Anda di halaman 1dari 36

BENTANGALAM

(Pertemuan Ke-7)

5.1 PENDAHULUAN

Geomorfologi (geomorphology)
Adalah cabang dari ilmu geografi yang mempelajari tentang bentuk muka
bumi, yang meliputi pandangan luas sebagai cakupan satu kenampakan
sebagai bentangalam (landscape) sampai pada satuan terkecil sebagai
bentuklahan (landsform).

Bentangalam / bentanglahan

- Menurut Tuttle (1975)


Bentanglahan merupakan gabungan dari bentuklahan.
Bentuklahan merupakan kenampakan tunggal, seperti sebuah bukit atau
sebuah lembah sungai.
Kombinasi dari kenampakan tersebut membentuk suatu bentanglahan,
seperti daerah perbukitan yang bervariasi bentuk dan ukurannya dengan
aliran air sungai di sela-selanya.

- Menurut Surastopo (1982)


Bentanglahan ialah sebagian ruang permukaan bumi yang terdiri atas
sistem-sistem, yang dibentuk oleh interaksi dan interdependensi antara
bentuklahan, batuan, bahan pelapukan batuan, tanah, air, udara,
tetumbuhan, hewan, laut tepi pantai, energi dan manusia dengan segala
aktivitasnya yang secara keseluruhan membentuk satu kesatuan.

- Menurut Vink (1983)

1
Bentanglahan merupakan bentangan permukaan bumi dengan seluruh
fenomenanya, yang mencakup: bentuklahan, tanah, vegetasi, dan atribut-
atribut lain yang dipengaruhi oleh aktivitas manusia

Dari definisi di atas: bentuklahan bagian dari bentangalam.

5.2 RELIEF BUMI

Relief / kenampakan bumi mencakup pengertian yang sangat luas, baik yang
terdapat pada benua-benua ataupun yang terdapat didasar lautan.

Berdasarkan atas pengertian tersebut, maka kenampakan relief bumi dapat


dibagi menjadi tiga kelompok:

1) Relief orde pertama


Sangat erat hubungannya dengan proses kejadian bumi.
Meliputi: benua dengan paparan, dan cekungan samudra.

2) Relief orde kedua


Merupakan bagian dari benua dan cekungan samudra.
Contoh: daratan, perbukitan, pegunungan, gunung.

3) Relief orde ketiga


Pembentukan kenampakan ini dipengaruhi oleh kerja destruktif dari
tenaga eksogen (radiasi matahari, air, angin, gletser dan mahluk hidup).
Meski bersifat destruktif, tapi juga bersifat membangun (pembentukan
bentangalam).

5.2.1 RELIEF ORDE PERTAMA

Merupakan relief bumi yang sangat luas dan terdiri dari benua dan samudra.

Yang termasuk benua tidak terdiri dari pulau-pulau dan daratan saja, tetapi
juga paparan benua (continental shelves), seperti pada lempeng-lempeng
bumi.
2
Contoh: benua Asia, Afrika, Australia, Eropa, dan Amerika
Paparan (bagian dari benua yang ditutupi laut merupakan daerah dangkal
200 m di bawah permukaan laut).
Di Indonesia terdapat paparan Sunda dan paparan Sahul.
Cekungan samudra: Atlantik, Pasifik, dan India.

5.2.2 RELIEF ORDE KEDUA

Disebut sebagai bentuk-bentuk yang membangun (constructional forms).

Merupakan orde pembentukan bentangalam yang disebabkan oleh gaya /


kekuatan di bawah permukaan bumi.

Kekuatan tersebut disebut epirogenesa (pembentukan pegunungan).

Contoh kenampakan orde II:


a. Plain dan Plateau
b. Pegunungan
c. Gunung api
d. Kars

a. Plain dan Plateau

Adalah suatu daerah yang rata dan mempunyai struktur horisontal


(perlapisannya horisontal).

a.1 Plain
 Adalah tanah atau daerah dataran luas yang permukaannya relatif
datar atau sedikit bergelombang dengan ketinggian yang rendah.
 Relief: rendah dengan lembah-lembah dangkal.
 Batuan penyusun: terurai seperti kerikil, pasir lempung.
 Lembah dangkal dan lereng landai.
3
 Sungai: pada plain muda sedikit bercabang; pada plain dewasa
sungai bercabang –cabang; pada plain tua satu alur sungai.

