Anda di halaman 1dari 15

Laporan Praktikum

Kimia Fisik II
ORDE REAKSI DAN TETAPAN LAJU REAKSI

Tanggal percobaan :

Nama : Nanda Chaerunnisa kusnadi

NIM : 11180960000095

Kelas : Kimia C1

Kelompok :3

Anggota kelompok : 1. Qotrunnada Ainayya (11180960000093)

2. Tiara Hadi Ashari (11180960000097)

3. Muhammad Hilmi Muzaki (11180960000109)

Laboratorium Kimia

Pusat Laboratorium Terpadu

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. PRINSIP PERCOBAAN


Penentuan rumus laju reaksi dengan cara membandingkan dua percobaan yang
salah satu konsentrasinya berbeda sehingga dapat menentukan orde reaksi dari zat
pereaksi tersebut
1.2. TUJUAN PERCOBAAN
1. Mahasiswa memahami pengertian laju reaksi, tetapan laju reaksi dan orde reaksi
2. Mahasiwa mampu menentukan tetapan laju reaksi dan orde reaksi dari hasil
percobaan
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Kinetika kimia merupakan bagian dari kimia fisik yang mempelajari tenteng
kecepatan reaksi-reaksi kimia dan mekanismenya. Tujuan utama kinetika kimia adalah
mengetahui bagaimana laju reaksi bergantung pada konsentrasi reaktan. Kecepatan reaksi
kimia dapat digolongkan dalam beberapa bagian, yaitu
a.Sangat lambat
b.Lambat
c.Sangat cepat
(Sastrohamidjojo,2001).
Laju reaksi merupakan perubahan konsentrasi pereaksi atau produk dalam satuan-
satuan waktu tertentu. Laju reaksi dapat dinyatakan sebagai laju berkurangannya
konsentrasi suatu pereaksi atau bertambah konsentrasi suatu produk. Laju reaksi kimia
adalah jumlah mol reaktan persatuan volume yang bereaksi dalam satuan waktu
tertentu. Persamaan tentang laju reaksi dapat dinyatakan sebagai berikut:
V=K [A]m[B]n
Keterangan : V = laju reaksi
K = konstanta lajuA
B = konsentrasi m
n = Orde reaksi
(Sastrohamidjojo,2001).
Secara umum, konsentrasi pereaksi akan mempengaruhi laju reaksi. Pengaruh
konsentrasi terhadap laju reaksi adalah khas untuk setiap reaksi. Pada reaksi orde nol
perubahan konsentrasi pereaksi tidak berpengaruh terhadap laju reaksi. Reaksi orde 1 setiap
kenaikan konsentrasi dua kali akan mempercepat laju reaksi menjadi dua kali lipat lebih
cepat, sedangkan untuk reaksi orde 2 bila konsentrasi dinaikkan menjadi dua kali laju reaksi
menjadi empat kali lebih cepat. Laju reaksi dapat dinyatakan sebagai V = K[A]m[B]n,
dengan pangkat m dan n adalah pangkat bulat kecil dan tidak berhubungan dengan koefisien
a dan b (Petrucci, 1992).
Ordo reaksi merupakan bagian dari persamaan laju reaksi. Penentuan ordo reaksi
tidak dapat diturunkan dari persamaan reaksi tetapi hanya dapat ditentukan berdasarkan
eksperimen dengan menggunakan sederet konsentrasi pereaksi. Pada reaksi ordo nol dimana
n = 0, laju reaksi tidak tergantung pada konsentrasi pereaksi dan bersifat konstan pada suhu
tetap. Jadi laju reaksi ordo nol hanya tergantung pada konstanta laju reaksi yang dinyatakan
sebagai k. Laju reaksi menurut ordo satu dimana n = 1, dipengaruhi oleh konsentrasi pereaksi
dimana laju reaksi berbanding lurus dengan konsentrasi pereaksi. Hal ini berarti peningkatan
konsentrasi akan meningkatkan pula laju reaksi(Labuza ,1982).
Pengaruh suhu terhadap kecepatan rekasi kimia pertama kali diungkapkan olehVan’t
Hoff pada 1884, dan diperluas oleh Hood dan Arrhenius 1885 dan
1889,selanjutnya pengaplikasian terhadap kemunduran bahan makanan oleh Labuza pada
1980 (Suyitno,1997; Wisnu,2006).
Tetapan laju didefinisikan sebagai laju reaksi bila konsentrasi dari masing-masing
jenis adalah salah satunya tergantung pada orde reaksi dari suatu reaksi dasartertentu
yang berlangsung. Tetapan laju dapat berubah-ubah, tergantung padareaksi kimia yang
terjadi. Konstanta laju yang tinggi akan membuat laju reaksi semakin cepat (Bird,1991).
Reaksi tidak harus mempunyai orde bilangan bulat. Demikian halnya dengan banyak
reaksi fase-fase. Contohnya, jika reaksi mempunyai hukum laju :
V=k[A]1/2[B]
Maka reaksi ini adalah orde setengah dalam A, orde pertama dalam B, dan secara
keseluruhan mempunyai orde tiga setengah. Jika hukum laju tidak berbentuk [A]x[B]y[C]z.
Maka reaksi itu tidak mempunyai orde. Hukum laju ditentukan secara eksperimen untuk
reaksi fase gas.
H2 + Br2 2HBr adalah:
walaupun reaksi ini mempunyai orde pertama dalam H2, tetapi ordenya terhadap Br2,
HBr dan keseluruhan, tidak tertentu (kecuali pada kondisi yang disederhanakan, seperti jika
[Br2] > K’[HBr] (Atkins, 1996).
BAB III

