DESTILASI
SATUAN OPERASI 2
Kelas
TPS 2 A
Disusun oleh
I. PENDAHULUAN
Pemisahan merupakan salah satu proses paling penting terutama pada
bagian hilir proses kimia Prinsip pemisahan adalah menentukan perbedaan sifat
antara komponen-komponen yang ingin dipisahkan sehingga dapat ditentukan
proses pemisahan yang tepat untuk digunakan. Sifat komponen dapat berupa
sifat fisik maupun kimia. Salah satu sifat fisik komponen adalah titik didih atau
temperatur saat komponen tersebut memiliki tekanan uap yang sama dengan
tekanan lingkungan.
Distilasi sederhana merupakan salah satu metode distilasi yang dapat
digunakan untuk memisahkan campuran dalam wujud cair yang satu
komponen dengan komponen lainnya memiliki titik didih yang jauh berbeda.
Campuran tersebut akan dipanaskan hingga temperaturnya melebihi titik didih
komponen yang lebih rendah namun tidak melebihi titik didih komponen yang
lebih tinggi. Campuran yang tadinya memiliki fasa cair, sebagian komponen
yang lebih mudah menguap akan berada pada fasa gas akibat pemanasan
sehingga dua komponen tersebut terpisah.
Pada percobaan ini akan dilakukan proses distilasi sederhana untuk
memisahkan larutan etanol-air dan tinjauan aspek-aspek yang berpengaruh
pada proses pemisahan ini. Tujuan dari distilasi adalah memperoleh produk
distilat dengan kemurnian yang lebih tinggi dari umpannya sehingga aspek
yang ditinjau adalah aspek yang mempengaruhi konsentrasi dan kuantitas
distilat. Beberapa aspek yang berpengaruh adalah konsentrasi umpan dan laju
pemanasan umpan yang kemudian ditinjau hasilnya dengan melihat densitas
distilat terhadap waktu.
Tekanan Parsil, hukum-hukum Dalton, Raoult dan Henry
Tekanan parsil P, komponen A di dalam suatu campuran uap adalah
sama dengan tekanan yang akan ditimbulkan oleh komponen A tersebut jika
ditempatkan sendiri di dalam volume dan temperatur yang sama dengan
campuran. Menurut hukum Dalton, P=ΣP,.yaitu tekanan total adalah sama
dengan perjumlahan tekanan parsil. Untuk suatu gas (uap) ideal, tekanan parsil
berbanding lurus dengan fraksi mol konstituen, maka:
PA = y A P .....................................................................(1)
Untuk suatu campuran ideal, tekanan parsil konstituen dikaitkan
dengan konsentrasi konstituen di dalam fasa cair, Raoult merumuskan
hubungan tersebut sebagai berikut:
PA = PnA X A...................................................................(2)
Di sini PnA adalah tekanan uap murni konstituen A pada temperatur
yang sama. Biasanya hubungan ini mendekati benar bila xA bernilai tinggi, atau
xB bernilai rendah. Beberapa campuran isomer organik dan beberapa senyawa
hidrocarbon hampir secara penuh mengikuti hukum ini.
Untuk xA dengan harga-harga yang rendah, hubungan linear antara PA
dan xA dirumuskan dengan menggunakan faktor perbandingan yaitu suatu
konstanta Henry H' dan bukan tekan uap murni zat.
Untuk zat cair A yang terlarut dalam pelarut zat B, hukum Henry
ditulis sebagai berikut:
PA = H' xA .....................................................................(3)
Bila suatu campuran mengikuti hukum Raoult, maka harga-harga ya
untuk berbagai komposisi x dapat dihitung berdasarkan tekanan uap masing-
masing kedua komponen pada berbagai temperatur.
