Anda di halaman 1dari 18

MODUL 3

PENGUKURAN VISKOSITAS DENGAN REDWOOD VISCOMETER

LAPORAN PRAKTIKUM

Nama : Dhafin Rizqi Armansyah


NIM : 12217071
Tanggal Praktikum : 9 Oktober 2018
Dosen : Zuher Syihab, S.T, Ph.D
Asisten Praktikum : Nur Fasya Febriarti 12215008
Ronaldo Hamonangan Tua 12215029

LABORATORIUM ANALISA FLUIDA RESERVOIR

PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

2018
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................................. 2

DAFTAR TABEL .................................................................................................................... 3

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................................ 4

BAB I ......................................................................................................................................... 6
PENDAHULUAN .................................................................................................................... 6
1.1. TUJUAN PERCOBAAN ............................................................................................ 6
1.2. TEORI DASAR........................................................................................................... 6
BAB II ....................................................................................................................................... 8
PENGOLAHAN DATA ............................................................................................................ 8
BAB III.................................................................................................................................... 11
ANALISIS ............................................................................................................................... 11
BAB IV .................................................................................................................................... 16
KESIMPULAN ........................................................................................................................ 16
BAB V ..................................................................................................................................... 17
KESAN DAN PESAN ............................................................................................................. 17
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 18

2
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Data SG dan API........................................................................................................ 9

Tabel 2.2 Data viskositas dinamik ............................................................................................ 9

Tabel 2.3 Data L dan H ............................................................................................................ 10

3
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 – Redwood Viscometer ............................................................................................. 5

Gambar 2 – Perhitungan massa picnometer dan sampel minyak ............................................. 5

Gambar 3 – Pengukuran suhu sampel ........................................................................................ 5

Gambar 4 – Proses perhitungan waktu alir ................................................................................ 5

4
Gambar 1 – Redwood Viscometer Gambar 3 – Pengukuran suhu sampel

Gambar 2 – Perhitungan massa Picnometer Gambar 4 – Proses perhitungan


dan sampel minyak waktu alir

5
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. TUJUAN PERCOBAAN

Mengetahui pemakaian Redwood Viscometer untuk:

1. Mengukur viskositas minyak yang diperoleh sebagai fungsi dari waktu pengaliran
(dalam detik).
2. Menghitung Viscosity Index (VI) suatu sampel minyak.

1.2. TEORI DASAR

Viskositas adalah nilai ketahanan cairan (fluida) terhadap deformasi (perubahan bentuk) yang
terjadi karena tegangan geser atau deformasi sudut (angular deformation). Dipengaruhi oleh
gaya kohesi di antara molekul ketika terjadi pergesekan satu dengan yang lain. Viskositas
dibagi menjadi dua, viskositas dinamis dan kinematis. Viskositas absolut (koefisien viskositas
mutlak) adalah ukuran resistensi ineternal. Viskositas dinamis atau absolut adalah gaya
tangensial per satuan luas yang dibutuhkan untuk memindahkan suatu bidang horisontal
terhadap lainnya, dalam unit velositas (velocity), ketika mempertahankan jarak dalam cairan.

Rumus viskositas dinamis:

T = µ (dc / dy)

dimana:

T = Tegangan geser (N/m2)

µ = Viskositas dinamis (Ns/m2)

dc = satuan kecepatan (m/s)

dy = satuan jarak antara (m).

Rumus diatas disebut sebagai hukum Newton. Sistem SI satuan viskositas dinamis adalah
Ns/m2, Pa s atau kg/(ms).

6
Viskositas kinematis adalah rasio antara viskositas absolut untuk kepadatan (densitas) dengan
jumlah dimana tidak ada kekuatan yang terlibat. Dihitung dengan membagi viskositas absolut
cairan dengan densitas massa cairan.

Rumus viskositas kinematis:

v = µ/ᵨ

dimana:

v = viskositas kinematis (m2/s)

µ = viskositas absolut / dinamis (Ns/m2)

ᵨ = densitas (kg/m3).

