Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM KIMIA FISIK II

ADSORPSI

Dosen Pengampu : Nurmaya Arofah, M.Eng

Tanggal Percobaan : 30 April 2020

Nama : Tiara Hadi Ashari

Nim : 11180960000097

Kelas : C1

Kelompok :3

Nama Kelompok : Muhammad Hilmi M., Qotrunnada Ainayya, Nanda Chaerunnisa K.

Laboratorium Kimia

Pusat Laboratorium Terpadu

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Prinsip Percobaan

Prinsip percobaan pada praktikum ini adalah menentukan adsorpsi isoterm menurut
Langmuir dan Freundlich bagi proses adsorpsi asam oksalat pada karbon aktif melalui
perubahan konsentrasi pada permukaan dua fasa dan dengan menambahkan adsorben
kedalam larutan asam oksalat dan dibiarkan beberapa saat sehingga terjadi proses
adsorpsi dan jumlah zat yang teradsorpsi ditentukan dengan metode titrasi asam basa.

.2 Tujuan Percobaan

 Memahani prinsip yang melandasi fenomena adsorpsi

 Menetapkan data dan membuktikan isoterm adsorpsi suatu senyawa adsorban


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Adsorpsi merupakan fenomena yang melibatkan interaksi fisik, kimia dan gaya
elektrostatik antara adsorbat dengan adsorben pada permukaan adsorben. Gaya tarik-menarik
dari suatu padatan dibedakan menjadi dua jenis yaitu, gaya fisika dan gaya kimia yang
masing-masing menghasilkan adsorpsi fisika dan adsorpsi kimia. Peristiwa adsorpsi
merupakan suatu fenomena permukaan, yaitu terjadinya penambahan konsentrasi komponen
tertentu pada permukaan antara dua fasa. (Sukardjo, 1990).

Adsorben adalah zat yang mengadsorpsi zat lain, sedangkan adsorbat adalah zat yang
teradsorpsi zat lain, adsorben dapat dibagi dalam jenis polar dan non polar. Penyerap polar
lebih lanjut dapat dibagi dalam adsorben bersifat asam dan adsorben bersifat basa, adsorben
asam meliputi silika dan klorosil, sedangkan adsorben basa adalah amina dan magnesia
(kecuali telah diperlakukan asam). Adsorben basa lebih menahan asam, misalnya turunan
fenol, perol, trofenol dan asam karboksilat (Daintith, 1994).

Persamaan Freundlinch dan Langmuir sering digunakan untuk mengolah data


adsorpsi dari larutan. Isoterm Freundlinch merupakan persamaan dari yang menghubungkan
jumlah material yang teradsorpsi dengan konsentrasi material dalam larutan yang dirumuskan
dalam bentuk persamaan:

1
x x 1
=K . C n atau log = logC+ log K
m m n

x adalah jumlah gram zat yang diserap, m adalah jumlah gram yang teradsorpsi per
gram adsorben, C adalah konsentrasi adsorbat pada kesetimbangan, K dan 1/n adalah tetapan,
dengan mengukur m sebagai fungsi C maka nilai n dan K akan ditentukan dari slop dan
intersupnya. Isoterm Freundlich tidak berlaku jika konsentrasi atau tekanan dari zat yang
akan teradsorpsi terlalu tinggi. (Keenan, 1990).
Uji persamaan Langmuir dilakukan dengan menggunakan persamaan (Mulyana
dkk,2003).

x a+C
=
m 1+b . C

C 1 b
= + C
x /m a a

Karbon aktif merupakan jenis adsorben yang paling tua dan paling luas
penggunaannya. Penyerapan zat dari larutan mirip dengan penyerapan gas oleh zat padat,
penyerapan bersifat selektif, yang diserap hanya zat terlarut atau pelarut. (Khopkar, 2003).
BAB III

METODE PERCOBAAN

.1 Alat dan Bahan


Alat:
 Labu Erlenmeyer berpulir 100mL 6 buah
 Labu Erlenmeyer 250mL 8 buah
 Pipet ukur 10mL 2 buah
 Buret 50mL + klem&statif 1 set
 Corong 6 buah
 Gelas ukur 100mL, 50mL, 25mL 1 buah
 Labu ukur 100mL 6 buah

Bahan:

 Karbon aktif
 Asam oksalat 1N
 Larutan NaOH 0,5N
 Larutan indicator fenolftalein
 Kartas saring

.2 Prosedur Percobaan

1) Disiapkan 6 buah labu Erlenmeyer, lalu dimasukkan ke dalamnya masin-masing 5


gram karbon aktif
2) Selanjutny dimasukkan ke dalam setiap labu tadi 100mL larutan asam oksalat dengan
konsentrasi 0,05M, 0,1M, 0,2M, dan 0,3 M. Diberi nomor yang sesuai, ditutup
dengan plastic dan diikat kuat
3) Dikocok keempat labu Erlenmeyer tersebut selama ± 2 menit. Kemudian didiamkan ±
1,5 jam (sampai karbon aktif mengendap semua)
4) Sambal menunggu, dilakukan titrasi pembakuan/standarisasi larutan asam oksalat
yang digunakan dengan cara dipipet 10mL larutan asam oksalat, dimasukkan ke
dalam labu Erlenmeyer, diteteskan indicator fenolftalein dan dititrasi dengan
menggunakan larutan NaOH 0,1M (dilakukan duplo)
5) Setlah pengendapan sempurna, disaring larutan tersebut dengan menggunakan kertas
saring kasar yang telah dibasahi, 2mL tetesan pertama dibuang dam selanjutnya
ditampung
6) Dititratsi larutan asam oksalat tersebut dengan menggunakan larutan NaOH yang
konsentrasinya sesuai dengan indicator fenolftalein.
7) Dihitung dan dibuat dalam bentuk tabel:
a. Jumlah asam oksalat yang teradsorpsi (x gram)
b. Konsentrasi awal (C1) asam oksalat (M)
c. Konsentrasi akhir (C2) asam oksalat (M)
C2
d. Harga x/m, log x/m, log C2, x
( )
m
8) Dibuat grafik antara log (x/m) terhadap log C2, ditentukan harga tetapan k dan n
sesuai dengan persamaan Freundlich
C2
9) Dibuat grafik antara x terhadap C2 lalu ditentukan harga α dan β sesuai dengan
( )
m
persamaan Langmuir.

Prosedur Kerja:

10 mL asam oksalat dari masing-masing konsentrasi

 Dimasukan masing-masing ke
dalam Erlenmeyern yang berbeda
+ tetesan fenolftalein pada masing-
masing labu
 Dititrasi dengan larutan NaOH
0,1M (dilakukan duplo)
Hasil

4 buah labu Erlenmeyer

+ 5 gram karbon aktif dimasing-masing tabung


+ 100 mL pada masing-masing tabung larutan
asam oksalat 0,05M, 0,1M, 0,2M, dan 0,3 M
(diberi tanda nomor)
 Dikocok masing-masing tabung ± 2menit
 Didiamkan ± 1,5 jam (sampai karbon aktif
mengendap semua)

Karbon aktif telah mengendap


 Disaring masing-masing tabung
dengan kertas saring kasar yang
telah dibasahi
 2 mL tetesan pertama dibuang dan
selanjutnya ditampung

Filtrat Residu

 Dititrasi masing-masing tabung


dengan NaOH dengan indicator PP
 Dibuat grafik antara log (x/m)
terhadap log C2, ditentukan harga
tetapan k dan n sesuai dengan
persamaan Freundlich
C2
 Dibuat grafik antara x terhadap
( )
m
C2 lalu ditentukan harga α dan β
Hasil

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

.1 Hasil

Tabel4.1 Data Standarisasi Asam Oksalat Sebelum Adsorpsi

No. Konsentrasi Volume H2C2O4 yang Volume Titrasi Rata-rata Volume


H2C2O4 kira-kira dititrasi NaOH 0,1 N Titrasi NaOH 0,1 N

1. 0,05 M 10 ml 9,7 ml 9,7 ml


9,7 ml
2. 0,1 M 5 ml 9,8 ml 9,75 ml
9,7 ml
3. 0,2 M 5 ml 19,5 ml 19,7 ml
19,9 ml
4. 0,3 M 5 ml 29,3 ml 29,3 ml
29,3 ml

Perhitungan:
Erlenmeyer 1
Dik: - V NaOH (V2) = 9,7 mL
- V H2C2O4 (V1) = 10 mL
- [ NaOH] (M2) = 0,1 M

Dit: [H2C2O4] (M1) =?

