Anda di halaman 1dari 19

A.

Mineral
1. Feldspars
Felspar (KAlSi3O8 – NaAlSi3O8 – CaAl2Si2O8) adalah kelompok mineral
tektosilikat pembentuk batuan yang membentuk 41% kerak Bumi. Felspar
mengkristal dari magma pada batuan beku intrusif dan ekstrusif dalam
bentuk urat, dan juga terdapat dalam berbagai jenis batuan metamorf.[2]
Batuan yang hampir seluruhnya terbentuk dari felspar plagioklas kalsium
dikenal sebagai anortosit.[3] Felspar juga ditemukan di berbagai jenis
batuan sedimen.

Sebagai mineral silikat pembentuk batuan, feldspar mempunyai kerangka


struktur tektosilikat yang menunjukkan 4 (empat) atom oksigen dalam
struktur tetrahedral SiO2 yang dipakai juga oleh struktur tetrahedra lainnya.
Kondisi ini menghasilkan kisi-kisi kristal seimbang terutama bila ada
kation-kation lain yang masuk ke dalam struktur tersebut seperti
penggantian silikon oleh aluminium.

Terlepas dari bentuk strukturnya, apakah triklin atau monoklin, feldspar


secara kimiawi dibagi menjadi empat kelompok mineral yaitu kalium
feldspar (rumus kimia: KAlSi3O8), natrium feldspar (Rumus Kimia:
NaAlSi3O8), kalsium feldspar (Rumus kimia: CaAl2Si2O8) dan barium
feldspar (Rumus Kimia: Ba Al2Si2O8).

2. Quartz
Kuarsa adalah senyawa kimia yang terdiri dari satu bagian silikon dan dua
bagian oksigen atau biasa disebut silikon dioksida (SiO2). Kuarsa
merupakan mineral yang paling berlimpah ditemukan di permukaan bumi
dan sifatnya yang unik dapat membuatnya menjadi salah satu mineral yang
paling berguna.

Kuarsa terdiri dari banyak varietas (jenis), yang terutama terdiri dari silika,
atau silikon dioksida (SiO2). Sejumlah unsur pengotor dalam jumlah kecil
seperti litium, natrium, kalium, dan titanium biasanya hadir menyertainya.
Kuarsa telah menjadi pusat perhatian sejak zaman dahulu, dimana
bentuknya pada awal ditemukan berupa kristal jernih yang disebut oleh
orang Yunani kuno sebagai "krystallos". Karena itu nama kristal atau yang
lebih umum batu kristal, disematkan sebagai salah satu varietas kuarsa.
Nama "Quartz" (Kuarsa) merupakan sebuah kata Jerman kuno yang pertama
kali digunakan oleh Georgius Agricola pada 1530.
3. Calcite
Kalsit adalah mineral karbonat dan polimorf kalsium karbonat yang paling
stabil. Kalsit merupakan mineral penyusun berbagai jenis batuan dengan
rumus kimia CaCO3. Kalsit sangat umum ditemukan di seluruh dunia baik
di dalam batuan sedimen, batuan metamorf, maupun batuan beku. Beberapa
ahli geologi menganggapnya sebagai "ubiquitous mineral" atau mineral
yang dapat hadir di hampir semua jenis batuan.

Mineral kalsit merupakan mineral utama pembentuk batu kapur


(batugamping) ataupun batu marmer. Kedua batuan tersebut sangat banyak
ditemukan di permukaan bumi dan sebagai salah satu repositori karbon
terbesar di planet kita. Sifat fisik dan kimia dari mineral kalsit
menjadikannya sebagai salah satu mineral yang paling sering muncul.

Kalsit dapat digunakan sebagai bahan konstruksi, material abrasif, pupuk


pertanian, agregat untuk konstruksi bangunan, pigmen, farmasi, dan masih
banyak lagi kegunaan lainnya. kalsit memiliki lebih banyak kegunaan
dibandingkan mineral-mineral lainnya.

4. Amphiboles
Amfibol adalah nama grup mineral inosilikat yang penting, umumnya
berwarna gelap, dengan kristal yang membentuk prisma atau jarum,[1]
terdiri dari ikatan rangkap tetrahedral SiO4 yang saling terkait membentuk
simpul dan umumnya mengandung ion - ion besi dan atau magnesium dalam
struktur mereka. Amfibol dapat berwarna hijau, hitam, tak berwarna, putih,
kuning, biru, atau coklat.

Amfibol mengkristal menjadi dua sistem kristal, monoklin dan ortorombik.


Dalam komposisi kimia dan karakteristik umum, mereka mirip dengan
piroksen. Perbedaan utama dari piroksen adalah bahwa (i) amfibol
mengandung hidroksil penting (OH) atau halogen (F, Cl) dan (ii) struktur
dasar amfibol adalah rantai ganda dari tetrahedral (yang bertentangan
dengan struktur rantai tunggal piroksen).

