(Pertemuan Ke-7)
5.1 PENDAHULUAN
Geomorfologi (geomorphology)
Adalah cabang dari ilmu geografi yang mempelajari tentang bentuk muka
bumi, yang meliputi pandangan luas sebagai cakupan satu kenampakan
sebagai bentangalam (landscape) sampai pada satuan terkecil sebagai
bentuklahan (landsform).
Bentangalam / bentanglahan
1
Bentanglahan merupakan bentangan permukaan bumi dengan seluruh
fenomenanya, yang mencakup: bentuklahan, tanah, vegetasi, dan atribut-
atribut lain yang dipengaruhi oleh aktivitas manusia
Relief / kenampakan bumi mencakup pengertian yang sangat luas, baik yang
terdapat pada benua-benua ataupun yang terdapat didasar lautan.
Merupakan relief bumi yang sangat luas dan terdiri dari benua dan samudra.
Yang termasuk benua tidak terdiri dari pulau-pulau dan daratan saja, tetapi
juga paparan benua (continental shelves), seperti pada lempeng-lempeng
bumi.
2
Contoh: benua Asia, Afrika, Australia, Eropa, dan Amerika
Paparan (bagian dari benua yang ditutupi laut merupakan daerah dangkal
200 m di bawah permukaan laut).
Di Indonesia terdapat paparan Sunda dan paparan Sahul.
Cekungan samudra: Atlantik, Pasifik, dan India.
a.1 Plain
Adalah tanah atau daerah dataran luas yang permukaannya relatif
datar atau sedikit bergelombang dengan ketinggian yang rendah.
Relief: rendah dengan lembah-lembah dangkal.
Batuan penyusun: terurai seperti kerikil, pasir lempung.
Lembah dangkal dan lereng landai.
3
Sungai: pada plain muda sedikit bercabang; pada plain dewasa
sungai bercabang –cabang; pada plain tua satu alur sungai.
Perkembangan plain
Tipe destruksional
- Delta plain
Terbentuk pada muara sungai, dimana aliran air menjadi lebih
lambat, maka bahan-bahan yang dibawa oleh sungai akan
diendapkan di bagian muara sungai.
- Flood plain
Terbentuk dari material-material yang dibawa oleh air sungai
pada waktu meluap karena banjir.
Material-material ini kemudian ditinggalkan setelah daerah
banjir ini kembali kering, dan merupakan daerah yang subur.
- Outwash plain
Terbentuk seperti halnya alluvial plains, tetapi berasal dari
bahan-bahan yang diendapkan oleh aliran es yang mencair.
a.2 Plateau
Adalah dataran tinggi yang memiliki puncak yang relatif datar dan
di kelilingi oleh lereng curam yang terdiri dari batuan-batuan
sedimen yang tahan erosi atau terdiri dari aliran lava.
Relief: tinggi
Batuan penyusun: padat seperti kristalin
5
Lembah dalam dan lereng curam
Sungai: pada tahap muda banyak.
Perkembangan plateau
b. Pegunungan
atau karena adanya endapan garam yang naik akibat tekanan (salt-
dome).
7
Kebalikan dome disebut basin (sinklin yang bulat).
8
Pada pegunungan lipatan dewasa
Pada puncak antiklin telah mengalami erosi, sehingga sungainya
mengalir lewat sumbu antiklin.
9
Pegunungan blok dewasa
10
Pegunungan blok tua
Graben:
Blok yang turun dibatasi oleh blok-blok naik.
Horst:
blok yang naik dibatasi oleh blok-blok yang turun.
11
b.4 Pegunungan Kompleks
c. Gunung Api
12
d. Kars
Pada lembah tertutup apabila tidak ada lubang (luweng), maka menjadi
telaga alam.
13
Pembagian bentang alam berdasarkan kemiringan lereng dan beda tinggi.
Kemiringan
No. Perbedaan Tinggi Bentang Alam
Lereng
1. 0 – 2% <5m Dataran
2. 3 – 7% 5 m – 50 m Berombak
3. 8 – 13% 25 m – 75 m Bergelombang
4. 14 – 20% 50 m – 200 m Perbukitan
5. 21 – 55% 200 m – 500 m Pegunungan
6. 56 – 140% 500 m – 1000 m Pegunungan terjal
7. > 140% > 1000 m Gunung (api)
14
Walaupun orde ketiga ini bersifat merusak, tetapi juga bersifat membangun.
Ada tiga bentuk yang dihasilkan, yaitu: bentuk sisa (residual), bentuk hasil
erosi, dan bentuk hasil pengendapan.
SUNGAI
OMBAK
ANGIN
15
ES
5.3 SUNGAI
1) Sungai konsekwen
Sungai yang arah alirannya searah dengan kemiringan lapisan batuan
(down stream).
2) Sungai subsekwen
Arah alirannya sejajar atau searah dengan jurus (strike) perlapisan batuan.
16
3) Sungai obsekwen
Arah aliran sungainya berlawanan dengan kemiringan lapisan batuan.
