Skala Brinell
bertujuan untuk menentukan kekerasan
suatu material dalam bentuk daya tahan
material terhadap bola baja (identor) yang
ditekankan pada permukaan material uji
tersebut (spesimen). Idealnya, pengujian
Brinnel diperuntukan untuk material yang
memiliki permukaan yang kasar dengan uji
kekuatan berkisar 500-3000 kgf. Identor
(Bola baja) biasanya telah dikeraskan dan
diplating ataupun terbuat dari bahan
Karbida Tungsten.
Indenter
(penjejak) Skala Vickers
berbentuk bola. Pengujian kekerasan dengan metode
Pada Rumus: Vickers bertujuan menentukan kekerasan
suatu material dalam yaitu daya tahan
material terhadap indentor intan yang
cukup kecil dan mempunyai bentuk
• D= diameter bola geometri berbentuk piramid seperti
• d = diameter jejak ditunjukkan pada gambar 3. Beban yang
• F = beban dikenakan juga jauh lebih kecil dibanding
• HB = Hardness Brinell dengan pengujian rockwell dan brinel
yaitu antara 1 sampai 1000 gram.
Skala Rockwell • Standar untuk kekerasan logam.
Pengujian kekerasan dengan metode • Terutama untuk Micro-hardness
Rockwell bertujuan menentukan kekerasan • Muka penjejak (indenter faces)
suatu material dalam bentuk daya tahan adalah prisma dengan sudut 136
material terhadap indentor berupa bola derajat (sama pada dua arah).
baja ataupun kerucut intan yang • HV = 1.854(F/D2),
ditekankan pada permukaan material uji F, kg beban yang digunakan (1 s.d
tersebut. 120 kg).
A. Kedalaman yang dicapai penjejak D2, mm2 luas jejak.
setelah diberikan gaya awal (minor load).
B. Posisi penjejak
pada gaya uji total.
Nilai Kekerasan Barcoll sering digunakan
untuk mengukur tingkat pengerasan plastik
dan resin.
Benda uji ditempatkan di bawah penjejak
Skala Shore Alat Uji kekerasan Barcol. Kepada benda
Terutama untuk bahan plastik, karet, uji diberikan tekanan yg tetap sampai skala
elastomer. ukur menunjukkan nilai maksimum.
Berdasarkan kekerasan dalam batas Kedalaman tusukan diubah ke bentuk
elastisitas. Bilangan Barcol Absolut.
• Skelorometer Shore: Sebuah
pemukul dengan ujung berbentuk Membaca Skala
berlian, dijatuhkan di dalam tabung 60 HRC: Nilai Uji 60 pada skala
gelas berskala, dari ketinggian Rockwell C.
tertentu. Yang diamati adalah 80 HR15N: Nilai Uji 80 pada Skala
pantulan pemukul setelah Rockwell 15N
dijatuhkan. Semakin tinggi 200 HBS10/3000/15: Nilai Uji 200,
pantulan, semakin tinggi skala Brinell, menggunakan bola
kekerasan. baja (HBS) 10 mm), dengan beban
• Kekerasan Shore diukur 3000 kg dan waktu 15 detik. Secara
berdasarkan ketahanan bahan informal sering dilaporkan sebagai:
terhadap tekanan masuk oleh HB 200.
penekan yang diberikan beban oleh 500 HBW 1/30/20: Nilai Uji 500
tiga buah pegas. Nilai semakin menggunakan bola wolfram
tinggi, jika ketahanan semakin (HBW), berdiameter 1 mm, beban
besar. 30 kg dan waktu 20 detik.
• Kekerasan Rendah: Durometer 200 HV 500/15"200“: Nilai Uji
Shore A, jika penusuk masuk Skala (Mikro) Vickers dengan
menembus bahan, kekerasan nol. beban 500 g, selama 15 detik.
Jika tidak tertusuk sama sekali, 200 HK 500/15"200“: Nilai Uji
kekerasan 100. t (waktu) Skala Knoop dengan beban 500 g,
penusukan ikut dilaporkan. selama 15 detik.
Skala Barcol
Kekerasan Barcoll: ketahanan bahan
terhadap penetrasi (penusukan) baja
berujung tajam yang ditekan menggunakan
pegas. (Barcol impressor).