5. Pyroxenes
Piroksen adalah sebuah kelompok mineral inosilikat yang banyak
ditemukan pada batuan beku dan batuan metamorf. Strukturnya terdiri dari
rantai tunggal silika tetrahedral dan mengkristal monoklinik dan
ortorombik. Piroksen mempunyai rumus kimia umum XY(Si,Al)2O6 (X
adalah kalsium, natrium, besi+2, magnesium dan sedikit seng, mangan,
dan litium. Sedangkan Y adalah ion kromium, aluminium, besi+3,
magnesium, mangan, skandium, titanium, vanadium dan besi+2).
Warnanya hijau, hitam, putih, kuning, coklat dan sebagainya.
6. Muscovite
Mineral muskovit adalah bentuk paling umum dari mica. Memiliki
formula kimia KAl3Si3O10(OH)2 dengan warna yang beragam dari putih,
kuning, coklat, abu-abu, hijau, pink, hingga tidak berwarna. Muskovit
memiliki bentuk mineral monoklinik. Mineral ini memiliki skala mohs
2−2.5 dengan membentuk garis streak yang tidak berwarna.

7. Biotite
Mineral biotit adalah nama yang digunakan untuk kelompok besar mineral
mika hitam yang biasanya ditemukan pada jenis batuan metamorf dan
batuan beku. Mineral kelompok mika sangat bervariasi komposisi
kimianya, tetapi sifat fisiknya sangat mirip yaitu bahwa semua mineral mika
membentuk lembaran silikat. Biotit sangat mudah untuk diidentifikasi, dan
dengan sedikit pengalaman seseorang akan dapat mengenalinya secara
visual. Biotit merupakan mika hitam dengan belahan yang sempurna dan
kilap vitreous. Ketika biotit dipisahkan menjadi lembaran tipis, lembaran
tersebut sebenarnya bersifat fleksibel, tetapi apabila dilenturkan lebih kuat
lagi maka lembaran tersebut akan patah. Lembaran biotit apabila disinari
maka akan menghasilkan pendaran warna coklat, abu-abu atau kehijauan.

8. Olivine
Olivin adalah salah satu mineral yang umum terdapat di bumi dan banyak
terdapat di batuan. Memiliki rumusan kimia (Fe,Mg)2SiO4 dan berwarnah
hijau kekuningan (olive). Olivin terbentuk saat proses pendinginan magma
yang berjalan lambat dan kemudian mengendap di bawah dapur magma.
Mineral ini memiliki skala mohs 6.5−7 dan membentuk garis streak yang
berwarna putih atau tidak berwarna. Mineral olivin umumnya akan
berbentuk ortorombik dengan kilap non-metalik (vitreous).

9. Garnet
Garnet umumnya akan terbentuk saat batuan sedimen dengan kandungan
alumunium tinggi bermetamorfosis karena panas dan tekanan. Garnet akan
banyak ditemukan pada berbagai jenis batuan dari batuan beku, sedimen,
hingga metamorfik. Berwarna coklat kemerahan, mineral ini juga bersifat
paramagnetik. Garnet memiliki skala mohs 6.5−7 dan membentuk garis
streak yang berwarna putih. Mineral ini umumnya akan berbentuk isometrik
dengan kilap non-metalik (vitreous).

