Anda di halaman 1dari 15

Laboratorium Kimia Analisis Kuantitatif

Semester II 2020/2021

LAPORAN PRAKTIKUM

Pengaruh Suhu dan Konsentrasi


Terhadap Laju Reaksi

Pembimbing : Octovianus SR. Pasanda, S.T., M.T


Kelompok : I (satu)
Tgl. Praktikum : 30 Juni 2021

Nama : Hilma
NIM : 332 20 036
Kelas : 1B D3-Analisis Kimia

JURUSAN TEKNIK KIMIA


POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
2021
PENGARUH SUHU DAN KONSENTRASI PADA KECEPATAN REAKSI

I. Tujuan :
 Setelah percobaan ini dilakukan, mahasiswa dapat menentukan
orde redaksi dari pengaruh suhu dan konsentrasi terhadap
kecepatan reaksi.

 Mengetahui pengaruh suhu terhadap laju reaksi

 Mengetahui pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi.

II. Alat dan bahan yang digunakan :


1. Gelas ukur 50ml
2. Stopwatch
3. Beaker glass 100ml
4. Thermometer 0 – 100C
5. Pipet ukur 5ml
6. Labu takar 50ml, 500ml
7. Neraca analitik
8. Pipet volume 5ml, 10ml, 25ml
9. Bulp

BAHAN YANG DIGUNAKAN :

1. Na2S2O3
2. HC1
3. Aquadest

III. Dasar Teori :

Kinetika kimia membahas tentang laju reaksi dan mekanisme terjadinya


reaksi. Untuk mengetahui mekanisme suatu reaksi, dipelajari perubahan laju
yang disebabkan oleh perbedaan konsentrasi pereaksi, hasil reaksi dan katalis.
Keterangan yang penting dapat pula diperoleh dari study tentang pengaruh
suhu, tekanan, pelarut, konsentrasi atau komposisi terhadap laju reaksi.
Persamaan kecepatan reaksi
Persamaan laju reaksi memberikan ketergantungan laju pada konsentrasi
pereaksi, hasil reaksi dan katalis. Bila volume campuran reaksi tetap dan
konsentrasi zat antara diabaikan, maka kecepatan reaksi berbanding lurus dengan
konsentrasi pereaksi pangkat bilangan bulat :

d (Aı)
---------------- = k (Aı )m. A(2)n
Dt

Bila m = 1, reaksi dikatakan orde satu terhadap A, dan bila m = 2, reaksi dikatakan
berorde dua terhadap A. untuk persamaan laju dalam bentuk yang sederhana ini,
orde reaksi keseluruhan adalah jumlah dari pangkat- pangkatnya. Faktor
perbandingan k merupakan tetapan laju yang berdasarkan persamaan diatas
mempunyai satuan C3-(m-n). waktu bila reaksi berorde satu,
biasanya k dinyatakan dalam detik – ı atau menit – ı. bila reaksi berorde dua,
secara keseluruhan k dinyatakan dalam liter. permol, perdetik; cm3. permol.
perdetik atau cm3peerdetik.
Reaksi orde satu:
k
A produk

Persamaan laju untuk reaksi berorde satu :

-d (A)
= k . (A)
dt

dimana :

(A) = konsentrasi A pada waktu t K =

konstanta kecepatan reaksi

Untuk batasan (A) = (Ao) pada waktu t = O dan


(A) = (A) pada waktu t = t di dapat

(Ao)
In = k . t(A)

2,303 (Ao)
k log
(A) (A)

Dari persamaan tersebut, terlihat bahwa untuk menentukan tetapan


kecepatan reaksi orde satu, hanya diperlukan penentuan perbandingan
konsentrasi pada dua waktu. Besaran lain yang berbanding lurus dengan
konsentrasi dapat digunakan sebagai konsentrasi dalam persamaan ini. Karena
tetapan perbandingannya akan saling menghapuskan.

Pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi

Konsentrasi yang mempengaruhi laju reaksi adalah jumlah mol dalam


satu liter pelarut. Satuan konsentrasi yang digunakan adalah molaritas.

Semakin besar molaritas suatu reaktan, maka akan semakin cepat laju
reaksinya berlangsung. Semakin tinggi molaritasnya berarti semakin tinggi
molaritasnya berarti semakin padat dan banyak molekul yang terkandung.