Jawab:

V 1× M 1 ×a=V 2× M 2 ×b
10 mL × M 1× 2=9,7 mL×0,1 M ×1

M 1=0,0485 M

Erlenmeyer 2
Dik: - V NaOH (V2) = 9,75 mL
- V H2C2O4 (V1) = 5 mL
- [ NaOH] (M2) = 0,1 M

Dit: [H2C2O4] (M1) =?

Jawab:

V 1× M 1 ×a=V 2× M 2 ×b

5 mL× M 1× 2=9,75 mL× 0,1 M ×1

M 1=0,0975 M

Erlenmeyer 3
Dik: - V NaOH (V2) = 19,7 mL
- V H2C2O4 (V1) = 5 mL
- [ NaOH] (M2) = 0,1 M

Dit: [H2C2O4] (M1) =?

Jawab:

V 1× M 1 ×a=V 2× M 2 ×b

5 mL× M 1× 2=19,7 mL × 0,1 M ×1

M 1=0,197 M

Erlenmeyer 4
Dik: - V NaOH (V2) = 29,3 mL
- V H2C2O4 (V1) = 5 mL
- [ NaOH] (M2) = 0,1 M
Dit: [H2C2O4] (M1) =?

Jawab:

V 1× M 1 ×a=V 2× M 2 ×b

5 mL× M 1× 2=29,3 mL × 0,1 M ×1

M 1=0,293 M

Tabel4.2 Data Standarisasi Asam Oksalat Sesudah Adsorpsi

No Konsentrasi m Arang Volume H2C2O4 Volume Rata-rata


. H2C2O4 kira- aktif yang dititrasi Titrasi Volume Titrasi
kira NaOH 0,1 N NaOH 0,1 N
(g)
1. 0,05 M 5 10 ml 7,0 ml 7,0 ml
7,0 ml
2. 0,1 M 5 5 ml 5,2 ml 5,25 ml
5,3 ml
3. 0,2 M 5 5 ml 14,1 ml 14,1 ml
14,1 ml
4. 0,3 M 5 5 ml 22,6 ml 22,6 ml
22,6 ml

Erlenmeyer 1
Dik: - V NaOH (V2) = 7,0 mL
- V H2C2O4 (V1) = 10 mL
- [ NaOH] (M2) = 0,1 M

Dit: [H2C2O4] (M1) =?

Jawab:

V 1× M 1 ×a=V 2× M 2 ×b

10 mL × M 1× 2=7,0 mL× 0,1 M ×1

M 1=0,035 M

Erlenmeyer 2
Dik: - V NaOH (V2) = 5,25 mL
- V H2C2O4 (V1) = 5 mL
- [ NaOH] (M2) = 0,1 M

Dit: [H2C2O4] (M1) =?

Jawab:

V 1× M 1 ×a=V 2× M 2 ×b

5 mL× M 1× 2=5,25 mL× 0,1 M ×1

M 1=0,0525 M

Erlenmeyer 3
Dik: - V NaOH (V2) = 14,1 mL
- V H2C2O4 (V1) = 5 mL
- [ NaOH] (M2) = 0,1 M

Dit: [H2C2O4] (M1) =?

Jawab:

V 1× M 1 ×a=V 2× M 2 ×b

5 mL× M 1× 2=19,7 mL × 0,1 M ×1

M 1=0,141 M

Erlenmeyer 4
Dik: - V NaOH (V2) = 22,6 mL
- V H2C2O4 (V1) = 5 mL
- [ NaOH] (M2) = 0,1 M

Dit: [H2C2O4] (M1) =?

Jawab:

V 1× M 1 ×a=V 2× M 2 ×b
5 mL× M 1× 2=22,6 mL × 0,1 M ×1

M 1=0,226 M

Tabel4.3 Konsentrasi H2C2O4 Sebelum dan Sesudah Adsorpsi

No Konsentrasi H2C2O4 Konsentrasi H2C2O4 sebenarnya Konsentrasi


. kira-kira (sebelum adsorbsi) H2C2O4 setelah
adsorbsi
1. 0,05 M 0,0485 M 0,0350 M
2. 0,1 M 0,0975 M 0,0525 M
3. 0,2 M 0,197 M 0,141 M
4. 0,3 M 0,293 M 0,226 M