10. 3 Random Mineral; Korundum, Magnetit, dan Sodalite


Korundum adalah mineral pembentuk batuan yang dapat ditemukan di
batuan beku, metamorf, dan sedimen, Magnetit adalah mineral oksida besi
dengan rumus kimia Fe3O4 dan banyak ditemukan dalam batuan beku,
metamorf, dan batuan sedimen, dan Sodalite adalah mineral tektosilikat
biru kerajaan yang kaya yang banyak digunakan sebagai batu permata
hias.
Perbedaan Feldspars, Quartz, dan Calcite
Kalsit dan kuarsa adalah mineral yang terkait dengan banyak jenis batuan.
Kalsit larut dengan adanya asam, tetapi hal yang sama tidak terjadi pada kuarsa.
Meskipun kalsit banyak tersedia di seluruh dunia, kuarsa adalah mineral paling
banyak kedua di bumi. Perbedaan lain di antara mineral-mineral ini termasuk
penampilan, komposisi kimia, kekerasan, keberadaannya di alam dan
penggunaannya. Felspar merupakan mineral paling banyak di bumi,
Kalsit sering berwarna putih hingga transparan, tetapi dapat menunjukkan
warna hijau, abu-abu, biru atau kuning. Kuarsa fitur berbagai warna, dari kuning
pucat khas kuarsa yang disebut citrine, ke ungu cerah dari kuarsa amethyst.
Meskipun kalsit dan kuarsa keduanya ditemukan dalam bentuk heksagonal dan
piramidal, kalsit menunjukkan rentang variasi kristal yang lebih luas
dibandingkan dengan mineral kuarsa. Sedangkan felspar berwarna merah
jambu, putih, abu-abu, dan cokelat.
Kalsit terbuat dari kalsium karbonat, senyawa yang mengandung atom kalsium,
karbon, dan oksigen. Kuarsa adalah silikon dioksida, senyawa kimia dengan
satu atom silikon dan dua atom oksigen. Kuarsa jauh lebih sulit daripada kalsit.
Kuarsa mencapai 7 pada skala kekerasan mineral Mohs, sedangkan kekerasan
kalsit adalah 3. Sedangkan felspar memiliki kekerasan 6-6.5 dan terbuat dari
microline, albit, dan CaAl2Si2O8
Perbedaan Amphiboles dan Pyroxenes
Dua mineral yang termasuk dalam grup mineral inosilikat. Kedua mineral ini
juga memiliki skala mohs yang hampir sama (berkisar pada skala mohs 5−6).
Perbedaan mineral ini salah satunya terdapat pada proses pembentukannya
dimana mineral amfibol bisa ditemukan pada batuan beku dan batuan
metamorf, sedangkan mineral piroksen adalah mineral yang terbentuk
bersamaan dengan pembentukan batuan metamorf. Mineral-mineral ini juga
bisa dibedakan dari strukturnya dimana amfibol akan memiliki struktur
monoklinik ataupun ortorombik, sedangkan piroksen memiliki struktur
oktahedral.

Perbedaan Biotite dan Olivine


Dua mineral ini dapat dibedakan dari tingkat kekerasannya. Biotite lebih
lembut dibanding Olivine. Biotite memiliki kekerasan 2,5-3,0 skala mohs
sedangkan Olivine hingga 7,0 skala mohs. Biotite bisa digores dengan kaca
sedangkan olivine tidak karena tingkat kekerasan skala mohs olivine lebih
tinggi dibanding kaca.
B. Batuan Beku
1. Granite

Batuan Granit merupakan batuan beku yang berasal dari dalam perut bumi
(muntahan magma) yang berstruktur granitik dan struktur holokristalin,
yang terdiri dari elemen kuarsa dan feldspar, sedangkan mineral lainnya
dalam jumlah kecil seperti biotit, muskovit, hornblende, dan piroksen.

2. Rhyolite

Riolit adalah batuan leleran dari granit, berbutir halus, bertekstur


holokristalin hingga hipokristalin, afanitik. Mempunyai komposisi mineral
sama dengan granit. Riolit terbentuk sebagai batuan gang dan batuan leleran
dalam bentuk retas, sill, dan aliran.
3. Diorite

Batu diorit merupakan salah satu dari jenis batuan beku yang tersusun antara
batu granit hingga batu gabro atau batu basalt. Batu diorit ini merupakan
batuan hasil intrusi yang terjadi di kerak benua baik secara dike maupun sill.
Batu diorit ini seringkali terbentuk di atas lempeng konvergen dimana
subduksi lempeng samudera menyusup ke bawah lempeng benua. Batu
diorit ini merupakan batuan beku yang kasar atau sedang.

4. Andesite

Andesit adalah suatu jenis batuan beku vulkanik, ekstrusif, komposisi


menengah. dengan tekstur afanitik hingga porfiritik. Dalam pengertian
umum, andesit adalah jenis peralihan antara basal dan dasit, dengan rentang
silikon dioksida (SiO2) adalah 57-63 %. Berwana abu-abu cerah, tekstur
afanitik, komposisi hornblade dan feldspar, termasuk jenis batuan beku
intermediet.
5. Gabbro

Gabbro adalah batuan berbutir kasar, berwarna gelap, dan merupakan jenis
batuan beku intrusif. Umumnya batuan ini akan berwarna hitam ataupun
hijau kehitaman dan sebagian besar tersusun dari mineral plagioklas dan
augit. Gabbro adalah batuan yang kaya akan kalsium dari mineral plagioklas
feldspar dan piroksen, dengan sedikit jumlah mineral olivin. Batuan ini
sering digunakan sebagai bahan konstruksi bangunan.