Berdasarkan Hukum Raoult:
PA = PoA X A…(4)
PA = Py A ………………………………………………….(5)
Dari ko edua persamaan ini diperoleh:
PoAXA PoBXB
yA = dan yB = ................................(6)
P P
Jumlah fraksi dua komponen adalah:
yA + yB = 1................................................................(7)
PoAXA PoBXB
+ =1..................................................(8)
P P
Dari persamaan ini dihasilakan:
P−PoB
XA= ......................................................(9)
PoA−PoB
B. Bahan
Bahan yang digunakan adalah
1. Etanol
2. Aquades
3. Vaselin atau silica grease
V. DATA PENGAMATAN
A. Densitas Etanol
Massa Piknometer Kosong 11,9496 gr
Massa piknometer berisi aquades 17,3140 gr
Massa piknometer berisi etanol (umpan) 40:60 50:50
17,0142 gr 16,92 gr
B. Destilasi
1. Temperature 1 : 800C (50 : 50)
NO Waktu (menit) Volume (mL) Densitas (gr/mL)
1 5 23 0,17
2 10 30 0,15
3 15 31 0,14
4 20 31 0,14
5 25 31 0,14
2. Temperature 2 : 90 0C (50:50)
NO Waktu (menit) Volume (mL) Densitas (gr/mL)
1 5 24 0,19
2 10 26 0,18
3 15 26 0,18
4 20 23 0,21
5 25 22 0,22
1 5 29 0,15
2 10 29 0,15
3 15 28 0,16
4 20 28 0,16
5 25 28 0,16
4. Konsentrasi umpan 2 : (50:50) (80 0C)
N
Waktu (menit) Volume (mL) Densitas (gr/mL)
O
1 5 23 0,17
2 10 30 0,15
3 15 31 0,14
4 20 31 0,14
5 25 31 0,14
2. Waktu 10Menit
16,6560−11,9496 4,7064
ρ= = =¿ 0,18 gr/ml
26 26
3. Waktu 15 Menit
16,8498−11,9496 4,9002
ρ= = = 0,18 gr/mL
26 26
4. Waktu 20 Menit
16,7207−11,9496 4,7711
ρ= = = 0,21 gr/mL
23 23
5. Waktu 25 Menit
16,9214−11,9496 4,9718
ρ= = = 0,22 gr/ml
22 22
0.2
0.15
0.1
0.05
0
5 menit 10 menit 15 menit 20 menit 25 menit
VOLUME
35
30
25
20
15
10
0
5 menit 10 menit 15 menit 20 menit 25 menit
Pertanyaan
1. Apa yang dimaksud dengan distilasi?
Jawab:destilasimerupakan salah satu metode distilasi yang dapat
digunakan untuk memisahkan campuran dalam wujud cair yang satu
komponen dengan komponen lainnya memiliki titik didih yang jauh
berbeda.
2. Sebutkan aplikasi pemisahan distilasi di dunia industry
Jawab:penyulingan air
3. Jelaskan hubungan antara densitas etanol dengan kemurniannya
Jawab: Standar densitas etanol adalah 0,9042 gr/ml, maka apabila distilat
yang diperoleh memiliki densitas mendekati standar densitas etanol, maka
distilat hampir murni.
B. Saran
Di harapkan agar pratikkan dapat menggunakan kelengkapan APD
seperti jas dan masker, serta berhati – hati dalam melakukan pratikum agar
hal yang tidak diinginkan tidak terjadi
PERCOBAAN 2
EKSTRASI PADAT CAIR
I. PENDAHULUAN
Pemisahan merupakan salah satu proses paling penting terutama pada
bagian hilir proses kimia Prinsip pemisahan adalah menentukan perbedaan sifat
antara komponen-komponen yang ingin dipisahkan sehingga dapat ditentukan
proses pemisahan yang tepat untuk digunakan. Sifat komponen dapat berupa
sifat fisik maupun kimia. Salah satu sifat fisik komponen adalah titik didih atau
temperatur saat komponen tersebut memiliki tekanan uap yang sama dengan
tekanan lingkungan.