METODE PERCOBAAN

3.1 ALAT
1. Beaker glass 1000 ml
2. Gelas ukur 25 ml
3. Stopwatch
4. Spidol + kertas putih
3.2 BAHAN
1. Na2S2O3 0,1 M
2. HCl 2 M
3. Aquadest
3.3 CARA KERJA
1. Penentuan orde reaksi Na2S2O3
a. Buatlah tanda silang ± 2cm dengan menggunakan spidol pada sehelai kertas.
b. Letakan beaker glass diatas tanda silang tersebut
c. Pipet 10 ml HCl 2M dan masukan kedalam becker glass tersebut
d. Pipet 20 ml Na2S2O30,1M ke dalam becker glass yang lain, kemudian
tuangkan kedalam becker glass yang berisi larutan HCl
e. Jalankan stopwatch tepat pada saat penuangan. Catat waktu yng diperlukan
sejak mulai
f. Penuangan sampai tanda silang tidak tampak
g. Ulangi percobaan diatas dengan menggunakan larutan Na2S2O3yang telah
diencerkan seperti terlihat pada tabel :

Percobaan Volume HCL 2M Volume Na2S2O3 Volume aquadest


1 10 20 0
2 10 15 5
3 10 10 10
4 10 5 15

h. Tentukan berapa nilai orde reaksi untuk Na2S2O3


2. Penentuan orde reaksi HCl
a. Untuk penentuan orde reaksi HCl, langkah kerja yang dilakukan sama seperti
pada langkah diatas, tetapi larutan HCl yang digunakan adalah larutan HCl
yang telah diencerkan dengan berbaga volume, sementara larutan Na2S2O3
dibuat tetap, seperti pada tabel

Percobaan Volume HCL 2M Volume Na2S2O3 Volume aquadest


1 20 10 0
2 15 10 5
3 10 10 10
4 5 10 15

b. Tentukan orde reaksi HCl


3. Penentuan tetapan laju reaksi Na2S2O3dengan HCl
a. Untuk menentukan tetapan laju reaksi antara Na2S2O3dengan HCl, digunakan
nilai orde reaksi Na2S2O3dan HCl yang telah diperoleh dari percobaan,
kemudian masukan nilainya ke dalam persamaan hukum laju reaksi :
v = k [Na2S2O3] . [HCl]
b. Selanjutnya buatlah grafik hubungan antara log [Na2S2O3] terhadap waktu dan
grafik hubungan antara log [HCl] terhadap waktu. Tentukan berapa nilai k
berdasarkan persamaan laju reaksi dan bandingkan nilainya dengan hasil
perhitungan yang diperoleh dar grafik.

Penentuan orde reaksi Na2S2O3 :

Kertas

 Digambarkan ± 2 cm tanda silang.


 Beaker glass diletakkan diatas kertas.

Beaker Glass

+ 10 mL HCl 2 M

+ 20 mL Na2S2O3 0,1 M

 Dijalankan stopwatch tepat pada saat penuangan


 Penuangan sampai tanda silang tepat tidak nampak
 Diulangi percobaan dengan mengikuti tabel pada point 7
 Ditentukan nilai orde reaksi untuk Na2S2O3

HASIL

Penentuan orde reaksi HCl :

Kertas

 Digambarkan ± 2 cm tanda silang.


 Beaker glass diletakkan diatas kertas.