6. Basalt

Batuan basalt adalah batuan berwarna gelap, berbutir halus, dan merupakan
batuan beku yang komposisi utamanya adalah mineral plagioklas dan
feldspar. Batuan ini termasuk jenis batuan beku ekstrusif. Batuan ini banyak
terdapat pada sebagian besar wilayah cekungan laut di bumi. Batuan basalt
akan cenderung mudah ditemukan sebagai batuan pembentuk lempeng
samudera dan lebih jarang didapati di kerak benua. Batuan basalt terbentuk
saat adanya divergensi lempeng pada bagian sistem mid ocean ridge.
7. Peridotite

Batu Peridotit merupakan batu permata yang warnanya berasal dari


komposisi kimia dari mineral itu sendiri dan bukan karena unsur atau zat
lainnya. Hal inilah yang menyebabkan batu ini memiliki warna hijau saja,
meskipun demikian warna hijau dari batu ini bisa bervariasi.

8. Komatiite

Komatiit adalah salah satu jenis dari batuan beku yang bersifat ultramafik
dan berasal dari mantel bumi. Batuan ini umumnya mengandung silika,
kalium, dan alumunium yang rendah. Namun, komatiite memiliki
kandungan magnesium yang cukup tinggi. Batuan ini mengandung mineral
penyusun utama seperti piroksen dan olivin. Batuan ini adalah jenis batuan
yang sangat jarang ditemukan pada saat ini, dan diperkirakan batuan ini
umumnya terbentuk pada masa Archean (2.5−3.8 miliar tahun yang lalu).
Perbedaan Granite dan Rhyolite
Riolit dihasilkan oleh letusan gunung berapi yang dahsyat. Selama letusan ini,
magma yang kaya silika begitu kental sehingga tidak mengalir di sungai lava.
Sementara granit terbentuk ketika magma mengkristal di bawah permukaan
(intrusif), riolit terbentuk ketika lava atau magma yang keluar mengkristal
(ekstrusif). Dalam beberapa kasus, magma yang sebagian membeku menjadi
granit dapat dikeluarkan dari gunung berapi, menjadi riolit.
Perbedaan Diorite dan Andesite
Butiran kristal diorite berukuran lebih besar (kasar) dibandingkan dengan
ukuran butir kristal batu andesit. Hal ini dikarenakan perbedaan pada proses
pembentukan batuannya.
Perbedaan Grabbro dan Basalt
Batuan gabbro memiliki komposisi yang hampir sama dengan komposisi batuan
basalt. Perbedaan kedua batuan ini didasarkan pada ukuran butir. Batuan basalt
adalah batuan beku ekstrusif yang mendingin secara cepat dan memiliki bentuk
butiran yang tipis dan halus. Sebaliknya, batuan gabbro (batuan beku intrusif)
membeku secara lambat dan akhirnya membentuk batuan dengan butiran besar
dan kasar.
Perbedaan Peridotite dan Komatiite
Batuan peridotite dan komatiite memiliki perbedaan pada struktur butirannya.
Bisa dilihat pada gambar bahwa batuan komatiite memilki jenis butiran halus
sedankan batuan peridotite memiliki butiran yang besar dan kasar. Kedua
batuan ini umumnya memiliki ciri fisik yang sama, hal ini didasarkan pada sifat
kedua batuan ini yang sama-sama batuan ultramafik.
RADYA EVANDHIKA NOVALDI
12220135