Dalam sistem SI, satuan viskositas kinematis adalah m2/s atau Stoke (St).

Pada percobaan ini, waktu yang dibutuhkan untuk mengalirkan 50 cc sampel melalui
viscometer redwood (dalam detik) diukur pada temperatur tertentu dimana pada percobaan ini
adalah 100, 140, dan 180 0F. Harga viskositas kinematik bisa dihitung dengan menggunakan
hubungan:

Viscosity Index (VI) dari minyak adalah suatu bilangan yang dapat menyatakan besar
perubahan viskositas akibat perubahan temperatur. Nilai ini sangat berpengaruh terhadap oli
lubrikan di industri otomotif.

7
BAB II

PENGOLAHAN DATA

a. Suhu 100°F
Massa picno + oil = 25.71 g
Merat Picno kosong 10 mL = 15.31 g
________________________________-
Massa oil = 10.4 g
10.4 𝑔 𝑔
ρoil 100°F = 10 𝑚𝐿 = 1.04 𝑚𝐿

b. Suhu 140°F
Massa picno + oil = 25.10 g
Merat Picno kosong 10 mL = 14.81 g
________________________________-
Massa oil = 10.29 g
10.29 𝑔 𝑔
ρoil 140°F = 10 𝑚𝐿
= 1.029 𝑚𝐿

c. Suhu 180°F
Massa picno + oil = 25.56 g
Merat Picno kosong 10 mL = 15.31 g
________________________________-
Massa oil = 10.28 g
10.28 𝑔 𝑔
ρoil 100°F = 10 𝑚𝐿
= 1.028 𝑚𝐿

d. Suhu 210°F
Massa picno + oil = 25.17 g
Merat Picno kosong 10 mL = 14.96 g
________________________________-
Massa oil = 10.21 g
10.21 𝑔 𝑔
ρoil 100°F = 10 𝑚𝐿
= 1.021 𝑚𝐿

8
e. Waktu T = 1000 F, waktu pengaliran sample = 55.6 s
Waktu T = 1200 F, waktu pengaliran sample = 54.01 s
Waktu T = 1400 F, waktu pengaliran sample = 48.53 s
Waktu T = 2100 F, waktu pengaliran sample = 45.05 s
f. Specific gravity (SG) dan 0API dapat dihitung dari rumus
𝜌𝑜𝑖𝑙
a. SG =
𝜌𝑤𝑎𝑡𝑒𝑟
141.5
b. 0API = 𝑆𝐺
- 131.5
0
T (oF) 𝜌oil (g/mL) SG API
100 1.04 1.04 4.55769

120 1.029 1.029 6.01214

140 1.028 1.028 6.14591

210 1.021 1.021 7.08961


Tabel 2.1 Data SG dan °API

g. Pada saat minyak mengalir dibutuhkan waktu antara 43 dan 100 saat
menggunakan Redwood Viscometer, maka nilai viskositas kinematiknya
1.79
menggunakan persamaaan 𝑣 = 0.00269𝑡 − cm2/sec. Dengan t adalah
𝑡
waktu yang didapat dari pengaliran sampel pada Redwood Viscometer.
Viskositas dinamiknya diperoleh dari 𝜇 = 𝑣 × 𝜌 Poise.

T (0F) t 𝑣 (cm2/sec) 𝜌oil (g/ml) 𝜇 (g/cm.sec)

100 55.6 0.11737 1.04 0.12206

120 54.01 0.11214 1.029 0.11539

140 48.53 0.09366 1.028 0.09628

210 45.05 0.08145 1.021 0.08316


Tabel 2.2 Data viskositas dinamik

h. Dalam menghitung Viscosity Index


• Dengan pendekatan VI<100
𝐿−𝑈
𝑉𝐼 = × 100 ;
𝐿−𝐻

Karena 𝑣 pada 2100F mempunyai harga antara 2 cSt sampai 75 cSt, maka
digunakan rumus:

9
L = aY2 + bY + c
H = dY2 + eY + f
Atau dapat dicari langsung pada table “basic value for L and H for kinematic
viscosity”.
𝑣 (cSt) L H
8.10 102.3 60.74
8.20 104.6 61.89
Tabel 2.3 Data L dan H
Untuk mencari viskositas kinematic pada 𝑣 = 8.145 cSt, dapat menggunakan
interpolasi.
L8.145 = L8.10 + [((8.145 – 8.10)/(8.20 – 8.10))(L8.20 – L8.10)]
0.045
L8.145 = 102.3 + (104.6 − 102.3)
0.10

L8.145 = 103.335
Dengan cara yang sama,
H8.145 = H8.10 + [((8.145 – 8.10)/(8.20 – 8.10))(H8.20 – H8.10)]
0.045
H8.145 = 60.74 + (61.89 − 60.74)
0.10

H8.145 = 61.2575

Maka, nilai VI dengan U viskositas kinematik pada 1000F


103.335 − 11.1737
𝑉𝐼 = × 100 = 219.0275
103.335 − 61.2575

• Dengan pendekatan VI>100


𝐻
YN = 𝑈
𝑙𝑜𝑔𝐻−𝑙𝑜𝑔𝑈
N= 𝑙𝑜𝑔𝑌
𝑙𝑜𝑔61.2575−𝑙𝑜𝑔11.1737
N= 𝑙𝑜𝑔8.145

N = 0.81125
Maka, nilai VI adalah
(𝑎𝑛𝑡𝑖𝐿𝑜𝑔0.81125) − 1
𝑉𝐼 = + 100 = 865.7623
0.00715

10
BAB III

ANALISIS

3.1. ASUMSI

Asumsi yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut.


1. Semua alat berfungsi dengan baik.
2. Tekanan konstan selama percobaan berlangsung, sehingga tidak ada pengaruh tekanan
terhadap viskositas.
3. Temperatur sampel minyak konstan saat pengukuran waktu pengaliran dan saat
pengukuran massa dengan picnometer, serta temperatur yang terukur benar-benar
temperatur yang dikehendaki yaitu 100 0F, 140 0F dan 180 0F.
4. Sampel minyak telah dipanaskan terlebih dahulu pada 210oF selama 1 jam sehingga
sampel minyak yang digunakan terbebas dari air.
5. Tidak ada zat pengotor dalam oil cup dan orifice karena zat pengotor akan menyumbat
aliran sehingga waktu alir akan bertambah.
6. Arah aliran sudah tegak lurus karena jika arah aliran miring akan menambah waktu alir
dan menghasilkan resultan gaya gesek terhadap sumbu horizontal dan dapat
mempengaruhi hasil perhitungan.
7. Volume sampel minyak termasuk buihnya adalah tepat 50 cc.
8. Tidak ada titik air di dalam picnometer yang dapat mengurangi ketepatan pengukuran
massa.
9. Sebelum diisi sampel minyak, oil cup dalam keadaan benar-benar bersih, sehingga oil
cup 100% diisi oleh sampel minyak.
10. Tidak terjadi kesalahan paralaks dalam penentuan temperatur, massa atau pun waktu
alir dari sampel minyak.

11
3.2. ANALISIS ALAT

1. Redwood Viscometer
Redwood Viscometer adalah salah satu alat yang digunakan untuk mengukur viskositas
(kinematik) dari suatu fluida cair dengan variasi temperatur fluida berbeda.

Untuk mengatur temperatur, di dalam redwood viscometer telah tersedia heater, namun cukup
lama untuk membuat temperatur naik dengan cepat sehingga perlunya penggunaan asas black
dengan penambahan air yang lebih panas (jika temperatur ingin dinaikkan) atau air yang lebih
dingin (jika temperatur ingin diturunkan) sehingga didapatkan air dengan temperatur yang
berbeda untuk memanaskan fluida. Dan temperatur ini akan berpengaruh pada viskositas, yang
ditandai dengan lama tidaknya fluida mengalir turun dari cup oil ke flask (ada dalam gambar).

