PENDAHULUAN
2.1 Polimer
Gambar 1. Polimerisasi
1. Stirena
diproduksi oleh industri kimia saat ini. Stirena merupakan bahan dasar
industri plastik dan resin. Beberapa produk yang paling penting dari
2. Butadiena
berfase gas dan merupakan gas yang beracun, berwarna dan berbau
adalah 1,3-butadiena.
Butadiena Rubber (SBR) untuk industri ban mobil. Selain itu pada
(WULANDHANIE, 2007).
2.4 Ban
Ban adalah peranti yang menutupi velg suatu roda. Ban adalah bagian
penting dari kendaraan darat, dan digunakan untuk mengurangi getaran yang
disebabkan oleh ketidakteraturan permukaan jalan, melindungi roda dari aus
dan kerusakan, serta memberikan kestabilan antara kendaraan dan tanah
untuk meningkatkan percepatan dan mempermudah pergerakan. Sebagian
besar ban yang ada sekarang, terutama yang digunakan untuk kendaraan
bermotor, diproduksi dari karet sintetik, walaupun dapat juga diproduksi dari
karet alam.
Ban yang diisi gas (angin) bertekanan tertentu umumnya terdiri dari 21%
gas Oksigen dan 78% gas Nitrogen. Campuran gas tersebut didapat dari udara
sekitar pompa gas/angin tersebut, atau gas yang kita hirup sehari-hari.
Partikel gas Oksigen lebih kecil dibanding gas Nitrogen, sehingga gas
Oksigen bisa tiga kali lebih cepat merembes keluar ketimbang gas Nitrogen,
melalui celah-celah halus sambungan ban terhadap pelek maupun mekanik
sekat/valve pada pentil (ventil). Partikel gas Nitrogen (N2) lebih besar
dibandingkan Oksigen (O2), maka N2 dapat mencegah terjadinya kebocoran
(rembesan) yang menyebabkan berkurangnya tekanan gas (angin) pada ban.
Selain itu Nitrogen aman digunakan karena tidak bisa terbakar, tidak berbau,
dan merupakan bagian dari gas yang ada di atmosfir yang juga kita hirup
sehari-hari. Bagian-bagian penyusun ban dapat dilihat pada Gambar 8.
Rantai hidup anionik menendang sebuah atom klorin dari silan, dan
didapatkan polimer akhir yang tertutup klorosilan, sehingga polimer tidak lagi
hidup. Jika ditambahkan kembali homopolimer dari polistirena hidup,
polistirena akan bereaksi dengan polimer akhir yang tertutup klorosilan,
seperti kopolimer stirena-butadiena yang bereaksi dengan
diklorodimethylsilan. Proses ini dapat dilihat pada Gambar 13. Hasilnya
diperoleh kopolimer triblok dari stirena-butadiena-stirena.
3.3. Proses Pembuatan Ban dengan Polimer SBR Sebagai Bahan Baku
Berikut ini adalah gambaran umum proses manufacturing ban di PT
Bridgestone Tire Indonesia.
1. Mixing / Banbury
Dalam pembuatan produk ban, baik untuk kendaraan mobil maupun motor,
Tire Manufacturing menggunakan beberapa material sebagai bahan baku
utama dan beberapa bahan kimia sebagai bahan pelengkap produksi.
Material yang digunakan antara lain Natural dan Synthetic Rubber, Carbon
Black, Silica, Zinc Oxide, Sulfur, Oli, dan beberapa material kimia lain.
Pada tahap awal, proses yang dilakukan adalah pencampuran Natural &
Synthetic Rubber dengan Ingredient yang sebelumnya sudah ditimbang
sesuai dengan berat yang ditentukan pada spesikasi produk yang ingin
dibentuk. Kemudian diberikan tambahan Carbon dan Oli pada saat material
tersebut masuk ke dalam mesin Banburry. Dalam mesin tersebut terdapat
alat yang berfungsi untuk menggiling campuran menjadi lapisan yang
disebut compound. Sebelum compound tersebut disusun pada rak, terlebih
dahulu melewati proses pendinginan dan diberi
cairan adhesive agar compound tersebut tidak lengket setelah tersusun. Pada
3. Calender
4. Bead
Sementara proses calender berjalan, di bagian lain ada pembuatan bead
wire yaitu melapisi kawat baja dengan karet. Proses ini berjalan otomatis
dan begitu keluar dari mesin, bead wire sudah berbentuk lingkaran sesuai
dengan ukuran rim.
