Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Komunitas secara dramatis berbeda-beda dalam kekayaan spesiesnya,
jumlah spesies yang mereka miliki. Mereka juga berbeda dalam hubungannya
dalam kelimpahan relatif spesies. Beberapa komunitasv terdiri dari beberapa
spesies yang umum dan beberapa spesies yang jarang, sementara yang lainnya
mengandung jumlah spesies yang sama dengan spesies yang semuanya umum
ditemukan. Kelimpahan relative spesies di dalam suatu komunitas mempunyai
dampak yang sangat besar pada ciri umumnya. Sesungguhnya, istilah
keanekaragaman spesies yang digunakan oleh para ahli ekologi,
mempertimbangkan kedua komponen keanekaragaman : kekayaan spesies dan
kelimpahan relative. (Campbell.2004).
Vegetasi merupakan masyarakat tumbuh-tumbuhan dalam arti luasnya. Pada
umumnya, tumbuhan terdiri dari beberapa golongan antara lain pohon yaitu
berupa tegakan dengan ciri-ciri tertentu. Kemudian dapat diketemukan semak
belukar dan lain-lain tergantung dari ekosistem yang diamati. Tumbuhan bawah
merupakan tumbuhan yang termasuk bukan tegakan atau pohon namun berada di
bawah tegakan atau pohon (Odum, 1993).
Hutan merupakan sumber daya alam yang merupakan suatu ekosistem, di
dalam ekosisitem ini, terjadi hubungan timbal balik antara individu dengan
lingkungannya. Lingkungan tempat tumbuh dari tumbuhan meupakan suatu
lingkungan tempat tumbuh dari tumbuhan merupakan suatu sistem yang
kompleks, dimana berbagai faktor saling beinteraksi dan saling berpengatuh
terhadap masyarakat tumbuh-tumbuhan. Pertumbuhan dan perkembangan
merupakan suatu respon tumbuhan terhadap faktor lingkungan dimana tumbuhan
tersebut akan memberikan respon menurut batas toleransi yang dimiliki oleh
tumbuhan tersebut terhadap faktor-faktor lingkungan tersebut (Indriyanto, 2006).
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan perubahan komunitas ; siklis dan suksesi ?
2. Apa yang dimaksud dengan suksesi ; fenologis (progresif), suksesi primer
(retroregresif) dan suksesi sekunder ?
3. Bagaimana pendekatan kajian suksesi ; tradisional dan modern ?
4. Bagaimana konsep klimaks ; monoklimaks, poliklimaks dan klimaks
hipotetik ?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui dan memahami perubahan komunitas ; siklis dan suksesi.
2. Untuk mengetahui dan memahami suksesi ; fenologis (progresif), suksesi
primer (retroregresif) dan suksesi sekunder.
3. Untuk mengetahui dan memahami pendekatan kajian suksesi ; tradisional dan
modern.
4. Untuk mengetahui dan memahami konsep klimaks ; monoklimaks,
poliklimaks dan klimaks hipotetik.
BAB II
PERUBAHAN KOMUNITAS
2.1 Perubahan Komunitas, Siklis dan Suksesi
A. Perubahan Komunitas
Perubahan komunitas merupakan
B. Siklis
Siklis merupakan
C. Suksesi
Suksesi merupakan proses perubahan ekosistem dalam kurun waktu
tertentu menuju kearah lingkungan yang lebih teratur dan stabil. Proses suksesi
akan berakhir apabila lingkungan tersebut telah mencapai keadaan yang stabil
atau mencapai klimaks.