Prinsip kerja alat redwood viscometer adalah dengan menggunakan asas black antara air di
water bath dengan fluida di cup. Selain itu, alat ini juga menggunakan prinsip gaya tarik bumi
(gravitasi bumi) dalam mengalirkan fluida ke dalam flask untuk diukur waktunya.

Data yang di dapat tidak langsung angka yang menunjukkan viskositas, namun waktu alir dan
temperatur dari fluida tersebut. Setelah itu, waktu alir yang didapat dapat disunstitusikan ke
dalam persamaan konversi Viskositas Kinematik (gambar 3) dan itulah viskositas kinematik
yang di dapat.

2. Picnometer

Picnometer adalah alat yang digunakan untuk menentukan densitas suatu fluida dengan
mengukur massa fluida yang ada di dalam picnometer yang diperoleh dari selisih antara massa
picnometer yang telah terisi fluida dengan massa picnometer yang masih kosong lalu dibagi
dengan volume picnometer yang digunakan. Pengukuran massa fluida dengan picnometer bisa
sangat akurat jika pengisian fluida dilakukan dengan tepat.

Penggunakan picnometer yang lebih besar menghasilkan pengukuran densitas fluida yang lebih
akurat dibanding picnometer yang lebih kecil karena galat yang diperoleh lebih kecil dengan
menggunakan ukuran picnometer yang lebih besar dibanding picnometer yang lebih kecil.

3.3. KEBERJALANAN PRAKTIKUM

Praktikum kali ini menggunakan Redwood Viscometer dan Picnometer sebagai alat utamanya.
Pada percobaan menggunakan Redwood Viscometer, terdapat kesulitan pada tahap pemanasan

12
minyak dengan perantara air pada water bath. Proses pemanasan berlangsung sangat lama
menggunakan heater pada Redwood Viscometer. Ini mungkin disebabkan oleh kalor yang ada
pada heater tidak langsung masuk ke minyak, melainkan masuk terlebih dahulu ke air pada
water bath sehingga memperlambat waktu kalor untuk masuk ke minyak pada oil cup. Maka
dari itu, pada praktikum ini kami menggunakan heater pada wadag lain sebagai pembantu
untuk memanaskan minyak agar waktu yang diperlukan lebih cepat.

Pada percobaan menggunakan Picnometer untuk mengukur densitas minyak, tidak terjadi
kendala, kami dapat melakukannya dengan lancar.

3.4. ANALISIS HASIL

Viskositas dari suatu fluida merupakan parameter yang perlu diperhatikan oleh seorang
petroleum engineer, karena sangat erat sekali hubungannya pada proses liaran fluida pada
media berpori, yaitu reservoir atau aliran fluida pada pipa setelah minyak diproduksi.
Viskositas merupakan parameter penting untuk memaksimalkan produksi suatu reservoir.
Viskositas yang tinggi dari fluida menyebabkan fluida sulit untuk mengalir, oleh karena itu
diperlukan metode maupun disain alat yang khusus.

Viskositas juga dapat digunakan untuk memprediksi umur dari suatu sumur, artinya dengan
mengetahui viskositas fluida pada sumur tersebut, kita dapat memperkirakan sampai berapa
lama reservoir tersebut dapat terus diproduksi secara optimal. Reservoir dengan viskositas yang
rendah, maka laju produksinya tinggi sehingga dapat menghemat biaya alat-alat dan produksi.
Selain itu nilai viskositas dapat memberikan informasi mengenai kandungan fluida dan fraksi
yang ada pada fluida reservoir. Fluida reservoir yang memiliki viskositas yang tinggi, fluida
tersebut memiliki kandungan hidrokarbon fraksi berat yang lebih banyak dibanding fraksi
ringannya, sebaliknya fluida yang memiliki viskositas yang rendah, maka kandungan
hidrokarbonnya lebih banyak dibanding fraksi ringannya.

