Anda di halaman 1dari 13

BAB VII

PENENTUAN VISKOSITAS KINEMATIK SECARA


COBA-COBA (TENTATIVE METHOD)

7.1 Tujuan Percobaan


1. Menentukan viskositas kinematik untuk cairan Newtonian pada berbagai
temperatur.
2. Mengkalibrasi alat untuk menentukan koefisien viskometer.
3. Menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi viskositas fluida.
4. Menentukan hubungan viskositas dan laju alir fluida.

7.2 Dasar Teori


Viskositas adalah sifat fluida yang mendasari diberikannya tahanan
tegangan geser oleh fluida tersebut. Viskositas berhubungan dengan fluida yang
tidak encer. Adanya gesekan atau friksi antar lapisan lapisan fluida menyebabkan
kehilangan energi. Viskositas gas meningkat dengan suhu, tetapi viskositas cairan
berkurang dengan naiknya suhu. Karena cairan dengan molekul-molekul yang
jauh lebih rapat daripada gas, mempunyai gaya-gaya kohesi yang jauh lebih besar
daripada gas.
Viskositas dapat juga diartikan sebagai keengganan cairan untuk mengalir,
yang didefinisikan sebagai gaya yang bekerja pada suatu bidang horizontal yang
terpisah pada satuan jarak dari kedua bidang, dimana bidang pertama bergerak
sepanjang suatu satuan kecepatan.
Ada dua macam viskositas, yaitu :
1. Viskositas dinamik adalah perbandingan tegangan geser dengan laju
perubahannya, besarnya nilai viskositas dinamik tergantung dari faktor-
faktor diatas tersebut, untuk viskositas dinamik air pada temperatur
standar lingkungan (270C) adalah 8,6.10-4 kg/m.s.

62
63

2. Viskositas kinematik merupakan perbandingan viskositas dinamik


terhadap kerapatan (density) massa jenis dari fluida tersebut. Viskositas
kinematik initerdapat dalam beberapa penerapan antara lain dalam
bilangan Reynolds yang merupakan bilangan tak berdimensi. Nilai
viskositas kinematik air pada temperatur standar (270C) adalah 8,7.10-7
m2/s.
Unit cgs dari viskositas dinamisadalah poise, yang mana mempunyai
dimensi gram/cm/detik.
Unit dari viskositas kinematik adalah stoke, yang mempunyai dimensi cm2/detik,
tetapi dalam industri perminyakan biasanya dinyatakan dengan centistoke (stoke/100).
Viskositas merupakan sifat fisik yang akan berpengaruh terhadap fluida untuk
mengalir. Minyak yang lebih kental akan mengalir dengan kecepatan yang rendah.
Dengan demikian viskositas berbanding terbalik dengan kecepatan alirnya, yang
merupakan sifat fisik penting dari fluida untuk menentukan karakteristik alirannya.
Untuk menjamin aliran dalam aliran pipa, harus digunakan viscometri yang memiliki
ukuran viskometer dengan pipa kapiler tertentu sehingga alirannya lebih dari 200 detik.
Kekentalan kinematik dapat diukur dengan persamaan dibawah ini :

V = C × T .................................................................................... (7-1)
Dimana : V = kekentalan kinematis (centistoke).
C = konstanta kalibrasi viskometer.
T = waktu alir (detik).
Dalam cairan hidrokarbon dapat dibuat suatu generalisasi, yaitu :
1. Viskositas naik dengan naiknya tekanan.
2. Viskositas turun dengan bertambahnya gas dalam larutan.
Umumnya pengaruh pemampatan dalam kenaikan viskositas dikalahkan oleh
pengaruh gas yang terlarut sehingga viskositasnya menurun dengan naiknya tekanan,
karena bertambahnya gas yang terlarut. Penurunan viskositas dengan naiknya tekanan ini
hanya sampai batas kejenuhan (tekanan). Tekanan yang lebih besar tidak akan menambah
jumlah gas yang terlarut.
64

Fluida adalah zat yang berubah bentuk secara kontinubila terkena tegangan geser,
berapapun kecilnya tegangan geser itu. Atau bisa juga didefinisikan sebagai zat yang
mengalir.Fluida diklasifikasikan menjadi:
1. Fluida Newtonian
Fluida yang tegangan gesernya berbanding lurus secara linier dengan
gradienkecepatan pada arah tegak lurus dengan bidang geser. Fluida
Newtonian akan mengalir terus tanpa dipengaruhi gaya-gaya yang
bekerja pada fluida. Sebagai contoh, air.
2. Fluida non-Newtonian
Fluida yang akan mengalami perubahan viskositas ketika terdapat
gaya yang bekerja pada fluida tersebut atau terdapat hubungan tak linier
antara besarnya tegangan geser yang diterapkan dan laju perubahan
sudut.
Viskositas

Tekanan
Gambar 7.1Viskositas minyak sebagai fungsi tekanan
65

Sedangkan cairan Newtonian adalah cairan yang memiliki


perbandingan antara shear rate dengan shear stress.

