Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN MINGGUAN

MINERALOGI DAN PETROLOGI


ACARA 3
PENGGOLONGAN MINERAL

NAMA : ELSYE CHRISTINA


NIM : 2209056052
KELOMPOK : 8 (DELAPAN)
ASISTEN : CATUR NURFAJAR ANANTA
ANASPUTRA
NIM : 2109086041

LABORATORIUM GEOLOGI DAN SURVEI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2023
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Mineralogi cabang dari ilmu geologi yang memelajari masalah: pembentukan
(formation), keterjadian (occurrence), sifat-sifat, susunan, dan klasifikasi
(pengelompokan) mineral. Sebagai ilmu dasar dalam mengawali pembelajaran ilmu
kebumian, diperlukan pengenalan terhadap jenis-jenis mineral, karakteristik atau sifat
fisik dan kimia, serta keterjadian dari mineral. Definisi mineralogi dari Haldar dan
Tisljar yaitu: studi sistematis yang berhubungan dengan karakteristik mineral.
Definisi mineral menurut Borrer Lutgens & Tarbuck dan Thompson &Turk adalah
zat padat anorganik terbentuk secara alami mempunyai komposisi kimia dan struktur
kristal tertentu. Sedangkan definisi mineral menurut Klein dan Dutrow adalah zat
padat yang terbentuk secara alami dengan susunan atom tertentu, komposisi kimia
homogen, umumnya terbentuk oleh proses anorganik.

Kristal adalah zat padat yang mempunyai bentuk bangun beraturan, terdiri dari atom-
atom dengan susunan teratur. Mineral bersifat padat, semua benda padat mempunyai
bentuk dan volume tertentu, berbeda dengan gas dan benda cair, oleh karena itu gas dan
zat cair bukan mineral. Namun ada pengecualian untuk merkuri, kadang di alam pada
deposit merkuri sebagian dijumpai dalam bentuk cair.

Oleh karena itu, untuk lebih memahami Penggolongan mineral itu sendiri,kita perlu
melakukan praktikum, agar kita dapat memahami dan mengidentifikasi mineral ataupun
batuan yang ada di muka bumi ini dan mengetahui cara untuk bisa membedakan setiap
jenis mineral. Beberapa mineral-mineral memiliki kemiripan dan sifat atau warna yang
sama. Maka perlu pengamatan secara benar dan teliti.
1.2 Tujuan
Pada praktikum kali ini memiliki tujuan:
a. Untuk mengetahui kegunaan Malasit
b. Untuk engetahui ciri-ciri dari mineral native elements
c. Untuk mengetahui golongan-golongan mineral
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Untuk mempelajari mineral yang demikian banyak jenisnya, dibuat suatu


klasifikasi/penggolongan yang didasarkan pada susunan komposisinya. Berdasarkan
pada komposisinya, mineral dikelompokkan menjadi: golongan silikat, karbonat, halida,
oksida, sulfida, sulfat, golongan fospat, dan native elements. Mineral kelompok silikat
merupakan penyusun utama dari kerak bumi. Mineral kelompok non-silikat hanya
menyusun sekitar 8% kerak bumi, akan tetapi banyak jenis mineralnya mempunyai nilai
ekonomi(Amin,2014).

1. Golongan Silikat
Mineral-mineral silikat mengandung dua unsur yang paling melimpah dijumpai pada
kerak bumi, yaitu oksigen dan silika . Ikatan oksigen dan silika tersebut membentuk
ikatan dengan unsur lainnya menghasilkan ratusan jenis mineral silikat pada gambar
di bawah. Golongan silikat merupakan mineral pembentuk batuan yang sangat
penting. Golongan ini dibagi menurut strukturnya menjadi: nesosilikat, sorosilikat,
siklosilikat, inosilikat, filosilikat, dan tektosilikat. Bentuk dari mineral ditentukan
oleh struktur silikatnya.
2. Golongan Karbonat
Mineral karbonat adalah mineral yang mengandung gugusan karbonat. Oksigen dapat
dengan mudah bersenyawa dengan unsur-unsur yang lain, membentuk grup mineral
seperti pada karbonat.