Molekul tersebut bergerak dan bertabrakan terus menerus sehingga reaksi


akan berlangsung semakin cepat.

Konsentrasi juga mempengaruhi laju reaksi dalam bentuk tingkat reaksi


atau orde reaksi. Semakin cepat reaksi tersebut berlangsung.

Pengaruh suhu pada kecepatan reaksi


Bla range suhu tidak terlalu besar, ketergantungan tetapan kecepatan reaksi
pada suhu biasanya dapat dinyatakan dengan persamaan empiris yang diusulkan
oleh Arrhenius:
K = A . e-Ea/RT
Dimana :
A = faktor pre exponensialEa =
energy aktifasi
R = konstanta gas
K = konstanta laju reaksiT =
suhu mutlak
Persamaan tersebut dapat dituliskan dalam bentuk logarisma sebagai berikut:

Log k = log A – eEa/2,303 R . T

Berdasarkan persamaan ini, diperoleh garis lurus untuk grafik logaritma k


lawan 1/T (suhu mutlak), dimana harga Ea/2,303 R merupakan slope dan log A
sebagai intercept.
IV. Prosedur kerja

Untuk tahap 1

1) Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

2) Menuangkan HCl 1 M kedalam beker glass sebanyak 20 mL

3) Membuat larutan standar Na2S2O3

4) Menyiapkan 4 buah gelas beker dengan memberi label berturut-


turut (1-2-3-4). Dan 4 buah gelas beker dengan label (a-b-c-d)

5) Mengisi masing-masing gelas beker dengan komposisi sebagai


berikut:
Sistem : Volume Volume Volume
Na2S203 ml: H2O : ml HC1 : ml
1 50 0 2
2 40 10 2
3 30 20 2
4 20 30 2

dengan komposisi diatas digunakan gelas beker yang berbeda


untuk mencampurkan hcl dan aquades. (a-b-c-d)
6) Menyalakan stirrer hotplate dan meletakkan kertas dengan
gambar x .
7) Mencampurkan larutan dengan gelas a dan 1 diatas hotplate,
bersamaan dengan itu, stop wach dinyalakan sampai terjadi
perubahan warna dari bening menjadi putih (susu). Dapat juga
ditandai dengan garis x yang sudah tidak Nampak dari dasar gelas
beker mencatat waktu yang dibutuhkan untuk bereaksi
8) Mengulangi Langkah 7 dengan mencampurkan larutan b + 2 ; c
+ 3 ; dan d + 4.

Tahap 2 :

1) Menyiapkan 8 gelas beker dan diberi label seperti pada tahap 1 .


2) Mengisi gelas beker dengan komposisi pada table 1-4 diisi
dengan 20 ml Na2S2O3 dan a-c diisi dengan 30 mL H2O + 2 mL
HCl.
3) Mencampurkan larutan 1 dan a jika suhu sudah mencapai 29ºC.
dilakukan pencampuran diatas hotplate, bersamaan dengan itu,
stop wach dinyalakan sampai terjadi perubahan warna dari bening
menjadi putih (susu). Dapat juga ditandai dengan garis x yang
sudah tidak Nampak dari dasar gelas beker mencatat waktu yang
dibutuhkan untuk bereaksi.
4) Tahap 3 diulangi dengan suhu yang berbeda, pencampuran kedua
dilakukan setelah suhu 20ºC untuk larutan 2 dan b, 40ºC untuk
larutan 3 dan c, dan 50 ºC untuk larutan 4 dan d.
Catatan : untuk suhu dibawah suhu kamar didinginkan telebih
dahulu sebelum pencampuran sedangkan suhu diatas suhu kamar
di panaskan diatas hotplate.