Peralatan disebut ‘Barcoll Impressor’
memiliki skala dari nol sampai 100, yang
lansung dibaca:
• Pemuaian
▫ Koefisien Pemuaian
▫ Pengukuran Muai Panjang
• Sifat Pelelehan
▫ Pelelehan pada Logam
BAB 6 ANALISIS THERMAL
Alloy
Pendahuluan ▫ Pelelehan pada Material
• Penetapan, pengukuran, pengujian Non Kristalin
sifat/karakteristik bahan yang ▫ Titik Leleh / Beku
berhubungan dengan panas. ▫ Titik Leleh Serbuk
• Satuan ukuran yang berhubungan ▫ Transisi Gelas
dengan panas: Temperatur • Titik Nyala dan Titik Bakar
(derajat/tingkatan panas) dan Kalor Titik Nyala Spontan
(jumlah panas).
• Sifat thermal yang berhubungan Titrasi Termometrik
dengan temperatur terutama: • Variabel yang diukur pada titrasi
transisi gelas, titik leleh, titik didih, dengan metode ini adalah panas
titik nyala, titik bakar, titik bakar reaksinya.
spontan/auto ignition point, titik • Temperatur dialurkan terhadap
ledak, titik las, titik seizure, muai volume titran. Titran diteteskan
panjang, muai ruang, muai dari buret terhadap suatu larutan
bidang/permukaan. yang terletak dalam suatu bejana
• Sifat thermal yang berhubungan yang terisolasi secara termal.
dengan kalor: panas jenis • Perubahan temperatur pada setiap
(kapasitas panas spesifik), panas penambahan volume titran direkam
pembakaran, panas peleburan, secara terus-menerus.
panas penguapan, • Titik akhir ditandai dengan belokan
• Alat ukur temperatur: thermometer yang tajam pada kurva titrasi pada
• Alat ukur kalor: kalorimeter media tidak berair.
• Analisis termal dalam pengertian • Komponen utama dan metodologi
luas adalah pengukuran sifat kimia dalam titrasi termometrik sangatlah
fisika bahan sebagai fungsi suhu. sederhana.
• Penetapan dengan metode ini dapat • Terdiri atas buret dengan penetesan
memberikan informasi pada otomatis, kamar titrasi adiabatis,
kesempurnaan kristal, termistor dan perekam. Perubahan
polimorfisma, titik lebur, temperature direkam sebagai fungsi
sublimasi, transisi kaca, dedrasi, waktu.
penguapan, pirolisis, interaksi • Kurva titrasi termometrik
padat-padat dan kemurnian. menyatakan ukuran perubahan
• Data yang diperoleh berguna untuk entalpi total, tercakup didalamnnya
karakterisasi senyawa yang perubahan entropi dan energi
memandang kesesuaian, stabilitas, dalam.
kemasan dan pengawasan kualitas. • Metode ini digunakan untuk titrasi
asetat anhidrida dalam asam asetat
Daftar Materi serta studi asetilasi
• Titrasi Termometrik
Pemuaian yang terjadi, diukur dan dihitung
• Pemuaian: berubahnya menggunakan rumus:
ukuran/dimensi fisik karena abu = (sbu/sst). ast.
perubahan temperatur. Pemuaian: Pada rumus ini, bu adalah benda
jika berubah menjadi lebih besar. uji, st adalah standar, dan s adalah
Penyusutan, jika berubah menjadi skala alat ukur.
lebih kecil.
• Cara ini tidak memerlukan
• Dibedakan menjadi: Muai Panjang
peralatan yang terkalibrasi, tetapi
(a), Muai Ruang (b), dan Muai
Bidang (g). penyebaran temperatur antara
• Muai Panjang, a = dL/(L.dT). benda uji dan standar harus sama.
• Untuk benda-benda non-kristal, • Secara absolut, muai panjang
umumnya: b = 3a dan g = 2a ditetapkan dengan mengukur
• Muai panjang biasa digunakan panjang bahan mula-mula (L),
untuk benda-benda padat non- kenaikan temperatur (DT), dan
kristal. pertambahan panjang bahan (DL)
• Muai ruang terutama untuk benda- setelah dipanaskan.
benda cair. • Semua alat ukur yang digunakan
• Muai bidang terutama untuk benda- harus terkalibrasi.
benda kristal. • Temperatur logam harus merata.