Gambar 2.1 Mineral-mineral Karbonat


Mineral karbonat tersusun atas satu atau lebih unsur logam dan ion karbonat CO32.
Beberapa mineral karbonat mempunyai variasi warna yang dipengaruhi oleh unsur
pengotor di dalamnya (Gambar 38). Beberapa contoh mineral karbonat: kalsit
(CaCO3), Magnesit (MgCO3), dolomit [CaMg(CO3)2], witerit (BaCO3), siderit
(FeCO3), dan serusit (PbCO3).
a. Kalsit (CaCO3) Kalsit berwarna putih bening, bentuknya rombohedron. Mudah
dikenal karena reaksinya dengan HC1 (Gambar 29.A). Kalsit dijumpai secara luas
dalam batuan sedimen. Mineral ini juga dapat ditemukan pada batuan metamorfik dan
oleh proses hidrotermal. Kalsit digunakan pada banyak industri, di antaranya untuk
bahan semen, pupuk, bahan bangunan, kimia, dan pada beberapa jenis smelter.
b. Dolomit CaMg (CO3)2 Kata dolomit digunakan untuk dua pengertian, dolomit
sebagai mineral dan batuan yang tersusun atas dolomit disebut juga dolomit. Dolomit
berbentuk rombohedral, bening sulit dibedakan dengan kalsit. Dolomit pembentuk
batuan dolomit pada perminyakan merupakan reservoir yang baik. Untuk
membedakan dengan kalsit dapat juga direaksikan dengan HCl serta dapat dibedakan
berdasarkan kekerasan. Kekerasan kalsit 3, kekerasan dolomit 3,5 sd. 4. Kalsit
bereaksi kuat dengan HCl dingin, dolomit bereaksi lemah. Akan tetapi dolomit
bereaksi kuat dengan HCl temperatur hangat.
c. Siderit (FeCO3) Siderit berwarna coklat, berbentuk rombohedron atau tabular tipis
atau tebal. Dapat dibedakan dengan karbonat yang lain karena warnanya yang coklat
atau abu- abu. Siderit umumnya merupakan endapan batuan sedimen .
3. Halida
Kelompok halida merupakan mineral dengan anion poliatomik. Contoh mineral
kelompok halida yaitu: halit (NaCl) dan silvit (KCl) terbentuk pada lingkungan
pengendapan evaporit marin, serta mineral fluorit (CaF2) umumnya terbentuk
bersama mineral-mineral bijih sulfida pada gambar di bawah. Halit untuk bahan
makanan, fluorit digunakan pada industri baja, pelapis keramik, sedangkan silvit
untuk bahan pupuk.
4. Golongan Oksida
Mineral oksida merupakan kelompok besar mineral dengan komposisi gabungan
unsur oksigen dan satu atau lebih unsur logam. Mineral oksida penyusun utama bijih
besi, mangan, timah, krom, uranium, titanium, dan beberapa jenis logam yang lain.
Gambar 2.2 Mineral silivit dan flourit