V. Data pengamatan

Tahap 1 :

No. Na2S2O3 H2O HCl Waktu Suhu Perubahan 1


(𝑠 −1 )
𝑡
(mL) (mL) (mL) (s) kamar warna
ºC
1 50 0 2 14.06 29 Bening -putih 0,071
2 40 10 2 18.49 29 Bening -putih 0,054
3 30 20 2 24.77 29 Bening -putih 0,04
4 20 30 2 37.93 29 Bening -putih 0,026

Tahap 2 :
Menggunakan system 4 dengan komposisi Na2S2O3 (20 ml), HCl (2 ml),
dan H2O (20 ml).
Suhu Suhu 1/ Suhu Waktu 1/waktu Perubahan Log
No.
ºC ºK (𝐾 −1 ) (s) (𝑠 −1 ) warna 1/waktu
1 20 293 0,0034 60.58 0,016 Bening -putih -1,7959
2 29 302 0,0033 37.93 0,026 Bening -putih -1,5850
3 40 313 0,0032 22.92 0,044 Bening -putih -1,3565
4 50 323 0,0031 10.01 0,099 Bening -putih -1,0044

VI. Perhitungan
 Menentukan laju reaksi tahapan 1 (pengaruh konsentrasi
terhadap laju reaksi)
1
1. Laju reaksi = 𝑡
a. Konsentrasi tiosulfat 50 mL, dengan waktu 14.06 s
1 1
 𝑡 = 14.06 = 0,071 𝑠 −1
b. Konsentrasi tiosulfat 40 mL, dengan waktu 18.49 s
1 1
 𝑡 = 18.49 = 0,054 𝑠 −1
c. Konsentrasi tiosulfat 30 mL, dengan waktu 24.77 s
1 1
 𝑡 = 24.77 = 0,04 𝑠 −1
d. Konsentrasi tiosulfat 20 mL, dengan waktu 37.93 s
1 1
 = 37.93 = 0,026 𝑠 −1
𝑡

2. Menghitung konsentrasi Na2S2O8


 Erlenmeyer 1
V1 x M1 = V2 x M2
50 mL x 0,25 M = 52 ML x M2
50 𝑚𝐿 𝑥 0,25 𝑀
M2 =
52 𝑚𝐿
M2 = 0,240385 M
 Erlenmeyer 2
V1 x M1 = V2 x M2
40 mL x 0,25 M = 52 ML x M2
40 𝑚𝐿 𝑥 0,25 𝑀
M2 =
52 𝑚𝐿
M2 = 0,192308 M

 Erlenmeyer 3
V1 x M1 = V2 x M2
30 mL x 0,25 M = 52 ML x M2
30 𝑚𝐿 𝑥 0,25 𝑀
M2 =
52 𝑚𝐿
M2 = 0,144231 M

 Erlenmeyer 4
V1 x M1 = V2 x M2
20 mL x 0,25 M = 52 ML x M2
20 𝑚𝐿 𝑥 0,25 𝑀
M2 = 52 𝑚𝐿
M2 = 0,096153 M

a) grafik pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi

grafik pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi


0.08
0.07 y = 0.3099x - 0.0044
R² = 0.9976
0.06
0.05
1/waktu

0.04
0.03
0.02
0.01
0
0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3
konsentrasi (M)
3. Perhitungan orde reaksi : (untuk kelompok 1, menghitung orde
reaksi 1 dan 2)
𝑉1 𝑘1
= 𝑘2
𝑉2
0,071 𝑘1 50
= 𝑘2 40
0,054
1,3148 = 1,25 x
X = 1,05184
 Menentukan laju reaksi tahapan 2 (pengaruh suhu terhadap
laju reaksi )
1
 Laju reaksi = 𝑇 =…(𝐾 −1 )

Menghitung T (K)
a. T = 29 ºC
T = 29 +273 = 302 𝐾
b. T = 20 ºC
T = 20 +273 = 293 K
c. T = 40 ºC
T = 40 +273 = 313 K
d. T = 50 ºC
T = 50 +273 = 323 K
1
Menghitung 𝑇 =…(𝐾 −1 )
 T = 293 K
1
T = 293 = 0,0034 𝐾 −1
 T =302 K
1
T = 302 = 0,0033 𝐾 −1
 T = 313 K
1
T= = 0,0032 𝐾 −1
313
 T = 323 K
1
T = 323 = 0,0031 𝐾 −1
1
 Menghitung 𝑡
 60.58 s
1 1
Laju reaksi = 60.58 = 0,016 𝑠 −1 log 𝑡 = -1,7959
 37.93 s
1 1
Laju reaksi = 37.93 = 0,026 𝑠 −1 log 𝑡 = -1,5850
 22.92 s
1 1
Laju reaksi = 22.92 = 0,044 𝑠 −1 log 𝑡 = -1,3565
 10.01 s
1 1
Laju reaksi = 10.01 = 0,099 𝑠 −1 log 𝑡 = -1,0044
Grafik :

