Anda di halaman 1dari 27

BATUAN DAN MINERAL

(Pertemuan Ke-3)

3.1 Batuan

Batuan (rock) adalah segala sesuatu yang menjadi bahan dalam pembentukan
kerak bumi.
Batuan terdiri dari mineral dan bersifat keras (batu) atau lunak (lempung).
Di alam terdapat 3 jenis batuan yaitu:
1. Batuan beku (igneus rocks)
2. Batuan endapan (endapan rocks)
3. Batuan ubahan (metamorphic rocks)
Di samping ketiga jenis batuan tersebut masih ada jenis batuan lain yang
mempunyai sifat yang khas yaitu batuan volkanik.

3.1.1 Batuan Beku

Batuan yang terjadi dari pembekuan magma.


Magma ialah larutan silikat alam yang bersifat cair, panas, dan pijar yang
penuh dengan gas-gas volatile (gas-gas yang sangat mudah menguap).
Magma akan muncul ke permukaan bumi melalui daerah-daerah yang lemah,
misalnya lewat daerah-daerah patahan (sesar), rekahan, dan pipa gunung api.
Magma tersebut di dalam perjalanannya ke permukaan bumi dapat membeku
di berbagai tempat.
Magma yang membeku di dalam perut bumi, sekarang dapat terletak di
permukaan karena gaya-gaya endogen (tektonik) yaitu: gaya yang berasal
dari dalam bumi sendiri.
Walaupun demikian batuan tersebut dinamakan batuan beku dalam. Batuan
yang membeku di luar (permukaan bumi) disebut batuan beku luar.
1
Sedangkan magma yang membeku di antara perut bumi dengan permukaan
bumi disebut batuan beku gang (korok).

Penyebaran batuan beku di permukaan bumi tidak begitu luas, tetapi secara
keseluruhan di dalam kerak bumi justru batuan bekulah yang paling banyak.

3.1.2 Batuan Endapan

Adalah batuan yang terbentuk karena proses pengendapan, proses kimia, dan
proses biologis.
Salah satu sifatnya yang khas ialah adanya perlapisan.
Batuan ini dapat berasal dari batuan yang telah ada lebih dahulu, lalu adanya
proses pelapukan oleh gaya eksogen (gaya yang berasal dari luar, misalnya
panas dan hujan).
Akibatnya batuan tersebut akan lunak dan hancur, oleh media transport
(dapat berupa angin, es, dan air) dihanyutkan / dibawa ke tempat lain yang
lebih rendah lalu diendapkan di tempat tersebut (proses mekanis / fisis).

Proses pembentukan batuan ini ada yang disebabkan oleh penguapan pada
larutan sehingga lama kelamaan larutan yang ada menjadi larutan yang
mempunyai kadar garam yang tinggi dan terbentuk endapan garam (tanpa
transportasi) atau melalui proses kimia.
Selain itu juga ada yang diakibatkan oleh adanya tumbuh-tumbuhan /
binatang-binatang yang cukup banyak terutama binatang-binatang laut,
membentuk suatu koloni mati lalu mengeras menadi batuan endapan yang
2
terdiri dari binatang-binatang / tumbuh-tumbuhan yaitu melalui proses
biologis yang non klastik (tidak ada transportasi) sedangkan yang sudah
mengalami transportasi disebut biologis klastik.

3.1.3 Batuan Malihan

Ialah batuan yang terbentk oleh batuan yang sudah ada sebelumnya karena
adanya proses metamorfisme (perubahan akibat suhu dan tekanan yang tinggi
yang terjadi di kerak bumi).
Perubahan ini akan menimbulkan struktur, tekstur, dan mineral-mineral yang
baru.

3.1.4 Batuan Vulkanik

Ialah batuan yang dihasilkan oleh kegiatan gunung api.


Batuan ini, berdasarkan cara terjadinya, sebagian dapat digolongkan ke
dalam batuan beku dan sebagian batuan yang lain dapat digolongkan ke
dalam batuan endapan.