1)Spinel (MgAl2O4) Spinel penampilannya menarik, dengan kristal berwarna merah


atau biru, salah satu dari jenis batu setengah mulia (semiprecious gem). Bentuknya
oktahedral/kubus, struktur atom di dalamnya oktahedron dan kubus. Spinel umumnya
merupakan mineral tambahan dalam batuan beku, dijumpai juga pada batuan
metamorfik dan sedimen.
2) Magnetit (Fe3O4) Mineral magnetit berwarna hitam, bentuk oktahedron, kadang
dodekahedral, mempunyai sifat magnet. Magnetit dijumpai dalam berbagai
lingkungan batuan beku, sedimen, dan malihan, sebagai penyusun utama pasir besi
dan deposit bijih besi primer.
3) Korundum (Al2O3) Korundum mumi berwarna putih, adanya unsur pengotor
dapat memberikan warna yang beragam. Kristal korundum mempunyai bentuk
tabular sampai prismatik pendek. Korundum dapat dimanfaatkan untuk bahan
pengasah, komponen arloji, perhiasan. Korandum dalambatuan beku ditemukan pada
batuan yang miskin silika tetapi kaya alumina, sepertisienit, sodalit, jugadalam
beberapa pegmatit.
4) Hematit (Fe2O3) Hematit terbentuk melimpah pada beberapa jenis batuan dan salah
satu penyusun utama dari deposit bijih besi, dicirikan dengan warnanya yang kemerahan
kadang berwarna hitam, bentuk tabular atau rombohedral. Mineral ini dapat mudah
dikenal dari ceratnya berwarna merah coklat. Hematit terbentuk dari proses hidrotermal
umum bersamaan dengan magnetit (Kristanto,2019).

5. Sulfida
Mineral sulfida umumnya opaque, mempunyai warna dan cerat (streak) yang khas.
Golongan sulfida pada umumnya terbentuk hasil proses hidrotermal. Mineral-mineral
sulfida umumnya sebagai penyusun deposit bijih.
-Argentit (Ag2S) Argentit berbentuk kubus, oktahedral, dan dodekahedron, berwarna
hitam, kekerasan 2-2,5, terbentuk dari proses hidrotermal, merupakan sumber logam
perak.
-Galena (PbS) Galena berbentuk kubus atau terdapat dalam kombinasi dengan
oktahedron, umum dijumpai pada urat hidrotermal. Galena mudah dikenali dari kilap
logam, belahan kubus, warnanya yang abu gelap, dan kekerasannya. Apabila galena
diolah menghasilkan timbal.
-Kalkopirit (CuFeS2) Kalkopirit berbentuk tetragonal, warna kuning emas, kekerasan
3,5– 4, terbentuk dari proses hidrotermal, mineral penghasil tembaga, umumnya
berasosiasi dengan mineral tembaga lainnya Gambar di bawah. Ciri khasnya
mempunyai warna goresan (streak) hijau kehitaman dan dapat dibedakan dengan pirit
dari kekerasannya.

Gambar 2.3 Mineral Sulfida

-Pirit (FeS2) Pirit mempunyai warna kuning emas, bentuknya kubus atau piritohedron,
kekerasan 6-6,5, dijumpai pada batuan sedimen, batuan beku, dan batuan malihan. Nilai
ekonomi pirit sangat rendah, akan tetapi pada pengolahan bijih tembaga sistem flotasi,
seperti di Tambang Grasberg dan Batu Hijau Gambar ada di bawah, pirit akan terbawa
bersama konsentrat, selanjutnya apabila konsentrat diolah pada smelter, kandungan dari
pirit dapat menghasilkan sulfat dan terak (slag) besi (Partiwi,2016).

6. Golongan Sulfat
Mineral-mineral sulfat mengandung anion sulfat kompleks (SO4)2.Gipsum
(CaSO42H2O) dan anhidrit (CaSO4) dua mineral penting dalam industri
-Barit (BaSO4) Barit berwarna putih, kuning, coklat bahkan kadang-kadang biru.
Bentuknya tabular dan atau prismatik. Mineral ini merupakan yang paling umum
dijumpai dari mineral barium, merupakan salah satu bahan untuk membuat lumpur
pengeboran. Barit salah satu hasil endapan hidrothermal pada lingkungan laut,
banyak dijumpai di Pulau Weta.
-Anhidrit (CaSO4) Anhidrit mempunyai warna bening, kebiruan, abu-abu, abu, gelap.
Anhidrit merupakan mineral pembentuk batuan, ditemukan pada endapan evaporit,
berselang-seling dengan gamping, dolomit, gipsum dan garam. Di beberapa daerah
didapat sebagai batuan penutup dari kubah garam yang menghasilkan minyak
Gambar di bawah.
-Gipsum (CaSO42H2O) Gipsum berwarna putih bening, sering ada pengotor
lempung. Bentuknya tabular dapat digores dengan kuku (Noor,2014).