Tabel4.4 Penentuan harga K, n, α, dan β

Erlenmeye x x/m Log (x/m) C2 Log C2 C2


r x
( )
m
1 1,170 g 0,234 -1,468 0,0350 M -1,456 0,149
2 0,567 g 0,1134 -0,945 0,0525 M -1,279 0,462
3 0,7056 g 0,141 -0,850 0,141 M -0,850 1
4 0,8442 g 0,168 -0,772 0,226 M -0,645 1,345

Erlenmeyer 1
Dik: - [ H2C2O4] awal = 0,0485 M
- [ H2C2O4] akhir = 0,0350 M
- m = 5 gram
- V = 100 mL

Dit: - x ? - log (x/m) ?


C2
- x/m ? - x ?
( )
m

Jawab:

∆ C=C awal−C akhir

∆ C=0,0485 M −0,0350 M

∆ C=0,0135 M

n=∆ C × V =0,0135 M × 0,1 L=0,00135 mol

g
m assa=n × Mr=0,00135 mol ×126 =1,170 g=x
mol

x 1,170 gram
= =0 ,234
m 5 gram

x
log =−1,468
m

C 2 0,0350 M
= =0 , 149 M
x 0,234
( )
m

Erlenmeyer 2
Dik: - [ H2C2O4] awal = 0,0975 M
- [ H2C2O4] akhir = 0,0525 M
- m = 5 gram
- V = 100 mL

Dit: - x ? - log (x/m) ?

C2
- x/m ? - x ?
( )
m
Jawab:

∆ C=C awal−C akhir

∆ C=0,0975 M −0,0525 M

∆ C=0,0450 M

n=∆ C × V =0,0450 M × 0,1 L=0 , 00450 mol

g
m assa=n × Mr=0,00450 mol ×126 =0,567 g=x
mol

x 0,567 gram
= =0 , 1134
m 5 gram

x
log =−0,945
m

C 2 0,0525 M
= =0,462 M
x 0,1134
( )
m

Erlenmeyer 3
Dik: - [ H2C2O4] awal = 0,197 M
- [ H2C2O4] akhir = 0,141 M
- m = 5 gram

Dit: - x ? - log (x/m) ?

C2
- x/m ? - x ?
( )
m

Jawab:

∆ C=C awal−C akhir

∆ C=0,197 M −0,141 M

∆ C=0,0560 M
n=∆ C × V =0,0560 M × 0,1 L=0 , 00560 mol

g
massa=n × Mr=0,00560 mol ×126 =0 ,7056 g= x
mol

x 0,7056 gram
= =0 ,141
m 5 gram

x
log =−0,850
m

C 2 0,141 M
= =1 M
x 0,141
( )
m

Erlenmeyer 4
Dik: - [ H2C2O4] awal = 0,293 M
- [ H2C2O4] akhir = 0,226 M
- m = 5 gram
- V = 100 mL

Dit: - x ? - log (x/m) ?

C2
- x/m ? - x ?
( )
m

Jawab:

∆ C=C awal−C akhir

∆ C=0,293 M −0,226 M

∆ C=0,0670 M

n=∆ C × V =0,0670 M × 0,1 L=0 , 00670 mol

g
massa=n × Mr=0,0067 0 mol ×126 =0 ,8442 g=x
mol
x 0 , 8442 gram
= =0 , 168
m 5 gram

x
log =−0,772
m

C 2 0,226 M
= =1 , 345
x 0 , 168
( )
m

DAFTAR PUSTAKA

Sukardjo. 1990. Kimia Anorganik. Jakarta: Rineka Cipta.

Daintith, J, 1994. Kamus Lengkap Kimia. Alih bahasa: Suminar Achmadi. Jakarta: Erlangga.

Keenan, C.W, D.C Kleinfelter dan J.H Wood. 1990. Kimia Untuk Universitas. Jilid 2. Edisi

keenam. Penerjemah: Pudjaatmaka. Jakarta: Erlangga. 

Khopkar, S.M. 2003. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: UI-Press.

Mulyana, L., Pradiko, H., dan Nasution, K. 2003. Pemilihan persamaan adsorpsi isotherm

pada penentuan kapasitas adsorpsi kulit kacang tanah terhadap zat warna remazol

golden yellow 6. Infomatek Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik – Universitas

Pasundan. 131-143.

Anda mungkin juga menyukai