KPA
9 Desember 2022
Nama Praktikan
Asisten Dosen
Dosen
FAKULTAS TEKNOBIOLOGI
UNIVERSITAS SURABAYA
2022
I. Tujuan Percobaan
1. Mempelaari faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi kimia
antara asam oksalat dan KMnO4
2. Mempelajari orde reaksi reaksi kimia antara asam oksalat dan
KMnO4
II. Dasar Teori
Kinetika kimia, pelaaran yang mempelajari seberapa cepat
perubahan teradi, yang berfokus pada laju reaksi, perubahan di
konsentrasi reaktan (atau produk) dalam satuan waktu. Reaksi berbeda
mempunyai laju berbeda: di reaksi cepat (laju tinggi), konsentrasi
reaktan cepat berkurang sedangkan di reaksi lambat (laju rendah),
konsentrasi reaktan lambat berkurang. Ada 4 faktor yang mempengarhi
laju reaksi: konsentrasi reaktan, keadaan fisik, temperatur reaksi, dan
penggunaan katalis (Burdge & Overby, 2015).
Secara teori, laju reaksi adalah perubahan dalam konsentrasi
reaktan per satuan waktu: konsentrasi reaktan berkurang sedangkan
konsentrasi produk bertambah. Secara reaksi umum A B,
diukur konsentrasi awal reaktan (A1) pada t1, terjadi reaksi, dan diukur
konsentrasi akhir reaktan (A2) pada t2. Sehingga rumus laju reaksi
dengan satuan mol/L.s adalah:
−[ A 2 ]−[ A 1] −∆[ A]
Rate= =
t 2−t 1 ∆t
Jika mengukur konsentrasi produk (B), maka rumusnya
menjadi:
∆[ B]
Rate=
∆t
Jika terjadi reaksi yang melibatkan dua rekatan dengan jumlah
angka aA+bB cC+dD, maka rumusnya:
−1 ∆[ A] −1 ∆ [B] 1 ∆ [C ] 1 ∆[ D]
Rate= = = =
a ∆t b ∆t c ∆t d ∆t
Jika hanya diketahui konsentrasi reaktan dan suhu tetap,
menggunakan rumus hukum laju reaksi:
aA +bB+ …→ cC +dD +…
Rate=k ¿
k adalah konstanta, yang disebut konstanta laju reaksi, yang
spesifik untuk konsentrasi dan suhu yang diberikan dan tidak berubah
selama reaksi berjalan. Eksponen m dan n disebut orde reaksi, yang
mendefinisikan laju reaksi yang dipengaruhi oleh konsentrasi reaktan
(Silberberg, 2012).
Sebuah reaksi mempunyai individual orde sehubungan dengan
atau di masing-masing reaktan dan orde keseluruhan, umlah dari orde
individual. Sebuah reaksi dengan hanya satu reaktan: A Produk:
Orde pertama. Jika laju reaksi dua kali lipat ketika [A] dua kali,
maka laju reaksi bergantung pada [A]. Sehingga rumusnya:
[ A]0
Rate=k [ A ] atau ln
[ A] t
[A]0 adalah konsentrasi A pada t=0 dan [A]t adalah konsentrasi
A pada waktu kapan pun.
Orde kedua. Jika laju reaksi terjadi empat kali ketika [A]
digandakan, laju reaksi bergantung pada [A] dikuadratkan sehingga
rumusnya:
1 1
Rate=k { A ¿ ¿ 2 atau −
[ A ]t [ A ]0
Orde nol. Jika laju reaksi tidak berubah ketika [A] dua kali, laju
reaksi tidak bergantung pada [A], tetapi diekspresikan secara
matematis:
Rate=k ¿ atau [ A ] t− [ A ] 0
Menghitung konstanta laju reaksi (k) dari laju reaksi,
konsentrasi reaktan dan orde reaksi yang diketahui dengan satuan
L2/mol2.s dan setiap orde mempunyai satuan konstanta yang berbeda.
Orde nol dengan satuan mol/L.s, orde pertama dengan satuan 1/s, orde
kedua dengan satuan L/mol.s dan orde ketiga dengan satuan L2/mol2.s
(Silberberg & Amateis, 2016).