2.2 Suksesi
Sudah di ketahui secara meluas bahwa apabila suatu kebun tidak di
pelihara ,atau lapangan rumput yang tidak pernah di potong secara teratur maka
vegetasinya akan mengalami perubahan yang tidaktetap terus menerus. Berbagai
tumbuhan liar akan hidup atau tumbuh dan mengubah sama sekali karakteristika
dari vegetasi asalnya.Demikian juga suatu lahanpertanian yang tidak di
garap,maka herba,perdu dan pohonliar akan tumbuh menguasai daerah atau lahan
tersebut, dan apabila kondisi tanahnya memungkinkan vegetasi akan berkembang
membentuk komunitas hutan (Syafei, 1990)
Perubahan yang sama akan terjadi pula pada lahan lahan yang terbentuk
secara alami,seperti delta,bukit pasir,daerah aliran lahar atau lava ,pada
permulaannya tanah belum matang,Nutrisi organik belum ada ,permukaan sangat
terbuka dan kondisinya belum menunjang kehidupan di atasnya.Akan tetapi
apabila di ber waktu yang cukup lama ,lahan lamakelamaan akan tertutup koloni-
koloni tumbuhan yang kemudian ekosistem ini berkembang (Syafei, 1990).
Suatu komunitas tumbuhan akibat adanya longsor ,banjir,letusan gunung
berapidan atau pengaruh kegiatan manusia akan mengalami gangguan atau
kerusakan yang parah.hancurnya komunitas tumbuhan ini akan menimbulkan
situasi terbukanya permukaan tanah,yang tadinya rimbun tertutup lapisan vegetasi
/ komunitas tumbuhan.keadaan ini merupakan habitat baru yang bias di gunakan
sebagai tempat hidup tumbuhan liar baik cepat maupun lambat (Onrizal. 2009).
Yang pertama kali masuk biasanyaberupa tumbuhan pelopor atau pionir
yaitu tumbuhan yang berkemampuan tinggi untuk hidup pada keadaan lingkungan
yang serba ke atas atau mempunyai berbagai factor pembatas,seperti kesuburan
tanah yang rendahsekali.Kekurangan atau ketiadaan air dalam tanah intensitas
cahaya yang terlaluberlebihan / tinggi dan sebagainya (Onrizal. 2009).
Kehadiran kelompok pionir ini akan menciptakan kondisi lingkungan
tertentu yang memberikan kemungkinan untuk hidup tumbuhan lainnya.Koloni
tumbuhan pionir ini akan menghasilkan proses pembentukan lapisan tanah
.memecah batuan dengan akarnya dan membebaskan materi organic ketika terjadi
pelapukan dari tumbuhan yang mati (Syafei, 1990).
Proses akan berkembang sesuai dengan perubahan waktu dan
akanmenciptakan komunitas tumbuhan yang semakin lama semakin padat dan
kompleks,mengarah pada pematangan bentuk komunitas tumbuhannya(Eugene,
1996).
Perubahan dalam komunitas yang terjadi sebagai akibat dari modifikasi
lingkungan, berlangsung lambat, teratur dan terarah menuju kestabilan disebut
dengan suksesi. Proses suksesi akan terus berlangsung sampai tercapai titik
klimaks, yaitu kondisi dimana komunitas mencapai titik keseimbangan atau
dengan kata lain seluruh proses pematangan bentuk komunitas atau ekosistem ini
di sebut suksesi (Eugene, 1996).

Skema 2.2.1 : Tanaman Pioner


Tansley (1920) mendefinisikan suksesi sebagai berikut:suksesi adalah
perubahan yang perlahan lahan dari komunitas tumbuhan dalam suatu dareah
tertentu di mana terjadi pengalihan dari satu jenis tumbuhan olehjenis tumbuhan
lainnya pada tingkat populasi.
Clements (1916) menuliskan pendapat-pendapatnya yang sangat persuasive,ia
menyatakan bahwa vegetasi dapat di sejalankan dengan “organism super” mampu
memperbaiki atau mengelola dirinya sendiri bila terjadi gangguan atau
kerusakan,ia juga mengenalkan adanya enam unsur yang akan terjadi sehubungan
dengan proses suksesi yaitu:
1. Penggundulan yang mengakibatkan terjadinya sibstrat baru
2. Migrasi kehadiran migrula atau organ pembiak tumbuhan.
3. Eksesis perkecambahan,pertumbuhan,reproduksi,dan penyebaran
4. Kompetisi ,persaingan sehingga pengusiran satu spesies oleh species lainnya
5. Reaksi,perubahan pada ciri dan sifat habitat oleh jenis tumbuhan
6. Stabilisasi,Yang menghasilkan komunitas tumbuhan pada tingkatan yang
matang.
Perubahan komunitas tumbuhan atau vegetasi yang di kemukakan atas dasar
menggambarkan bertambah kayanya suatu daerah oleh berbagai jenis tumbuhan
yang hidup di atasnya,proses perubahan ini di sebut suksesi progresesif.
Perubahan vegetasi dapat pula mengarah pada penurunanjumlah jenis
tumbuhan,penurunan kompleksitas struktur komunitas tumbuhan.Hal ini terjadi
biasanya akibat penurunan kadar zat hara dari tanah,misalnya akibat degradasi
habitat.Perubahan komunitas tumbuhan mengarah ke yang lebih sederhana ini di
sebut suksessi retrogresif atau suksesi regresif.Dalam hal suksesi retrogresif ini
seluruhunsur perubahan yang di kemukakan oleh Clements tetap berlaku,tetapi
dengan arah yang berlawanan.
Perubahan vegetasi di alam sebenarnya bisa di bedakan dalam tiga bentuk
umum yaitu:
1. Perubahan fenologis yang tidak saja terjadi karena adanya masa-masa
berbunga,berubah biji,berumbi,gugur daun dan sebagainya,tetapi juga terjadi
pertumbuhan jenis-jenis tumbuhan tertentu dalam perjalanan waktu atau
musim yang memperkaya komunitas tumbuhan itu.misalnya pada habitat
padang pasir dengan hadirnya tumbuhan setahun dan geofita setelah hujan
turun,dan ini terjadi satu kali untuk beberapa tahun.
2. Perubahan suksesi sekunder yakni perubahan yang vegetasi yang
nonfenologis dan terjadi dalam ekosistem yang telah matang.ini termasuk
suksesi normal ,berirama dan katastrofik seperti yang di klasifikasikan oleh
gams.suatu suksesi sekunder berasal hanya dari suatu kerusakan ekosistem
secara tidak menyeluruh atau tidak total kerusakannya.Misalnya pada daerah
pertanian setelah terjadi panenan.juga pada daerah hutan akiubat terjadinya
pohon tumbang.Pada suksesi sekunder ini dapat bersifat satu arah atau siklik.
3. Perubahan suksesi primer, berlainan dengan suksesi
sekunder,pembentukankomunitas tumbuhan pada suksesi primer ini berasal
dari suatu substrat yang sebelumnya tidak pernah mendukung komunitas
tumbuhan.

Pada Suksesi terdapat dua jenis yaitu yang dikenal dengan suksesi primer dan
suksesi sekunder, yang membedakan antara suksesi primter dan suksesi sekunder
terletak pada kondisi habitat pada awal proses suksesi terjadi, dibawah ini
penjelasan mengenai suksesi primer dan suksesi sekunder :
1. Suksesi Primer
Suksesi primer terjadi ketika komunitas awal terganggu dan
mengakibatkan hilangnya komunitas awal tersebut secara total sehingga di
tempat komunitas asal tersebut akan terbentuk substrat dan habitat baru.
a. Gangguan ini dapat terjadi secara alami, misalnya tanah longsor,
letusan gunung berapi, endapan Lumpur yang baru di muara sungai,
dan endapan pasir di pantai.
b. Gangguan dapat pula karena perbuatan manusia misalnya
penambangan timah, batubara, dan minyak bumi.
2. Suksesi Sekunder
Apabila dalam suatu ekosistem alami mengalami gangguan, baik
secara alami ataupun buatan (karena manusia), dan gangguan tersebut
tidak merusak total tempat tumbuh organisme yang ada sehingga dalam
ekosistem tersebut substrat lama dan kehidupan lama masih ada.
Contohnya, gangguan alami misalnya banjir, gelombang taut, kebakaran,
angin kencang, dan gangguan buatan seperti penebangan hutan dan
pembakaran padang rumput dengan sengaja.Contoh komunitas yang
menimbulkan suksesi di Indonesia antara lain tegalan-tegalan, padang
alang-alang, belukar bekas ladang, dan kebun karet yang ditinggalkan tak
terurus.
Faktor yang memengaruhi proses suksesi, yaitu:
1. Luasnya habitat asal yang mengalami kerusakan.
2. Jenis-jenis tumbuhan di sekitar ekosistem yang terganggu.
3. Kecepatan pemencaran biji atau benih dalam ekosistem tersebut.
4. Iklim, terutama arah dan kecepatan angin yang membawa biji, spora.
dan benih lain serta curah hujan yang sangat berpengaruh dalam
proses perkecambahan.
5. Jenis substrat baru yang terbentuk.
6. Iklim, terutama arah dan kecepatan angina yang membantu
penyebaran biji, sporam dan benih serta curah hujan.
7. Sifat – sifat jenis tumbuhan
Suksesi tidak hanya terjadi di daratan, tetapi terjadi pula di perairan
misalnya di danau dan rawa. Danau dan rawa yang telah tua akan mengalami
pendangkalan oleh tanah yang terbawa oleh air. Danau yang telah tua ini
disebut eutrofik.
Telah dijelaskan bahwa akhir suksesi adalah terbentuknya suatu
komunitas klimaks. Berdasarkan tempat terbentuknya, terdapat tiga jenis
komunitas klimaks sebagai berikut :
1. Hidroser yaitu sukses yang terbentuk di ekosistem air tawar.
2. Haloser yaitu suksesi yang terbentuk di ekosistem air payau
3. Xeroser yaitu suksesi yang terbentuk di daerah gurun.
2.3 PendekatanKajian Suksesi, Tradisional dan Modern
Sejalan dengan perkembangan dari ekologi umumnya maka dalam kajian
suksesi ini pun mengalami perkembangandan dapat dibagi dua periode
pendekatan,yaitu pendekatan secara lama atau tradisional di satu pihak dan
pendekatan yang di tujukan untuk melengkapi atau mengoreksi pendekatan lama
berdasarkan konsep-konsep ekosistem yang mendasarinya di pihak lain.
a. Pendekatan Kajian Suksesi Lama /Tradisional
Teori suksesi pola pendekatan lama di dasarkan pada beberapa pemikiran
yaitu:
1. Suksesi adalah suatu proses perkembangan komunitas yang teratur
dan meliputi perubahan komposisi jenis dan fungsi ekosistem
melalui waktu tertentu,suksesi merupakan proses yang progresip
dan dapat di perkirakan.
2. Fase awal dari suksesi struktur komunitas serhanan.dan di kuasai
oleh tumbuhan berumur pendek.seperti berikutnya menjadi lebih
progresif ,lebih kompleks dan di kuasai oleh tumbuhan berumur
panjang.
3. Suksesi berkulminasi dalam komunitas klimaks ,yang paling besar
,paling efisien dan komunitas paling kompleks dari habitat yang
mendukungnya.komunitas klimaks adalah stabil dan mandiri.
4. Suksesi dari habitat yang berbeda dapat mengarah pada komunitas
klimaks yang sama.pemikiran ini di sebut kesamaan akhir
“equifinality” jadi baik hidroseres maupun xeroseres akan
berkembang menjadi komunitas klimaks berupa hutans
5. Faktor penting yang berpengaruh terhadap bentuk komunitas
klimaks adalah iklim.cowles dan clements berpendapat bahwa
untuk setiap daerah iklim akan mempunyai satu bentuk komunitas
klimaks.pendapat ini d sebut teori monoklomaks .variasi local dari
komunitas klimaks akan di tentukan oleh tanah,dan apabila di beri
waktu yangcukup akan berkembang mengarah ke bentuk klimaks
regional.

Teori suksesi tradisional / lama ini sangat kaku,lebih di tekankan pada pola
berpikir deduktif dan pembuktian yang bersifat relative sangat sedikit kasus
suksesi telah di kaji secara rinci karena perubahan meliputi waktu yang panjang
beberapa decade dan sulit mengelola penelitian lapangan untuk waktu yang lama
ini.

b. Pola Pendekatan Suksesi Modern

Akhir-akhir ini timbul suatu pemikiran bahwa dalam kajian suksesi harus di
perhitungkan pula segala aspek dari ekosistem untuk menggambarkan perubahan
struktur dan fungsi ekosistem suksesi ini.

A. Pola aliran energi

Selama suksesi mencapai klimaks pola energi dalam ekosistem berubah


secara mendasar.perubahan ini di refleksikan dalam besaran standing crop
dalam system.

a) Selama fase seral awal masukan energy ke ekosistem lebih besar dari
yang hilang.tumbuhan dan hewan komunitasnya berkembang
,mengakumulasi energy sebagai biomasa.bebereapa standing crop atau
tegakan yang ada meningkat selama suksesi.
b) Ketika komunitas klimaks di kembangkan maka steady state
tercapai.dalam keadaan ini masukan energy ke ekosistem sama dengan
energy yang hilang.hasilnya perubahan tegakan adalah kecil.aliran
energy melalui sistempada fase klimaks adalah maksimum.
c) Bila ekosistem terganggu oleh factor luar,misalnya kebakaran .energi
yang hil;ang mugkin lebih besar dari masukan energy.dalam hal ini
besaran tegakan dalam system menurun.
d) Akumulasi energi sebagai biomasa selama suksesi palingbesar dalam
ekosistem daratan,tumbuhan terbesar membentuk komunitas klimaks
.tegakkan berada dalam maksimumnya meskipun ada sedikit fluktuasi.
e) Di ekosistem perairan ,terutama laut,komuntias kliamkas mungkin di
nyatakan oleh fitiplankton .ukurannya yang kecil berarti standing
crcopnya relative rendah / kecil,mungkin akumulasi dalam ekosistem
rendah.tetapi laju metabolism tinggi sehingga memungkinkanuntuk
mempunyai produktivitas kotor yang tinggi.

2.4 Konsep Klimaks

Skema 2.4.1 konsep klimaks

Teori tradisional menyatakan bahwa suksesi ekologi mengarah kepada suatu


komunitas akhir yang stabil yaitu klimaks.Fasa klimaks ini mempunyai sifat-sifat
tertentu ,dan yang terpenting adalah :
a) Fase klimaks merupakan system yang stabil dalam keseimbangannya
antara lingkungan biologi dengan lingkungan non biologinya.
b) Komposisi jenis pada fasa klimaks relative tetap atau tidak berubah
c) Pada fasa klimaks tidak ada akumulasi tahunan berlebihan dari materi
organic ,sehingga tidak ada perubahan yang tidak berarti.
d) Fasa klimaks dapat mengelola diri sendiri atau mandiri (Edi S. 2012).
Pembentukkan komunitas klimaks sangat dipengaruhi oleh musim dan
biasanya komposisinya bercirikan spesies yang dominan. Berdasarkan pengaruh
musim terhadap bentuknya komunitas klimaks, terdapat dua teori sebagai berikut :

1. Teori monoklimaks
Teori Monoklimaks (Costing, 1956) Beranggapan bahwa pada suatu daerah
iklim hanya ada satu macam klimaks yaitu suatu formasi yang paling metaphysic.
Jadi klimaks boleh dikatakan suatu pencerminan keadaan iklim.
Dalam teorinya pada tahun 1916 clements menyatakan bahwa komunitas
klimaks untuk suatu kawasan semata-mata merupakan fungsi dari iklim.Dia
memperkirakan bahwa pada waktu yang cukup dan bebasdari berbagai,pengaruh
gangguan luar suatu bentuk umum mengatasi klimaks yang sama akan terbentuk
untuk setiap daerah iklimyang sama dengan demikian iklim sangat yang
menentukan batas dari formasi klimaks.Pemikiran ini di fahami sebagai teori
monoklimaks dan di terima secara luas oleh para pakar botani pada pertengahan
awal dari abad ini (Edi S. 2012).
Clements dan para pendukungnya dari teori monoklimaks ini tidak melihat
kenyataan bahwa banyak sekali variasi lokal dalam suatu vegetasi yang telah
berada dalam suatu bentuk klimaks di suatu daerah iklim tertentu. Variasi-variasi
ini oleh clements dianggap fasa seral meskipun berada dalam keadaan
stabil.clements menganut teori klimaks ini di dasarkan pada keyakinan dan waktu
yang panjang,di mana perbedaan-perbedaan local dari suatu vegetasi akibat
kondisi tanahnya akan tetap berubah menjadi bentuk vegetasi regiolnya apabila di
beri waktu cukup lama (Edi S. 2012).
Penanaman-penanaman khusus di berikan untuk menggambarkan perbedaan-
perbedaan vegetasi local ini.istilah subklimaks di pergunakan untuk suatu fase
seral akhir yang berkepanjangan yang akhirnya akan berkembang juga ke bentuk
klimaksnya.sedangkan istilah “Disklimaks” di pakai untuk komunitas tumbuhan
yang menggantikan bentuk klimaks setelah terjadi kerusakan (Edi S. 2012).
Skema 2.4.2 Proses terjadinya vegetasi klimaks paham monoklimaks
2. Teori Poliklimaks
Teori ni beranggapan bahwa tidak hanya iklim yang dapat menumbuhkan
klimaks. Bagi penganut faham kedua ini ada beberapa macam kilmaks:
klimaks iklim, klimaks edafis, klimaks fisiografis, klimaks kebakaran dan
sebagainya.
Beberapa pakar biologi berpendapat bahwa teori monoklimaks terlalu
kaku.Tidak memberikan kemungkinan untuk menerangkan variasi lokal dalam
suatu komunitas tumbuhan (Edi S. 2012).
Dalam tahun 1939 Tansley ,seorang pakar botani dari inggris,mengusulkan
suatu alternative yaitu teori poliklimaks,dengan teori ini memungkinkan untuk
mendapat mosaic Dari bentuk klimaks dari setiap daerah iklim.Dia menyadari
bahwa komunitas klimaks erat hubungannya dengan berbagai factor yang
mempengaruhinya yaitu meliputi tanah,drainage ,dan berbagai factor lainnya
.teori poloklimaks mengenai kepentingan dari iklim .tetapi factor-faktor lain
hendaknya jangan di pandang sebagai fenomena yang bersifat temporal.
Teori poloklimaks mempunyai keuntungan yang besar,dalam memandang
semua komunitas tumbuhan yang sifatnya stabil bisa dianggap sebagai bentuk
klimaks.Teori poliklimaks ini ternyata pendekatannya tidak bersifat
kaku,sehingga dapat di terima di kalangan pakar secara luas (Edi S. 2012).

3. Teori Potensi Biotik atau pola Klimaks Hipotetis


Dalam tiga decade terakhir para pakar menyadari bahwa komunitas
klimaks tidak di tentukan oleh hanya satu atau beberapa factor
pengontrol.Setiap komunitas merupakan fungsi cdari semua factor lingkungan
yang berinteraksi terhadapnya.seperti iklim,tanah, topografi dsb.Dengan
demikian sekian banyak bentuk klimaks akan terjadi akibat kombinasi dari
kondisi-kondisi tadi.perhatikan konsep factor holosinotik atau holismal.
Pemikiran ini pertama-tama di formulasikan oleh R.H Whitaker tahun
1990an .Ia menekankan bahwa komunitas alami teadaptasi terhadap seluruh
pola dari factor lingkungan.dan komunitas klimaks itu akan bervariasi secara
teratur meliputi suatu region dan merefleksikan perubahan factor-faktor
(suhu,tanah,bentuk lahan dsb) secar gradual,klimaks dari sewtiap
itu.Pemikiran ini di kenal sebagai pola klimaks hipotesis atau teori potensial
biuotik.
Pendekatan ini sedikit lebih abstrak daripada teori monoklimaks dan
poloklimaks.Pendekatan ini member kemungkinan untuk penelahan yang
lebih realistik dari komunitas klimaks (Edi S. 2012).
Pada dewasa ini timbul tantangan-tantangan baru terhadap konsep-konsep
klimaks ini. Berbagai ahll percaya bahwa suksesi berkecenderungan
membentuk ekosistem yang kompleks dan lebih stabil,tetapi mereka
merasakan bahwa karakteristika dari hasil akhir perlu untuk dikaji kembali.Ini
merupakan tantangan untuk kemajuan ekologi,dimana pada dewasa ini telah
masuk dal;am kajian yang modern dan tidak terbelenggu dalam pola
pemikiran yang bersifat filosofis serta deskriptif lagi (Edi S. 2012).
BAB III
PENUTUP
3.1 Keseimpulan
1.
2. Suksesi terbagi menjadi dua yaitu suksesi primer yangterjadi ketika
komunitas awal terganggu dan mengakibatkan hilangnya komunitas awal
tersebut secara total sehingga di tempat komunitas asal tersebut akan
terbentuk substrat dan habitat baru sertasuksesi sekunder yaitu apabila
dalam suatu ekosistem alami mengalami gangguan, baik secara alami
ataupun buatan (karena manusia), dan gangguan tersebut tidak merusak
total tempat tumbuh organisme yang ada sehingga dalam ekosistem
tersebut substrat lama dan kehidupan lama masih ada.
3.Pendekatan kajian suksesi,yaitu pendekatan secara lama atau tradisional
di satu pihak dan pendekatan yang di tujukan untuk melengkapi atau
mengoreksi pendekatan lama berdasarkan konsep-konsep ekosistem yang
mendasarinya di pihak lain.
4.Paham Monoklimaks (Costing, 1956) Beranggapan bahwa pada suatu
daerah iklim hanya ada satu macam klimaks yaitu suatu formasi yang
paling metaphysic. Jadi klimaks boleh dikatakan suatu pencerminan
keadaan iklim.Paham Polyklimaks(Braun-Blanquet, 1932) beranggapan
bahwa tidak hanya iklim yang dapat menumbuhkan klimaks. Paham
klimaks hipotetik oleh Margalef (1968) dan Odum (1969). Pada tahap
klimaks komunitas tersebut mempunyai informasi maksimum dan
entrophy maksimum. Enthrophy adalah jumlah energy yang tidak terpakai
dalam suatu sistem ekologi.

3.2 Saran
Dari uraian yang telah dijelaskan diatas dapat diambil refleksi yang
ditujukan pada pembaca agar mengaplikasi konsep perubahan komunitas
untuk diterapkan pada kehidupan kita sehari-hari agar dapat meminimalisir
dampak kerusakan alam.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, Neil A. 2004. Biologi. Jakarta : Erlangga

Edi Sumarno. 2012. Konsep Klimaks.Universitas Halu Oleo, Kehutanan,

Eugene.P. Odum. 1996. Dasar-dasar Ekologi. Yogyakarta : Gajah Mada


University Press

http://biodiversitas.mipa.uns.ac.id/M/M0107/M010709.pdf

http://id.merbabu.com/artikel/ekologi.html

Onrizal. 2009. http://onrizal.files.wordpress.com/2009/08/1-ekologi-hutan-


pendahuluan-2009.pdf.

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/Handout%20Ekologi_0.pdf

http://web.unair.ac.id/admin/file/f_20025_7c.pdf

http://www.docs-engine.com/pdf/1/jurnal-suksesi-ekologi-tumbuhan.html

http://www.scribd.com/doc/45799711/SUKSESI

Indriyanto. 2006. Ekologi Hutan. Jakarta : Bumi Aksara

Syafei, Surasana Eden. 1990. Pengantar Ekologi Tumbuhan. Bandung. Institut


Teknologi Bandung.

Anda mungkin juga menyukai