Shear Stress
Bingham plastik

Newtonian

Shear rate
Gambar 7.2 Perbandingan antara Shear Stress dengan Shear Rate

Shear rate adalah perubahan kecepatan (dv) akibat gaya yang


diberikan pada jarak tertentu (dy). Shear rate dinotasikan dengan y dan
dinyatakan dalam satuan 1/detik atau 1/s.
Sedangkan shear stress adalah gaya (F) yang diberikan pada bahan per
satuan luas (A) yang dinotasikan dengan z dan dinyatakan dengan satuan
N/m2.

Prinsip Pengukuran
Sampel dengan volume tertentu dan temperatur dialirkan melalui suatu
pipa yang telah dikalibrasikan dan diukur waktunya. Viskositas kinematik
merupakan waktu alir dari efflux time terukur. Peralatan dikalibrasikan dengan
suatu cairan standar yang mempunyai viskositas yang ditentukan dengan cara
referensi terhadap air dalam master viscometer atau dengan perbandingan
langsung dengan viskometer yang dikalibrasikan secara teliti.

7.3 Peralatan dan Bahan


7.3.1 Alat
1. Master Viscometer merupakan pipa kapiler dari kaca yang mempunyai
harga (B/t) kurang dari 0,1 % dari harga (C x t).
66

2. Viskometer, terbuat dari kaca, dipakai untuk mengukur dalam


percobaan ini.
3. Termometer, yang mempunyai range pengukuran seperti pada tabel di
bawah ini :
4. Bath
5. Timer
6. Kalibrasi-kalibrasi sesuai dengan salah satu metode di bawah ini :
1. Basic Calibration
Menentukan waktu air dalam detik dari destilated water pada
master viscometer. Air harus mempunyai waktu alir minimum 200
detik pada temperature test. Kemudian hitung konstanta C dengan
persamaan:
Vh
C= ................................................................................. (7-2)
t

Dimana :
Vh = viskositas kinematik air (1,0038 cs pada 20 C)
C = konstanta viscometer
t = waktu alir (detik)
Maka harga konstanta C dapat ditentukan :
1,0038
C= .................................................................................................. (7-3)
t

Kemudian menentukan viskositas sampel hidrokarbon ke-1


yang lebih viscous dari air pada viskometer yang sama, dan
kemudian gunakan harga viskositas di atas untuk kalibrasi pada
viskometer ke-2 dengan diameter kapiler yang lebih besar. Gunakan
persamaan C = Vh2/t untuk menghitung harga konstanta C dari
master viskometer kedua :
Vh2
C= ...................................................................................................... (7-4)
t
67

Dimana :
Vh2 = viskositas kinematik dari hidrokarbon yang digunakan untuk
kalibrasi.
Setelah viskometer ke-2 dikalibrasi, harga viskositas kinematik
dapat ditentukan untuk sampel hidrokarbon dengan viskositas yang
lebih besar. Harga viskositas tersebut digunakan untuk menentukan
kalibrasi viskometer ke- 3. Seperti pada viskometer ke-2, jadi untuk
viskometer ke-3 perlu dua hidrokarbon untuk menentukan konstanta
viskometernya.

2. Kalibrasi Viskometer dengan Minyak Standar


Minimum waktu aliran untuk setiap minyak standar pada setiap
tabung yang dikalibrasi harus kurang dari 200 detik. Koefisien
viskometer B adalah koefisien energi kinematik yang digunakan
pada viskometer yang mempunyai aliran kapiler sangat kecil dan
konstanta C berharga 0,05 atau lebih kecil.
(t1 ×t2 )
B = (t 2 −t 2 ) × {(Vh2 × t1 ) − (Vh2 × t 2 )} ......................... (7-5)
2 1
Di mana:
t1 = waktu alir (minimum 200 detik) untuk hidrokarbon yang
mempunyai viskositas kinematik Vh2
t2 = waktu alir untuk hidrokarbon yang mempunyai viskositas
kinematik Vh2
Hitung konstanta C:
Vh +(B×t)
C= ....................................................................... (7-6)
t
68

