MODUL III
DAFTAR ISI.............................................................................................................................. 1
5.1 Asumsi............................................................................................................................ 11
6.1 Kesimpulan..................................................................................................................... 13
1
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Grafik Hubungan Perubahan Suhu Terhadap Waktu Alir ...................................... 10
2
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Persamaan Konversi Viskositas Kinematik .................................................................. 5
Tabel 2 Data Percobaan Suhu dan Waktu.................................................................................. 8
Tabel 3 Data Percobaan Massa Picnometer ............................................................................... 8
3
BAB I
TUJUAN
1.1. Mengukur viskositas minyak yang diperoleh sebagai fungsi dari waktu pengaliran (dalam
detik).
1.2. Menghitung Viscosity Index (VI) suatu sampel minyak.
1.3. Menentukan Specific Gravity dan API suatu sampel minyak.
4
BAB II
DASAR TEORI
Viskositas memiliki dua jenis, yaitu viskositas dinamik dan viskositas kinematik.
Viskositas kinematik adalah rasio dari viskositas dinamik dengan densitas ketika tidak
ada gaya yang terlibat.
TABEL 3-1
Persamaan Konversi Viskositas Kinematik
Viscosity Index (VI) dari minyak adalah suatu bilangan yang dapat menyatakan
besarnya perubahan viskositas akibat perubahan temperatur. Nilai ini sangat
berpengaruh terhadap oli lubrikan di industri otomotif. VI dapat ditentukan dengan
menggunakan hubungan:
5
• Untuk minyak dengan viskositas kinematik di atas 75 cSt pada 210 °F dapat
digunakan persamaan:
L = 1,015 Y2 + 12,154 Y – 155,61
H = 0,8236 Y2 – 0,5015 Y – 53,03
• Untuk minyak dengan viskositas kinematik di atas 2,0 cSt pada 210 °F dapat
digunakan persamaan:
L = Y (1,655 + 1,2665Y)
H = Y (0,1725 + 0,34984Y)
• Untuk minyak dengan viskositas kinematik pada 210 °F antara 2,0 cSt sampai
75 cSt digunakan rumus:
L = aY2 + bY + c
H = 0,8236 Y2 – 0,5015 Y – 53,03
Viskositas dinamik adalah gaya tangensial per unit luas yang dibutuhkan untuk
memindahkan satu bidang horizontal ke bidang lain.
µ = Viskositas Kinematik x SG
6
BAB III
ALAT DAN BAHAN
3.1. Alat
1. Redwood Viscometer
2. Oil Cup
3. Termometer
4. Termometer Oil Cup
5. Flask 50 cc
6. Heater
7. Picnometer
8. Stopwatch
9. Valve
3.2. Bahan
1. Sampel Crude Oil
7
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PENGOLAHAN DATA
4.1 Data Percobaan
4.1.1. Suhu dan Waktu
Suhu (°F) Waktu (s)
100 130
181,4 54,68
8
4.2 Pengolahan Data
4.2.1. Perhitungan Viscosity Index (VI)
Diketahui :
• Waktu = 130 s, ketika suhu = 100 °F
• Waktu = 54,68 s, ketika suhu = 181,4 °F
Recall: Rumus Viskositas Index menggunakan hubungan Viskositas Kinematik
𝐿−𝑈
𝑉𝐼 = 𝑥100
𝐿−𝐻
4.2.1.1. Ketika waktunya 54,68 s
1,79
= 0,0269 𝑥 54,68 −
54,68
= 0,1143
= 11,43 𝑐𝑆𝑡
4.2.1.2. Ketika waktunya 130 s
0,50
= 0,0247 𝑥 130 −
130
= 0,3172
= 31,72 𝑐𝑆𝑡
𝐹 − 181,4
𝑉𝐾 = (31,72 − 11,43) + 11,43 = 4,3
100 − 181,4
Dengan nilai L = 29,07 dan nilai H = 22,05, maka Viscosity Index dapat dihitung:
𝐿−𝑈 29,07 − 31,72
𝑉𝐼 = 𝑥 100 = 𝑥 100 = −37,75
𝐿−𝐻 29,07 − 22,05
9
4.2.3. Perhitungan API Gravity
141,5
𝐴𝑃𝐼𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 1 = − 131,5 = 33,804
0,856
141,5
𝐴𝑃𝐼𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 2 = − 131,5 = 37,153
0,839
120
100
80
60
40
20
0
0 50 100 150 200
10
BAB V
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
5.1 Asumsi
• Selama percobaan berlangsung, kondisi P dan T tetap (T = 25°C, P = 1 atm)
• Semua peralatan yang digunakan dalam kondisi baik
• Temperature minyak diasumsikan sama (homogen)
• Oil Cup diasumsikan bersih dari zat kontaminan ataupun zat residu
• Waktu saat valve dibuka sampai minyak yang ada di flask 50cc diasumsikan tepat
• Pemanasan dengan menggunakan heater diasumsikan homogen di seluruh fluida
• Diasumsikan tidak ada kesalahan paralaks
• Picnometer diasumsikan sudah dikalibrasi dengan tepat (kalibrasi volume)
• Sampel minyak diasumsikan tanpa pengotor
• Penimbangan picnometer kosong diasumsikan benar benar massa keringnya
Kemudian, ada Termometer Oil Cup yang berfungsi untuk mengukur temperatur dari air
dan minyak. Lalu, ada flask 50cc yang merupakan sejenis labu erlenmeyer untuk
menampung sampel minyak, dan yang terakhir ada picnometer untuk menghitung secara
otomatis nilai Specific Gravity dari sebuah fluida. Sisanya alat-alat yang kita gunakan
untuk praktikum pada umumnya.