III. Alat dan Bahan
A. Alat yang dibutuhkan
- Labu erlenmeyer 250 ml dan gelas beker 100 ml
- Corong gelas dan gelas ukur 10 dan 50 ml
- Stopwatch
- Pengaduk magnet dan stirer magnetik
- Buret 50 ml sebanyak 2 buah
B. Bahan yang digunakan
- Asam Oksalat 0,5 M
- Aquades
- KMnO4 0,001M
IV. Material Safety Data Sheet (MSDS)
A. Asam Oksalat (H2C2O4)
1. Berat molekul (massa molar): 126,07 g/mol
2. Titik Didih: 149-160 ºC pada 1,013 hPa
3. Titik Lebur: 98-100 ºC
4. Kelarutan dalam air: 100 g/l pada 25 ºC
5. Wujud: Padat
6. Warna: Putih
7. Aroma: Tak berbau
8. Bahaya: Menyebabkan kerusakan mata yang serius
9. Cara penanganan bahaya:
- Jika terhirup: hirup udara segar
- Jika kontak dengan kulit: Tanggalkan segera semua pakaian
yang terkontaminasi. Bilaslah kulit dengan air / pancuran air.
Periksakan ke dokter.
- Jika kontak dengan mata: Bilaslah dengan air yang banyak.
Segera hubungi dokter mata. Lepaskan lensa kontak.
- Jika tertelan: Segera beri korban minum air putih (dua gelas
paling banyak). Periksakan ke dokter.
B. Aquadest atau distilled water atau air suling (H2O)
1. Berat molekul (massa molar): 18.02 g/mol.
2. Titik didih: 100 ºC pada 1.013 hPa.
3. Titik lebur: 0 ºC.
4. Kelarutan: larut sepenuhnya.
5. Wujud: cair
6. Warna: tak berwarna (bening).
7. Aroma: tak berbau.
8. Bahaya:
Tidak berbahaya (tidak menimbulkan iritasi pada mata dan kulit,
tidak menimbulkan aroma sehingga aman jika terhirup, aman
untuk dikonsumsi).
C. Cara penanganan bahaya: -
C. KMnO4 (Kalium Permanganat)
1. Berat Molekul (massa molar): 158,03 g/mol
2. Titik Didih: Tidak tersedia informasi
3. Titik Lebur: >240 ºC
4. Kelarutan dalam air: 64 g/l pada 20 ºC
5. Wujud: padat
6. Warna: ungu
7. Aroma: tak berbau
8. Bahaya:
- Dapat mengintensifkan api; pengoksidasi.
- Berbahaya jika tertelan.
- Menyebabkan kulit terbakar yang parah dan kerusakan mata.
- Sangat toksik pada kehidupan perairan dengan efek jangka
panjang
9. Cara penanganan bahaya:
- Setelah terhirup: hirup udara segar.Jika napas terhenti: berikan
napas buatan mulut ke mulut atau secara mekanik. Berikan
masker oksigen jika mungkin.Segera hubungi dokter.
- Bila terjadi kontak kulit: bilaslah dengan air yang banyak.
Hubungi dokter.
- Setelah kontak pada mata : bilaslah dengan air yang banyak.
Segera hubungi dokter mata.Lepaskan lensa kontak.
- Setelah tertelan: beri air minum (paling banyak dua gelas).
Segera cari anjuran pengobatan.Hanya di dalam kasus khusus,
jika pertolongan tidak tersedia dalam satu jam, rangsang untuk
muntah (hanya jika korban tidak sadarkan diri), telan karbon
aktif and konsultasikan kepada dokter secepatnya.
V. Cara Kerja
*Keterangan:
Pengujian dilakukan Asam Oksalat 0,5 M 5 ml*
juga dengan Asam
Oksalat 10 ml, 15 ml. Aquades 40 ml**
20 ml, 25 ml, dan 30
ml serta KMnO4 2
ml, 4 ml, 6 ml, 8 ml, Dicampur dalam erlenmeyer dan dihomogenkan
10 ml, dan 12 ml
Contoh Perhitungan:
Erlenmeyer 1:
M 1 ×V 1=M 2× V 2
M 2=0,05 M
Erlenmeyer 2:
M 1 ×V 1=M 2× V 2
−3 −3