Beaker Glass

+ 10 mL Na2S2O3 0,1

+ 20 mL HCl 2 M

 Dijalankan stopwatch tepat pada saat penuangan


 Penuangan sampai tanda silang tepat tidak nampak
 BAB
Diulangi IV
percobaan dengan mengikuti tabel pada point 7
 Ditentukan nilai orde reaksi untuk HCl
BAB IV
HASIL
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 HASIL PERCOBAAN

Tabel 1. Waktu reaksi Na2S2O3 dengan HCl

Konsentrasi HCl (ml) Ulangan 1


Na2S2O3
t

0.1 M 3 37 s

0.08 M 3 44 s

0.06 M 3 64 s

0.04 M 3 132 s

0.02 M 3 600 s

Tabel 2. Waktu reaksi HCl dengan Na2S2O3


Konsentrasi HCl Na2S2O3 (ml) Ulangan 1

3M 5 ml 133 s

2.5 M 5 ml 144 s

2M 5 ml 148 s

1.5 M 5 ml 151 s

1M 5 ml 159 s

 Perhitungan
Penentuan laju reaksi Na2S2O3
Na 2 S 2 O 3
V=
t
0.1 M
V1 = =¿ 27 x 10-4
37 detik
0.08 M
V2 = =¿ 18 x10-4
44 detik
0.06 M
V3 = =¿ 9.3 x 10-4
64 detik
0.04 M
V4 = =¿ 3.03 x 10-4
132detik
0.02 M
V5 = =¿ 0.33 x 10-4
600 detik
Penentuan orde reaksi Na2S2O3

v1
=k ¿ ¿
v2

27
=¿ ¿
18

maka n = 1.8 ≈ 2

Penentuan laju reaksi HCl

HCl
V=
t

3M
V1 = =¿ 22 x 10-3
133 detik

2.5 M
V2 = =¿ 17 x 10-3
144 detik

2M
V3 = =¿ 13 x 10-3
148 detik

1.5 M
V4 = =¿ 9.93 x 10-3
151detik

1M
V5 = =¿ 6.28 x 10-3
159 detik

Penentuan orde reaksi HCl

v1
=k ¿ ¿
v2

22
=¿ ¿
17

maka m = 1.39 ≈ 1

Penentuan tetapan laju reaksi


v 1 maka k = 27 x 1 0−4
k=
¿¿ ¿¿

 Grafik hubungan antara log [Na2S2O3] dengan waktu (s)

Log [Na2S2O3] Waktu


-1 37 s

-1,09 44 s

-1,22 64 s

-1,39 132 s

-1,69 600 s

Hubungan antara log [Na2S2O3] dengan waktu


(s)
700
600
500
f(x) = − 803.65 x − 851.67
waktu (s)

R² = 0.83 400 Linear ()


300
200
100
0
-1.8 -1.7 -1.6 -1.5 -1.4 -1.3 -1.2 -1.1 -1 -0.9
log [Na2S2O3]

 Grafik Hubungan antara log [HCl] dengan waktu (s)

Log [HCl] Waktu


0,47 133 s

0,39 144 s

0,30 148 s

0,17 151 s

0 159 s
Hubungan antara log [HCl] dengan waktu (s)
165
160
f(x) = − 49.02 x + 160.04
155 R² = 0.91
150
waktu (s)

145
140 Linear ()
135
130
125
120
0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 0.35 0.4 0.45 0.5
log [HCl]

4.2 PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini bertujuan untuk memahami pengertian dari laju reaksi
dan orde reaksi dan juga melakukan penetapan laju reaksi dan orde reaksi dari hasil
percobaan. Pada percobaan kali ini dilakukan dengan menggunakan bahan larutan
Natrium Tiosulfat (Na2S2O3) dan larutan Asam klorida (HCl) dengan variasi
konsentrasi, dari variasi konsentrasi tersebut nantinya dilakukan perhitungan yang
bertujuan untuk mendapatkan orde reaksi Natrium Tiosulfat dan HCl dari orde reaksi
ini digunakan untuk menentukan tetapan laju reaksi.

Konsentrasi Na2S2O3dan HCl yang dibuat berbeda-beda bertujuan untuk


mengetahui laju reaksi dan pengaruh konsentrasi terhadap waktu. Berdasarkan hasil
percobaan yang dilakukan, semakin rendah konsentrasi Na2S2O3 maka laju reaksi
yang dihasilakn juga semakin kecil. Hal ini sebanding dengan teori yang mengatakan
konsentrasi berbanding lurus dengan laju reaksi. Selanjutnya ditentukan orde reaksi
dari Na2S2O3 pada percobaan dengan melakukan perhitungan sehingga didapatkan
orde reaksinya sebesar 2. Kemudian dilakukan percobaan untuk larutan HCl, sama
seperti Na2S2O3 jika konsentrasi HCl rendah maka laju reaksi yang didapatkan juga
akan kecil, lalu dilakukan perhitungan orde reaksi dan didapatkan orde reaksi HCl
adalah 1.