Perkembangan plain

 Plain diklasifikasikan bertipe konstruksional dan destruksional


 Tipe konstruksional
- Dataran pantai (coastal plain), merupakan dataran pantai yang
diakibatkan oleh lapisan-lapisan tanah yang dulunya berada di
bawah permukaan laut, kemudian terangkat sehingga muncul di
atas permukaan laut.
- Interior plain, memiliki kemiripan dengan dataran pantai namun
terletak jauh dari laut (dataran yang akhirnya tampak di
permukaan laut).
- Lake plain, merupakan daratan yang terbentuk dari aliran
pembuangan suatu danau yang terbendung atau mengalami
kekeringan sehingga material-material yang ada di bawah air
tampak.
- Dataran lava (lava plain) dan plateau lava (lava plateau),
terbentuk oleh aliran lava encer.
Pada dataran lava terbentuk dalam keadaan lebih rendah.
- Dataran endapan glasial (glacial till plain), terbentuk karena
topografi yang tidak teratur yang tertutup oleh glacial till.
4
Till: Suatu nama yang diberikan untuk batuan atau tanah yang
ditinggalkan oleh aliran gletser apabila es mencair.
- Dataran aluvial (alluvial plain), terbentuk oleh aliran air yang
bergerak menuruni di lereng-lereng pegunungan atau dataran
tinggi yang membawa puing-puing batuan dan tanah, dan
menumpuk pada tempat yang lebih rendah.

Terbentuk dari endapan aluvial mulai dari kipas aluvial di kaki


pegunungan hingga jatuh ke dataran banjir dan dataran pantai.

 Tipe destruksional
- Delta plain
Terbentuk pada muara sungai, dimana aliran air menjadi lebih
lambat, maka bahan-bahan yang dibawa oleh sungai akan
diendapkan di bagian muara sungai.

- Flood plain
Terbentuk dari material-material yang dibawa oleh air sungai
pada waktu meluap karena banjir.
Material-material ini kemudian ditinggalkan setelah daerah
banjir ini kembali kering, dan merupakan daerah yang subur.

- Outwash plain
Terbentuk seperti halnya alluvial plains, tetapi berasal dari
bahan-bahan yang diendapkan oleh aliran es yang mencair.

a.2 Plateau
 Adalah dataran tinggi yang memiliki puncak yang relatif datar dan
di kelilingi oleh lereng curam yang terdiri dari batuan-batuan
sedimen yang tahan erosi atau terdiri dari aliran lava.
 Relief: tinggi
 Batuan penyusun: padat seperti kristalin
5
 Lembah dalam dan lereng curam
 Sungai: pada tahap muda banyak.

Perkembangan plateau

b. Pegunungan

Disebut juga Barisan dan Banjaran.

Adalah suatu area geografis dengan gunung-gunung yang terkait secara


geologis yang membentuk suatu jajaran / rantai.

Jika dua pegunungan berdekatan, dapat dibatasi oleh dataran tinggi,


punggung gunung atau lembah.

Pegunungan dapat dibagi menjadi:


- Pegunungan kubah (dome mountains),
- Pegunungan lipatan (folded mountains),
- Pegunungan blok (block mountains),
- Pegunungan kompleks (complex mountains).

b.1 Pegunungan Kubah

Yaitu pegunungan yang mempunyai struktur geologi berupa dome


(kubah) = antiklin yang mempunyai lebar = panjang (bulat) aliran
sungai ke segala arah.
6
Dome dapat disebabkan karena pengangkatan, misalnya: naiknya
magma yang cukup besar (batolit),

atau karena adanya endapan garam yang naik akibat tekanan (salt-
dome).

Dome yang terkenal di Indonesia adalah dome di Sangiran (utara


Solo).