Leaching adalah ekstraksi padat-cair dengan perantara suatu zat
pelarut. Proses ini dimaksudkan untuk mengeluarkan zat terlarut dari suatu
padatan atau untuk memurnikan padatan dari cairan yang membuat padatan
terkontaminasi, seperti pigmen. Tahap-tahap ekstraksi
1. Mencampur bahan ekstraksi dengan pelarut dan membiarkannya saling
berkontak. Dalam hal ini terjadi perpindahan massa dengan cara difusi
pada bidang antarmuka bahan ekstraksi dan pelarut. Dengan demikian
terjadi ekstraksi yang sebenarnya, yaitu pelarutan ekstrak.
2. Memisahkan larutan ekstrak dari rafinat, kebanyakan dengan cara
penjernihan atau filtrasi.
3. Mengisolasi ekstrak dari larutan dan mendapatkan kembali pelarut,
umumnya dilakukan dengan menguapkan pelarut. Dalam hal-hal tertentu,
larutan ekstrak dapat langsung diolah lebih lanjut atau dioalh setelah
dipekatkan.
2. Zat pelarut
Larutan yang akan dipakai sebagai zat pelarut seharusnya
merupakan pelarut pilihan yang terbaik dan viskositasnya harus cukup
rendah agar dapat dapat bersikulasi dengan mudah. Biasanya, zat pelarut
murni akan diapaki pada awalnya, tetapi setelah proses ekstraksi berakhir,
konsentrasi zat terlarut akan naik dan laju ekstraksinya turun, pertama
karena gradien konsentrasi akan berkurang dan kedua zat terlarutnya
menjadi lebih kenta!
3. Temperatur
Dalam banyak hal, kelarutan zat terlarut (pada partikel yang
diekstraksi) di dalam pelarut akan naik bersamaan dengan kenaikan
temperatur untuk memberikan laju ekstraksi yang lebih tinggi.
4. Kerapatan
Terutama pada ekstraksi cair-cair, sedapat mungkin terdapat
perbedaaan kerapatan yaitu besar amtara pelarut dan bahan ekstraksi. Hal
ini dimaksudkan agar kedua fasa dapat dengan mudah dipisahkan kembali
setelah pencampuran (pemisahan dengan gaya berat). Bila beda kerapatan
kecil, seringkali pemisahan harus dilakukan dengan menggunakan gaya
sentrifugal (misalnya dalam ekstraktor sentrifugal).
2. Reaktifitas
Pada umumnya pelarut tidak boleh menyebabkan perubahan secara
kimia pada komponen- komponen bahan ekstraksi. Sebaliknya dalam hal-
hal tertentu diperlukan adanya reaksi kimia (misalnya pembentukan
garam) untuk mendapatkan selektivitas yang tinggi. Seringkali ekstraksi
juga disertai dengan reaksi kimia. Dalam hal ini bahan yang akan
dipisahkan mutlak harus berada dalam bentuk larutan.
3. Titik didih
Karena ekstrak dan pelarut biasanya harus dipisahkan dengan cara
penguapan, destilasi atau rektifikasi, maka titik didih kedua bahan it tidak
boleh terlalu dekat, dan keduanya tidak membentuk aseotrop. ditinjau dari
segi ekonomi, akan menguntungkan jika pada proses ekstraksi titik didih
pelarut tidak terlalu tinggi (seperti juga halnya dengan panas penguapan
yang rendah).
Kriteria yang lainnya adalah murah, tersedia dalam jumlah besar,
tidak beracun, tidak dapat terbakar, tidak eksplosif bila bercampur dengan
udara, tidak korosif, tidak menyebabkan terbentuknya emulsi, memiliki
viskositas yang rendah, stabil secara kimia dan termis.
Beberapa pelarut yang terpenting adalah: air, asam-asam organik
dan anorganik, hidrokarbon jenuh, toluen, karbon disulfit, eter, aseton,
hidrokarbon yang mengandung khlor, isopropanol, etanol.