Dengan kata lain di dalam industi perminyakan, viskositas termasuk salah satu sifat minyak
yang sangat penting untuk dipelajari karena berhubungan dengan pengaliran fluida dan dapat
digunakan untuk menentukan keekonomisan dan nilai komersial dari suatu resevoir. Hal yang
penting untuk diketahui adalah cara menentukan viskositas fluida, sifat viskositas dan faktor
yang mempengaruhi viskositas. Dengan kemajuan teknologi yang ada saat ini banyak alat yang

13
telah ditemukan untuk menentukan besarnya viskositas suatu fluida. Salah satunya adalah
Redwood Viscometer yang digunakan pada percobaan kali ini.

Waktu alir yang didapat untuk masing-masing suhu 100°F, 140°F, 180°F, dan 210°F adalah
55.60 s, 54.01 s, 48.53 s, dan 45.05 s. Dapat dilihat dari waktu alir yang didapat, semakin tinggi
suhu, semakin cepat waktu alir yang ditempuh oleh fluida tersebut. Ini menunjukkan bahwa,
pada tekanan standar laboratorium, semakin tinggi suhu suatu fluida, semakin kecil viskositas
fluida tersebut. Ini dikarenakan suhu akan menaikkan tekanan pada fluida dan menyebabkan
kohesi fluida tersebut berkurang, sehingga fluida akan semakin encer atau viskositasnya turun.

Dari waktu alir ini, kami dapat mencari besar viskositas kinematiknya menggunakan rumus
yang telah tersedia pada table pada subbab Teori Dasar. Karena waktu alir fluida pada
percobaan kami berada pada rentang 43 sampai 100, maka dapat digunakan rumus:

1.79
𝑣 = 0.00269𝑡 −
𝑡

Rumus ini menghasilkan viskositas kinematic pada masing-masing suhu 100°F, 140°F, 180°F,
dan 210°F sebesar 0.11737, 0.11214, 0.09366, dan 0.08145 dalam satuan cm2/s. Setara dengan
waktu alir, viskositas kinematik juga berkurang seiring dengan bertambahnya suhu pada fluida
tersebut. Kenaikan temperatur akan mengakibatkan jarak antar molekul bertambah besar yang
menyebabkan pertambahan volume sehingga molekul lebih leluasa bergerak dan fluidititasnya
pun meningkat (fluida semakin mudah mengalir).

Pada pengukuran densitas minyak menggunakan Picnometer, kami mendapati bahwa pada
suhu 100°F, 140°F, 180°F, dan 210°F, semua minyak memiliki densitas di atas 1g/mL atau
lebih berat dari air, sedangkan pada kenyataannya air selalu lebih berat dari minyak. Ini
disebabkan karena perhitungan hasil kalibrasi Picnometer yang kurang teliti dari kami. Namun,
hasil yang didapat dari perhitungan densitas minyak menggunakan Picnometer, yakni 1.04,
1.029, 1.028, dan 1.021 masing-masing dalam g/mL dan suhu 100°F, 140°F, 180°F, dan 210°F,
turun seiring dengan bertambahnya suhu. Sesuai dengan hukum gas ideal, dimana ketika suhu
naik, fluida akan memuai atau volume fluida tersebut bertambah dan menyebabkan densitas
fluida tersebut berkurang.

Mengapa pada percobaan kali ini kami menghitung nilai SG? SG atau specific gravity adalah
salah satu identitas dari minyak itu sendiri, selain itu, pada percobaan ini, kami juga ingin
mengetahui bagaimana hubungan antara specific gravity dan suhu suatu fluida. Berdasarkan
hasil perhitungan kami, pada suhu 100°F, 140°F, 180°F, dan 210°F, specific gravity dari

14
sampel minyak yang kami ukur adalah 1.04, 1.029, 1.028, dan 1.021 berturut-turut. Hasil ini
mendapati bahwa specific gravity turun seiring dengan meningkatnya suhu fluida tersebut. Hal
ini dikarenakan specific gravity didapat dari perbandingan antar densitas fluida dengan densitas
fluida referensi yang pada percobaan ini fluida referensinya adalah air. Seperti yang telah
dijelaskan sebelumnya, jika fluida dipanaskan, fluida tersebut akan memuai dan menurunkan
densitasnya, sehingga akan menurunkan specific gravity dari fluida tersebut.