7
Kebalikan dome disebut basin (sinklin yang bulat).

b.2 Pegunungan Lipatan

Adalah pegunungan yang mempunyai struktur lipatan, baik antiklin


dan sinklin.
Antiklinorium: suatu antiklin yang sangat besar dan terdiri dari
antiklin dan sinklin yang kecil.
Contoh:
Antiklinorium kendeng (pegunungan kendeng) di Jateng / Jatim.

Perkembangan pegunungan lipatan

 Pada pengunungan lipatan muda


- Permukaan tanah / topografi sesuai dengan struktur geologinya.
- Sungai mengalir menjauhi sumbu antiklin dan pada sinklin
alirannya searah dengan sumbu lipatan.

8
 Pada pegunungan lipatan dewasa
Pada puncak antiklin telah mengalami erosi, sehingga sungainya
mengalir lewat sumbu antiklin.

 Pada pegunungan lipatan tua


- Permukaan tanah (topografi) antiklin sudah sama dengan yang
sinklin.
- Aliran sungainya dapat memotong sumbu antiklin dan mengalir
dengan sumbu lipatan, walaupun tidak tepat pada sumbu
lipatannya.

 Pada pegunungan lipatan yang mengalami peremajaan


(rejuvenated):
- Masih tampak sebagian (sisa-sisa) dari pegunungan lipatan tua,
tetapi sebagian mulai terlihat akan muda kembali.
- Pada lapisan-lapisan yang keras akan tampak menonjol (pada
antiklin).

b.3 Pegunungan Blok

Pegunungn yang terdiri dari struktur sesar.


Bentuk pegunungan bertingkat-tingkat seperti blok-blok.

Perkembangan pegunungan blok:


 Pegunungan blok muda
- Setiap blok dibatasi oleh sesar.
- Bidang sesar masih jelas, merupakan lereng muka yang curam.

9
 Pegunungan blok dewasa

- Adanya pengikisan pada bagian muka atau punggungan blok


dengan beberapa kenampakan bagian muka dari blok masih
lebih terjal dari pada bagian punggungan.
- Masihterlihat adanya kelurusan garis dasar sesar.
- Pada bidang geser masih tampak dengan adanya triangular
facet.
- Adanya dataran aluvial berupa kipas aluvial yang terletak
berjajar dalam garis lurus sepanjang kaki bidang muka dan blok.
- Munculnya mata air.

10
 Pegunungan blok tua

- Bidang sesar sudah tidak merupakan batas yang mencolok pada


setiap blok.
- Patahan menjadi mendatar dan kehilangan bentuk simetrinya,
dengan daerah aluvial yang meluas.

Patahan (sesar) pada pegunungan blok tidak harus sesar normal.

Graben:
Blok yang turun dibatasi oleh blok-blok naik.

Horst:
blok yang naik dibatasi oleh blok-blok yang turun.

11
b.4 Pegunungan Kompleks

Yaitu pegunungan yang terdiri dari struktur-struktur geologi yang


kompleks, misalnya lipatan, sesar dari berbagai jenis pada suatu
daerah pegunungan.

Demikian pula perkembangan pada pegunungan kompleks sama


dengan perkembangan pada pegunungan-pegunungan di muka.

Muda → Dewasa → Tua → Peremajaan

c. Gunung Api

Adalah bentang alam yang merupakan hasil kegiatan vulkanik.

Dapat dibagi menjadi:


- Yang bersifat eksplosif
- Yang hanya menyalurkan lava, tetapi dengan tenang.

Gunung api eksplosif

Gunung api tenang

12
d. Kars

Berupa perbukitan (conical hill) dengan lembah tertutup, sehingga aliran


air permukaannya terputus-putus.

Terdiri dari batu gamping yang berlubang-lubang mengakibatkan aliran


air permukaan masuk ke dalam tanah yang berkembang menjadi sungai
bawah tanah.

Pada lembah tertutup apabila tidak ada lubang (luweng), maka menjadi
telaga alam.

13
Pembagian bentang alam berdasarkan kemiringan lereng dan beda tinggi.

Kemiringan lereng terukur 45o atau ⁄ x 100%; , jadi kemiringan


lereng 100%.