Dimana:
Vh = viskositas kinematik hidrokarbon yang digunakan untuk
kalibrasi
B= koefisien viskometer dari persamaan sebelumnya

Terakhir ulangi viskositas kinematik dari suatu hidrokarbon yang


diinginkan dalam centistokes, sebagai berikut:
Viskositas kinematik (Vh) :
B
(C × t) − ( )...................................................................... (7-7)
t
Tabel 7.1.ASTM Kinematic Thermometers

Sub ASTM
Range
Difision Temperatur
Temperatur ( oF )
( oF ) ( oF )
-61 ≈ -29 0,2 43
-67,5 ≈ -62,5 0,1 74
-42,5 ≈ -37,5 0,1 73
-2,5 ≈ 2,5 0,1 72
66,5 ≈ 71,5 0,1 44
74,5 ≈ 79,5 0,1 45
97,5 ≈ 102,5 0,1 28
119,5 ≈ 124,5 0,1 46
127,5 ≈ 132,5 0,1 29
137,5 ≈ 142,5 0,1 47
177,5 ≈ 162,5 0,1 48
207,5 ≈ 212,5 0,1 30
69

7.3.2 Bahan
1. Cairan Newtonian (sampel)
2. Air
3. Obat penyaring

Gambar 7.3 Viskometer

Gambar 7.4 Stopwatch


70

7.4 Prosedur Percobaan


1. Atur temperatur bath dengan thermometer berketelitian sampai dengan 0,02
o
F, atau dengan thermometer berketelitian sampai 0,05 oF, temperaturlebih
kecil dari 60 oF.
2. Saring sampel secukupnya dengan saringan 200 mesh atau penyaring lain
yang sesuai, untuk membuang partikel-partikel padat atau air. Bila
temperatur kurang rendah gunakan obat penyaring.
3. Ambil viscometer yang bersih dan kering dengan waktu alir lebih dari 200
detik.
4. Pasang pemegang viscometer di dalam bath sampai viscometer mencapai
temperatur pengukuran yang dinginkan (selama 5 menit untuk mencapai
temperatur 100 oF atau 10 menit untuk mencapai temperatur 210 oF).
5. Gunakan peralatan penghisap untuk menaikkan sampel masuk ke dalam
pipa kapiler sampai batas bawah sampel kurang lebih 5 mm di atas garis
batas atas sampai dari viscometer (pada awal pengukuran).
6. Catat waktu yang diperlukan (dengan ketelitian 0,1 detik) sampel untuk
bergerak (mengalir) dari garis batas (awal pengukuran).
7. Catat waktu yang diperlukan (dengan ketelitian 0,1 detik) sampel untuk
bergerak (mengalir) dari garis batas (awal pengukuran) pada viscometer.
Bila waktu yang diperlukan kurang dari 2 detik, ganti viscometer dengan
viscometer yang mempunyai pipa kapiler yang lebih kecil, ulangi prosedur
tersebut.
8. Lakukan percobaan 2 (dua) kali, bila hasil yang diperoleh dari kedua
percobaan sesuai dengan repeatabilitas, maka gunakan harga rata-rata untuk
menghitung viskositas kinematiknya.
9. Hitung viskositas kinematika dalam centistokes dengan cara perhitungan
diatas.
71

7.5 Analisa dan Perhitungan


7.5.1 Analisa
Tabel 7.2. Data Hasil Analisa
Viskometer Waktu Alir
Sampel Viskometer Konstanta
Kinematik (dt)
Kalibrasi Air I ( 25 ) VhA = 1,0038 TA  223 CA = VhA/TA
pada suhu Minyak Vh =
20oC Standar
II ( 50 )
1,490930cs
T1  361 0,00413 cs/dt

Minyak Vh1 =
Sampel
I ( 50 )
1,490930cs
T2 A  361
C2A =Vh1/T2A
Analisa
Minyak Vh2 = 0,00413 cs/dt
Sampel
II ( 100 )
1,780030 cs
T2 B  431

7.5.2 Perhitungan
VhA 1,0038 cs
CA = 
TA 243 dt
= 0,004130 cs/dt
Vh = CA x T1
= 4,131 x 10-3cs/dt . 361 dt
= 1,490930cs
Vh1 = CA x T2A
= 4,131 x 10-3 cs/dt . 361 dt
= 1,490930 cs
Vh1 1,491 cs
C2A = 
T2 A 361 dt
= 0,004130 cs/dt
Vh2 = C2A x T2B
= 4,130 x 10-3 cs/dt . 431 dt
= 1,780030 cs
72