b). grafik pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi


Membuat kurva laju reaksi sebagai fungsi suhu ºC dan kurva log laju reaksi
sebagai fungsi 1/suhu (𝐾 −1 )

kurva laju reaksi sebagai fungsi suhu


0.12

0.1
y = 0.0027x - 0.046
0.08 R² = 0.8744
1/waktu

0.06

0.04

0.02

0
0 10 20 30 40 50 60
suhu ºC

Grafik 2.1

kurva log v sebagai fungsi 1/T


0.00345
0.0034
0.00335
0.0033
1/T ºK

0.00325
0.0032
0.00315
0.0031 y = -0.0004x + 0.0027
R² = 0.9839
0.00305
-2 -1.5 -1 -0.5 0
log v

Grafik 2.2
Komentar kedua grafik diatas adalah sebagai berikut :
Dari kedua kurva tersebut, dapat disimpulkan bahwa suhu mempunyai pengaruh
yang sangat penting terhadap laju reaksi dimana pada grafik ke 2.1 menunjukkan
bahwa semakin tinggi suhu suatu larutan maka semakin cepat pula bereaksi, dan
pada kurva 2.2 menunjukkan bahwa semakin tinggi suhu suatu larutan maka
semakin tinggi pula log v, sebaliknya jika semakin rendah 1/T maka semakin
tinggi log v.

VII. Pembahasan
Percobaan ini bertujuan untuk menentukan orde redaksi dari
pengaruh suhu dan konsentrasi terhadap kecepatan reaksi. Pada percobaan
tahap 1 dilakukan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi terhadap laju
reaksi. Percobaan ini dilakukan dengan variasi konsentrasi Na2S2O3 da
n H2O, sedangkan konsentrasi HCl tetap. Langkah awal dari percobaan
ini adalah dilakukan pengadukan untuk menghomogenkan larutan
tujuannya agar pecobaan dapat berjalan dengan optimal. Pada tahap 1 ini
yang membedakan antara campuran 1 dan lainnya adalah komposisi
Na2C2O3, HCl, dan H2O.

Hasil yang diperoleh pada tahap ini yaitu pada konsentrasi


Na2S2O3 50 mL membutuhkan 14,06 detik untuk dapat bereaksi dan
menjadi keruh . dan laju reaksinya adalah 0,071 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 −1 . Pada
konsentrasi 40 mL menghabiskan 18,49 detik untuk dapat bereaksi dan
berubah menjadi keruh, dan laju reaksinya yaitu 0,054 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 −1 . Larutan
Na2C2O3 dengan volume 30 mL dapat bereaksi setelah 24,77 detik
dengan laju reaksi 0,04 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 −1 . Sedangkan larutan dengan volume 20
mL menghabiskan 37,93 detik untuk bereaksi dengan laju reaksi 0,026
𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 −1 . Berdasarkan hasil tersebut dapat kita lihat bahwa konsentrasi
suatu larutan sangat mempengaruhi laju reaksi . satuan konsentrasi yang
digunakan disini adalah molaritas. Semakin besar molaritas suatu reaktan,
maka akan semakin cepatpula laju reaksinya . semakin tinggi
molaritasnya berarti semakin padat dan banyak molekul yang terkandung.
Molekul tersebut bergerak dan bertabrakan terus-menerus sehingga reaksi
akan berangsung semakin cepat. Selain itu konsentrasi juga
mempengaruhi laju reaksi dalam bentuk tingkat reaksi atau orde reaksi.
Semakin tinggi orde reaksinya, maka akan semakin cepat reaksi tersebut
berlangsung. Jika orde reaksinya nol berarti konsentrasi zat tidak
mempengaruhi laju reaksi.

Berdasarkan grafik 1.1 diperoleh nilai intersepnya adalah 0,0044


nilai slopenya adalah 0,3099 dan 𝑅2 = 0,9976 Grafik tersebut juga
menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi tiosulfat, maka semakin
tinggi pula laju reaksi yang diperoleh.

