundar atau depresi tertutup di permukaan yang
terjadi akibat proses pelarutan, runtuhan, atau amblegan. Bentuknya
seperti mangkuk dengan kedalaman 2-100 m. Sudut dinding dolina
berkisar 20o – 30o, kadang lebih curam bahkan berupa tebing tegak.
2. Uvala
Depresi berukuran besar dan memanjang, merupakan gabungan dari
beberapa dolina akibat proses pelarutan lanjut. Uvala juga terjadi
akibat depresi besar karena runtuhnya atap sungai di bawah tanah.
Semakin banyak uvala menandakan daerah tersebut berada pada
stadium dewasa
3. Polje
Depresi tertutup dengan ukuran sangat besar melebihi ukuran uvala.
Polje terjadi dari perluasan uvala atas proses solusi dan runtuhnya
dinding yang telah lapuk. Bentuk polje memanjang dengan dasar
relatif datar dan ditutupi oleh endapan alluvial, sumbu panjang
searah jurus perlapisan atau struktur geologi.
4. Sinks atau Sinkhole
Sinks adalah tempat masuknya air ke dalam tanah atau disebut pula
dengan ponour. Awalnya berukuran kecil, kemudian berkembang
lebih lanjut akibat peristiwa runtuhnya atap rongga bawah dekat
permukaan atau runtuhnya dinding sinkhole
5. Kerucut dan Menara Karst
Bukit-bukit residual dengan lereng vertikal yang disebut menara.
(Turmkars= tower karst), atau dengan lereng yang miring disebut
kerucut (Kegelkarst= cone karst). Ketinggian kerucut-kerucut dan
menara karst sangat bervariasi, di daerah yang satu dengan di tempat
lainnya berbeda, mulai dari puluhan meter hingga ratusan meter
2. INTERPRETASI
2.1. Morfometri
a. Kelas Lereng (0o – 2o) Hijau Tua
Kelas lereng ini menandakan bahwa daerah tersebut datar atau
hampir datar dan tidak terdapat erosi yang besar. Kelas lereng ini
dapat ditandai dengan rentang kontur yang sangat renggang,
sehingga nilai kelerengannya menjadi semakin kecil.
b. Kelas Lereng (2o – 4o) Hijau Muda
Lereng yang memiliki kelerengan 2o – 4o dapat diinterpretasikan
sebagai bentuk lahan dengan lereng yang landai. Pada kelas lereng
tersusun oleh batuan dengan resistensi yang lemah. Gerakan massa
batuan bergerak lambat dan belum dipengaruhi oleh proses erosi.
c. Kelas Lereng (4° - 8°) Kuning
Lereng yang memiliki kelerengan 4o – 8o dapat diinterpretasikan
sebagai bentuk lahan dengan lereng yang landai dan agak miring.
Daerah ini bahaya terhadap erosi tanah. Pada daerah ini terjadi
proses pengerosian yang sedang.
d. Kelas Lereng (8° - 16°) Jingga
Lereng yang memiliki kelerengan 8o – 16o dapat diinterpretasikan
sebagai bentuk lahan dengan lereng yang sedikit terjal. Daerah ini
merupakan daerah yang rawan terhadap erosi dan longsoran. Kelas
lereng ini terdapat pada daerah yang sudah tererosi sedang sampai
kuat pada batuan yang lebih resisten
e. Kelas Lereng (16o – 35o) Merah Muda
Lereng yang memiliki kelerengan 16o – 35o dapat diinterpretasikan
sebagai bentuk lahan dengan lereng yang terjal. Daerah ini
merupakan daerah yang rawan terhadap erosi dan longsoran. Kelas
lereng ini menandakan bahwa batuan tersebut memiliki resistensi
yang tinggi dan mengalami proses pengerosian yang kuat
2.2. Bentuk Asal Karst
a. Dataran Tinggi Karst
Dataran tinggi karst memiliki karakteristik, yaitu topografi
bergelombang – bergelombang kuat dengan sedikit depresi hasil
pelarutan dan lembah mengikuti kekar. Dataran tinggi karst dapat
terbentuk akibat adanya suatu daerah yang lebih cepat mengalami
pelarutan sehingga terbentuk suatu lembah yang dalam dan daerah
yang lebih lama larut akan menjadi dataran tinggi. Pada peta daerah
ini ditandai dengan simbol K1
b. Perbukitan dan Lereng Karst Denudasional
Perbukitan karst memiliki karakteristik, yaitu topografi dengan
lereng menengah sangat curam, berbukit, pegunungan, lapis,
depresi hasil pelarutan,cliff, permukaan berbatu. Perbukitan dan
lereng ini terbentuk dari hasil pengerosian suatu daerah oleh air di
permukaan yang bersifat asam. Pada peta daerah ini ditandai
dengan simbol K3
c. Labirin atau Star Karst
Labiein karst merupakan lembah sempit yang memanjang dan
berliku seperti labirin. Labirin sendiri memiliki karakteristik berupa
topografi dengan lereng curam – sangat curam, permukaan sangat
kasar dan tajam dan depresi hasil pelarutan yang tak teratur. Proses
yang membentuk labirin karst adalah proses erosi dan pelarutan
yang terkontrol oleh kekar mayor atau sesar. Pada peta daerah ini
ditandai dengan simbol K4
d. Conical Karst Zone
Bukit-bukit residual dengan lereng vertikal yang disebut menara.
(Turmkars= tower karst), atau dengan lereng yang miring disebut
kerucut (Kegelkarst= cone karst). Bukit karst sendiri memiliki
karakteristik berupa topografi dengan lereng menengah – sangat
curam, bergelombang kuat – berbukit, perbukitan membundar
bentuk conic & pepino & depresi polygonal (cockpits & glades).
Bukit ini terbentuk akibat dari proses pelarutan pada batuan yang
lebih mudah larut. Pada peta daerah ini ditandai dengan simbol K5
e. Tower Karst
Tower karst merupakan bentuklahan karst dengan ciri-ciri
mempunyai lereng yang curam-terjal dan mempunyai bentukan
seperti menara yang curam bahkan sampai tegak dan terpisah satu
dengan lainnya. Karst tower ini terbentuk dari hasil proses
pelarutan baik dari air di permukaan, maupun pelarutan oleh air
laut. Pada petqa daerah ini ditandai dengan simbol K6
f. Tepian Karst
Tepian karst merupakan bentuklahan karst dengan ciri-ciri yaitu
lereng hampir datar – landai, terajam dan jarang atau sangat jarang
banjir. Tepian karst ini terbentuk oleh pelarutan secara lateral. Pada
peta daerah ini ditandai dengan simbol K8
g. Uvala
Uvala merupakan depresi berukuran besar dan memanjang yang
merupakan gabungan dari beberapa dolina akibat proses pelarutan
lanjut dengan tepi lereng yang curam. Semakin banyak uvala
menandakan daerah tersebut berada pada stadium dewasa. Pada
peta daerah ini ditandai dengan simbol K9