Kemiringan
No. Perbedaan Tinggi Bentang Alam
Lereng
1. 0 – 2% <5m Dataran
2. 3 – 7% 5 m – 50 m Berombak
3. 8 – 13% 25 m – 75 m Bergelombang
4. 14 – 20% 50 m – 200 m Perbukitan
5. 21 – 55% 200 m – 500 m Pegunungan
6. 56 – 140% 500 m – 1000 m Pegunungan terjal
7. > 140% > 1000 m Gunung (api)

5.2.3 RELIEF ORDE KETIGA

Merupakan bentuk perusakan (destruktif).


Berbagai bentuk perusakan dapat diklasifikasikan berdasarkan tenaga
pengangkutnya (agen).

Empat agen yang penting:


- air (terutama sungai)
- ombak
- angin
- es

14
Walaupun orde ketiga ini bersifat merusak, tetapi juga bersifat membangun.

Ada tiga bentuk yang dihasilkan, yaitu: bentuk sisa (residual), bentuk hasil
erosi, dan bentuk hasil pengendapan.
SUNGAI

OMBAK

ANGIN

15
ES

Dari keempat tenaga pengangkut di atas, yang terpenting di Indonesia adalah


sungai.

5.3 SUNGAI

5.3.1 Tipe Genetik Sungai

1) Sungai konsekwen
Sungai yang arah alirannya searah dengan kemiringan lapisan batuan
(down stream).

2) Sungai subsekwen
Arah alirannya sejajar atau searah dengan jurus (strike) perlapisan batuan.

16
3) Sungai obsekwen
Arah aliran sungainya berlawanan dengan kemiringan lapisan batuan.

5.3.2 Pola Aliran Sungai

1) Denritik (seperti cabang pohon)

Daerah mempunyai struktur geologi


sederhana.
Batuannya homogen.
Morfologinya berupa pegunungan /
perbukitan yang meluas.

2) Rectangular

Cabang-cabang sungainya tegak lurus.


Daerahnya banyak kekar-kekar atau
sesar-sesar yang mempunyai arah-arah
tertentu.
Morfologinya berupa pegunungan blok.

3) Trellis (seperti sirip ikan)

Merupakan daerah lipatan yang kuat atau


lapisan batuannya miring dengan macam-
macam batuan (heterogen).
Atau sungai induk sejajar jurus perlapisan
batuan.
17
Morfologinya berupa pegunungan /
perbukitan yang memanjang.

4) Radial (menyebar)

Daerahnya berupa “dome” yang muda


atau daerah gunung api.
Pada dome batuannya batuan endapan.
Pada gunung api batuannya batuan
vulkanik.

5) Annular

Aliran sungai melingkar dan menyebar ke


segala arah.
Daerahnya berupa “dome” yang dewasa
yang sudah banyak mengalami erosi, atau
gunung api tua.

6) Multi Basinal

Aliran sungai terputus-putus, aliran hanya


ada waktu hujan, terletak di daerah karst.

18
5.3.3 Geohidrolika Sungai

Analisis bahan pembentuk hidrolika sungai atau lebih tepatnya geohidrolika


dibuat berdasarkan perkembangan sungai yang di bagi atas empat zona (lihat
gambar di bawah):
- Boulder zone
- Floodway zone
- Pastoral zone
- Estuarine zone.

Pembagian zona beserta tipikal dan deskripsi singkat secara sederhana


disajikan dalam tabel di bawah.

19
5.3.4 Perkembangan Sungai

1) Sungai muda (pada boulder zone)

Aspek utama adalah bersifat erosif.


Akibat kecepatan aliran sungainya dapat mengangkut material (endapan)
dan pada waktu bersamaan mengerosi saluran sungainya.

Hal tersebut dapat dilakukan dengan:


- Corrasion
Penggerusan pada batuan dasar.
dapat menghasilkan material-material yang besar (bongkah-bongkah)

- Quarrying
Efek pengangkutan oleh air setelah menghempas batuan pada rekahan.