Batuan merupakan kumpulan dari mineral-mineral, dapat terdiri dari mineral


sejenis ataupun dari berbagai jenis mineral.
Batuan tersebut kalau lapuk akan menjadi tanah (soil).
Tanah di sini hanya merupakan lapisan tipis dan terletak di bagian terluar
dari batuan (pada permukaannya saja).

Analisa kimia batuan yang dilakukan oleh Washington, Niggli, Clarke, dan
Daily dari contoh-contoh batuan sebanyak 5159 buah ternyata pada
umumnya mempunyai komposisi kimia sebagai berikut:
, , , , , ,
, , sisanya unsur-unsur yang lain.

3
Tabel 3.1 Hasil analisa kimia pada batuan beku dan kerak bumi.
Unsur Batuan Beku Kerak Bumi
O 46,59% 46,71%
Si 27,72% 27,69%
Al 8,13% 8,07%
Fe 5,01% 5,05%
Ca 3,63% 3,65%
Na 2,85% 2,75%
K 2,60% 2,58%
Mg 2,09% 2,08%
C 0,032% 0,094%
Unsur lain Sisanya Sisanya

Di sini terlihat bahwa susunan rata-rata unsur-unsur dalam batuan beku


hampir sama dengan unsur-unsur pada kerak bumi.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada waktu kerak bumi
terbentuk pertama kalinya seluruh batuan hablur (kristal) atau batuan beku
dan dari sisni akan terbentuk batuan endapan.

3.2 Mineral

Ialah benda alam yang homogen yang memiliki sifat fisik maupun kimia
tertentu.
Pada umumnya bersifat padat akan tetapi dapat juga berwujud cair atau gas.
Karena memiliki sifat fisik, kimia tertentu sehingga dengan mengetahui sifat-
sifat tersebut dapat untuk menentukan (mendeterminasikan) nama mineral.
Sifat fisik misalnya: warna, cerat, kilat, kekerasan, belahan, pecahan, berat
jenis, struktur dan sifat-sifat optik (dengan mikroskop).
Sifat kimia misalnya unsur-unsur atau senyawa kimia yang terkandung di
dalamnya.
Di alam terdapat kiral-kira 3000 mineral.

4
3.3 Mineral Pembentuk Batuan

Dari analisa yang telah dilakukan ternyata hanya ada 8 unsur pokok sebagai
penyusun kerak bumi (lihat tabel di atas).
Unsur-unsur tersebut bersenyawa membentuk mineral-mineral utama yang
terdapat di bumi.

Berdasarkan peranannya dalam batuan maka mineral dapat dikelompokkan


menjadi:
1. Mineral utama,
2. Mineral tambahan,
3. Mineral penyerta.

3.3.1 Mineral Utama

Mineral Utama sebagai penyusun utama pembentuk batuan antara lain:


a. Kwarsa (Quartz)
komposisi kimia SiO2, warna asli tidak berwarna putih, tetapi karena
adanya pengotoran dari unsur lain sehingga berwarna lain, bentuk kristal
prismatik hexagonal, tidak mempunyai belahan, pecahannya: conchoidal,
kekerasan: 7 (skala Mohs), dan banyak variasi-nya, misalnya amethyst
(ungu).

5
Tabel 3.2 Skala Keras Mohs.
Nama Mineral Kekarasan
Talk 1
Gips 2
Kalsit 3
Fluorit 4
Apatit 5
Feldspar (plagioklas, 6
ortoklas 7
Kwarsa 8
Topaz 9
Korundum 10
Intan

b. Feldpar
Terdiri dari ortoklas (KalSiO2) sebagai sumber utama unsur K (kalium)
dalam tanah.
Umumnya berwarna abu-abu, kemerahan, belahan dua arah, kekerasan 6,
bersifat asam.