Gaya pendorong pada ekstraksi adalah perbedaan konsentrasi
ekstrak didalam bahan ekstraksi dan pelarut. Gaya ini sedapat mungkin
besar. Untuk mencapainya, yang paling baik adalah dengan menggunakan
pelarut segar yaitu yang tidak mengandung ekstrak, atau dengan segera
mengeluarkan larutan ekstrak dari permukaan perpindahan.
Dengan satu tahap ekstraksi tunggal, yaitu mencampur bahan
ekstraksi dengan pelarut satu kali, umumnya tidak mungkin seluruh
ekstrak terlarutkan Hal ini disebabkan adanya keseimbangan antara ekstrak
yang terlarutkan dan ekstrak yang masih tertinggal dalam bahan ekstraks
(hukum distribus) Pelarutan lebih lanjut hanya mungkin dengan cara
memisahkan larutan ekstrak dari bahan ekstraksi dan mencampurkan
bahan ekstraksi tersebut dengan pelarut yang baru. Proses ini harus
dilakukan berulang-ulang, hingga derajat ekstraksi yang diharapkan 9atau
konsentrasi ekstrak dalam rafinat yang diizinkan) tercapai.
Ekstrak akan lebih menguntungkan jika dilakukan dalam jumlah
tahap yang banyak setiap tahap menggunakan pelarut yang sedikit.
Kerugiannya adalah konsentrasi larutan ekstrak makin lama makin rendah,
dan jumlah total pelarut yang dibutuhkan menjadi besar, sehingga untuk
mendapatkan pelarut kembali biayanya menjadi mahal.
Yang lebih ekonomis adalah menggunakan proses dengan aliran
yang berlawanan. Dalam hal ini bahan ekstraksi mula-mula dikontakkan
dengan pelarut yang sudah mengandung ekstrak larutan ekstrak), dan baru
pada tahap akhir proses dikontakkan dengan pelarut yag segar. Operasi
dapat dilakukan baik secara tak kontinu ataupun kontinu. Dengan metode
ini pelarut dapat dihemat dan konsentrasi larutan ekstrak yang lebih tinggi
dapat diperoleh. Meskipun demikian, perbedaan konsentrasi yang cukup
besar yang merupakan gaya pendorong untuk unjuk kerja ekstraksi yang
tinggi masih dapat dipertahankan.
Permukaan, yaitu bidang antarmuka untuk perpindahan massa
antara bahan ekstraksi dan pelarut, harus sebesar mungkin. Pada ekstraksi
padat-cair hal tersebut dapat dicapai dengan memperkecil ukuran bahan
ekstraksi dan paa ekstraksi cair-cair dengan mencerai-beraikan salah satu
cairan menjadi tetes-tetes (dengan bantuan perkakas pengaduk).
Tahanan yang menghambat pelarutan ekstrak sedapat mungkin
bernilai kecil. Tahanan tersebut terutama tergantung pada ukuran dan sifat
partikel dari bahan ekstraksi. Semakin kecil partikel ini, semakin pendek
jalan yang harus ditempuh pada perpindahan massa dengan cara difusi,
sehingga semakin rendah tahanannya. Pada ekstraksi bahan padat, tahanan
semakin besar jika kapiler-kapler bahan padat semakin halus dan jika
ekstrak semakin terbungkus didalam sel (misalnya pada bahan-bahan
alami).
Disamping faktor-faktor diatas, suhu juga seringkali memainkan
peranan penting dalam unjuk kerja ekstraksi. semakin tinggi suhu,
sernakin kecil viskositas fasa cair dan semakin besar kelarutan ekstrak
dalam pelarut. Selain itu kecenderungan pembentukan emulsi berkurang
pada suhu yang tinggi.