- Solution
Pelarutan, terutama di daerah batu gamping.

20
Pengangkutan

Material-material yang dapat diangkut oleh sungai muda sangat besar,


karena mempunyai kecepatan yang besar.

Gerakan material:
a) Traksi (traction)
Gerakan material yang terangkat secara menggelundung, terseret.

b) Saltasi (saltation)
Secara melompat-lompat.

c) Suspensi (suspension) atau solution


Secara terlarutkan atau karena materialnya kecil dapat mengambang
(melayang-layang).

Kenampakan pada sungai muda

- Pada batuan dasar banyak dijumpai adanya lubang-lubang akibat erosi


(pothole).
Kalau sangat besar disebut plunge poll.

- Air terjun dapat terjadi karena proses secara normal, misalnya akibat
dari variasi batuan pada sungai.
Yang lain, air terjun terjadi akibat kekuatan luar, misalnya akibat
tanah longsor, aliran lava yang dapat menyumbat aliran sungai,
pengangkutan.

21
- Kemiringan sungai tajam, sungainya lurus dan anak-anak sungai
sedikit, belum ada pengendapan.
- Lembah sungai dalam dan erosi utama di bagian dasar sungai,
sehingga lembahnya berbentuk huruf “V”.

2) Sungai dewasa (pada floodways zone)

Pada sungai dewasa, telah terjadi keseimbangan antara erosi dengan


deposisi (pengendapan).
Mula-mula lembah sungai pada sungai muda sempit dan curam (erosi ke
bawah), lalu terjadi pelebaran lembah akibat erosi ke samping dan
akhirnya terjadi pengendapan berupa alluvial.
Alluvial tersebut lama-kelamaan dapat mempunyai penyebaran yang
sangat luas.
Dan merupakan daerah datar di kanan dan kiri sungai atau disebut
dataran banjir (bantaran).

3) Sungai tua (pada pastoral zone)

Kemiringan sungai landai, sehingga aliran sungainya menjadi lambat.


Mulai dijumpai adanya meander-meander.

22
Biasanya, pada sungai tua lembahnya sudah mengalami pelebaran
beberapa kali, sehingga makin melebar, dan dataran banjirnya melampaui
sabuk meander (meander belt).
Dijumpai adanya oxbow-lake (sisa sungai lama) yang terjadi terutama
akibat pengendapan, erosi sangat kecil.

Meander sungainya sangat berbelok-belok yang lama-kelamaan dapat


terjadi pemotongan aliran sungai, sehingga muncul oxbow lake.
Sungai tersebut menjadi agak lurus kembali akibat erosi mulai
meningkat, sungainya telah mengalami peremajaan.
Pada sungai yang telah mengalami sifat-sifat seperti pada sungai tua,
hanya erosi dan aliran sungainya seolah-olah (menyerupai) sungai muda.

Teras sungai (undak sungai)

Undak yang dibentuk akibat erosi karena proses peremajaan sungai.


Undak tersebut terdiri dari alluvial.
Teras yang terbentuk pertama terletak di atas dan teras kedua terletak di
bawah dan seterusnya.

23
A = teras pertama → terdiri dari alluvial yang terbentuk pertama
B = teras kedua → terbentuk setelah teras pertama
C = teras ketiga, dst → terbentuk belakangan

Sungai braided (pada floodway zone)

Sungai yang banyak mengendapkan material-material terutama yang


berukuran pasir, kerikil, dan alur-alur sungainya menyebar pada dataran
banjirnya yang dipisahkan oleh gosong-gosong pasir atau semacam pulau-
pulau pasir dan kerikil.

Contoh-contoh sungai di kaki gunung api.


Bedanya dengan sungai meander: di sini material yang diendapkan pada
umumnya yang berukuran halus (lempung).
24
Delta

Endapan sungai yang terletak di daratan misalnya kipas alluvial, sedangkan


yang diendapkan di laut disebut endapan delta.
Bentuk delta tergantung sungai dan material yang dibawa dan juga bentuk air
dimana pembentukan delta terjadi dan kondisi lautnya.
Di sini tidak saja jumlah material yang penting, tetapi juga karakter dari
material tersebut.