7. Golongan Fosfat
Mineral-mineral fosfat mengandung anion kompleks (PO4)3_. Sebagai contoh yaitu
apatit [Ca5(F,Cl,OH)(PO4)3], sebagai bahan untuk membuat gigi dan tulang sintetik.
Fosfat merupakan bahan penting pembuatan pupuk. Golongan fosfat yang penting
adalah mineral xenotim (YPO4), monasit Ce,La(Th)PO4 dan apatit
Ca5(PO4)3(F,Cl,OH) (Zudhi,2019).

8. Native Elements
Natives elements merupakan mineral yang komposisinya terdiri dari satu unsur,
sebagai contoh yaitu: emas (Au) (Gambar 45), tembaga ( Cu), perak (Ag), sulfur (S),
dan intan (C). Sulfur digunakan pada banyak industri kimia, grafit untuk bahan
pensil.

Gambar 2.4 Butiran Emas


BAB III

METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan


3.1.1 Alat
Adapun alat yang di gunakan:
a. Kaca
b. Paku
c. Koin
d. Marmer
e. Kamera
f. Senter
g. Amplas
h. Alat tulis

3.1.2 Bahan
Adapun bahan yang di gunakan yaitu:
a. Form deskripsi sifat fisik mineral
b. Sampel mineral

3.2 Prosedur Percobaan


Adapun prosedur percobaan yang di gunakan yaitu :
a. Disiapkan alat dan Bahan
b. Diambil sampel mineral yang akan di deskripsikan
c. Dicatat nomer sampel mineral pada sample mineral
d. Di amati dan di catat warna pada sample mineral
e. Di gores sample mineral dengan amplas untuk mengatahui cerat
f. Di amati dan di catat belahan /cleavage pada sample mineral
g. Di amati dan di catat pecahan / fracture pada sample mineral
h. Diamati diaphenitnya apakah transparan atau yang lainyah lalu di catat
i. Di gores dengan kuku untuk mengetahui kekerasanya
j. Di amati dan di catat tenacity pada sample mineral
k. Diberi nama mineral pada sample mineral
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Form Deskripsi

Tabel 4.1 Lembar Deskripsi


No. Foto Deskripsi
Sampel
Warna : Kehijauan
Kilap : Tanah
Kekerasan : 2,5-3,5
Cerat : Kehijauan
Belahan : Tidak Jelas
1
Pecahan : Uneven
Tenacity : Brittle
Kemagnetan : Diamagnetis
Transparansi : Opaque
Nama mineral/ komposisi kimia:
Malasit (CO2) (CO3) (OH)2

