ADSORPSI
Nim : 11180960000097
Kelas : C1
Kelompok :3
Laboratorium Kimia
2020
BAB I
PENDAHULUAN
Prinsip percobaan pada praktikum ini adalah menentukan adsorpsi isoterm menurut
Langmuir dan Freundlich bagi proses adsorpsi asam oksalat pada karbon aktif melalui
perubahan konsentrasi pada permukaan dua fasa dan dengan menambahkan adsorben
kedalam larutan asam oksalat dan dibiarkan beberapa saat sehingga terjadi proses
adsorpsi dan jumlah zat yang teradsorpsi ditentukan dengan metode titrasi asam basa.
.2 Tujuan Percobaan
TINJAUAN PUSTAKA
Adsorpsi merupakan fenomena yang melibatkan interaksi fisik, kimia dan gaya
elektrostatik antara adsorbat dengan adsorben pada permukaan adsorben. Gaya tarik-menarik
dari suatu padatan dibedakan menjadi dua jenis yaitu, gaya fisika dan gaya kimia yang
masing-masing menghasilkan adsorpsi fisika dan adsorpsi kimia. Peristiwa adsorpsi
merupakan suatu fenomena permukaan, yaitu terjadinya penambahan konsentrasi komponen
tertentu pada permukaan antara dua fasa. (Sukardjo, 1990).
Adsorben adalah zat yang mengadsorpsi zat lain, sedangkan adsorbat adalah zat yang
teradsorpsi zat lain, adsorben dapat dibagi dalam jenis polar dan non polar. Penyerap polar
lebih lanjut dapat dibagi dalam adsorben bersifat asam dan adsorben bersifat basa, adsorben
asam meliputi silika dan klorosil, sedangkan adsorben basa adalah amina dan magnesia
(kecuali telah diperlakukan asam). Adsorben basa lebih menahan asam, misalnya turunan
fenol, perol, trofenol dan asam karboksilat (Daintith, 1994).
1
x x 1
=K . C n atau log = logC+ log K
m m n
x adalah jumlah gram zat yang diserap, m adalah jumlah gram yang teradsorpsi per
gram adsorben, C adalah konsentrasi adsorbat pada kesetimbangan, K dan 1/n adalah tetapan,
dengan mengukur m sebagai fungsi C maka nilai n dan K akan ditentukan dari slop dan
intersupnya. Isoterm Freundlich tidak berlaku jika konsentrasi atau tekanan dari zat yang
akan teradsorpsi terlalu tinggi. (Keenan, 1990).
Uji persamaan Langmuir dilakukan dengan menggunakan persamaan (Mulyana
dkk,2003).
x a+C
=
m 1+b . C
C 1 b
= + C
x /m a a
Karbon aktif merupakan jenis adsorben yang paling tua dan paling luas
penggunaannya. Penyerapan zat dari larutan mirip dengan penyerapan gas oleh zat padat,
penyerapan bersifat selektif, yang diserap hanya zat terlarut atau pelarut. (Khopkar, 2003).
BAB III
METODE PERCOBAAN
Bahan:
Karbon aktif
Asam oksalat 1N
Larutan NaOH 0,5N
Larutan indicator fenolftalein
Kartas saring
.2 Prosedur Percobaan
Prosedur Kerja:
Dimasukan masing-masing ke
dalam Erlenmeyern yang berbeda
+ tetesan fenolftalein pada masing-
masing labu
Dititrasi dengan larutan NaOH
0,1M (dilakukan duplo)
Hasil
Filtrat Residu
BAB IV
.1 Hasil
Perhitungan:
Erlenmeyer 1
Dik: - V NaOH (V2) = 9,7 mL
- V H2C2O4 (V1) = 10 mL
- [ NaOH] (M2) = 0,1 M
Jawab:
V 1× M 1 ×a=V 2× M 2 ×b
10 mL × M 1× 2=9,7 mL×0,1 M ×1
M 1=0,0485 M
Erlenmeyer 2
Dik: - V NaOH (V2) = 9,75 mL
- V H2C2O4 (V1) = 5 mL
- [ NaOH] (M2) = 0,1 M
Jawab:
V 1× M 1 ×a=V 2× M 2 ×b
M 1=0,0975 M
Erlenmeyer 3
Dik: - V NaOH (V2) = 19,7 mL
- V H2C2O4 (V1) = 5 mL
- [ NaOH] (M2) = 0,1 M
Jawab:
V 1× M 1 ×a=V 2× M 2 ×b
M 1=0,197 M
Erlenmeyer 4
Dik: - V NaOH (V2) = 29,3 mL
- V H2C2O4 (V1) = 5 mL
- [ NaOH] (M2) = 0,1 M
Dit: [H2C2O4] (M1) =?