Tipe delta

a. Delta arcuate

Jenis delta yang umum ditemukan di berbagai tempat yang mempunyai


bentuk seperti segitiga ataupun kipas.
Material yang diendapkan terutama terdiri dari kerikil, pasir dan material
hasil solution.

Contoh: delta Mahakam dan Nil.

25
b. Delta estuarine

Delta yang terbentuk di wilayah muara yang memanjang atau sempit.


Contoh: delta sungai Amazon.

c. Delta Bird’s-foot (delta kaki burung)

Delta yang terbentuk melalui saluran-saluran yang terpisah, sehingga


menyerupai jari yang menyebar dari muara sungai kearah laut.
Bentuk deltanya menyerupai kaki burung, meterialnya terutama terdiri
dari material yang halus.
Contoh: delta Sungai Misisipi.

26
d. Delta Cuspate

Delta yang memiliki bentuk seperti huruf V yang mengarah ke laut.


Bentuk V ini dihasilkan pada wilayah yang memiliki garis pantai yang
datar.
Contoh: delta Sungai Ebro

Tampang melintang suatu delta

Gerakan air laut

1) Pasang-surut
Naik-turunnya permukaan laut setiap 6 jam 12,5 menit, sehingga interval
naik-turun memerlukan waktu 12 jam 25,0 menit.
Pasang-surut ini dapat mengerosi pantai, apalagi kalau bersama-sama
dengan gelombang (ombak).

2) Arus

Aliran air laut ini disebabkan oleh angin, perbedaan suhu, rotasi bumi,
permukaan bumi dapat mengerosi pantai.

27
Macam-macam arus:
a. Thermal-circulation current
Disebabkan oleh panas dari matahari.

b. Wind-drift current
Disebabkan oleh angin.

c. Longshore current
Jika arah airnya menyudut dari pantai, sehingga arus yang ditimbulkan
sejajar pantai.

3) Ombak sesuai dengan arah angin.


Dapat mengerosi pantai dan membentuk undak pantai.

28
Kedalaman laut

A: Litoral
Kedalaman antara pasang-surut
air laut.
B: Neritik
Kedalaman kurang dari 600
feet.
C: Batial
Kedalaman antara 600 – 6000
feet.
D: Abisal
Kedalaman lebih dari 6000 feet.

Macam-macam pantai

1. Pantai submergen / pantai mundur (shoreline of submergence)

Dicirikan adanya penurunan daratan / dasar laut.

Yang termasuk dalam klasifikasi pantai ini adalah:


- Pantai Ria
Terjadi karena pantai ini bergunung dan berlembah dengan arah yang
melintang kurang lebih tegak lurus terhadap pantai.
Pada tiap teluk bermuara sebua sungai.

- Pantai Fyord (di daerah es)


Pantai ini terjadi karena adanya lembah-lembah hasil pengikisan oleh
gletser mengalami penurunan.
Pantai Fyord banyak terdapat pada daerah-daerah yang dulunya
mengalami pengerjaan glasial sampai pantai.

29
2. Pantai emergen / pantai maju (shoreline of emergence)

Merupakan pantai yang ditandai oleh adanya ciri-ciri pengangkatan relatif


dasar laut.

Pada pantai jenis ini dapat dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu:
- Pantai emergen yang berupa pegunungan
Ciri utama dari pantai ini adalah adanya beach atau cliff yang terangkat
hingga letaknya jauh lebih tinggi dari pada yang dapat dijangkau oleh
gelombang.
Juga bekas pantai lama yang telah terangkat yang ditandai oleh adanya
goa-goa, relung, cliff yang saat ini tidak lagi tercapai oleh geolombang
laut.

- Pantai emergen yang berupa dataran rendah


Pantai ini terjadi pada continental shelf dangkalan yang terangkat
sampai ke atas permukaan laut.
Pantai ini biasanya tersusun atas batuan sedimen marine.
Pantai jenis ini di daerah pedalaman (pesisir / coast) merupakan dataran
yang relatif luas dan daratan yang patah (fall line) terkadang dijumpai
banyak air terjun (seperti di Pantai Tenggara USA, dataran pesisir
melandai serta material batuannya berupa sedimen marine.
Contoh lainnya adalah pantai Teluk Mexico dan pantai selatan Rio de
La Plata di Argentina.