Warna : Hijau Bening


Kilap : Kaca
Kekerasan :2,5
Cerat : Putih
Belahan : Tidak Jelas
Pecahan : Uneven
2
Tenacity : Brittle
Kemagnetan : Diamagnetis
Transparansi : Transparan
Nama mineral/ komposisi kimia:
Flourite
Warna : Hitam
Kecokelatan
Kilap : Logam
Kekerasan : 3,5-4,5
Cerat : Kekuningan
3
Belahan : Tidak Jelas
Pecahan : Uneven
Tenacity : Ductile
Kemagnetan : Diamagnetis
Transparansi : Opaque
Nama mineral/ komposisi kimia:
Muskovit
Warna : Cokelat
kemerahan
Kilap : Tanah
Kekerasan : 3,5-4,5
Cerat : Putih Kecokelatan
Belahan : Tidak Jelas
4
Pecahan : Uneven
Tenacity : Ductile
Kemagnetan : Diamagnetis
Transparansi : Opaque
Nama mineral/ komposisi kimia:
Alkali Feldspar
4.2 Pembahasan Mineral
4.2.1 Malasit
Malasit Mineral hijau buram ini terikat mengkristal dalam bentuk sistem kristal monoklin,
dan sering kali bentuknya bergugus (botryoidal), berserat, atau massa stalagmitik, dalam
retakan dan ruang yang jauh di bawah tanah di mana terdapat genangan air dan cairan
hidrotermal untuk terjadinya presipitasi kimiawi. Potongan kristal individual jarang
ditemukan namun ada yang berbentuk prisma-prisma ramping atau menjarum
(asikular). Bentuk semu (pseudomorf) yang menyerupai kristal azurit tabular atau gumpalan
juga dijumpai. Malachite (Cu2((OH)2CO3) merupakan mineral yang lunak kekerasannya
hanya 4 mohs. Malachite berupa garis-garis lapisan berwarna hijau tua, hijau muda, hitam
dan putih. Malachitemerupakan salah satu permata yang banyak beredar ,mungkin karna
dinilai cukup indah, mudah diasah dan harganya murah. Malachite sudah popular dan
banyak dimanfaatkan sejak jaman kerajaa-kerajaan mesir, yunani dan romawi. Malachite
pada jaman kerajaan-kerajaan mesir, yunani dan romawi tidak hanyadigunakan sebagai
jimat dan permata, tetapi juga digunakan sebagai bahan kosmetika dan digunakan untuk
melapisi dinding istana. Malachite merupakan jenis mineral yang termasuk dalam golongan
mineral karbonat atau sering disebut sebagai mineral Copper Carbonate Hydroxide. Mineral
ini tersusun atas logam tembaga dengan ion karbonat dan hidoksida, dengan rumus kimia
Cu2(CO3)(OH)2. Mineral ini berwarna hijau terang atau hijau zamrud. Dari warna ini pula
Malachite mendapatkan namanya. Nama mineral ini berasal dari bahasa
Yunani molochitislithos,yang artinya mallow-green stone. Mineral ini mempunyai sistem
kristal monoklin. Ceratnya berwarna hijau pucat, kilap kaca hingga sutra, mempunyai
belahan dua arah dan tidak rata(uneven) dalam bentuk masif. Mempunyai bentuk kristalin
dan biasanya ditemukan dalam struktur acicular, atau masif dengan struktur botryoidal atau
reniform dan prismatik. Terkadang dapat pula ditemukan sebagai pseudomorf pada mineral
azurite atau kuprit.Mineral ini mempunyai kekerasan berkisar antara 3,5 sampai 4 skala
Mohs, biasanya mempunyai ketembusan cahaya translucent. Mineral ini tidak terpengaruh
oleh medan magnet, sehingga termasuk dalam mineral diamagnetik. Mineral Malachite
biasa ditemukan pada zona oksidasi endapan tembaga, yang terbentuk dari reaksi antara
sulfida dengan karbonat. Terutama pada daerah yang terdapat batu gamping.
4.2.2 Mineral Muskovit
Muskovit adalah mineral mika yang tergolong ke dalam kelompok mineral silikat. Mineral
ini memiliki sifat fisik dan kimia yang unik yang membuatnya sangat berguna dalam
berbagai aplikasi industri. Muskovit memiliki sistem kristal monoklinik dengan pola kristal
yang khas berbentuk lembaran tipis dan elastis. Kristal ini memungkinkan mineral ini
memiliki sifat elastis dan dapat dengan mudah dipisahkan menjadi lembaran yang sangat
tipis. Ketebalan lembaran muskovit bisa mencapai beberapa mikron. Oleh karena itu,
muskovit sering digunakan sebagai bahan pelapis dan isolasi. Warna muskovit bervariasi
dari putih hingga abu-abu, hijau kekuningan, dan coklat kemerahan. Warna ini sangat
bergantung pada kandungan zat besi dan magnesium di dalamnya. Muskovit memiliki
kilap kaca hingga adamantin dan terkadang dapat menjadi transparan jika tipis. Muskovit
memiliki kekerasan sekitar 2,5-3,5 pada skala Mohs, yang membuatnya cukup mudah
pecah.

