Kristal adalah zat padat yang mempunyai bentuk bangun beraturan, terdiri dari atom-
atom dengan susunan teratur. Mineral bersifat padat, semua benda padat mempunyai
bentuk dan volume tertentu, berbeda dengan gas dan benda cair, oleh karena itu gas dan
zat cair bukan mineral. Namun ada pengecualian untuk merkuri, kadang di alam pada
deposit merkuri sebagian dijumpai dalam bentuk cair.
Oleh karena itu, untuk lebih memahami Penggolongan mineral itu sendiri,kita perlu
melakukan praktikum, agar kita dapat memahami dan mengidentifikasi mineral ataupun
batuan yang ada di muka bumi ini dan mengetahui cara untuk bisa membedakan setiap
jenis mineral. Beberapa mineral-mineral memiliki kemiripan dan sifat atau warna yang
sama. Maka perlu pengamatan secara benar dan teliti.
1.2 Tujuan
Pada praktikum kali ini memiliki tujuan:
a. Untuk mengetahui kegunaan Malasit
b. Untuk engetahui ciri-ciri dari mineral native elements
c. Untuk mengetahui golongan-golongan mineral
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Golongan Silikat
Mineral-mineral silikat mengandung dua unsur yang paling melimpah dijumpai pada
kerak bumi, yaitu oksigen dan silika . Ikatan oksigen dan silika tersebut membentuk
ikatan dengan unsur lainnya menghasilkan ratusan jenis mineral silikat pada gambar
di bawah. Golongan silikat merupakan mineral pembentuk batuan yang sangat
penting. Golongan ini dibagi menurut strukturnya menjadi: nesosilikat, sorosilikat,
siklosilikat, inosilikat, filosilikat, dan tektosilikat. Bentuk dari mineral ditentukan
oleh struktur silikatnya.
2. Golongan Karbonat
Mineral karbonat adalah mineral yang mengandung gugusan karbonat. Oksigen dapat
dengan mudah bersenyawa dengan unsur-unsur yang lain, membentuk grup mineral
seperti pada karbonat.
5. Sulfida
Mineral sulfida umumnya opaque, mempunyai warna dan cerat (streak) yang khas.
Golongan sulfida pada umumnya terbentuk hasil proses hidrotermal. Mineral-mineral
sulfida umumnya sebagai penyusun deposit bijih.
-Argentit (Ag2S) Argentit berbentuk kubus, oktahedral, dan dodekahedron, berwarna
hitam, kekerasan 2-2,5, terbentuk dari proses hidrotermal, merupakan sumber logam
perak.
-Galena (PbS) Galena berbentuk kubus atau terdapat dalam kombinasi dengan
oktahedron, umum dijumpai pada urat hidrotermal. Galena mudah dikenali dari kilap
logam, belahan kubus, warnanya yang abu gelap, dan kekerasannya. Apabila galena
diolah menghasilkan timbal.
-Kalkopirit (CuFeS2) Kalkopirit berbentuk tetragonal, warna kuning emas, kekerasan
3,5– 4, terbentuk dari proses hidrotermal, mineral penghasil tembaga, umumnya
berasosiasi dengan mineral tembaga lainnya Gambar di bawah. Ciri khasnya
mempunyai warna goresan (streak) hijau kehitaman dan dapat dibedakan dengan pirit
dari kekerasannya.
-Pirit (FeS2) Pirit mempunyai warna kuning emas, bentuknya kubus atau piritohedron,
kekerasan 6-6,5, dijumpai pada batuan sedimen, batuan beku, dan batuan malihan. Nilai
ekonomi pirit sangat rendah, akan tetapi pada pengolahan bijih tembaga sistem flotasi,
seperti di Tambang Grasberg dan Batu Hijau Gambar ada di bawah, pirit akan terbawa
bersama konsentrat, selanjutnya apabila konsentrat diolah pada smelter, kandungan dari
pirit dapat menghasilkan sulfat dan terak (slag) besi (Partiwi,2016).
6. Golongan Sulfat
Mineral-mineral sulfat mengandung anion sulfat kompleks (SO4)2.Gipsum
(CaSO42H2O) dan anhidrit (CaSO4) dua mineral penting dalam industri
-Barit (BaSO4) Barit berwarna putih, kuning, coklat bahkan kadang-kadang biru.