5. Cutting
Proses cutting ini merupakan proses lanjutan dari mesin Callender, hasill
akhir dari proses ini biasa disebut dengan Ply dan Cap Ply. Ply merupakan
lembaran material yang terdiri dari Polyester, Nylon, dan compound yang
telah diproses sebelumnya dalam bentuk gulungan panjang di mesin
Calender yang kemudian di potong – potong untuk merubah arah atau sudut
benang dari 0° menjadi 90°. Ply berfungsi sebagai carcass atau kerangka
untuk menahan, membentuk sistem suspensi dan beban ban.Sedangkan Cap
Ply merupakan lembaran material yang terdiri dari nylon
dan compound yang dipotong – potong menjadi beberapa bagian di mesin
TTO. Cap Ply berfungsi sebagai bahan untuk mempertahankan bundar ban
waktu berjalan, meredam suara bising dari steel belt, membuat nyaman, dan
untuk memperkecil rolling resistance.
6. Building
.
Proses selanjutnya adalah tahap akhir dari proses pembentukan ban. GT
yang dihasilkan dari proses perakitan kemudian di kirim ke
area Curing untuk dimasak. Proses Curing sendiri terdiri dari beberapa
tahap. Pertama GT datang dari bagian Perakitan, sebelum masuk ke
proses curing, GT harus diperiksa terlebih dahulu untuk menghindari
adanya cacat pada GT. Setelah GT selesai diperiksa diambil 4 ban setiap 1
rak GT untuk dilakukan proses painting Chem Trend yaitu pengolesan
Setelah selesai, ban diperiksa secara visual apakah ada cacat atau tidak.
Proses ini tentu saja tidak menggunakan mesin, jadi ketelitian pekerja sangat
dibutuhkan. Selain visual, kontrol juga dilakukan dengan pemeriksaan
balance dan menggunakan sinar X. Ban tidak mungkin bisa 100% balance
seperti pelek, namun ada batasannya. Jika melebihi batas, berarti ada
kesalahan pada proses produksi. Selain itu, kami juga memiliki laboratorium
untuk memeriksa sampel ban yang diambil secara acak demi menjaga
kualitas.
Wrapping Tire
Wrapping Mc.
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
SBR merupakan jenis kopolimer stirena dan butadiena yang
mengandung lebih dari 50% butadiena dikenal sebagai Stirena Butadiena
Rubber (SBR). SBR dihasilkan dari proses polimerisasi, baik dari
polimerisasi emulsi maupun polimerisasi solusi. Selain itu, SBR juga
dapat disintesis dengan teknik living anionic polymerization.
SBR merupakan karet sintetis yang paling banyak digunakan dan
diproduksi. SBR merupakan polimer kondensasi sehingga polimerisasinya
termasuk ke step growth polymerization atau polimerisasi bertahap.
Penggunaan SBR adalah untuk pembuatan ban pada kendaraan bermotor.
SBR juga digunakan untuk benda-benda seperti sol sepatu, tapak ban, dan
bahan lain yang memiliki daya tahan atau ketahanan kuat.
4.2 Saran
Sifat SBR bila tidak ditambahkan bahan penguat, maka
kekuatannya lebih rendah dibandingkan dengan vulkanisir karet alam.
Selain itu, sifat E-SBR dengan S-SBR berbeda. Sehingga untuk
mensintesis SBR dengan hasil sesuai yang diinginkan perlu diperhatikan
dari sifat masing-masing SBR tersebut (E-SBR atau S-SBR).
ILMI, S.F. & PASSADANA, A. H. 2013. Pembuatan Ban dari Bahan Baku
Karet Remah (Crumb Rubber). Institur Pertanian Bogor. Bogor.