Plagioklas (Na, Ca) AlSi3O8 kenampakannya menyerupai ortoklas, hanya


warnanya biasanya putih abu-abu dan secara optik plagioklas mempunyai
kembaran.

6
Plagioklas terdiri dari mineral albit, oligoklas, andesine, bitonit, labradorit
dan anortit
Mineral pengganti feldspar disebut feldspatoid, terjadi karena dalam
pembentukannya kekurangan SiO2. Mineralnya misalnya: nefelin, leucit,
dan dibedakan dengan feldspar secara optik (di bawah mikroskop).

c. Mika
Mineral ini pipih atau seperti lembaran-lembaran, terdiri dari mineral
muskovit apabila berwarna putih dengan susunan kimianya
KAl2(OH)2(AlSi3O10).
Mineral biotit apabila berwarna hitam dengan susunan kimianya
K2(MgFe)2(OH)2(AlSi3O10).
Ciri: pipih / lembaran-lembaran, mempunyai belahan satu arah.

d. Amfibol
Terutama terdiri dari mineral hornblende.
Susunan kimianya Ca2(MgFeAl)3(OH)2(SiA14O11)2.
Berbentuk prismatik, biasanya bersisi kelipatan tiga, agak panjang
dengan belahan dua arah menyudut.

e. Piroksen
Terutama terdiri dari mineral augit dengan susunan kimianya
Ca(MgFe)(SiO3)2((AlFe)2O3).

7
Berbentuk prismatik pendek bersisi kelipatan 4 dengan belahan 2 arah
saling menyudut tegak lurus.

f. Olivin
Biasanya berwarna hijau terdiri dari (FeMg)2SiO4.

g. Kalsit
Berwarna putih, sering ada pengotoran, mempunyai belahan 3 arah
berbentuk romboeder.
Susunan kimianya CaCO3.
Romboeder: mempunyai sisi-sisi jajaran.

h. Grafit
Unsurnya karbon (C) berwarna hitam, lunak, umumnya pada batuan
ubahan.

3.3.2 Mineral Tambahan

Mineral-mineral yang berfungsi hanya sebagai tambahan saja di dalam


batuan.
Terbentuk dari mineral utama karena adanya suatu proses, misalnya
pelapukan / metamorfose.

Contohnya mineral klorit terbentuk dari metamorfose mineral biotit,


amfibiol, pioksen.

8
Mineral ini berwarna hijau, mempunyai susunan kimia
Mg5(AlFe)(OH)8(AlSi4O10).

Mineral lempung berbutir halus merupakan hidrous aluminium silikat,


berasal dari pelapukan berbagai mineral.

3.3.3 Mineral Penyerta

Berfungsi hanya sebagai penyerta saja di dalam batuan.


Akan tetapi hampir di semua batuan terdapat minera ini walaupun dalam
jumlah yang terbatas.
Magnetit susunan kimianya Fe3O4, berwarna hitam, bersifat magnetis.

Hematit sebagai Fe3O3 berwarna kemerahan.


Limonit susunan kimianya H2Fe2O4(H2O)3 berwarna kekuningan.
Mineral-mineral tersebut termasuk ke dalam mineral bijih.
Minera-mineral tersebut di dalam pembentukannya di alam dapat berbagai
macam.
Ada yang langsung dari pembekuan magma, ada yang terbentuk dari mineral
lain.
Proses pembentukan mineral yang lain dapat melalui proses hidrothermal
(larutan panas), proses metamorfose, proses kimiawi (rekristalisasi), proses
pelapukan (eksogen) ataupun proses dari organisme.
Mineral yang terbentuk dari pembentukan magm disebut mineral primer.

3.4 Urutan pembentukan mineral / batuan menurut Bowen

Urutan pembentukan mineral / batuan menurut Bowen seperti ditunjukkan


dalam gambar di bawah.