MODUL 3

No. Nama Batuan Gambar Deskripsi


1. Batu - Batuan konglomerat merupakan batuan
Konglomerat sedimen klastik yang terakumulasi dari
fragmen-fragmen yang berukuran
cukup besar. Dibutuhkan air yang kuat
untuk mengangkut partikel fragmen
sebesar ini. Jadi lingkungan
pengendapannya mungkin akan ada
disepanjang aliran yang mengalir cepat
atau pantai dengan ombak yang kuat.
- Karakteristik : memiliki ukuran butir 2 -
256 milimeter, bertekstur kasar,
berbentuk besar, dan membutuhkan
energi yang cukup besar untuk
menggerakan fragmen yang cukup
besar biasanya terjadi pada sistem
sungai dan pantai
- Warna: warna warni
- Kegunaan: Konglomerat dapat
digunakan sebagai alat prospeksi
2. Batu Breksi - Breksi adalah batuan yang terdiri dari
fragmen-fragmen mineral rusak atau
batuan yang disemen secara bersama-
sama oleh matriks berbutir halus[1] yang
dapat mirip dengan atau berbeda dari
komposisi fragmen
- Karakteristik : termasuk dalam batuan
sedimen klastik yang berbutir besar dan
tersusun atas batuan dengan fragmen
yang menyudut. Serta berukuran
kerakal
- Warna : merah kecoklatan, keemasan,
coklat
- Manfaat : sebagai Hiasan Bisa, misalnya
di ukir hingga halus membentuk vas
bunga, meja kecil, atau asbak
- Komposisi dari breksi terdiri dari sejenis
atau campuran dari rijang, kuarsa,
granit, kuarsit, batu gamping, dan lain-
lain.
3. Batu Pasir - Batu pasir adalah batuan endapan yang
terutama terdiri dari mineral berukuran
pasir atau butiran batuan. Sebagian
besar batu pasir terbentuk oleh kuarsa
atau feldspar karena mineral-mineral
tersebut paling banyak terdapat di kulit
bumi.
- Batu pasir mempunyai banyak
kegunaan didalam industri konstruksi
sebagai suatu kumpulan dan batu-
tembok. Batu pasir hasil galian dapat
digunakan sebagai material di dalam
pembuatan gelasatau kaca.
- Warna : Coklat dan putih
4. Batu Lempung - batuan yang memiliki struktur padat
dengan susunan mineral yang lebih
banyak dari batu lanau. Selain itu, batu
lempung juga dapat diartikan sebagai
salah satu jenis batuan sedimen yang
bersifat liat atau plastis, tersusun
dari hidrous aluminium silikat (mineral
lempung) yang ukuran butirannya halus.
- Sifat batu lempung yang liat (plastis)
banyak dimanfaatkan sebagai bahan
dasar pembuatan berbagai jenis benda
- Warna : Coklat, keemasan, coklat,
merah, abu-abu
- Jenis -jenis : transported clay dan
residual clay
5. Batu Serpih - Batu serpih: adalah batuan sedimen
klastik berbutir halus yang terdiri
dari lumpur yang merupakan campuran
dari serpihan mineral - mineral lempung
dan fragmen - fragmen kecil (partikel -
partikel berukuran lanau) dari mineral
lainnya, terutama kuarsa dan kalsit.
Rasio antara lempung dengan mineral -
mineral lainnya bervariasi.
- Warna : kecoklatan, hitam, abu - abu,
dan kemerahan
- Karakteristik : Batu serpih dicirikan
dengan sela di sepanjang lamina tipis
atau perlapisan paralel yang memiliki
ketebalan kurang dari satu sentimeter,
yang biasa disebut disebut fissility
- Kegunaan : sebagai filter kertas, alat
bantu mengupas, perangkap minyak
bumi, bahan da sar pembuatan
semen/gerabah, dan lain -lain.
PERBEDAAN BATUAN SEDIMEN DAN PIROKLASTIK

Perbedaan Batuan Sedimen Batuan Piroklastik


Genesa Batuan yang terbentuk dalam suatu Batuan yang tebentuk dari proses
siklus sedimentasi(pelapukan- volkanik yang bersifak eksplosif.
transportasi-sedimentasi-diagenesa).
Struktur Struktur pada batuan sedimen Struktur pada batuan ini berupa
biasanya identik dengan perlapisan laminasi dan perlapisan (cross bedding,
dan laminasi(misal cross lamination, cross lamination, normal bedding,
cross bedding, paralel lamination, reverse bedding, dll). Perbedaan
graded bedding, reverse bedding, dll). dengan batuan sedimen, yatu sifat
Kemudian struktur pada permukaan batuan piroklastik lebih mudah hancur.
lapisan seperti (ripple mark, flute cast,
udcrack, dll), struktur karena
deformasi(seperti load cast, convolute
structure, dll) serta struktur akibat
proses biologi (track, trail burrow,
mold and cast). Jadi struktur pada
batuan sedimen lebih dipengaruhi
oleh proses proses seperti erosi,
deposisi, deformasi, dan aktivitas
organisme.
Tekstur Tekstur pada batuan ini, yaitu segala Kenampakan pada batuan ini antara
kenampakan yang menyangkut butir lain dicirikan oleh kehadiran material
sedimen, seperti ukuran butir, bentuk piroklas yang dominan (gelas, kristal,
butir, orientasi. Tekstur non klastik: batuan vulkanik), butiran yang
Besar butir kristal (kasar, sedang dan menyudut, porositas yang relatif tinggi.
halus), kemudian ada juga tekstur Ukuran butir terdiri dari debu (ash),
amorf dan kristalin. lapilli
Warna Berwarna cerah terang seperti putih, Ada warna segar dan warna lapuk.
kuning, ataupun abu- abu terang dan Menentukan warna sesuai kenampakan
berwarna gelap seperti abu- abu gelap mata masing-masing.
hingga hitam kelam, serta merah dan
juga coklat. Oleh karena itu, memiliki
warna yang bervariasi. Variasi warna
drai batuan sedimen ini disebabkan
oleh komposisi bahan penyusunnya.
RADYA EVANDHIKA NOVALDI
12220135
Modul 4
Tak Berfoliasi
1. Hornfels