Metode yang digunakan untuk ekstraksi akan ditentukan oleh
banyaknya zat yang larut, penyebarannya dalam padatan, sifat padatan dan
besarnya partikel. Jika zat terlarut menyebar merata di dalam padatan,
material yang dekat permukaan akan pertama kali larut terlebih dahulu.
Pelarut, kemudian akan menangkap bagian pada lapisan luar sebelum
mencapai zat terlarut selanjutnya, dan proses akan menjadi lebih sulit dan
laju ekstraksi menjadi turun.
B. Bahan
Bahan yang digunakan adalah
1. n-heksan
2. Daging buah sawit (Mesokarp)
V. DATA PENGAMATAN
1. Persiapan Bahan Baku
Ukuranpartikel 1 (besar) 10,0255 gr
B. Minyakterekstrakpartikel 2
= (minyakselonsong + beratsampel) – sampelsetelahdiekstrak
= (3,2905 + 10,0212) – 11,6012
= 13,3117 – 11,6012
= 1,7105 gr
VII. HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada peratikum kali ini akan membahas tentang ekstraksi pada cair
ekstraksi adalah suatu proses pemisahan suatu zat berdasarkan perbedaan
kelarutannya terhadap dua cairan tidak saling larut yang berbeda. Prinsip
pemisahan adalah menentukan perbedaan sifat antara komponen-komponen
yang ingin dipisahkan sehingga dapat ditentukan proses pemisahan yang tepat
untuk digunakan.
Langkah awal yang duilakukan untuk proses ekstraksi padat cair ini
adalah persiapan bahan baku terlebih dahulu, bahan bakunya berupa daging buah
kelapa sawit (mesokarp) yang dipoting dengan 2 ukuran yang berbeda yaitu
ukuran besar dan kecil untuk bahan baku yang besar berat sampel nya adalah
10,5588 gr. Dan untuk berat bahan baku untuk yang kecil masa nya adalah
10,0212 gr. Setelah bahan baku daging buah sawit siap, siap kan pelarut yaitu
n-heksan sebanyak 290 ml sampai 300 ml.
Masuk keproses ektraksi padat cair, yang pertama siapkan siapkan
selongsong ekstraksi untuk selongsong ada 2 buah karna sampel bahan baku aka
2 ukuran untuk berat selonsong bahan baku pertama atau yang besar adalah
3,3025 gr, dan untuk berat selongsong kecil adalah 3,2905 gr. Panaskan
selongsong dalam oven selama 2 jam. Selanjutnya selanjutnya bahan baku
mesokarp yang telah di timbang 10,5588 gr untuk yang besar dan mesokarp
yang kecil 10,0212 gr dimasukan kedalam selongsong yang telah disiapkan,
selanjutnya selongsong yang telah berisi bahan baku dimasukan ke soxhlen
ektraktor dan masukkan pelarut n-heksan sebanyak 300 ml untuk melakukan
eksreaksi. Kemudian panaskan pelarut dan refluks selama 3-4 jam sampai
pelarut heksan bewarna bening di soxhlet ekstraktor, setelah pelarut bewarna
bening hentikan ekstraksi kemudian pisahkan pelarut dari zat telarut,keluarkan
selongsong dari soxhlen ektraktor dan masukan selongsong tersebut kedalam
oven sampai kering dan ditimbang dan didapat berat sampel besar 10,5588 gr
dan untuk selongsong sampel kecil 11,6012 gr, kemudian hitung kadar minyak
yang didapat terekstrak dari masing-masing selongsong, untuk selongsong
sampel besar didapat 2,7692 gr dan untuk selongsong sampel kecil didapat
1,7105 gr.
Pertanyaan
1. Apa yang dimaksud dengan ekstraks ipadat cair?
Jawab: Ekstraksi padat cair atau biasa juga disebut leaching adalah suatu
proses pemisahan satu atau lebih konstituen dari suatu padatan dengan
mengontakkannya dengan pelarut cair.