3. Pantai netral (neutral shoreline)

Pantai yang tidak memperlihatkan kedua ciri di atas (tidak ada tanda-
tanda bekas pengangkatan dan penurunan daratan / dasar laut).
Pantai jenis ini meluas ke arah laut.

Jenis yang termasuk ke dalam jenis ini adalah:

30
- Pantai delta (delta shorelines)
Pantai yang dicirikan oleh adanya pengendapan pada muara sungai.

- Pantai vulkanis (volcano shorelines)


Terjadi karena material gunungapi yang ke luar dari perut bumi
mengalir sampai ke laut.

- Pantai dataran aluvial (delta shorelines)


Jenis ini sangat erat kaitannya dengan pantai delta.

- Pantai karang (coral reef shorelines)


Merupakan pantai yang diperkuat oleh adanya pembentukan gosong-
gosong karang.
Material sebagian besar berupa pengendapan karang.

- Pantai sesar (fault shorelines)


Di mana air laut mencapai muka sesar.
Pantai golongan ini pada umumnya tidak meliputi daerah yang tidak
terbatas (tidak luas).

4. Pantai majemuk (compound shoreline)

Jenis pantai ini terjadi sebagai gabungan dua atau lebih proses di atas.
Berarti dalam suatu daerah bisa terjadi proses penenggelaman,
pengangkatan, pengendapan, dan sebagainya.
Bentuk yang dihasilkan juga bermacam-macam pula, ada yang ditandai
oleh adanya pengangkatan, ditandai telah terjadinya proses penurunan.
Oleh karena itu, pantai demikian disebut dengan pantai majemuk.
Contoh pantai jenis ini banyak dijumpai di pantai selatan Pulau Jawa.

31
Perkembangan pantai emergen

32
Perkembangan pantai submergen

ANGIN

Erosi oleh angin

1. Deflasi (deflation)

Partikel-partikel kecil batuan atau tanah-tanah lepas hasil pelapukan


batuan terangkat dan diterbangkan ke tempat lain oleh angin.
2. Abrasi (abration) atau corrasion

Kegiatan oleh angin menggerus, mempolish batuan di permukaan bumi.


Kedua hal tersebut merupakan proses yang saling berhubungan.
33
Pengangkatan oleh angin

Gerakan oleh angin tersebut merupakan gerakan yang turbulen.


Partikel-partikel bergeraknya dengan cara melompat (saltation),
menggelundung, menggeser (traction).
Suspensi untuk partikel-partikel yang halus.

Pengendapan oleh angin

Gumuk pasir (sand dune): bukit pasir hasil pengendapan oleh angin.

Macam-macam dune:
1) Bukit pasir lintang (ripples dan transverse dune ridges)

Angin sepoi, hanya partikel halus yang terangkut yang berhadapan dengan
angin, bukitnya lebih landai.

2) Bukit pasir bujur (longitudinal ridges)

Angin kencang seperti arus, arah angin sejajar (searah) dengan panjang
bukit pasir.

34
3) Bukit pasir sabit (barchane)

a) Arah dan kecepatan angin lautan


b) Tanahnya datar
c) Suplai pasir terbatas

4) Loess

Adalah suatu deposit yang relatif uniform, tanah lanau bawaan angin.
Tanah ini mempunyai permeabilitas vertikal yang tinggi tetapi
permeabilitas horisontalnya rendah.
Tanah loess menjadi sangat kompresibel apabila jenuh.
35
Yang terkenal endapan loess di RRC yang berasal dari Gurun Gobi.

5) Bukit pasir pantai (beach dune)

Bukit-bukit kecil pantai beraneka ukuran.


Umumnya tanahnya tertutup vegetasi, sehingga arah angin berbagai
macam arah.

36

Anda mungkin juga menyukai