2.3. Pola Aliran Sungai


a. Pola Dendritik
Pola aliran yang cabang-cabang sungainya menyerupai struktur
pohon. Pada umumnya pola aliran sungai ini dikontrol oleh litologi
batuan yang homogen. Pola aliran ini terdapat pada bagian barat
pada peta. Pola ini terbentuk akibat adanya pengerosian pada
batuan dengan resistensi yang lemah.
b. Pola Multibasinal
Pola aliran yang terdiri atas aliran sungai yang terputus, tidak
menerus, arah aliran yang berbeda. Pola aliran ini akan membentuk
cekungan yang terpisah-pisah. Pola ini dapat dilihat dari banyaknya
bentuk kontur melingkar pada elevasi rendah yang
mengindikasikan dolina atau uvala. Pola ini terbentuk dari
pelarutan batugamping.
3. KESIMPULAN
1. Bentuk asal karst yang terdapat pada peta adalah dataran tinggi karst,
perbukitan dan lereng karst denudasional, labirin/star karst, conical
karst zone, tower karst, tepian karst, dan uvala
2. Bentuk asal karst terbentuk akibat pelarutan batuan karbonat dengan
resistensi batuan yang berbeda-beda
3. Pada suatu kawasan karst pola aliran yang terbentuk adalah pola
aliran multibasinal dan pola aliran dendritic
4. Bentuk asal karst memiliki kontur yang sangat khas yaitu terdapat
banyak cekungan, aliran sungai yang terputus-putus, dan kontur
yang tajam-tajam

4. LAMPIRAN
4.1. Peta Morfometri
4.2. Peta Bentuk Asal Karst dan Pola Aliran Sungai
4.3. Membuat Section/Penampang Pada Peta Bentuk Asal Karst
4.4. Perhitungan Klasifikasi Van Zuidam
Klasifikasi unit geomorfologi bentuklahan asal karst
(van Zuidam,1983)
Kod Warna
Unit Karakteristik
e
Topografi bergelombang –
Karst Plateaus bergelombang kuat dengan sedikit
K1
(Dataran Tinggi Karst) depresi hasil pelarutan dan lembah
mengikuti kekar.
Karstic/Denudational Hills Topografi dengan lereng menengah
and Mountains sangat curam, berbukit,
K3
(Perbukitan & Lereng Karst pegunungan, lapis, depresi hasil
Denudasional) pelarutan,cliff, permukaan berbatu.
Topografi dengan lereng curam –
Labyrint or Starkarst Zone sangat curam, permukaan sangat
K4
(Labirin atau star kars) kasar dan tajam dan depresi hasil
pelarutan yang tak teratur.
Topografi dengan lereng menengah
– sangat curam, bergelombang kuat
K5 Conical Karst Zone – berbukit, perbukitan membundar
bentuk conic & pepino & depresi
polygonal (cockpits & glades).
Perbukitan terisolir dengan lereng
Tower Karst Hills or Hills
sangat curam – amat sangat curam
K6 Zone/Isolated Limestone
(towers, hums, mogots atau
Remnant
haystacks).
Lereng hampir datar – landai,
Karst Border/Marginal
K8 terajam dan jarang atau sangat
Plain (Tepian Kars)
jarang banjir.
Sering ditamukan depresi polygonal
atau hasil pelarutan dengan tepi
K9 Major Uvala/Glades
lereng curam menengah – curam,
jarang banjir.

Anda mungkin juga menyukai