2. Sebutkan aplikasi pemisahan ekstraksi padat cair dengan pelalut didunia
industry?
Jawab: Contohnya pada pabrik kelapa sawit, ekstraksi dilakukan pada
mesin digester dan screw press yang bertujuan untuk mengeluarkan
minyak yang terdapat didalam mesokarp dengan bantuan steam.
3. Jelaskan hubungan antara ukuran partikel terhadap efisiensi ekstraksi
padat cair?
Jawab: semakin kecil ukuran partikel, maka waktu yang diperlukan untuk
ekstraksi maka lebih singkat dikarenakan memiliki luas permukaan yang
kecil.
I. PENDAHULUAN
FILTRASI
Filtrasi adalah proses pemisahan yang bertujuan padatan
memisahkan padatan dari campuran fasa cair dengan driving force perbedaan
tekanan sehingga mendorong fasa cair melewati lapisan suport pada medium
filter. Pada proses filtrasi, pemisahan padatan akan tertahan pada medium
penyaring. Sedangkan fasa cair yang melewati medium filter berupa
limbah/hasil sampingnya. Prosedur filtrasi sederhana dapat diterapkan
langsung pada benda padat yang bentuknya tetap. Sebaliknya, diperlukan
perlakuan-perlakuan khusus sebelum dan sesudah proses filtrasi jika padatan
yang akan dipisahkan berupa cairan yang mudah terdeformasi atau berukuran
kecil dan relatif sulit diambil dari suspensi cair. Filtrasi sering diterapkan pada
proses-proses biologis seperti memisahkan ekstrak juice atau memisahkan
mikroorganisme dari medium fermentasinya. Pada proses-proses pemisahan
yang sulit, proses filtrasi konvesional harus didukung dengan teknologi lain
agar filtrasi lebih praktis, cepat, dan kualitas produk tidak terdegradasi.
Pada umumnya, penerapan teknologi filtrasi pada industri kimia
telah banyak mengalami modifikasi. Modifikasi ini terutama dilakukan untuk
memperbaiki sifat dan karakteristik fisika dan kimiawi cake yang terakumulasi
pada medium filter. Padatan cake umumnya dipisahkan dari medium filter
dengan penambahan aditif tertentu. Padatan cake akan membentuk agregat
yang semakin lama semakin besar sehingga mudah dilepas dari medium
filternya. Padatan lain yang biasa ditambahkan adalah filter aid. Tanpa filter
aid akumulasi cake pada medium filter akan sangat sedikit karena terbawa
aliran cross flow yang besar.
Ukuran pemanfaatan yang optimal dapat berupa luas permukaan filter yang
sebesar mungkin dengan ruang filter yang sekecil mungkin.
4. Jenis Operasi, konstruksi alat pada dasarnya berbeda untuk operasi yang
kontinu atau yang tidak kontinu.
6. Sifat Bahan yang difiltrasi, baik konstruksi maupun bahan yang dipakai
untuk membuat alat filtrasi tergantung pada bahan yang difiltrasi, apakah
bersifat asam, basa, netral, mengandung air, mudah terbakar, tahan api,
peka terhadap oksidasi, steril, panas atau dingin. Konstruksi dapat terbuka,
tertutup atau dalam lingkugan gas inert.
7. Sifat Filtrasi, apakah cake filter yang terbentuk dapat ditekan atau tidak
dapat ditekan, tergantung pada ukuran dan bentuk partikel bahan padat.
Sifat kue filter itu selanjutnya mempengaruhi luas permukaan filter, tebal
kue, beda tekanan, dan juga ukuran pori pada media filter.
ADSORPSI
Salah satu sifat penting dari permukaan zat adalah adsorpsi. Adsorpsi
adalah suatu proses yang terjadi ketika suatu fluida (cairan maupun gas) terikat
pada suatu padatan dan akhirnya membentuk suatu film (lapisan tipis) pada
permukaan padatan tersebut. Berbeda dengan adsorpsi dimana fluida terserap
oleh fluida lainnya dengan membentuk suatu larutan.