BM-01, abu-abu kehitaman, hitam, coklat kekuningan, homeoblastik, granoblastik,


nonfoliasi-hornfelsik/granulose, biotit 85%, kuarsa 15% (mineral penyusun hornfels
seringkali tidak dapat dibedakan karena ukuran butirnya yang sangat halus). Batuan
metamorf derajat rendah berbutir halus yang mengalami metamorfosa kontak pada
kedalaman yang dangkal dan tekanan rendah, dengan tekstur mosaik, butiran
ekuidimensional, dan tidak berorientasi, Mineral utama : andalusit, silimanit, kordierit, biotit,
k-feldsfar
Deskripsi :
• Biotit: warna abu-abu kehitaman, hitam, belahan sempurna satu arah, opaque,
pecahan uneven, kilap kaca, kekerasan 2,5-3, habit tabular, gores putih/abu-abu,
anhedral-subhedral.
• Kuarsa: warna coklat kekuningan, kekerasan 7, pecahan konkoidal, kilap kaca,
translucent, habit granular, kilap colorless, belahan tidak ada, anhedral.
2. Kuarsit

BM-02, putih bening, abu-abu, kuning, kuning kecoklatan, homeoblastik, granoblastic,


nonfoliasi-masif, kuarsa 98%, plagioklas feldspar 2%. Batuan metamorf yang terbentuk
ketika batu pasir atau rijang yang kaya kuarsa telah terkena suhu dan tekanan tinggi. Kondisi
seperti itu menggabungkan butiran kuarsa bersama-sama membentuk butiran yang padat,
keras, dan ekuigranular. Nama kuarsit tidak hanya menyiratkan tingkat indurasi (kekerasan)
yang tinggi, tetapi juga kandungan kuarsa yang tinggi. Mineral utama: kuarsa (>80%),
mineral tambahan: muskovit, biotit, k-felsfar, mineral bijih. Metamorfosa: regional dan terma
Deskripsi :
• Kuarsa: warna putih bening, kuning, kuning kecoklatan, kekerasan 7, pecahan
konkoidal, kilap kaca, transparent-translucent, habit granular, kilap colorless, belahan
tidak ada, anhedral.
• Plagioklas feldspar: warna abu-abu, habit tabular, gores putih, kekerasan 6-6,5, kilap
kaca, transparent-translucent, anhedral-subhedral, pecahan konkoidal, belahan 2 arah.
3. Marmer
BM-03, merah muda, merah, abu-abu
kemerahan, merah muda kecoklatan,
homeoblastik, granobastik, nonfoliasi,
kalsit 85%, hematit 15%. Mineral
utama: kalsit; kadang-kadang dolomit,
piroksen, amfibol, flogofit, ada mineral
bijih atau oksida besi. Struktur: masif
dengan besar butir bervariasi. Tekstur:
granoblastik dengan tekstur sacaroidal.
Metamorfosa: kontak dan regional

Deskripsi :
• Kuarsa: warna putih bening, kekerasan 7, pecahan konkoidal, kilap kaca, transparent-
translucent, habit granular, kilap colorless, belahan tidak ada, anhedral.
• Hematit: warna merah muda, merah kecoklatan (pengotor yang menimbulkan warna
merah), gores merah-cokat kemerahan, kilap metal, submetal, earthy, opaque,
kekerasan 5-6,5.
4. Taktit
BM-04, putih, abu-abu, kuning, hitam, homeoblastik,
granoblastic, kalsit 55%, ferroan spinel 5%, periklas 30%,
Mg-Ti borat 10%. Tactites adalah jenis skarn. Mereka
adalah batuan karbonat multimineral yang dihasilkan dari
metamorfisme kontak (perubahan batuan negara oleh panas
intrusi batuan beku) dan metasomatisme (penambahan
elemen ke batuan negara dari cairan magmatik atau
hidrotermal).
Deskripsi :
• Kalsit: warna abu-abu, putih, gores putih, kilap kaca, transparent, belahan
rhombohedral tiga arah yang sempurna, kekerasan 3.
• Ferroan spinel: warna hitam, kilap kaca, dull, kekerasan 7,5-8, transparent-
translucent, brittle, pecahan uneven, konkoidal dan splintery/serpihan, gores putih
keabu-abuan, subhedral, habit dodecahedron.
• Periklas: tidak berwarna-putih, putih keabu-abuan, granular, anhedral-subhedral,
pecahan konkoidal, kekerasan 6, brittle, kilap kaca, gores putih, transparent-
translucent.
• Mg-Ti borat: adalah comineral borat dengan ketahanan panas yang tinggi, ringan,
koefisian elastisitas tinggi, struktur kristal birefringent, dan antikorosi.
5. Amfibolit