• Muai panjang dihitung
Koefisien Pemuaian menggunakan rumus:
• Perubahan panjang per derajat = DL/(L.DT).
temperatur, misalnya mm/mm/oC. • Biasanya pengukuran muai panjang
• Rasio perubahan panjang lebih secara absolut ini dipadukan
disukai dibandingkan perubahan dengan pembuatan grafik
luas atau volume karena lebih hubungan antara kenaikan
mudah diukur dan diaplikasikan. temperatur dengan pertambahan
• Ditentukan dengan persamaan : panjang yang terjadi.
L2 - L1 = α L1 (T2 - T1) • MUAI RUANG CAIRAN
dimana : • PENGUKURAN KALOR
α adalah koefisien ekspansi termal;
L1 dan L2 merupakan panjang awal dan Sifat Pelelehan
panjang akhir pada temperatur T1 dan T2 • Titik leleh (melting point) dari
suatu unsur merupakan temperatur
Muai Panjang terjadinya perubahan wujud unsur
• Secara relatif, muai panjang, a, murni dari padat menjadi cair.
diukur dengan membandingkan • Perubahan sebaliknya (dari cair
bahan standar dengan bahan uji menjadi padat) terjadi pada
yang dipanaskan secara bersama- temperatur yang sama dan disebut
sama. titik beku (freezing point).
• Pada cara ini, benda uji dibuatkan • Agar perubahan wujud dari padat
menjadi berbentuk batang yang menjadi cair tersebut dapat terjadi
sama dengan bahan standar, pada Tm dibutuhkan kalor yang
kemudian dipanaskan bersama- disebut Heat of fusion.
sama. Perbandingan pemuaian
Pelelehan Logam Alloy
• Tidak seperti logam murni, menggunakan suryakanta bahkan
kebanyakan alloy tidak memiliki mikroskop).
titik leleh tunggal. • Titik leleh dicapai jika benda mulai
• Pelelehan dapat terjadi pada mengalami perubahan bentuk
beberapa titik tahapan. Temperatur mengikuti bentuk wadah.
mulai terjadinya pelelehan disebut • Titik beku lebih sukar diamati;
solidus, dan temperatur saat semua pada dasarnya titik leleh sama
alloy telah meleleh disebut dengan titik beku dan dipengaruhi
liquidus. oleh tekanan. Karena itu tekanan
• Di antara kedua temperatur ketika penetapan dilakukan, harus
tersebut, alloy merupakan diukur dan dicatat.
campuran antara logam padat dan
lelehan logam. Titik Leleh Serbuk
• Pengecualian : eutectic alloy yang • Suhu leleh zat adalah suhu pada
meleleh (dan membeku) pada saat zat tepat meleleh seluruhnya
temperatur tunggal. yang ditunjukan pada saat fase
Pelelehan pada Material padat tepat hilang.
Nonkristalin • Jarak leleh atau suhu leleh zat
• Pada material nonkristalin padat didefinisikan sebagai rentang
(misalnya gelas), terjadi transisi suhu atau suhu pada saat zat padat
gradual dari wujud padat hingga menyatu dan meleleh sempurna.
menjadi wujud cair. • Suhu awal dicatat pada saat zat
• Padatan akan melunak perlahan- mulai menciut atau membentuk
lahan jika temperatur naik, dan tetesan pada dinding pipa kapiler,
akan mencair keseluruhan pada suhu akhir dicatat pada saat hilang
melting point. fase padat
• Selama pelunakan, material akan • Gerus senyawa yang diuji menjadi
semakin plastis (sifat plastis serbuk yang sangat halus dan
mengalami peningkatan) hingga kecuali dinyatakan lain.
mendekati melting point. • Jika mengandung air hidrat,
keringkan pada suhu yang tertera
Titik leleh/beku dimonografi, jika tidak
• Titik leleh: Temperatur ketika mengandung air hidrat keringkan
padatan berubah menjadi cairan diatas bahan pengering yang
(menciar). Titik beku: temperatur sesuai.
ketika cairan berubah menjadi • Isi pipa kapiler kaca yang salah
padatan (membeku). Tekanan 1,0 satu ujungnya tertutup, dengan
atm. serbuk kering hingga 2,5 mm – 3,5
• Bentuk benda padat, tidak berubah; mm setelah diisi kemudian
bentuk benda cair berubah mengetukan pada permukaan
mengikuti wadah. padat.