Bentuknya tabular dan atau prismatik. Mineral ini merupakan yang paling umum
dijumpai dari mineral barium, merupakan salah satu bahan untuk membuat lumpur
pengeboran. Barit salah satu hasil endapan hidrothermal pada lingkungan laut,
banyak dijumpai di Pulau Weta.
-Anhidrit (CaSO4) Anhidrit mempunyai warna bening, kebiruan, abu-abu, abu, gelap.
Anhidrit merupakan mineral pembentuk batuan, ditemukan pada endapan evaporit,
berselang-seling dengan gamping, dolomit, gipsum dan garam. Di beberapa daerah
didapat sebagai batuan penutup dari kubah garam yang menghasilkan minyak
Gambar di bawah.
-Gipsum (CaSO42H2O) Gipsum berwarna putih bening, sering ada pengotor
lempung. Bentuknya tabular dapat digores dengan kuku (Noor,2014).
7. Golongan Fosfat
Mineral-mineral fosfat mengandung anion kompleks (PO4)3_. Sebagai contoh yaitu
apatit [Ca5(F,Cl,OH)(PO4)3], sebagai bahan untuk membuat gigi dan tulang sintetik.
Fosfat merupakan bahan penting pembuatan pupuk. Golongan fosfat yang penting
adalah mineral xenotim (YPO4), monasit Ce,La(Th)PO4 dan apatit
Ca5(PO4)3(F,Cl,OH) (Zudhi,2019).
8. Native Elements
Natives elements merupakan mineral yang komposisinya terdiri dari satu unsur,
sebagai contoh yaitu: emas (Au) (Gambar 45), tembaga ( Cu), perak (Ag), sulfur (S),
dan intan (C). Sulfur digunakan pada banyak industri kimia, grafit untuk bahan
pensil.
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1.2 Bahan
Adapun bahan yang di gunakan yaitu:
a. Form deskripsi sifat fisik mineral
b. Sampel mineral
Tentang kegunaan muskovit, mineral ini digunakan dalam berbagai industri dan aplikasi.
Salah satu kegunaan utama muskovit adalah sebagai bahan isolasi listrik dan termal. Sifat
dielektrik yang dimilikinya membuatnya cocok untuk digunakan sebagai bahan isolasi
pada kabel listrik, transformer, dan peralatan listrik lainnya. Selain itu, muskovit juga
digunakan sebagai bahan campuran dalam pembuatan cat dan kosmetik. Dalam industri
keramik dan kaca, muskovit berperan sebagai bahan baku untuk menghasilkan produk
akhir dengan kualitas yang lebih baik. Di industri minyak dan gas, muskovit digunakan
sebagai bahan campuran dalam cairan pengeboran.
Keberadaan muskovit di alam dapat ditemukan di berbagai tempat. Mineral ini terutama
ditemukan di batuan metamorf seperti skist dan batuan granitik. Selain itu, muskovit juga
ditemukan di deposit mineral dan batuan beku seperti granit dan batuan pegmatit. Beberapa
tambang muskovit besar terletak di negara-negara seperti Brasil, Rusia, dan Amerika
Serikat. Kehadiran muskovit di alam juga memiliki nilai penting dalam penelitian geologi
karena dapat memberikan petunjuk tentang kondisi lingkungan di mana batuan terbentuk.
Dalam hal ini, muskovit dapat memberikan informasi tentang suhu dan tekanan yang
terjadi selama pembentukan batuan metamorf.
4.2.3 Mineral Alkali Feldspar
Alkali feldspar, mineral silikat ini memiliki keberadaan yang sangat luas dan penting dalam
berbagai aspek geologi dan industri. Alkali feldspar seringkali ditemukan bersama mineral
lain seperti kuarsa, plagioklas, dan muskovit dalam batuan granitik. Mineral ini juga
ditemukan di batuan beku dan metamorf, serta dalam batuan sedimen yang berasal dari
batuan tersebut.
Alkali feldspar memiliki beberapa kegunaan dalam industri, seperti sebagai bahan baku
dalam pembuatan kaca dan keramik, terutama keramik dengan suhu pembakaran tinggi.