Pada tahapan 2 bertujuan untuk mengetahui pengaruh suhu


terhadap laju reaksi . variasi suhu yang diberikan pada percobaan ini
adalah 29 ºC, 20 ºC, 40 ºC, dan 50 ºC. hasil yang diperoleh dari percobaan
ini yaitu, pada suhu 29 ºC membutuhkan 37,93 detik untuk dapat bereaksi
dengan laju reaksi = 0,026𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 −1 ; larutan dengan suhu 20 ºC (dibawah
suhu kamar)dapat bereaksi setelah 60,58 detik dengan laju reaksi = 0,016
𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 −1 ; suhu 40 ºC ( diatas suhu kamar) dapat bereaksi setelah 22,92
detik, dan laju reaksi 0,043 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 −1 ; sedangkan larutan dengan suhu 50
ºC dapat bereaksi setelah menghabiskan 10,01 detik dan laju reaksi 0,099
𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 −1 . Berdasarkan hasil yang diperoleh maka dapat disimpulkan
bahwasuhu sangat berpengaruh terhadap laju reaksi, suhu berbanding
lurus terhadap laju reaksi. Semakin tinggi suhunya maka reaksi akan
semakin cepat dan begitupun sebaliknya. Peningkatan suhu dalam sebuah
reaksi akan mengakibatkan partikel-partikel terlarut semakin aktif dan
tumbukan akan semakin sering terjadi.

Berdasarkan grafik 2.1 diperoleh nilai intersepnya adalah 0,046


nilai slopenya adalah 0,0027 dan 𝑅2 = 0,8744.

Berdasarkan grafik 2.2 diperoleh nilai intersepnya adalah 0,0027


nilai slopenya adalah 0,0004 dan 𝑅2 = 0,9839.
Dari kedua kurva tersebut, dapat disimpulkan bahwa suhu
mempunyai pengaruh yang sangat penting terhadap laju reaksi dimana pada
grafik ke 2.1 menunjukkan bahwa semakin tinggi suhu suatu larutan maka
semakin cepat pula bereaksi, dan pada kurva 2.2 menunjukkan bahwa
semakin tinggi tinggi suhu suatu larutan maka semakin tinggi pula log v,
sebaliknya jika semakin rendah 1/T maka semakin tinggi log v.
VIII. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan ini adalah :

1. Semakin tinggi konsentrasi larutan, semakin cepat laju


reaksinya

2. Semakin tinggi suhu yang diberikan, maka semakin sedikit


waktu yang diperlukan untuk berjalannya reaksi.

3. Grafik perbandingan konsentrasi tiosulfat dengan 1/waktu


menunjukkan persamaan garis y = 0,3099x - 0,0044, dengan 𝑅2
= 0,9976, slope = 0,3099 dan intersept =0,0044

4. Grafik perbandingan temperature dengan 1/waktu


menunjukkan persamaan linear y = 0,0027x – 0,046 , dengan
𝑅2 = 0,8744 , slope = 0,0027 dan intersept =0,046

5. Grafik perbandingan 1/suhu (𝐾 −1 ) dengan log 1/waktu


menunjukkan persamaan linear y = -0,0004x + 0,0027, dengan
𝑅2 = 0,9839, slope =0,0004 dan intersept =0,0027

6. Orde reaksi tiosulfat berdasarkan perhitungan yang telah


dilakukan adalah 1,05184

IX. Saran

Sebaiknya pada saat praktikum berlangsung, mahasiswa


harus teliti memperhatikan tahapan percobaan, serta memahami
konsep praktikum secara teori terlebih dahulu.
X. Daftar Pustaka

- Tim dosen politeknik negeri ujung pandang jurusan Teknik


kimia.2007 panduan laboratorium kimia fisika Makassar: politeknik
negeri ujung pandang.
- Ardra.2017 faktor yang mempengaruhi laju reaksi kimia
https://ardra.biz/topik/pengaruh-temperatur-terhadap-laju-reaksi/
diakses pada 05 Juli 2021
- Silmi. Nurul Utami. 2020 faktor-faktor yang mempengaruhi laju
reaksi http://kompas-com.cdn.ampproject.org diakses pada 05 juli
2021.

Anda mungkin juga menyukai