• Padatan diletakkan dalam wadah • Panaskan tangas hingga suhu ≥ 30ᵒ
yang temperturnya bisa dinaikkan dibawah suhu leleh yang
secara lambat dan konstan, sambil diperkirakan. Angkat termometer
diamati (secara langsung atau dan secepatnya tempelkan tabung
kapiler pada termometer dengan
membasahi keduanya dengan lobang dicatat sebagai perlakuan
tetesan cair dari tangas atau percobaan.
sebaliknya. Temperatur TG pada Polimer
• Tempatkan termometer dan • Kisaran temperatur yang sempit, di
lanjutkan pemanasan dengan bawah temperatur tersebut polimer
pengadukan tetap hingga suhu naik bersifat glassy dan diatasnya
≥ 3ᵒ/ menit jika suhu ≥ 3ᵒ dibawah bersifat rubbery
dari batas bawah jarak lebur yang • Dipengaruhi oleh
diperkirakan, kurangi pemanasan ▫ Free volume polimer (vf)
hingga naik ≥ 1ᵒ - 2ᵒ/ menit. volume dari polimer yang
• Suhu pada saat kolom uji yang tidak ditempati oleh
diamati terlepas sempurna dari molekul polimer itu sendiri
dinding kapiler didefinisikan vf = v – vs
sebagai permukaan melebur, dan v = volume spesifik dari
suhu pada saat zat uji mencair polimer dan
seluruhnya didefinisikan suhu vs = volume molekul
lebur. polimer
• Kedua suhu tersebut berada dalam ▫ Gaya tarik antar molekul
batas jarak leleh. ▫ Mobilitas internal rantai,
yaitu keleluasaan molekul
Transisi gelas untuk berotasi di sekitar
• Transisi gelas: Rentang temperatur ikatannya.
perubahan kekerasan padatan ▫ Kekakuan rantai
menjadi kekentalan cairan, seperti ▫ Panjang rantai
lilin yang melunak sebelum Titik didih/kondensasi
mencair. • Titik didih: temperatur ketika
• Terjadi pada benda-benda amorf tekanan uap cairan mencapai 1,0
dengan ukuran molekul yang tidak atm bukan ’temperatur ketika
seragam, seperti lilin, gelas, dan cairan menguap’.
plastik. • Bisa diukur dengan memanaskan
• Prinsip pengukuran: benda uji cairan sampai mendidih pada
dipanaskan sambil ditekan dari atas tekanan 1,0 atm. Uap cairan
(menggunakan piston) di dalam disarankan diembunkan kembali.
wadah tertutup yang memiliki • Perhatikan: benda cair (dan
lobang di bagian bawah. beberapa jenis benda padat) bisa
• Awal transisi gelas: Ketika bahan menguap di bawah temperatur
uji mulai keluar dari lobang. Akhir: didih; uapnya bisa mengembun
ketika bahan mengalir tanpa perlu (kondensasi) jika tekanan uap pada
ditekan. tempeatur bersangkutan
• Perubahan waktu yang diperlukan terlampaui.
untuk mengeluarkan panjang • Titik didih berubah jika tekanan
tertentu bahan (misal: 1 cm) berubah, sesuai dengan perubahan
terhadap perubahan temperatur, tekanan uap jenuh pf berbagai
dicatat atau dibuatkan menjadi temperatur.
grafik. Kuat tekan dan diameter
Titik Nyala dan Titik Bakar
• Titik nyala adalah Temperatur mati kembali) adalah Titik Bakar
terendah di mana campuran (Flame Point).
senyawa dengan udara pada • Titik Bakar Spontan (Auto Ignition
tekanan normal dapat menyala Point) adalah temperatur ketika
setelah ada suatu inisiasi, misalnya bahan terbakar dengan sendirinya
dengan adanya percikan api. (tanpa dikenakan api) jika terkena
• Titik nyala dapat diukur dengan udara.
metoda wadah terbuka (Open • Secara kurang tepat sering
Cup /OC) atau wadah tertutup disamakan (padahal berbeda!)