2) Rectangular
4) Radial (menyebar)
5) Annular
6) Multi Basinal
18
5.3.3 Geohidrolika Sungai
19
5.3.4 Perkembangan Sungai
- Quarrying
Efek pengangkutan oleh air setelah menghempas batuan pada rekahan.
- Solution
Pelarutan, terutama di daerah batu gamping.
20
Pengangkutan
Gerakan material:
a) Traksi (traction)
Gerakan material yang terangkat secara menggelundung, terseret.
b) Saltasi (saltation)
Secara melompat-lompat.
- Air terjun dapat terjadi karena proses secara normal, misalnya akibat
dari variasi batuan pada sungai.
Yang lain, air terjun terjadi akibat kekuatan luar, misalnya akibat
tanah longsor, aliran lava yang dapat menyumbat aliran sungai,
pengangkutan.
21
- Kemiringan sungai tajam, sungainya lurus dan anak-anak sungai
sedikit, belum ada pengendapan.
- Lembah sungai dalam dan erosi utama di bagian dasar sungai,
sehingga lembahnya berbentuk huruf “V”.
22
Biasanya, pada sungai tua lembahnya sudah mengalami pelebaran
beberapa kali, sehingga makin melebar, dan dataran banjirnya melampaui
sabuk meander (meander belt).
Dijumpai adanya oxbow-lake (sisa sungai lama) yang terjadi terutama
akibat pengendapan, erosi sangat kecil.
23
A = teras pertama → terdiri dari alluvial yang terbentuk pertama
B = teras kedua → terbentuk setelah teras pertama
C = teras ketiga, dst → terbentuk belakangan
Tipe delta
a. Delta arcuate
25
b. Delta estuarine
26
d. Delta Cuspate
1) Pasang-surut
Naik-turunnya permukaan laut setiap 6 jam 12,5 menit, sehingga interval
naik-turun memerlukan waktu 12 jam 25,0 menit.
Pasang-surut ini dapat mengerosi pantai, apalagi kalau bersama-sama
dengan gelombang (ombak).
2) Arus
Aliran air laut ini disebabkan oleh angin, perbedaan suhu, rotasi bumi,
permukaan bumi dapat mengerosi pantai.
27
Macam-macam arus:
a. Thermal-circulation current
Disebabkan oleh panas dari matahari.
b. Wind-drift current
Disebabkan oleh angin.
c. Longshore current
Jika arah airnya menyudut dari pantai, sehingga arus yang ditimbulkan
sejajar pantai.
28
Kedalaman laut
A: Litoral
Kedalaman antara pasang-surut
air laut.
B: Neritik
Kedalaman kurang dari 600
feet.
C: Batial
Kedalaman antara 600 – 6000
feet.
D: Abisal
Kedalaman lebih dari 6000 feet.
Macam-macam pantai
29
2. Pantai emergen / pantai maju (shoreline of emergence)
Pada pantai jenis ini dapat dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu:
- Pantai emergen yang berupa pegunungan
Ciri utama dari pantai ini adalah adanya beach atau cliff yang terangkat
hingga letaknya jauh lebih tinggi dari pada yang dapat dijangkau oleh
gelombang.
Juga bekas pantai lama yang telah terangkat yang ditandai oleh adanya
goa-goa, relung, cliff yang saat ini tidak lagi tercapai oleh geolombang
laut.
Pantai yang tidak memperlihatkan kedua ciri di atas (tidak ada tanda-
tanda bekas pengangkatan dan penurunan daratan / dasar laut).
Pantai jenis ini meluas ke arah laut.
30
- Pantai delta (delta shorelines)
Pantai yang dicirikan oleh adanya pengendapan pada muara sungai.
Jenis pantai ini terjadi sebagai gabungan dua atau lebih proses di atas.
Berarti dalam suatu daerah bisa terjadi proses penenggelaman,
pengangkatan, pengendapan, dan sebagainya.
Bentuk yang dihasilkan juga bermacam-macam pula, ada yang ditandai
oleh adanya pengangkatan, ditandai telah terjadinya proses penurunan.
Oleh karena itu, pantai demikian disebut dengan pantai majemuk.
Contoh pantai jenis ini banyak dijumpai di pantai selatan Pulau Jawa.
31
Perkembangan pantai emergen
32
Perkembangan pantai submergen
ANGIN
1. Deflasi (deflation)
Gumuk pasir (sand dune): bukit pasir hasil pengendapan oleh angin.
Macam-macam dune:
1) Bukit pasir lintang (ripples dan transverse dune ridges)
Angin sepoi, hanya partikel halus yang terangkut yang berhadapan dengan
angin, bukitnya lebih landai.
Angin kencang seperti arus, arah angin sejajar (searah) dengan panjang
bukit pasir.
34
3) Bukit pasir sabit (barchane)
4) Loess
Adalah suatu deposit yang relatif uniform, tanah lanau bawaan angin.
Tanah ini mempunyai permeabilitas vertikal yang tinggi tetapi
permeabilitas horisontalnya rendah.
Tanah loess menjadi sangat kompresibel apabila jenuh.
35
Yang terkenal endapan loess di RRC yang berasal dari Gurun Gobi.
36