11
5.3 Analisis Keberjalanan Praktikum
Percobaan dimulai dengan membersihkan oil cup dengan bensin ataupun eter untuk
kesterilan maksimal yang kemudian didinginkan. Ketika sudah dingin, sampel
dimasukkan ke dalam oil cup sampai menyentuh batas. Lalu, waterbath dipanaskan
sampai beberapa derajat di atas temperatur percobaan yang tujuannya mengantisipasi
penurunan suhu ketika hendak melakukan percobaan. Setelah itu, taruh flask dibawah
orifice. Apabila suhu dari sampel telah konstan pada temperatur yang kita inginkan, catat
waktu pengaliran 50cc sampel dengan membuka valve dan sambil memulai hitungan
stopwatch. Hentikan hitungan stopwatch apabila sampel telah mencapai 50cc. Kemudian
dilakukan variasi temperatur untuk melihat perbedaannya.
Dari data percobaan yang diperoleh, dapat diolah menjadi sebuah grafik (Gambar 1) yang
menunjukkan hubungan pengaruh suhu terhadap waktu alir yang dapat diinterpretasikan
bahwa semakin tinggi temperatur dari suatu sampel fluida maka waktu alirnya akan
semakin cepat, hal ini disebabkan viskositas dari suatu fluida akan mengalami penurunan
berkat kenaikan temperatur tersebut.
Dari data percobaan yang diperoleh, didapatkan hasil untuk nilai Viscositas Index sebesar
-37,75, lalu nilai Specific Gravity untuk sampel 1 sebesar 0,856 sedangkan untuk sampel
2 sebesar 0,839. Kemudian untuk nilai API Gravitynya untuk sampel 1 sebesar 33,804
sedangkan untuk sampel 2 sebesar 37,153. Dari hasil yang telah didapatkan, dapat
dilakukan analisis bahwa sampel 2 merupakan jenis crude oil yang lebih banyak
mengandung bensin atau memiliki kualitas yang lebih baik karena memiliki nilai SG yang
lebih kecil dan nilai API Gravity yang lebih tinggi, dari kesimpulan ini juga dapat diketahui
bahwa sampel 2 tersebut memiliki harga jual yang lebih tinggi.
12
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
1. Dapat diukur viskositas minyak (Viskositas Kinematik) yang diperoleh sebagai fungsi
dari waktu pengaliran (dalam detik) yakni sebesar untuk sampel 1 dan untuk sampel 2.
2. Dapat dihitung nilai Viscosity Index dari hasil pengolahan data yang sudah diperoleh
yakni sebesar -37,75.
3. Dapat ditentukan nilai Specific Gravity masing-masing sampel yakni 0,856 untuk
sampel 1 dan 0,839 untuk sampel 2 serta dapat ditentukan pula nilai API Gravity
masing-masing sampel yakni 33,804 untuk sampel 1 dan 37,153 untuk sampel 2.
6.2 Saran
Sebaiknya pada modul diperjelas pengolahan data yang diminta sehingga praktikan tidak
terlalu bingung terhadap proses pengerjaan laporan, pula dengan rumusnya yang menurut
saya masih sulit untuk dicermati.
13
DAFTAR PUSTAKA
“Annual Book ASTM Standard Part 24”, ASTM Designation: 1981.
Ariadji, T. “Fluida Reservoir + Praktikum”, Penerbit ITB.
ASTM Designation D 2270-64 Part 18, 1966.
IP Standart for Petroleum and its Product, Part I, ”Method For Analysis and Testing”, Forty
Second Annual Edition, Aplied Science Publisher Ltd, 1983.
Perry, Robert H. et. Al. “Chemical Engineering Handbook“. Fifth ed. International Student
Edition. McGraw Hill Int. Book Co.
14