Viskositas indeks dari sampel minyak yang kami ukur adalah 219.0275. Hal ini kontradiktif
dengan rumus yang saya jadikan pendekatan, yakni untuk VI < 100. Maka dari itu, saya
mencoba melakukan pendekatan dengan rumus untuk VI >100, didapatkan hasil VI =
865.7623. Hal ini mungkin disebabkan oleh kerja dari redwood yang lebih cocok untuk
menghitung fluida dengan viskositas yang tinggi, yang banyak memiliki fraksi berat pada
komponen. Sehingga di perhitungan minyak yang berviskositas rendah, redwood tidak bekerja
dengan baik. Selain itu mungkin disebabkan penggunaan hasil regresi untuk memperoleh
viskositas kinematik pada suhu 210°F yang hasilnya kurang efektif untuk perhitungan
Viscositas Index (VI), sehingga dibutuhkan alat lain yang bisa melakukan pengamatan hingga
suhu 210°F agar hasilnya lebih akurat.

15
BAB IV

KESIMPULAN

1. Viskositas minyak yang diperoleh sebagai fungsi waktu pengaliran terdapat pada table
berikut.

T (0F) t 𝑣 (cm2/sec) 𝜌oil (g/ml) 𝜇 (g/cm.sec)

100 55.6 0.11737 1.04 0.12206

120 54.01 0.11214 1.029 0.11539

140 48.53 0.09366 1.028 0.09628

210 45.05 0.08145 1.021 0.08316

2. Viskosity Index (VI) sampel minyak yang kami dapat, untuk pendekatan VI<100, VI
sampel minyak adalah 219.0275. Sedangkan, untuk pendekatan VI>100, VI sampel
minyak adalah 865.7623.

16
BAB V

KESAN DAN PESAN

Sebenarnya ini praktikum yang menarik, aspraknya terkenal ‘galak’ katanya. Waktu saya tes
alat modul 2 dan kebetulan sebelahan dengan kelompok yang sedang tes alat modul 3, saya
melihat betapa intense-nya tes alat mereka. Semenjak saat itu, kelompok kami berfikir bahwa
modul 3 akan menjadi modul ‘neraka’ bagi kami. Teman saya bahkan sudah belajar sejak kamis
siang yang notabene-nya masih 5 hari lagi. Namun, semua berubah ketika saya selesai tes alat.
Entah mengapa, semua tersenyum ketika keluar lab. Sangat berbeda dengan kelompok minggu
lalu, dimana tidak ada dari mereka yang tersenyum, bahkan ada yang kesal dengan Bang Aldoy
dan Kak Fasya. Ditambah lagi, tidak ada dari kami yang di-kick hari itu. Semua yang kami
takuti, kami khawatirkan hari itu lepas sudah. Bang Aldoy dan Kak Fasya sebaik itu ketika tes
alat. Ditambah, Bang Aldoy dan Kak Fasya membantu kami dalam melakukan praktikum dari
awal hingga akhir.

Pesan dari saya, tetap semangat Bang Aldoy dan Kak Fasya, sukses tingkat akhirnya!

17
DAFTAR PUSTAKA

Catatan Kuliah Budiman Dwi Putra

-. 2017. Modul Praktikum Analisis Fluida Reservoir. Bandung : Institut Teknologi Bandung.

http://www.mechanicalduniya.com. Diakses pada hari Selasa, 31 Oktober 2017 pukul 21.30


WIB.

18

Anda mungkin juga menyukai