Setelah menentukan orde dari kedua larutan tersebut orde reaksi tersebut
digunakan untuk menentukan tetapan laju reaksi. Dan didapatkan tetapan laju reaksi
antara Na2S2O3dengan HCl adalah sebesar 0.135
Selanjutnya dibuat grafik hubungan antara log konsentrasi Na2S2O3terhadap
waktu dan grafik hubungan antara log konsentrasi HCl terhadap waktu. Berdasarkan
data hasil percobaan didapatkan persamaan y = -803.65x - 851.67
R² = 0.834 untuk grafik hubungan antara Na2S2O3 terhadap waktu dan didapatkan
persamaan y = -49.015x + 160.04 R² = 0.9067 untuk grafik hubungan antara HCl
terhadap waktu.
BAB V

KESIMPULAN

Dari percobaan yang telah dilakukana disimpulkan bahwa

 Laju reaksi merupakan perubahan konsentrasi pereaksi atau produk dalam


satuan-satuan waktu tertentu.
 Tetapan laju adalah tetapan perbandingan antara laju reaksi dan hasi kali
konsentrasi spesi yang mempengaruhi laju reaksi. Tetapan laju juga
merupakan perubahan konsentrasi pereaktan atau produk reaksi per satuan
waktu dalam suatu reaksi jika konsentrasi semua pereaksi sama dengan
satu.
 Didapatkan orde reaksi untuk Na2S2O3adalah 2 dan untuk HCl adalah 1
 Daan tetapan laju reaksi sebesar 0.135
DAFTAR PUSTAKA

 Atkins, P.W.1994. Kimia Fisika Jilid 1 edisi kelima. Erlangga. Jakarta.


 Bird, S. 1991. “Laju Reaksi dan Tetapan Laju”. Erlangga. Jakarta.
 Labuza TP. 1982. Shelf-life Dating of Foods. Food and Nutrition Press., Inc.,
Westport, Connecticut.
 Petrucci. 1992. Kimia Dasar dan Terapan Modern Edisi Keempat Jilid 1. Jakarta :
Erlangga.
 Sastrohamidjojo, H. 2001. “Kimia Fisika”. Renika Cipta. Jakarta.
 Suyitno.1997.Dasar-Dasar Kinetika Kemunduran Mutu, PAU Pangan dan Gizi.
UGM. Yogyakarta.
LAMPIRAN

 MSDS
1. Asam klorida (HCl)
 Penampilan: cairan tak berwarna
 Densitas: 1,18 g/ml
 BM: 36,5 g/mol
 Kelarutan di air: tercampur penuh
 TL/TD: -27oC/110Oc

2. Na2S2O3
 Penampilan: padatan kristal
 Densitas: 1.67 g/ml
 BM: 158.11 g/mol
 Warna: putih
 TL/TD: 48.3oC/100oC
 Pertanyaan
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan laju reaksi
 Laju reaksi merupakan peristiwa perubahan konsentrasi reaktan atau
produk dalam satuan waktu. Laju reaksi juga dapat dinyatakan sebagai
suatu laju terhadap berkurangnya konsentrasi suatu pereaksi. Konstanta
laju reaksi merupakan laju reaksi bila konstanta dari masing-masing jenis
larutan.

2. Jelaskan bagaimana perubahan konsentrasi pereaksi dapat mempengaruhi nilai


laju reaksi
 Semakin banyak konsentrasi zat-zat yang bereaksi semakin cepat
berlangsung. Makin besar konsentrasi makin besar terjadinya tumbukan.
Hubungan kuantitatif perubahan konsentrasi dengan laju reaksi tidak dapat
ditetapkan dari persamaan reaksi, tetapi melalui percobaan. Karena ada
orde reaksi yang menentukan apakah perubahan konsentrasi
mempengaruhi atau tidaknya dalam nilai laju reaksi. Bila orde reaksi 0,
maka perubahan konsentrasi tidak mempengaruhi.
3. Dari reaksi 2NO + Br2 2NOBr, diperoleh data sebagai berikut

No NO (mol/l) Br2 (mol/l) Kecepatan reaksi (mol/1/detik)


1 0.1 0.1 12
2 0.1 0.2 24
3 0.1 0.3 36
4 0.2 0.1 48
5 0.3 0.1 108

Tentukan: a. orde reaksinya b. harga k (tetapan laju reaksi)

Jawab: A. Orde reaksi Br2

v1 12 12
=k ¿ ¿ maka =k ¿ ¿ =¿ ¿ didapat orde y = 1
v2 24 24

Orde reaksi NO

v4 48 48
=k ¿ ¿ maka =k ¿ ¿ =¿ ¿ didapat orde x = 2
v5 108 108

B. harga k (tetapan laju reaksi)

12
v 1=k ¿ maka 12=k ¿ k= = 12000
0.001

Anda mungkin juga menyukai