ION EXCHANGE
2. Bahan
a. Kertas Saring
b. Air sungai
c. Minyak goreng bekas
d. Zeolit
e. Karbon aktif
f. Bleaching earth
V. DATA PENGAMATAN
1. Sifat kimia fisik bahan baku
Parameter Air Sungai
pH 5,8
Kadar 0,17 %
Kotoran
pH 2,0
Kadar 1,67 %
Kotoran
pH 5,9
pH 6,1
pH 6,2
3. Adsorpsi
a. Jenis Adsorben 1 : Zeolit
Parameter Minyak hasil Adsorpsi
pH 5
pH 5
Warna Kuning
pH 6
b. Zeolit : 100,0311 gr
Diketahui : Berat Kertas Saring (W0) = 0,1443 gr
Berat Kertas Saring + Hasil Saringan (W1) = 0,1570 gr
Berat Sampel = 10,1523 gr
W 1−W 0
% Kadar Kotoran = x 100 %
Berat Sampel
0,1570−0,1443
= x 100 %
10,1523
= 0,12 %
c. Zeolit : 150,0014 gr
Diketahui : Berat Kertas Saring (W0) = 0,1328 gr
Berat Kertas Saring + Hasil Saringan (W1) = 0,1394 gr
Berat Sampel = 10,0283 gr
W 1−W 0
% Kadar Kotoran = x 100 %
Berat Sampel
0,1394−0,1328
= x 100 %
10,0283
= 0,06 %
3. Adsorspi
a. Adsorben : Zeolit
Diketahui : Berat Kertas Saring (W0) = 0,1283 gr
Berat Kertas Saring + Hasil Saringan (W1) = 0,2341 gr
Berat Sampel = 10,1174 gr
W 1−W 0
% Kadar Kotoran = x 100 %
Berat Sampel
0,2341−0,1283
= x 100 %
10,1174
= 1,0 %
b. Adsorben : karbon aktif
Diketahui : Berat Kertas Saring (W0) = 0,1328 gr
Berat Kertas Saring + Hasil Saringan (W1) = 0,2108 gr
Berat Sampel = 10,1273 gr
W 1−W 0
% Kadar Kotoran = x 100 %
Berat Sampel
0,2108−0,1328
= x 100 %
10,1272
= 0,77 %
c. Adsorben : bleching
Diketahui : Berat Kertas Saring (W0) = 0,1302 gr
Berat Kertas Saring + Hasil Saringan (W1) = 0,2146 gr
Berat Sampel = 10,1004 gr
W 1−W 0
% Kadar Kotoran = x 100 %
Berat Sampel
0,2146−0,1302
= x 100 %
10,1004
= 0,83 %
Tugas
Grafik hubungan antara masa media filter terhadap kualitas air dan
grafik hubungan antra jenis adsorben terhadap kualitas minyak.
Grafik filtrasi ion exchange.
ph ion exchange
6.3
6.2
6.1 ph ion exchange
6
5.9
5.8
5.7
zeolit 50 gr zeolit 100 gr zeolit 150 gr
0.1
0.05
0
zeolit 50 gr zeolit 100 gr zeolit 150 gr
16
15
zeolit 50 gr zeolit 100gr zeolit 150 gr
ph minyak jelanta
6.2
6
5.8
5.6
ph minyak jelanta
5.4
5.2
5
4.8
4.6
4.4
zeolit arang aktif bleaching
A. Kesimpulan
B. Saran.
I. PENDAHULUAN
Secara umum sentrifugasi adalah proses pemisahan dengan
menggunakan gaya sentrifugal sebagai driving force. Pemisahan dapat
dilakukan terhadap fasa padat cair tersuspensi maupun campuran berfasa cair-
cair. Pada pemisahan dua fasa cair dapat dilakukan apabila kedua cairan
mempunyai perbedaan rapat massa. Semakin besar perbedaan rapat massa dari
kedua cairan semakin mudah dipisahkan dengan cara sentrifugasi. Semakin
mudah dipisahkan yang dimaksud adalah semakin kecil energi yang diperlukan
untuk proses pemisahannya.