Tentang kegunaan muskovit, mineral ini digunakan dalam berbagai industri dan aplikasi.
Salah satu kegunaan utama muskovit adalah sebagai bahan isolasi listrik dan termal. Sifat
dielektrik yang dimilikinya membuatnya cocok untuk digunakan sebagai bahan isolasi
pada kabel listrik, transformer, dan peralatan listrik lainnya. Selain itu, muskovit juga
digunakan sebagai bahan campuran dalam pembuatan cat dan kosmetik. Dalam industri
keramik dan kaca, muskovit berperan sebagai bahan baku untuk menghasilkan produk
akhir dengan kualitas yang lebih baik. Di industri minyak dan gas, muskovit digunakan
sebagai bahan campuran dalam cairan pengeboran.

Keberadaan muskovit di alam dapat ditemukan di berbagai tempat. Mineral ini terutama
ditemukan di batuan metamorf seperti skist dan batuan granitik. Selain itu, muskovit juga
ditemukan di deposit mineral dan batuan beku seperti granit dan batuan pegmatit. Beberapa
tambang muskovit besar terletak di negara-negara seperti Brasil, Rusia, dan Amerika
Serikat. Kehadiran muskovit di alam juga memiliki nilai penting dalam penelitian geologi
karena dapat memberikan petunjuk tentang kondisi lingkungan di mana batuan terbentuk.
Dalam hal ini, muskovit dapat memberikan informasi tentang suhu dan tekanan yang
terjadi selama pembentukan batuan metamorf.
4.2.3 Mineral Alkali Feldspar
Alkali feldspar, mineral silikat ini memiliki keberadaan yang sangat luas dan penting dalam
berbagai aspek geologi dan industri. Alkali feldspar seringkali ditemukan bersama mineral
lain seperti kuarsa, plagioklas, dan muskovit dalam batuan granitik. Mineral ini juga
ditemukan di batuan beku dan metamorf, serta dalam batuan sedimen yang berasal dari
batuan tersebut.

Alkali feldspar memiliki beberapa kegunaan dalam industri, seperti sebagai bahan baku
dalam pembuatan kaca dan keramik, terutama keramik dengan suhu pembakaran tinggi.
Selain itu, mineral ini digunakan sebagai bahan campuran dalam pembuatan beton dan
aspal. Di bidang geologi, alkali feldspar digunakan untuk menentukan usia relatif batuan
dan mempelajari kondisi lingkungan di mana batuan terbentuk. Kehadiran alkali feldspar di
alam memberikan informasi penting tentang kondisi lingkungan dan proses pembentukan
batuan. Mineral ini dapat memberikan petunjuk tentang suhu dan tekanan yang terjadi
selama pembentukan batuan, serta jenis magma atau cairan batuan yang terlibat dalam
pembentukan batuan beku. Dalam hal ini, alkali feldspar berperan penting dalam penelitian
geologi dan penemuan sumber daya mineral.