Kalibrasi peralatan untuk menentukan koefisien viskometer (B)


 T2 A xT2 B 
 T  T 2  xVh1 xT2 A   Vh2 xT2 B 
B =  2 
 2A 2B 

 361x431 
 3612  4312  x1,490930 x361  1,780030 x431
=  
 

x538,225730  767,192930
155.591
=
130.321  185.761
155.591
x(228,967200)
=  55.440
= 642,590722 cs dt

Konstanta Peralatan Keseluruhan ( C )


C A  CB
C =
2
  B    B 
Vh1     Vh28    
  T2 A      T2 B  
 T2 A   T2 B 
   
=    
2
  642,590722     642,590722  
1,490930     1,780030   
  361    431 
 361   431 
   
   
=
2
0,009060  0,007589
=
2
= 0,008324 cs/dt
73

Menghitung harga viskositas kinematika dengan ketentuan:


a. Jika harga (B/T) ≥ (0,001 x C x T) maka menggunakan persamaan
viskositas kinematik = C x T
b. Jika harga (B/T) ≥ (0,001 x C x T) maka menggunakan persamaan
viskositas kinematik = (C x T) – (B/T)

B 642,590722 cs dt
= = 1,490929 cs
T2 B 431 dt

0,001 x C x T2B = 0,001 x 0,008324 cs/dt x 431 dt


= 0,003587 cs
Maka, harga viskositas kinematik = C . T2B
= 0,008324 cs/dt x 431 dt
= 3,587644 cs

7.6 Pembahasan
Dalam percobaan sebelumnya (Spesific Gravity), kita menentukan SG
suatu minyak. Specific Gravity memiliki hubungan dengan viskositas
(berdasarkan asumsi), dimana minyak yang memiliki spesific gravity yang lebih
besar memiliki 0API yang rendah, maka memiliki viskositas yang rendah.
Pada percobaan ini prinsipnya adalah mengalirnya fluida pada viskometer
yang ada dan berdasarkan percobaan yang dilakukan oleh kelompok 6 didapatkan
viskositas kinematik sebesar 3,587644centistoke.
Viskositas merupakan sifat fisik yang akan berpengaruh terhadap fluida
untuk mengalir. Minyak yang lebih kental akan mengalir dengan kecepatan yang
rendah. Dengan demikian viskositas berbanding terbalik dengan kecepatan
alirnya, yang merupakan sifat fisik penting dari fluida untuk menentukan
karakteristik alirannya. Dengan mengetahui harga kinematik dari suatu minyak
maka dapat pula ditentukan besarnya tekanan yang diperlukan untuk mengalirkan
minyak tersebut melalui pipa.
74

Semakin besar nilai viskositas dari satu fluida, maka laju alir fluida tersebut
semakin lambat dan waktu alirnya juga semakin lambat, dan sebaliknya.
Hubungan viskositas dengan temperatur adalah berbanding terbalik, apabila
temperatur semakin besar, maka viskositasnya akan semakin kecil, dan sebaliknya.
Viskositas memiliki hubungan juga dengan SG dan 0API, jika viskositasnya kecil,
maka SG-nya kecil, dan 0API-nya besar, dan sebaliknya.

7.7 Kesimpulan
1. Besarnya viskositas kinematik dapat dipengaruhi oleh beberapa hal, seperti
besarnya koefisien viskometer (B), konstanta alat keseluruhan (C).
2. Semakin lama waktu alir yang dibutuhkan oleh fluida maka semakin besar
viskositas kinematiknya dan demikian sebaliknya.
3. Viskositas berbanding terbalik dengan kecepatan alirnya yang merupakan sifat
fisik penting dari fluida untuk menentukan karakteristik alirannya.
4. Dalam produksi minyak, diusahakan yang dihasilkan encer. Hal ini agar
diperoleh flowrate yang besar.
5. Semakin besar berat jenis minyak, maka semakin besar pula viskositas minyak
tersebut ,dan sebaliknya.
6. Semakin tinggi viskositas, maka kecepatan/laju alirnya semakin lambat dan
waktu alirnya semakin lambat pula.
7. Hubungan viskositas dengan temperatur adalah berbanding terbalik, apabila
temperatur semakin besar, maka viskositasnya akan semakin kecil, dan
sebaliknya.
8. Viskositas memiliki hubungan juga dengan SG dan 0API, jika viskositasnya
kecil, maka SG-nya kecil, dan 0API-nya besar, dan sebaliknya.

Anda mungkin juga menyukai