Dua cairan yang dipisahkan dengan metode sentrifugasi biasanya
berbentuk dua fasa cair yang teremulsi. Pemisahan paling sering kita jumpai
dalam industri adalah pemisahan lemak yang terdapat dalam susu full cream.
Dengan sentrifugasi dipisahkan lemaknya sehingga diperoleh susu skim, susu
dengan kadar lemak yang rendah, yaitu berkisar 43x berat.
Dalam keperluan lain operasi sentrifugasi juga dapat berfungsi ganda,
yaitu sebagai pemisah untuk campuran maupun sebagai operasi yang
membantu proses pengeringan bahan. Fungsi pengeringan utamanya biasanya
adalah adanya tarikan udara vakum atau Suhu yang agak tinggi.
Gaya sentifugal adalah gaya yang terjadi akibat adanya putaran, arah
gayanya adalah dari titik pusat putaran keluar menuju jari-jari luar. Pemisahan
menggaunakan gaya ini pada penerapannya biasanya dikenakan pada
pemisahan fasa padat dengan fasa cair yang tercampur. Pemisahan
menggunakan gaya ini dilakukan apabila perbedaan densitas antara kedua fasa
tidak terlalu besar, bisa dalam bentuk campuran suspensi, sehingga pemisahan
dengan grafitasi sukar dilakukan.
1. Memisahkan minyak dan air pada emulsi minyak dalam air (santan kelapa)
2. Mengetahui pengaruh besar gaya sentrifugal, terhadap perbandingan
volume perolehan fasa ringan dan berat.
3. Mengetahui pengaruh besar gaya sentrifugal, terhadap tingkat pemisahan.
4. Mengetahui tingkat pemisahan yang dilakukan satu tahap dengan dua
tahap pada operasi pemisahan dua fasa cair dengan peralatan sentrifugasi.
V. DATA PENGAMATAN
1. Larutan CaCO3
Kecepatan putar 1: 1000 rpm
1. 2 7,90 cm 1,10 cm
2. 5 7,80 cm 1,20 cm
3. 10 7,60 cm 1,40 cm
1. 2 7,50 cm 1,50 cm
2. 5 7,30 cm 1,70 cm
3. 10 7,90 cm 1,90 cm
1. 2 7,00 cm 2,00 cm
2. 5 6,90 cm 2,10 cm
3. 10 6,70 cm 2,30 cm
2. Santan Kelapa
Kecepatan putar 1: 1000 rpm
1. 2 8,00 cm 1,00 cm
2. 5 7,80 cm 1,20 cm
3. 10 7,60 cm 1,40 cm
1. 2 7,50 cm 1,50 cm
2. 5 7,40 cm 1,60 cm
3. 10 7,30 cm 1,70 cm
1. 2 7,10 cm 1,90 cm
2. 5 7,00 cm 2,00 cm
3. 10 6,90 cm 2,10 cm
7.9
7.8
LIGHT PHASE CM
7.7
CaCo3
7.6 santan
7.5
7.4
7.3
2 menit 5 menit 10 menit
WAKTU
Grafik1. Hubungan antara light phase terhadap waktu dan kecepatan putara
sentrifuge (1000 rpm)
7.55
7.5
7.45
7.4
LIGHT PHASE CM
7.35
7.3
CaCo3
7.25
santan
7.2
7.15
7.1
7.05
2 menit 5 menit 10 menit
WAKTU
7.1
7
LIGHT PHASE CM
6.9
6.8 CaCo3
santan
6.7
6.6
6.5
2 menit 5 menit 10 menit
WAKTU