Di alam, alkali feldspar ditemukan dalam berbagai jenis batuan beku, seperti granit dan
pegmatit, serta dalam batuan metamorf seperti skist dan gneis. Mineral ini juga ditemukan
dalam batuan sedimen seperti breksi dan konglomerat yang berasal dari batuan beku dan
metamorf yang telah terkikis. Kehadiran alkali feldspar di alam juga memberikan petunjuk
tentang kondisi lingkungan di mana batuan terbentuk. Misalnya, alkali feldspar yang
terbentuk pada suhu yang sangat tinggi, dapat menunjukkan bahwa batuan tersebut
terbentuk pada zona subduksi, yaitu di mana lempeng samudra menyusup ke bawah
lempeng benua. Sementara itu, keberadaan alkali feldspar dalam batuan metamorf dapat
menunjukkan bahwa batuan tersebut telah mengalami proses metamorfosis akibat suhu dan
tekanan yang tinggi selama proses tektonik. Alkali feldspar memiliki peranan penting
dalam industri pembuatan keramik dan kaca. Kandungan alkali feldspar yang tinggi
membuat mineral ini memiliki sifat yang baik sebagai bahan campuran dalam pembuatan
keramik dan kaca. Mineral ini juga digunakan sebagai bahan campuran dalam pembuatan
beton dan aspal.
4.2.4 Mineral Flourite
Fluorite atau dikenal juga sebagai fluorspar adalah mineral dengan komposisi kimiawi
kalsium floridat (CaF2). Mineral ini memiliki keberadaan yang luas di alam dan memiliki
berbagai kegunaan di berbagai industri. Fluorite dapat ditemukan dalam berbagai jenis
batuan seperti granit, batuan metamorf, dan batuan sedimen. Mineral ini terbentuk melalui
proses hidrotermal, yaitu pembentukan batuan akibat interaksi fluida panas dan larutan
mineral dengan batuan asalnya. Fluorite memiliki warna yang bervariasi, dari warna ungu,
hijau, kuning, hingga bening. Warna-warna tersebut disebabkan oleh adanya pengotor
dalam kristal fluorite atau adanya unsur lain dalam kristal tersebut. Kristal fluorite juga
memiliki sifat optik yang unik, yaitu memiliki kemampuan untuk membelokkan cahaya
yang melewatinya.

Dalam industri, fluorite digunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan asam fluorhidrik
(HF) yang digunakan dalam produksi baja, kaca, dan pengolahan bijih logam seperti
tembaga dan nikel. Selain itu, fluorite juga digunakan sebagai bahan baku dalam produksi
fluorida, yaitu bahan kimia yang digunakan dalam pasta gigi dan obat- obatan. Di bidang
geologi, fluorite digunakan sebagai petunjuk lingkungan pembentukan batuan dan sebagai
indikator mineralisasi logam. Kehadiran fluorite dalam suatu batuan dapat menunjukkan
adanya fluida hidrotermal yang membawa logam-logam seperti timah, seng, dan perak.
Fluorite juga digunakan dalam metode geokronologi, yaitu teknik penentuan usia relatif
batuan melalui pengukuran rasio isotop dalam mineral tersebut. Karena keberadaannya
yang luas dan beragam kegunaannya, fluorite memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Namun,
pengambilan fluorite secara berlebihan dapat berdampak negatif pada lingkungan, seperti
terganggunya ekosistem dan kualitas air tanah. Oleh karena itu, perlunya pengelolaan dan
penambangan fluorite yang berkelanjutan dan bertanggung jawab.