Jawab:
V 1× M 1 ×a=V 2× M 2 ×b
M 1=0,293 M
Erlenmeyer 1
Dik: - V NaOH (V2) = 7,0 mL
- V H2C2O4 (V1) = 10 mL
- [ NaOH] (M2) = 0,1 M
Jawab:
V 1× M 1 ×a=V 2× M 2 ×b
M 1=0,035 M
Erlenmeyer 2
Dik: - V NaOH (V2) = 5,25 mL
- V H2C2O4 (V1) = 5 mL
- [ NaOH] (M2) = 0,1 M
Jawab:
V 1× M 1 ×a=V 2× M 2 ×b
M 1=0,0525 M
Erlenmeyer 3
Dik: - V NaOH (V2) = 14,1 mL
- V H2C2O4 (V1) = 5 mL
- [ NaOH] (M2) = 0,1 M
Jawab:
V 1× M 1 ×a=V 2× M 2 ×b
M 1=0,141 M
Erlenmeyer 4
Dik: - V NaOH (V2) = 22,6 mL
- V H2C2O4 (V1) = 5 mL
- [ NaOH] (M2) = 0,1 M
Jawab:
V 1× M 1 ×a=V 2× M 2 ×b
5 mL× M 1× 2=22,6 mL × 0,1 M ×1
M 1=0,226 M
Erlenmeyer 1
Dik: - [ H2C2O4] awal = 0,0485 M
- [ H2C2O4] akhir = 0,0350 M
- m = 5 gram
- V = 100 mL
Jawab:
∆ C=0,0485 M −0,0350 M
∆ C=0,0135 M
g
m assa=n × Mr=0,00135 mol ×126 =1,170 g=x
mol
x 1,170 gram
= =0 ,234
m 5 gram
x
log =−1,468
m
C 2 0,0350 M
= =0 , 149 M
x 0,234
( )
m
Erlenmeyer 2
Dik: - [ H2C2O4] awal = 0,0975 M
- [ H2C2O4] akhir = 0,0525 M
- m = 5 gram
- V = 100 mL
C2
- x/m ? - x ?
( )
m
Jawab:
∆ C=0,0975 M −0,0525 M
∆ C=0,0450 M
g
m assa=n × Mr=0,00450 mol ×126 =0,567 g=x
mol
x 0,567 gram
= =0 , 1134
m 5 gram
x
log =−0,945
m
C 2 0,0525 M
= =0,462 M
x 0,1134
( )
m
Erlenmeyer 3
Dik: - [ H2C2O4] awal = 0,197 M
- [ H2C2O4] akhir = 0,141 M
- m = 5 gram
C2
- x/m ? - x ?
( )
m
Jawab:
∆ C=0,197 M −0,141 M
∆ C=0,0560 M
n=∆ C × V =0,0560 M × 0,1 L=0 , 00560 mol
g
massa=n × Mr=0,00560 mol ×126 =0 ,7056 g= x
mol
x 0,7056 gram
= =0 ,141
m 5 gram
x
log =−0,850
m
C 2 0,141 M
= =1 M
x 0,141
( )
m
Erlenmeyer 4
Dik: - [ H2C2O4] awal = 0,293 M
- [ H2C2O4] akhir = 0,226 M
- m = 5 gram
- V = 100 mL
C2
- x/m ? - x ?
( )
m
Jawab:
∆ C=0,293 M −0,226 M
∆ C=0,0670 M
g
massa=n × Mr=0,0067 0 mol ×126 =0 ,8442 g=x
mol
x 0 , 8442 gram
= =0 , 168
m 5 gram
x
log =−0,772
m
C 2 0,226 M
= =1 , 345
x 0 , 168
( )
m
DAFTAR PUSTAKA
Daintith, J, 1994. Kamus Lengkap Kimia. Alih bahasa: Suminar Achmadi. Jakarta: Erlangga.
Keenan, C.W, D.C Kleinfelter dan J.H Wood. 1990. Kimia Untuk Universitas. Jilid 2. Edisi
Mulyana, L., Pradiko, H., dan Nasution, K. 2003. Pemilihan persamaan adsorpsi isotherm
pada penentuan kapasitas adsorpsi kulit kacang tanah terhadap zat warna remazol
Pasundan. 131-143.