BM-05, hitam, putih keabu-abuan, merah, merah kecoklatan. Heteroblastic, granoblastik dan
poikiloblastik, nonfoliasi, hornblende 70%, plagioklas 20%, garnet 10%. Amfibolit adalah
batuan metamorf gneissose atau granofelsic terutama terdiri dari amfibol hijau, coklat atau
hitam dan plagioklas (termasuk albite). Mineral umum lainnya termasuk kuarsa,
klinopiroksen, garnet, mineral kelompok epidot, biotit, titanit, dan skapolit.
Deskripsi :
• Hornblende: warna hitam, kilap kaca, gores putih/colorless, opaque, belahan dua arah
dengan sudut perpotongan di 124o dan 56o ,kekerasan 5-6, habit prismatik segi enam.
• Plagioklas feldspar: warna putih keabu-abuan, habit tabular, gores putih, kekerasan 6-
6,5, kilap kaca, transparent-translucent, anhedral-subhedral, pecahan konkoidal,
belahan 2 arah.
• Garnet: warna merah,, gores colorless, kilap kaca/dull, translucent, belahan tidak ada,
kekerasan 6,5-7,5, subhedral-euhedral, habit dodecahedron.
6. Granulit

BM-06, putih, abu-abu, merah, biru, homeoblastik, granoblastic, nonfoliasi, kuarsa 50%,
plagioklas 30%, kordierite 15%, garnet 5%. Mineral utama: kuarsa, k-felspar, plagioklas,
garnet, piroksen, sedikit mika. Warna: bervariasi dari terang sampai gelap, tergantung
mineralnya. Struktur: masif dengan besar butir bervariasi. Tekstur: granoblastik, gneisosa
seringkali mineral kuarsa berbentuk pipih, berukuran sedang-kasar. Metamorfosa: regional
(derajat tinggi)
Deskripsi :
• Kuarsa: warna putih bening, kuning, kuning kecoklatan, kekerasan 7, pecahan
konkoidal, kilap kaca, transparent-translucent, habit granular, kilap colorless, belahan
tidak ada, anhedral.
• Plagioklas feldspar: warna putih keabu-abuan, habit tabular, gores putih, kekerasan 6-
6,5, kilap kaca, transparent-translucent, anhedral-subhedral, pecahan konkoidal,
belahan 2 arah.
• Kordierit: warna biru, gores colorless, kilap kaca, greasy, translucent, poor cleveage,
kekerasan 7-7,5.
• Garnet: warna merah,, gores colorless, kilap kaca/dull, translucent, belahan tidak ada,
kekerasan 6,5-7,5, subhedral-euhedral, habit dodecahedron.
Batuan Berfoliasi
1. Sabak
BM-07, abu-abu kehitaman, putih,
homenoblastik, lepidoblastik, foliasi-slaty
cleavage, biotit 95%, kuarsa 5%. Slate adalah
batuan metamorf tingkat rendah yang
umumnya terbentuk oleh metamorfosis
batulumpur, serpih, atau kadang-kadang abu
vulkanik, di bawah kondisi tekanan dan suhu
yang relatif rendah (fasies prehnite-
pumpellyite). Slate dicirikan oleh foliasi halus
yang pecah sehingga meninggalkan
permukaan yang rata dan halus (sering
disebut sebagai "slaty cleavage”).
Metamorfosa: regional.
Deskripsi :
• Biotit: warna abu-abu kehitaman, hitam, belahan sempurna satu arah, opaque,
pecahan uneven, kilap kaca, kekerasan 2,5-3, habit tabular, gores putih/abu-abu,
anhedral-subhedral.
• Kuarsa: warna putih, kekerasan 7, pecahan konkoidal, kilap kaca, translucent, habit
granular, kilap colorless, belahan tidak ada, anhedral.
2. Filit
BM-08, putih, putih keperakan, abu-abu
kehitaman, abu-abu kecoklatan,
homeoblastik, lepidoblastik, foliasi-
phylitic, muskovit 55%, biotit 20%, kuarsa
15%, plagioklas 10%. Phyllite adalah
batuan metamorf berbutir halus yang
dibentuk oleh rekristalisasi batuan sedimen
induk berbutir halus, seperti batulumpur
atau serpih. Phyllite memiliki fissility
(kecenderungan untuk membelah menjadi
lembaran atau lempengan) karena
keselarasan paralel mineral platy.
Deskripsi :
• Muskovit: warna putih keperakan, gores putih, kilap kaca, Mutiara, opaque, kekerasan
2,5-3, belahan satu arah yang sempurna, habit tabular/berlembar.
• Biotit: warna abu-abu kehitaman, hitam, belahan sempurna satu arah, opaque,
pecahan uneven, kilap kaca, kekerasan 2,5-3, habit tabular, gores putih/abu-abu,
anhedral-subhedral.
• Kuarsa: warna putih, kecoklatan, kekerasan 7, pecahan konkoidal, kilap kaca,
translucent, habit granular, kilap colorless, belahan tidak ada, anhedral.
3. Sekis Klorit
BM-09, hijau, abu-abu kehijauan, putih,
putih keabu-abuan, homeoblastik,
lepidoblastik, foliasischistose, klorit 65%,
muskovit 20%, plagioklas 15%. Sekis adalah
batuan metamorf kristal berfoliasi kuat
berbutir sedang, dibentuk oleh metamorfisme
dinamis, yang dapat dengan mudah dipecah
menjadi serpihan atau lempengan tipis
karena paralelisme yang berkembang dengan
baik lebih dari 50% dari mineral yang ada,
terutama mineral lamelar atau kebiasaan
prismatik memanjang. Ada banyak jenis sekis dan mereka diberi nama untuk mineral
dominan penyusun batuan, misalnya sekis mika, sekis hijau (hijau karena kandungan
kloritnya tinggi), sekis garnet, sekis aktinolit, sekis biotit, dll.
Deskripsi:
• Klorit: warna hijau, gores abu-abu kehijauan, kilap kaca, mutiaa, dull, opaque,
belahan satu arah yang sempurna, kekerasan 2-3.
• Muskovit: warna putih, gores putih, kilap kaca, Mutiara, opaque, kekerasan 2,5-3,
belahan satu arah yang sempurna, habit tabular/berlembar.
• Plagioklas feldspar: warna abu-abu, abu-abu kehijauan, habit tabular, gores putih,
kekerasan 6-6,5, kilap kaca, transparent-translucent, anhedral-subhedral, pecahan
konkoidal, belahan 2 arah.