(Closed cup/CC). dengan Titik Ledak (Explosive
• Nilai yang diukur pada wadah Point).
terbuka biasanya lebih tinggi dari • Titik ledak diukur tanpa
yang diukur dengan metoda wadah memaparkan benda uji ke udara.
tertutup. • Prinsip pengukuran: benda
• Setiap zat cair yang mudah dipanaskan dengan dipaparkan ke
terbakar memiliki tekanan uap udara terbuka. Temperatur ketika
yang merupakan fungsi dari benda mulai menyala dengan
temperatur cair, dengan naiknya sendirinya (tanpa dikenakan api)
suhu, tekanan uap juga meningkat. adalah Titik Bakar Spontan.
• Dengan meningkatnya tekanan uap, • Sifat thermal ini adalah informasi
konsentrasi cairan yang mudah penting untuk menangani bahan-
terbakar menguap di udara bahan yang bisa terbakar.
meningkat.
• Jika titik nyala lebih rendah dari
temperatur cairannya maka uap
diatas permukaannya siap untuk
terbakar atau meledak.
• Terutama untuk cairan yang bisa
terbakar (seperti bahan bakar
minyak dan bahan organik).
• Titik Nyala (Flash Point):
temperatur ketika uap cairan
terbakar untuk pertama kalinya,
jika dikenakan oksigen dan api
tetapi nyala akan kembali mati
(hilang).
• Diukur dengan memanaskan benda
uji di dalam wadah tertutup secara
perlahan-lahan; dan mengenakan
api secara berkala ke permukaan
wadah serempak dengan membuka
tutup wadah. Titik nyala tercapai
jika terlihat adanya jilatan api yang
kembali hilang.
• Temperatur terendah ketika nyala
yang dihasilkan terus terjadi (tidak
BAB 7 FISIKA MODERN Thermo Gravimetri Analysis
• Analisis Fisika Modern, analisis Analisis Kimia Fisik berdasarkan
fisik menggunakan instrument perubahan (umumnya turun, mungkin
(fisika) analitik, yang dicirikan naik) bobot sampel jika temperatur
oleh adanya proses otomatisasi dinaikkan secara linier.
pengukuran dan komputerisasi
pengolahan data hasil ukur.
• Yang berhubungan dengan Analisis
Kimia, terutama: Dilatometri,
Thermo Gravimetri Analysis,
Differential Thermal Analysis / Sampel ditimbang sambil dipanaskan;
Differential Scanning Calorimetry, perubahan bobot sampel terhadap kenaikan
dan Thermal Analyzer temperatur dialurkan membentuk kurva
• Selain Dilatometri, analisis fisik di thermogram.
atas, juga memberikan informasi
jenis senyawaan, jumlah
senyawaan, dan komposisi
kimiawi.
• Analisis Thermal adalah gabungan
TGA, DTA/DSC, dan transisi glas.
Dilatometri
• Pada alat ini, muai panjang diplot
terhadap temperatur. Differential Thermal Analysis
Sampel dan bahan acuan (referensi)
• Ketidakmurnian benda uji, dipanaskan bersama-sama. Perbedaan
mengubah kemiringan kurva, temperatur sampel terhadap temperatur
sedangkan perubahan struktur bahan acuan diplot (dibuatkan grafik)
kristal membengkokkan kurva pada terhadap temperatur.
temperatur tertentu. Jika sampel mengalami reaksi eksoterm,
temperaturnya akan lebih tinggi; jika
mengalami reaksi endoterm,
temperaturnya akan lebih rendah.
Perbedaan temperatur menunjukkan jenis
dan intensitas reaksi.
Skema Dasar DSC tipe Fluks Panas. Panas
diberikan melalui cakram konstantan yang
dipanaskan dengan aliran listrik.
Termokopel sampel dan acuan, memantau
aliran kalor ke sampel dan acuan.
Perbedaan skala termokopel menyatakan
perbedaan aliran kalor diplot terhadap
perubahan temperatur