Selain itu, mineral ini digunakan sebagai bahan campuran dalam pembuatan beton dan
aspal. Di bidang geologi, alkali feldspar digunakan untuk menentukan usia relatif batuan
dan mempelajari kondisi lingkungan di mana batuan terbentuk. Kehadiran alkali feldspar di
alam memberikan informasi penting tentang kondisi lingkungan dan proses pembentukan
batuan. Mineral ini dapat memberikan petunjuk tentang suhu dan tekanan yang terjadi
selama pembentukan batuan, serta jenis magma atau cairan batuan yang terlibat dalam
pembentukan batuan beku. Dalam hal ini, alkali feldspar berperan penting dalam penelitian
geologi dan penemuan sumber daya mineral.
Di alam, alkali feldspar ditemukan dalam berbagai jenis batuan beku, seperti granit dan
pegmatit, serta dalam batuan metamorf seperti skist dan gneis. Mineral ini juga ditemukan
dalam batuan sedimen seperti breksi dan konglomerat yang berasal dari batuan beku dan
metamorf yang telah terkikis. Kehadiran alkali feldspar di alam juga memberikan petunjuk
tentang kondisi lingkungan di mana batuan terbentuk. Misalnya, alkali feldspar yang
terbentuk pada suhu yang sangat tinggi, dapat menunjukkan bahwa batuan tersebut
terbentuk pada zona subduksi, yaitu di mana lempeng samudra menyusup ke bawah
lempeng benua. Sementara itu, keberadaan alkali feldspar dalam batuan metamorf dapat
menunjukkan bahwa batuan tersebut telah mengalami proses metamorfosis akibat suhu dan
tekanan yang tinggi selama proses tektonik. Alkali feldspar memiliki peranan penting
dalam industri pembuatan keramik dan kaca. Kandungan alkali feldspar yang tinggi
membuat mineral ini memiliki sifat yang baik sebagai bahan campuran dalam pembuatan
keramik dan kaca. Mineral ini juga digunakan sebagai bahan campuran dalam pembuatan
beton dan aspal.
4.2.4 Mineral Flourite
Fluorite atau dikenal juga sebagai fluorspar adalah mineral dengan komposisi kimiawi
kalsium floridat (CaF2). Mineral ini memiliki keberadaan yang luas di alam dan memiliki
berbagai kegunaan di berbagai industri. Fluorite dapat ditemukan dalam berbagai jenis
batuan seperti granit, batuan metamorf, dan batuan sedimen. Mineral ini terbentuk melalui
proses hidrotermal, yaitu pembentukan batuan akibat interaksi fluida panas dan larutan
mineral dengan batuan asalnya. Fluorite memiliki warna yang bervariasi, dari warna ungu,
hijau, kuning, hingga bening. Warna-warna tersebut disebabkan oleh adanya pengotor
dalam kristal fluorite atau adanya unsur lain dalam kristal tersebut. Kristal fluorite juga
memiliki sifat optik yang unik, yaitu memiliki kemampuan untuk membelokkan cahaya
yang melewatinya.
Dalam industri, fluorite digunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan asam fluorhidrik
(HF) yang digunakan dalam produksi baja, kaca, dan pengolahan bijih logam seperti
tembaga dan nikel. Selain itu, fluorite juga digunakan sebagai bahan baku dalam produksi
fluorida, yaitu bahan kimia yang digunakan dalam pasta gigi dan obat- obatan. Di bidang
geologi, fluorite digunakan sebagai petunjuk lingkungan pembentukan batuan dan sebagai
indikator mineralisasi logam. Kehadiran fluorite dalam suatu batuan dapat menunjukkan
adanya fluida hidrotermal yang membawa logam-logam seperti timah, seng, dan perak.
Fluorite juga digunakan dalam metode geokronologi, yaitu teknik penentuan usia relatif
batuan melalui pengukuran rasio isotop dalam mineral tersebut. Karena keberadaannya
yang luas dan beragam kegunaannya, fluorite memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Namun,
pengambilan fluorite secara berlebihan dapat berdampak negatif pada lingkungan, seperti
terganggunya ekosistem dan kualitas air tanah. Oleh karena itu, perlunya pengelolaan dan
penambangan fluorite yang berkelanjutan dan bertanggung jawab.
Fluorite juga memiliki kegunaan dalam bidang optik dan dekoratif. Kristal fluorite yang
memiliki warna dan pola yang menarik sering digunakan sebagai bahan untuk membuat
perhiasan, hiasan rumah, dan barang-barang dekoratif lainnya. Beberapa kristal fluorite
bahkan memiliki kemampuan fosforesensi, yaitu kemampuan untuk menyimpan cahaya
dan memancarkannya kembali dalam gelap.