9
Batuan beku yang bersifat basa terbentuk lebih dahulu baru yang bersifat
menengah dan yang asam.
Beberapa contoh batuan beku:

Granit
Jenis batuan ini banyak dijumpai di pulau Sumatra.
Batuan bersifat asam terbentuk di dalam perut bumi sehingga mineral-
mineralnya cukup besar (kasar).
Susunan mineralnya adalah kwarsa berwarna putih, ortoklas merah muda,
abu-abu.
Biotit berwarna hitam pipih, hornblende berwarna hitam, hijau prismatik.
Mineral penyertanya magnetit hitam berbentuk kubus, zirkon.

10
Batuan yang mempunyai komposisi mineral sama dengan granit hanya
berbeda tekstur, yaitu ukuran butir mineralnya halus karena pembekuannya
di dekat permukaan atau di permukaan bumi yaitu riolit.

Syenit
Teksturnya sama dengan granit demikian pula susunan mineralnya, hanya di
sini tidak mengandung kwarsa.
Biasanya warnanya lebih tua dan batuan ini jarang dijumpai di alam.

Diorit
Batuan ini banyak dijumpai seperti halnya granit.
Warnanya lebih tua daripada granit karena dalam batuan diorit lebih banyak
mengandung mineral-mineral ferro magnesiumnya, misalnya: biotit,
hornblende, dan piroksen.

Ortoklas tidak dijumpai tetapi yang banyak mineral plagioklas yang


menengah misalnya andesin.
Dan tidak mengandung kwarsa, ukuran butirannya kasar. Kalau mengandung
kwarsa batuannya disebut DIORIT KWARSA.
Batuannya seperti diorit tetapi berbeda tekstur (strukturnya) misalnya ukuran
butir mineralnya halus disebut ANDESIT.
Batuan ini dijumpai sangat banyak misalnya di pulau Jawa. Batuan-batuan
ini bersifat menengah.

Gabro
Batuan ini banyak dijumpai di alam terutama di Indonesia bagian timur.
Berwarna hitam karena sebagian besar mineralnya terdiri dari feero
magnesium antara lain piroksen, olivin, homblende sedangkan plagioklasnya
bersifat basa, misalnya labradorit, biotit.

11
Batuan ini berbutir kasar. Segangkan batuan yang sama dengan gabro
perbedaannya pada ukuran butirnya, yaitu basalt.

Basalt banyak sekali dijumpai di alam, berbutir halus berwarna hitam.


Batuan ini bersifat basa sehingga ketika masih cair bersifat mudah meluas
(contohnya semenanjung dekatn di India terdiri dari basalt).

Peridotit
Batuan sangat kasar terdiri dari piroksen dan olivin bersifat ultra basa.

Piroksenit
Sama dengan peridotit hanya mineralnya terdiri dari piroksen saja dan
berwarna hitam.

Amfibolit
Sama dengan di atas hanya mineralnya terdiri dari amfilbol

Dunit
Sama dengan di atas hanya mineralnya terdiri dari olivin saja. Batuan ini
berwarna hijau tua.

12
Klasifikasi Megaskopis Batuan Beku
Oleh: Pirsson
ASAM MENENGAH BASA ULTRA BASA

BATUAN FELOSPATIK
BATUAN FELOSPATIK WARNA CERAH
WARNA GELAP
MINERAL

ORTOKLAS + PLAGIOKLAS
ORTOKLAS
PLAGIOKLAS (+)
PLAGIOKLAS PLAGIOKLAS
TEKSTUR (+) (-)
KWARSA KWARSA KWARSA KWARSA KWARSA KWARSA
(+) (-) (+) (-) (+) (-)