Fluorite juga memiliki kegunaan dalam bidang optik dan dekoratif. Kristal fluorite yang
memiliki warna dan pola yang menarik sering digunakan sebagai bahan untuk membuat
perhiasan, hiasan rumah, dan barang-barang dekoratif lainnya. Beberapa kristal fluorite
bahkan memiliki kemampuan fosforesensi, yaitu kemampuan untuk menyimpan cahaya
dan memancarkannya kembali dalam gelap.
4.1 Golongan Mineral
Mineral dapat dikelompokkan ke dalam beberapa golongan berdasarkan karakteristik
dan sifat kimia mereka. Berikut ini adalah beberapa golongan mineral yang umum
dikenal:
1. Silikat: Merupakan golongan mineral yang paling melimpah di alam. Silikat terdiri
dari silikon (Si) dan oksigen (O), serta dapat mengandung unsur-unsur lain seperti
besi (Fe), magnesium (Mg), dan kalsium (Ca). Contoh mineral silikat yang umum
adalah kuarsa, feldspar, mika, dan piroksen.
2. Karbonat: Mineral karbonat terdiri dari karbon (C), oksigen (O), dan unsur lain
seperti kalsium, magnesium, dan besi. Mineral karbonat paling umum adalah kalsit
dan dolomit.
3. Sulfat: Mineral sulfat mengandung sulfur (S), oksigen (O), dan unsur-unsur seperti
kalsium dan natrium. Contoh mineral sulfat yang umum adalah gipsum dan
anhidrit.
4. Halida: Mineral halida terdiri dari ion-ion klorida (Cl-) dan ion-ion logam seperti
natrium, kalsium, dan kalium. Contoh mineral halida yang umum adalah halit dan
fluorit.
5. Oksida: Mineral oksida mengandung oksigen (O) dan unsur-unsur seperti besi,
alumunium, dan titanium. Contoh mineral oksida yang umum adalah hematit,
magnetit, dan korundum.
6. Sulfida: Mineral sulfida mengandung sulfur (S) dan unsur-unsur seperti besi,
timbal, dan tembaga. Contoh mineral sulfida yang umum adalah pirit, galena, dan
sfalerit.
7. Elementer: Mineral elementer terdiri dari satu unsur kimia saja, seperti emas, perak,
dan tembaga. Mineral elementer sering ditemukan dalam bentuk bijih dan memiliki
nilai ekonomis yang tinggi.
Selain silikat, golongan mineral lain yang umum adalah karbonat, sulfat, halida, oksida,
sulfida, dan elementer. Mineral karbonat mengandung karbon (C), oksigen (O), dan
unsur-unsur seperti kalsium, magnesium, dan besi. Mineral sulfat mengandung sulfur
(S), oksigen (O), dan unsur-unsur seperti kalsium dan natrium, sedangkan mineral
halida terdiri dari ion-ion klorida (Cl-) dan ion-ion logam seperti natrium, kalsium, dan
kalium.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Setelah dilakukan praktikum sifat mineral fisik ini dapat diambil beberapa
kesimpulan:
a. Salah satu kegunaan penting dari muskovit adalah sebagai bahan isolasi termal.
Muskovit mampu mengisolasi suhu yang tinggi, sehingga sering digunakan dalam
produksi bahan isolasi untuk oven, tungku, dan mesin yang menghasilkan panas
tinggi lainnya. Selain itu, muskovit juga dapat digunakan sebagai bahan isolasi
listrik karena sifat listrik yang sangat baik, terutama pada tegangan yang rendah
hingga menengah.
b. Ciri-ciri dari Native Elements adalah hanya terdiri dari satu unsur senyawa.
c. Berikut adalah beberapa golongan mineral yang umum dikenal Mineral silikat,
Mineral karbonat, Mineral sulfat, Mineral oksida, Mineral sulfida, Mineral halida,
Mineral fosfat dan Native Element,

5.2 Saran
Sebaiknya pada praktikum selanjutnya batu yang digunakan lebih bervariasi lagi agar
praktikan dapat menambah pengetahuan dan mengenal berbagai macam batuan.
Selain itu sebaiknya alat penunjang untuk praktikum diperbanyak dan di fasilitasi
lagi agar praktikan juga dapat memanfaatkan alat tersebut untuk praktikum.
DAFTAR PUSTAKA

Kristanto. 2019. Karakteristik Mineralogi Material Biokeramik Jenis Kalsium Fosfat dari
cangkang kerrang simping.Balai Besar Keramik.Bandung

Mustaghfirin Amin. 2014. Geologi Dasar Kelas X. Kementrian dan Kebudayaan RI.Jakarta

Partiwi. 2016.Identifikasi Sifat Magnetik Tanah di Daerah Tanah Longsor.Prosiding seminar


Nasional Fisika (E-Journal). Bandung

Noor. 2014. Pengantar Geologi. Universitas Pakuan. Bogor

Zuhdi M. 2019. Buku ajar pengantar Geologi. Duta Pustaka ilmu. Mataram

Samarinda, 01 Maret 2022

Asisten Praktikan

Catur Nurfajar Ananta Anasputra Elsye Christina


NIM. 2009086041 NIM.2209056052
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai