PENDAHULUAN
2.2 Suksesi
Sudah di ketahui secara meluas bahwa apabila suatu kebun tidak di
pelihara ,atau lapangan rumput yang tidak pernah di potong secara teratur maka
vegetasinya akan mengalami perubahan yang tidaktetap terus menerus. Berbagai
tumbuhan liar akan hidup atau tumbuh dan mengubah sama sekali karakteristika
dari vegetasi asalnya.Demikian juga suatu lahanpertanian yang tidak di
garap,maka herba,perdu dan pohonliar akan tumbuh menguasai daerah atau lahan
tersebut, dan apabila kondisi tanahnya memungkinkan vegetasi akan berkembang
membentuk komunitas hutan (Syafei, 1990)
Perubahan yang sama akan terjadi pula pada lahan lahan yang terbentuk
secara alami,seperti delta,bukit pasir,daerah aliran lahar atau lava ,pada
permulaannya tanah belum matang,Nutrisi organik belum ada ,permukaan sangat
terbuka dan kondisinya belum menunjang kehidupan di atasnya.Akan tetapi
apabila di ber waktu yang cukup lama ,lahan lamakelamaan akan tertutup koloni-
koloni tumbuhan yang kemudian ekosistem ini berkembang (Syafei, 1990).
Suatu komunitas tumbuhan akibat adanya longsor ,banjir,letusan gunung
berapidan atau pengaruh kegiatan manusia akan mengalami gangguan atau
kerusakan yang parah.hancurnya komunitas tumbuhan ini akan menimbulkan
situasi terbukanya permukaan tanah,yang tadinya rimbun tertutup lapisan vegetasi
/ komunitas tumbuhan.keadaan ini merupakan habitat baru yang bias di gunakan
sebagai tempat hidup tumbuhan liar baik cepat maupun lambat (Onrizal. 2009).
Yang pertama kali masuk biasanyaberupa tumbuhan pelopor atau pionir
yaitu tumbuhan yang berkemampuan tinggi untuk hidup pada keadaan lingkungan
yang serba ke atas atau mempunyai berbagai factor pembatas,seperti kesuburan
tanah yang rendahsekali.Kekurangan atau ketiadaan air dalam tanah intensitas
cahaya yang terlaluberlebihan / tinggi dan sebagainya (Onrizal. 2009).
Kehadiran kelompok pionir ini akan menciptakan kondisi lingkungan
tertentu yang memberikan kemungkinan untuk hidup tumbuhan lainnya.Koloni
tumbuhan pionir ini akan menghasilkan proses pembentukan lapisan tanah
.memecah batuan dengan akarnya dan membebaskan materi organic ketika terjadi
pelapukan dari tumbuhan yang mati (Syafei, 1990).
Proses akan berkembang sesuai dengan perubahan waktu dan
akanmenciptakan komunitas tumbuhan yang semakin lama semakin padat dan
kompleks,mengarah pada pematangan bentuk komunitas tumbuhannya(Eugene,
1996).
Perubahan dalam komunitas yang terjadi sebagai akibat dari modifikasi
lingkungan, berlangsung lambat, teratur dan terarah menuju kestabilan disebut
dengan suksesi. Proses suksesi akan terus berlangsung sampai tercapai titik
klimaks, yaitu kondisi dimana komunitas mencapai titik keseimbangan atau
dengan kata lain seluruh proses pematangan bentuk komunitas atau ekosistem ini
di sebut suksesi (Eugene, 1996).
Pada Suksesi terdapat dua jenis yaitu yang dikenal dengan suksesi primer dan
suksesi sekunder, yang membedakan antara suksesi primter dan suksesi sekunder
terletak pada kondisi habitat pada awal proses suksesi terjadi, dibawah ini
penjelasan mengenai suksesi primer dan suksesi sekunder :
1. Suksesi Primer
Suksesi primer terjadi ketika komunitas awal terganggu dan
mengakibatkan hilangnya komunitas awal tersebut secara total sehingga di
tempat komunitas asal tersebut akan terbentuk substrat dan habitat baru.
a. Gangguan ini dapat terjadi secara alami, misalnya tanah longsor,
letusan gunung berapi, endapan Lumpur yang baru di muara sungai,
dan endapan pasir di pantai.
b. Gangguan dapat pula karena perbuatan manusia misalnya
penambangan timah, batubara, dan minyak bumi.
2. Suksesi Sekunder
Apabila dalam suatu ekosistem alami mengalami gangguan, baik
secara alami ataupun buatan (karena manusia), dan gangguan tersebut
tidak merusak total tempat tumbuh organisme yang ada sehingga dalam
ekosistem tersebut substrat lama dan kehidupan lama masih ada.
Contohnya, gangguan alami misalnya banjir, gelombang taut, kebakaran,
angin kencang, dan gangguan buatan seperti penebangan hutan dan
pembakaran padang rumput dengan sengaja.Contoh komunitas yang
menimbulkan suksesi di Indonesia antara lain tegalan-tegalan, padang
alang-alang, belukar bekas ladang, dan kebun karet yang ditinggalkan tak
terurus.
Faktor yang memengaruhi proses suksesi, yaitu:
1. Luasnya habitat asal yang mengalami kerusakan.
2. Jenis-jenis tumbuhan di sekitar ekosistem yang terganggu.
3. Kecepatan pemencaran biji atau benih dalam ekosistem tersebut.
4. Iklim, terutama arah dan kecepatan angin yang membawa biji, spora.
dan benih lain serta curah hujan yang sangat berpengaruh dalam
proses perkecambahan.
5. Jenis substrat baru yang terbentuk.
6. Iklim, terutama arah dan kecepatan angina yang membantu
penyebaran biji, sporam dan benih serta curah hujan.
7. Sifat – sifat jenis tumbuhan
Suksesi tidak hanya terjadi di daratan, tetapi terjadi pula di perairan
misalnya di danau dan rawa. Danau dan rawa yang telah tua akan mengalami
pendangkalan oleh tanah yang terbawa oleh air. Danau yang telah tua ini
disebut eutrofik.
Telah dijelaskan bahwa akhir suksesi adalah terbentuknya suatu
komunitas klimaks. Berdasarkan tempat terbentuknya, terdapat tiga jenis
komunitas klimaks sebagai berikut :
1. Hidroser yaitu sukses yang terbentuk di ekosistem air tawar.
2. Haloser yaitu suksesi yang terbentuk di ekosistem air payau
3. Xeroser yaitu suksesi yang terbentuk di daerah gurun.
2.3 PendekatanKajian Suksesi, Tradisional dan Modern
Sejalan dengan perkembangan dari ekologi umumnya maka dalam kajian
suksesi ini pun mengalami perkembangandan dapat dibagi dua periode
pendekatan,yaitu pendekatan secara lama atau tradisional di satu pihak dan
pendekatan yang di tujukan untuk melengkapi atau mengoreksi pendekatan lama
berdasarkan konsep-konsep ekosistem yang mendasarinya di pihak lain.
a. Pendekatan Kajian Suksesi Lama /Tradisional
Teori suksesi pola pendekatan lama di dasarkan pada beberapa pemikiran
yaitu:
1. Suksesi adalah suatu proses perkembangan komunitas yang teratur
dan meliputi perubahan komposisi jenis dan fungsi ekosistem
melalui waktu tertentu,suksesi merupakan proses yang progresip
dan dapat di perkirakan.
2. Fase awal dari suksesi struktur komunitas serhanan.dan di kuasai
oleh tumbuhan berumur pendek.seperti berikutnya menjadi lebih
progresif ,lebih kompleks dan di kuasai oleh tumbuhan berumur
panjang.
3. Suksesi berkulminasi dalam komunitas klimaks ,yang paling besar
,paling efisien dan komunitas paling kompleks dari habitat yang
mendukungnya.komunitas klimaks adalah stabil dan mandiri.
4. Suksesi dari habitat yang berbeda dapat mengarah pada komunitas
klimaks yang sama.pemikiran ini di sebut kesamaan akhir
“equifinality” jadi baik hidroseres maupun xeroseres akan
berkembang menjadi komunitas klimaks berupa hutans
5. Faktor penting yang berpengaruh terhadap bentuk komunitas
klimaks adalah iklim.cowles dan clements berpendapat bahwa
untuk setiap daerah iklim akan mempunyai satu bentuk komunitas
klimaks.pendapat ini d sebut teori monoklomaks .variasi local dari
komunitas klimaks akan di tentukan oleh tanah,dan apabila di beri
waktu yangcukup akan berkembang mengarah ke bentuk klimaks
regional.
Teori suksesi tradisional / lama ini sangat kaku,lebih di tekankan pada pola
berpikir deduktif dan pembuktian yang bersifat relative sangat sedikit kasus
suksesi telah di kaji secara rinci karena perubahan meliputi waktu yang panjang
beberapa decade dan sulit mengelola penelitian lapangan untuk waktu yang lama
ini.
Akhir-akhir ini timbul suatu pemikiran bahwa dalam kajian suksesi harus di
perhitungkan pula segala aspek dari ekosistem untuk menggambarkan perubahan
struktur dan fungsi ekosistem suksesi ini.
a) Selama fase seral awal masukan energy ke ekosistem lebih besar dari
yang hilang.tumbuhan dan hewan komunitasnya berkembang
,mengakumulasi energy sebagai biomasa.bebereapa standing crop atau
tegakan yang ada meningkat selama suksesi.
b) Ketika komunitas klimaks di kembangkan maka steady state
tercapai.dalam keadaan ini masukan energy ke ekosistem sama dengan
energy yang hilang.hasilnya perubahan tegakan adalah kecil.aliran
energy melalui sistempada fase klimaks adalah maksimum.
c) Bila ekosistem terganggu oleh factor luar,misalnya kebakaran .energi
yang hil;ang mugkin lebih besar dari masukan energy.dalam hal ini
besaran tegakan dalam system menurun.
d) Akumulasi energi sebagai biomasa selama suksesi palingbesar dalam
ekosistem daratan,tumbuhan terbesar membentuk komunitas klimaks
.tegakkan berada dalam maksimumnya meskipun ada sedikit fluktuasi.
e) Di ekosistem perairan ,terutama laut,komuntias kliamkas mungkin di
nyatakan oleh fitiplankton .ukurannya yang kecil berarti standing
crcopnya relative rendah / kecil,mungkin akumulasi dalam ekosistem
rendah.tetapi laju metabolism tinggi sehingga memungkinkanuntuk
mempunyai produktivitas kotor yang tinggi.
1. Teori monoklimaks
Teori Monoklimaks (Costing, 1956) Beranggapan bahwa pada suatu daerah
iklim hanya ada satu macam klimaks yaitu suatu formasi yang paling metaphysic.
Jadi klimaks boleh dikatakan suatu pencerminan keadaan iklim.
Dalam teorinya pada tahun 1916 clements menyatakan bahwa komunitas
klimaks untuk suatu kawasan semata-mata merupakan fungsi dari iklim.Dia
memperkirakan bahwa pada waktu yang cukup dan bebasdari berbagai,pengaruh
gangguan luar suatu bentuk umum mengatasi klimaks yang sama akan terbentuk
untuk setiap daerah iklimyang sama dengan demikian iklim sangat yang
menentukan batas dari formasi klimaks.Pemikiran ini di fahami sebagai teori
monoklimaks dan di terima secara luas oleh para pakar botani pada pertengahan
awal dari abad ini (Edi S. 2012).
Clements dan para pendukungnya dari teori monoklimaks ini tidak melihat
kenyataan bahwa banyak sekali variasi lokal dalam suatu vegetasi yang telah
berada dalam suatu bentuk klimaks di suatu daerah iklim tertentu. Variasi-variasi
ini oleh clements dianggap fasa seral meskipun berada dalam keadaan
stabil.clements menganut teori klimaks ini di dasarkan pada keyakinan dan waktu
yang panjang,di mana perbedaan-perbedaan local dari suatu vegetasi akibat
kondisi tanahnya akan tetap berubah menjadi bentuk vegetasi regiolnya apabila di
beri waktu cukup lama (Edi S. 2012).
Penanaman-penanaman khusus di berikan untuk menggambarkan perbedaan-
perbedaan vegetasi local ini.istilah subklimaks di pergunakan untuk suatu fase
seral akhir yang berkepanjangan yang akhirnya akan berkembang juga ke bentuk
klimaksnya.sedangkan istilah “Disklimaks” di pakai untuk komunitas tumbuhan
yang menggantikan bentuk klimaks setelah terjadi kerusakan (Edi S. 2012).
Skema 2.4.2 Proses terjadinya vegetasi klimaks paham monoklimaks
2. Teori Poliklimaks
Teori ni beranggapan bahwa tidak hanya iklim yang dapat menumbuhkan
klimaks. Bagi penganut faham kedua ini ada beberapa macam kilmaks:
klimaks iklim, klimaks edafis, klimaks fisiografis, klimaks kebakaran dan
sebagainya.
Beberapa pakar biologi berpendapat bahwa teori monoklimaks terlalu
kaku.Tidak memberikan kemungkinan untuk menerangkan variasi lokal dalam
suatu komunitas tumbuhan (Edi S. 2012).
Dalam tahun 1939 Tansley ,seorang pakar botani dari inggris,mengusulkan
suatu alternative yaitu teori poliklimaks,dengan teori ini memungkinkan untuk
mendapat mosaic Dari bentuk klimaks dari setiap daerah iklim.Dia menyadari
bahwa komunitas klimaks erat hubungannya dengan berbagai factor yang
mempengaruhinya yaitu meliputi tanah,drainage ,dan berbagai factor lainnya
.teori poloklimaks mengenai kepentingan dari iklim .tetapi factor-faktor lain
hendaknya jangan di pandang sebagai fenomena yang bersifat temporal.
Teori poloklimaks mempunyai keuntungan yang besar,dalam memandang
semua komunitas tumbuhan yang sifatnya stabil bisa dianggap sebagai bentuk
klimaks.Teori poliklimaks ini ternyata pendekatannya tidak bersifat
kaku,sehingga dapat di terima di kalangan pakar secara luas (Edi S. 2012).
3.2 Saran
Dari uraian yang telah dijelaskan diatas dapat diambil refleksi yang
ditujukan pada pembaca agar mengaplikasi konsep perubahan komunitas
untuk diterapkan pada kehidupan kita sehari-hari agar dapat meminimalisir
dampak kerusakan alam.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, Neil A. 2004. Biologi. Jakarta : Erlangga
http://biodiversitas.mipa.uns.ac.id/M/M0107/M010709.pdf
http://id.merbabu.com/artikel/ekologi.html
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/Handout%20Ekologi_0.pdf
http://web.unair.ac.id/admin/file/f_20025_7c.pdf
http://www.docs-engine.com/pdf/1/jurnal-suksesi-ekologi-tumbuhan.html
http://www.scribd.com/doc/45799711/SUKSESI