4. Sekis Mika
BM-10, abu-abu keperakan, homeoblastik,
lepidobastik, foliasi-schistose, muskovit
100%. Sekis adalah batuan metamorf kristal
berfoliasi kuat berbutir sedang, dibentuk oleh
metamorfisme dinamis, yang dapat dengan
mudah dipecah menjadi serpihan atau
lempengan tipis karena paralelisme yang
berkembang dengan baik lebih dari 50% dari
mineral yang ada, terutama mineral lamelar
atau kebiasaan prismatik memanjang. Ada
banyak jenis sekis dan mereka diberi nama
untuk mineral dominan penyusun batuan,
misalnya sekis mika, sekis hijau (hijau karena
kandungan kloritnya tinggi), sekis garnet, sekis aktinolit, sekis biotit, dll.
Deskripsi:
• Muskovit: warna abu-abu keperakan, gores putih, kilap kaca, Mutiara, opaque,
kekerasan 2,5-3, belahan satu arah yang sempurna, habit tabular/berlembar.
5. Gneiss
BM-11, putih bening, putih keabu-abuan, hitam,
abu-abu, heteroblastik, granoblastic dan
lepidoblastik, foliasi-gneisose, kuarsa 40%,
plagioklas 30%, biotit 30%. Mineral utama: k-
felsfar, plagioklas, biotit, muskovit, kuarsa. Warna:
sesuai dengan batuan asalnya, misalnya dari granit
atau batupasir arkose. Struktur: foliasi (sekistose
terbuka/gneisose). Tekstur: granoblastik dan
lepidoblastik, mineral pipih dipotong oleh mineral
granular. Metamorfosa: regional.
Deskripsi:
• Kuarsa: warna putih bening, kekerasan 7, pecahan konkoidal, kilap kaca, translucent,
habit granular, kilap colorless, belahan tidak ada, anhedral.
• Plagioklas feldspar: warna abu-abu, putih keabu-abuan, habit tabular, gores putih,
kekerasan 6-6,5, kilap kaca, transparent-translucent, anhedral-subhedral, pecahan
konkoidal, belahan 2 arah.
• Biotit: warna abu-abu kehitaman, hitam, belahan sempurna satu arah, opaque,
pecahan uneven, kilap kaca, kekerasan 2,5-3, habit tabular, gores putih/abu-abu,
anhedral-subhedral.
6. Migmatite

BM-11, putih, abu-abu, homeoblastic, granoblastic, foliasi-gneisose, kuarsa 30%, plagioklas


70%. Migmatit, atau "batuan campuran" dalam bahasa Yunani, adalah batuan heterogen
berpita yang terdiri dari komponen metamorf dan beku yang bercampur. Migmatit umumnya
terjadi dalam pengaturan tektonik lempeng di mana telah mengalami suhu dan tekanan yang
sangat tinggi (metamorfosa regional).
Deskripsi:
• Kuarsa: warna putih, kekerasan 7, pecahan konkoidal, kilap kaca, translucent, habit
granular, kilap colorless, belahan tidak ada, anhedral.
• Plagioklas feldspar: warna abu-abu, habit tabular, gores putih, kekerasan 6-6,5, kilap
kaca, transparent-translucent, anhedral-subhedral, pecahan konkoidal, belahan 2 arah.

Anda mungkin juga menyukai