4.1 Golongan Mineral
Mineral dapat dikelompokkan ke dalam beberapa golongan berdasarkan karakteristik
dan sifat kimia mereka. Berikut ini adalah beberapa golongan mineral yang umum
dikenal:
1. Silikat: Merupakan golongan mineral yang paling melimpah di alam. Silikat terdiri
dari silikon (Si) dan oksigen (O), serta dapat mengandung unsur-unsur lain seperti
besi (Fe), magnesium (Mg), dan kalsium (Ca). Contoh mineral silikat yang umum
adalah kuarsa, feldspar, mika, dan piroksen.
2. Karbonat: Mineral karbonat terdiri dari karbon (C), oksigen (O), dan unsur lain
seperti kalsium, magnesium, dan besi. Mineral karbonat paling umum adalah kalsit
dan dolomit.
3. Sulfat: Mineral sulfat mengandung sulfur (S), oksigen (O), dan unsur-unsur seperti
kalsium dan natrium. Contoh mineral sulfat yang umum adalah gipsum dan
anhidrit.
4. Halida: Mineral halida terdiri dari ion-ion klorida (Cl-) dan ion-ion logam seperti
natrium, kalsium, dan kalium. Contoh mineral halida yang umum adalah halit dan
fluorit.
5. Oksida: Mineral oksida mengandung oksigen (O) dan unsur-unsur seperti besi,
alumunium, dan titanium. Contoh mineral oksida yang umum adalah hematit,
magnetit, dan korundum.
6. Sulfida: Mineral sulfida mengandung sulfur (S) dan unsur-unsur seperti besi,
timbal, dan tembaga. Contoh mineral sulfida yang umum adalah pirit, galena, dan
sfalerit.
7. Elementer: Mineral elementer terdiri dari satu unsur kimia saja, seperti emas, perak,
dan tembaga. Mineral elementer sering ditemukan dalam bentuk bijih dan memiliki
nilai ekonomis yang tinggi.
Selain silikat, golongan mineral lain yang umum adalah karbonat, sulfat, halida, oksida,
sulfida, dan elementer. Mineral karbonat mengandung karbon (C), oksigen (O), dan
unsur-unsur seperti kalsium, magnesium, dan besi. Mineral sulfat mengandung sulfur
(S), oksigen (O), dan unsur-unsur seperti kalsium dan natrium, sedangkan mineral
halida terdiri dari ion-ion klorida (Cl-) dan ion-ion logam seperti natrium, kalsium, dan
kalium.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah dilakukan praktikum sifat mineral fisik ini dapat diambil beberapa
kesimpulan:
a. Salah satu kegunaan penting dari muskovit adalah sebagai bahan isolasi termal.
Muskovit mampu mengisolasi suhu yang tinggi, sehingga sering digunakan dalam
produksi bahan isolasi untuk oven, tungku, dan mesin yang menghasilkan panas
tinggi lainnya. Selain itu, muskovit juga dapat digunakan sebagai bahan isolasi
listrik karena sifat listrik yang sangat baik, terutama pada tegangan yang rendah
hingga menengah.
b. Ciri-ciri dari Native Elements adalah hanya terdiri dari satu unsur senyawa.
c. Berikut adalah beberapa golongan mineral yang umum dikenal Mineral silikat,
Mineral karbonat, Mineral sulfat, Mineral oksida, Mineral sulfida, Mineral halida,
Mineral fosfat dan Native Element,
5.2 Saran
Sebaiknya pada praktikum selanjutnya batu yang digunakan lebih bervariasi lagi agar
praktikan dapat menambah pengetahuan dan mengenal berbagai macam batuan.
Selain itu sebaiknya alat penunjang untuk praktikum diperbanyak dan di fasilitasi
lagi agar praktikan juga dapat memanfaatkan alat tersebut untuk praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Kristanto. 2019. Karakteristik Mineralogi Material Biokeramik Jenis Kalsium Fosfat dari
cangkang kerrang simping.Balai Besar Keramik.Bandung
Mustaghfirin Amin. 2014. Geologi Dasar Kelas X. Kementrian dan Kebudayaan RI.Jakarta
Zuhdi M. 2019. Buku ajar pengantar Geologi. Duta Pustaka ilmu. Mataram
Asisten Praktikan