GRANIT SYENIT GRANO MONZONIT DIORIT DIORIT GABRO


NON
DIORIT KWARSA
PORIFIRITIK
I. PANERIK
(INTRUSIF) GRANIT SYENIT GRANO MONZONIT DIORIT DIORIT GABRO
PORIFIRITIK PORIFIRI PORIFIRI DIORIT PORIFIRI KWARSA PORIFIRI PORIFIRI
PORIFIRI PORIFIRI
RIOLIT TRACIT LATIT DASIT ANDESIT BASALT
PORIFIRITIK PORIFIRI
II. APANITIK
(EKSTRUSIF = INTRUSIF PERIDOTIT
FELSIT BASALT
DEKAT PERMUKAAN) NON PIROKSENIT
PORIFIRITIK AMPIBOLIT
DUNIT
VITROFIR
PORIFIRITIK
III. GLASS
(EKSTRUSIF DI
OBSIDIAN FUMIS
PERMUKAAN) NON
PORIFIRITIK

IV. BERFRAGMEN AGLOMERAT, BREKSI VULKANIK, TUF, TUF LAPILI

13
Klasifikasi Batuan Beku Menurut Patter dan Robinson (1975)

14
Klasifikasi megaskopik batuan
(Wahlstrom 1956)

3.5 Bentuk-bentuk Batuan Beku

DIKE (bersifat diskordan)


Batuan beku memotong perlapisan batuan endapan.
Batuan beku umurnya lebih mudah dari batuan endapannya.

15
Sill (bersifat konkordan)
Batuan beku sejajar dengan batuan endapan.

Lakolit
Batuan bekunya berbentuk cembung.

Lapolit
Batuan bekunya berbentuk cekung.

Batolit
Batuan bekunya sangat luas penyebarannya dan berbentuk tidak teratur.

16
3.6 Batuan Endapan

Penyebarannya merata di permukaan bumi, walaupun sebenarnya hanya 5%


dari seluruh batuan yang terdapat di kerak bumi.
Batuan endapan ini terdiri dari 80% berukuran lempung (sangat halus), 5%
berbutir pasir, 5% terdiri dari batuan gamping.

Klasifikasi batuan endapan


Berdasarkan cara terjadinya (genesa) dapat dibagi menjadi:
 yang terbentuk secara mekanik,
 yang terbentuk secara kimiawi,
 yang terbentuk secara biologis (organik).

17
Tabel 3.3 Klasifikasi batuan endapan.
SIFAT BATUAN
BATUAN LEPAS
UTAMA PADAT
PSIPIT Boulder (bongkah) >256 mm BREKSI
BerangkalCobble (berangkal) 4 – 256
batu guling
mm KONGLOMERAT
>2 mm Pebble (krakal) 4 – 64 mm
Granule (kerikil) 2 – 4 mm
PSAMIT Pasir: BATU PASIR
Bersifat Sangat kasar 1 – 2 mm
DIBENTUK pasir 1/16 – Kasar ½ – 1 mm
SECARA
2 mm Sedang ¼ – ½ mm
MEKANIK
Halus 1/8 – 1/4 mm

Sangat halus 1/16 – 1/8 mm SILT


PELIT Lumpur 1/256 – 1/16 mm BATU
Bersifat Lempung 1/256 mm LEMPUNG
lempung SERPIH
<1/16 mm
Mengandung Garam karbonat BATU GAMPING
gamping
Mengandung Gel silisium BATU API
DIBENTUK silisium
SECARA
Mengandung Garam sulfat GIPS
KIMIAWI
garam sulfat ANHIDRIT
Mengandung Garam dapur HALIT
garam klor
DIBENTUK Mengandung Koral, Globigerina BATU GAMPING
SECARA gamping
ORGANIK Mengandung Radiolaria RADIOLARIT
silisium Diatome TANAH
DIATOLIGNIT

Mengandung Gambut ANTRASIT


karbon (BATUBARA)

Mengandung Guano FOSFARIT


fosfat

18
3.6.1 Pengendapan secara Mekanik

Batuan endapan hasil dari pembentukan secara mekanik dapat dibagi


berdasarkan ukuran butir.

Batuan ini terbentuk oleh batuan yang telah ada terlebih dulu yang
mengalami pelapukan, hancur lalu dibawa air, es, angin, atau ombak dan
diendapkan di tempat lain yang lebih rendah.
Setelah itu mengalami proses diagenesis menjadi batuan yang kompak.
Pengendapan dapat terjadi di mana-mana baik di daratan (tepi sungai, rawa,
danau), pantai, dan di bawah permukaan laut.

19
3.6.2 Pengendapan secara Kimiawi

Pembentukan endapan ini karena proses penguapan pada larutan sehingga


menjadi jenuh dan yang tertinggal kandungan garam.

Biasanya endapan ini tersusun dari kristal-kristal garam, misalnya garam


dapur, gips, dan sebagainya.
Tidak ditemukan fosil (bekas hewan atau tumbuhan).
Karena pada air yang mempunyai konsentrasi garam tinggi tidak ada
kehidupan.

Syarat-syarat yang diperlukan untuk pembentukan garam yang tebal:


- Iklim kering, penguapan tinggi
- Pada estuarium atau cekungan yang terpisah dari lautan

3.6.3 Pembentukan Endapan secara Organik

Batuan endapan yang terbentuk oleh adanya organisme baik berupa binatang
ataupun tumbuhan dapat dibagi menjadi dua, yaitu secara klastik dan non
klastik.
Non klastik : yang terbentuk oleh organisme di tempat itu, jadi belum
mengalami perpindahan.

20
Klastik : terbentuk dari batuan endapan organic yang telah mengalami
transportasi. Cirinya adalah berlapis, terdiri dari bahan-bahan
organik.

3.7 Batuan Vulkanik

Berdasarkan cara terjadinya batuan dapat digolongkan menjadi dua, yaitu:


- Sebagai batuan beku
- Sebagai batuan endapan

1. Sebagai batuan beku: batuan piroklastik


Batuan ini terjadi langsung sebagai hasil letusan gunung berapi, yang masih
bersifat panas, plastis lalu dilemparkan di suatu tempat dan mengeras
(membeku).

21
2. Sebagai batuan endapan: batuan volkanik epiklastik
Apabila terjadinya batuan tersebut berasal dari batuan hasil kegiatan gunung
berapi yang sudah mengeras lalu mengalami perpindahan tempat
(ditransport) ke tempat lain dan mengeras lagi.
Contohnya: endapan lahar.

Komposisi terdiri dari fragmen: yang berukuran besar-besar dan massa dasar
yang besar-besar dan massa dasar yang berukuran halus.

Fragmen dapat terdiri dari batuan beku dan dapat terdiri dari mineral-mineral
plagioklas, hornblende.
Massa dasarnya berupa glas volkanik yang lapuk menjadi lempung.

Tabel 3.4 Klasifikasi batuan piroklastik.


Tekstur Batuan padat
Batuan lepas
(ukuran butir) (kompak)
Bom (bulat) Aglomerat
> 32 mm Blok (runcing) Breksi – volkanik
Blok + abu Breksi – tuf
4 – 32 mm Lapili Tuf lapilli
¼ – 4 mm Abu volkanik – kasar Tuf kasar
< ¼ mm Debu volkanik Tuf halus
22
Klasifikasi Batuan Volkanik Epiklastik
- Seperti pada batuan endapan yang terbentuk secara mekanik, misalnya
breksi volkanik epiklastik, batu pasir volkanik epiklastik, batu lempung
volkanik epiklastik (yang diendapkan, misalnya di laut).
- Yang diendapkan di darat, termasuk endapan lahar. Endapan lahar dibagi
lagi sesuai dengan ukuran butirnya.

3.8 Batuan Ubahan

Termasuk dari batuan yang telah ada (batuan beku, endapan, ubahan) yang
mengalami tekanan, suhu yang tinggi sehingga struktur, tekstur, mineral-
mineral penyusunnya berubah.
Macam-macam proses:
- metamorfosis thermal (sentuh)
- metamorphosis dynamo (tekan)
- metamorfosis regional

3.8.1 Metamorfosis Thermal (Sentuh)

Faktor utama dalam pembentukannya adalah suhu yang tinggi sedangkan


faktor tekanan hanya kecil pengaruhnya.
Macam-macam metamorphosis thermal:
- piro metamorphosis : karena suhu yang sangat tinggi.
- Pneumatolysis : karena gas yang berasal dari magma yang sedang
naik dapat merubah batuan sekelilingnya.
- hidro thermal : karena larutan panas dapat mengubah batuan.

Metamorfosis sentuh dapat dilihat di daerah tempat batu-batuan beku yang


dulu merupakan magma yang masuk (menerobos) batuan lain dan
menjadikan perubahan pada kontak sehingga menjadi batuan ubahan.

23
3.8.2 Metamorfosis Dinamo

Faktor tekanan yang mempunyai peranan yang penting.


Tekanan di sini biasanya tekanan yang berarah dan terjadi pada kerak bumi.
Misalnya pada daerah yang mengalami gaya endogen (tektonik) sehingga
dapat menimbulkan tanah retak, patah (sesar), di sini sering terbentuk batuan
ubahan.

Jadi pada metamorfosis sentuh dan dinamo batuan ubahan yang terjadi
sifatnya kebanyakan lokal saja.

24
3.8.3 Metamorfosis Regional

Faktor suhu dan tekanan bekerja sama (di daerah dekat tumbukan lempeng).
Perubahan yang diakibatkan dapat merupakan daerah yang luas.

Ciri-ciri batuan ubahan


Adanya foliasi (semacam perlapisan pada batuan endapan, tetapi yang
menyerupai pelapisan tersusun dari mineral-mineralnya).
Macam-macam foliasi:
1. gnesik atau banded: Foliasi yang ditunjukkan ol,eh deretan mineral yang
berbutir kasar, umumnya berupa mineral feldspar (plagioklas), kwarsa.
2. Skistosik: Foliasi yang ditunjukkan oleh susunan dari mineral-mineral
pipih misalnya mika (muskovit, biotit).
3. Slaty cleavage: Kecenderungan berfoliasi terutama karena mineral-
mineral yang berbutir sangat halus sehingga menyerupai lempeng-
lempeng yang teratur, sehingga mudah dibelah searah dengan lempeng
tersebut (misalnya lempung).

Tabel 3.5 Asal batuan ubahan.


BATUAN ASAL BATUAN METAMORF
1. Batuan beku, endapan, piroklastik dan
batuan ubahan yang berbutir kasar,
GNESIS
misalnya GRANIT, KONGLOMERAT,
BREKSI, dsb.
2. Batuan beku, endapan, piroklastik dan
batuan ubahan yang berbutir sedang-
SEKIS
halus, misalnya BASALT, BATU
PASIR, TUF, dsb.
3. Batuan beku, endapan, piroklastik dan
batuan yang berbutir halus – sangat
BATU SABAK (SLATE)
halus, misalnya TUF HALUS, LANAU,
BATU LEMPUNG.
4. BATU GAMPING, DOLOMIT. MARMER
5. BATU PASIR, KWARSA KWARSIT

25
Klasifikasi Batuan Ubahan

KLASIFIKASI BATUAN UBAHAN

26
Tabel 3.5 Densitas berbagai macam batuan.
Batuan (gr/cm3) (kN/m3)
Syenit 2,7 26,5
Granit 2,65 26,0
Riolit 2,37 23,2
Diorit 2,85 27,9
Gabro 3,0 29,4
Basalt 2,77 27,1
Batu Gamping 2,7 26,0
Batu Garam 2,1 20,6
Batu Lumpur
2,25 22,1
(Biltstone)
Batu Lempung - 18 – 23
Batu Pasir - 27,4
Gips 2,3 22,5
Pasir - 14,1 – 18,5
Lempung - 10 – 16
Marmer 2,75 27

27

Anda mungkin juga menyukai