0.5 ×10 ×10 =M 2× 50× 10
M 2=0,1 M
Erlenmeyer 3:
M 1 ×V 1=M 2× V 2
M 2=0,15 M
Erlenmeyer 4:
M 1 ×V 1=M 2× V 2
−3 −3
0.5 ×20 ×10 =M 2× 50× 10
M 2=0,2 M
Erlenmeyer 5:
M 1 ×V 1=M 2× V 2
M 2=0,25 M
Erlenmeyer 6:
M 1 ×V 1=M 2× V 2
−3 −3
0.5 ×30 ×10 =M 2× 50× 10
M 2=0,3 M
Terhadap KMnO4:
Erlenmeyer 1:
M 1 ×V 1=M 2× V 2
Erlenmeyer 2:
M 1 ×V 1=M 2× V 2
−3 −3
0.001 × 4 ×10 =M 2 ×50 ×10
−5
M 2=8 ×10 M
Erlenmeyer 3:
M 1 ×V 1=M 2× V 2
Erlenmeyer 4:
M 1 ×V 1=M 2× V 2
−3 −3
0.001 ×8 ×10 =M 2× 50× 10
−5
M 2=16 ×10 M
Erlenmeyer 5:
M 1 ×V 1=M 2× V 2
Erlenmeyer 6:
M 1 ×V 1=M 2× V 2
−3 −3
0.001 ×12 ×10 =M 2 ×50 ×10
M 2=24 ×10−5 M
t= waktu (s)
Sumbu X= t
Sumbu Y=[A]
Erlenmeye
r Xn Xn2 Yn Yn2 XnYn
8886.8
1 94.27 3 0.05 0.0025 4.7135
3820.4
2 61.81 8 0.1 0.01 6.181
1610.4
3 40.13 2 0.15 0.0225 6.0195
1122.9
4 33.51 2 0.2 0.04 6.702
915.66
5 30.26 8 0.25 0.0625 7.565
6 29.02 842.16 0.3 0.09 8.706
Tabel 2. Perhitungan kurva grafik terhadap asam Oksalat
ΣXn=289
ΣXn2=17198.5
ΣYn=1.05
ΣXnYn=39.887
ΣYn2=0.2275
6 ×39.887−289 ×1.05 −3
B= 2
=−0.00326019 ≈−0,3 ×10
6 ×17198.5− ( 289 )
Orde 0:
B=−k
k =0.3 ×10−3
Persamaan regresi
[ A ] =[ A ]0−k × t → y= A+ Bx
−3
y=0.33 — 0.3 ×10 x
2 ( N × Σ XnYn−Σ Xn × Σ Yn )2
R=
( N × Σ Xn2−( Σ Xn )2 ) ×(N × Σ Yn2−( Σ Yn )2)
( 6 × 39.887−289 ×1.05 )2
R 2= =0.79656
( 6 × 17198.5−( 289 )2 ) ×(6 × 0.2275−( 1.05 )2)
Orde 1:
Persamaan regresi
ln [ A ] =ln [ A ]0 + (−k × t ) → y= A+ Bx
k = 0.025
y=−0.682−0.025 x
2
R =¿0.953
Orde 2:
Persamaan regresi
1 1
= +k × t → y =¿ A +Bx
[ A ] [ A]0
k=0.243
y=−3.565+ 0.243 x
R2=0.984
Terhadap KMnO4
Orde 0:
Persamaan regresi
−6
k =−7 ×10
Orde 1:
Persamaan regresi
k =−0.063
y=−10.67+0.063 x
2
R =0.972
Orde 2:
Persamaan regresi
k =−713.9
y=28725−713.9 x
2
R =0.877
Laju reaksi
v=k [C 2 H 2 O4 ]m
v=0.243 ¿
terhadap KMnO4:
m
v=k [KMnO 4 ]
1
v=−0.063 [ 0.001 ] =−0.000063 M /s
VII. Pembahasan
Melalui grafik yang tertera pada lampiran, dapat dilihat jika pada grafik
asam oksalat R2 pada orde 0 sebesar 0.796, R2 pada orde 1 sebesar 0.953 dan R2
pada orde 2 sebesar 0.984 sehingga orde reaksi yang sesuai terhadap asam oksalat
adalah orde 2. Sedangkan pada grafik KMnO4 R2 pada orde 0 sebesar 0.932, R2
pada orde 1 sebesar 0.972, dan R2 pada orde 2 sebesar 0.877 sehingga orde reaksi
yang sesuai terhadap KMnO4 adalah orde 1 (Sukma, 2015).
VIII. Kesimpulan
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi kimia antara asam
oksalat dan KMnO4 adalah suhu, konsentrasi larutan, keadaan fisik,
dan pengadukan larutan
2. Orde reaksi kimia terhadap asam oksalat berupa orde reaksi 2 dan
terhadap KMnO4 berupa orde reaksi 1
IX. Daftar Pustaka
Flowers, P., Theopold, P., Langely, R., & Robinson, W. R. (2019). Chemistry 2E.
OpenStax.
0.25
0.2 f(x) = − 0.00326021904393344 x + 0.332033883949461
R² = 0.796462197521387
0.15
0.1
0.05
0
20 30 40 50 60 70 80 90 100
Waktu (s)
-1
-1.5
f(x) = − 0.0252670575323322 x − 0.681970062192664
-2 R² = 0.953023758602019
-2.5
-3
-3.5
Waktu (s)
Terhadap Asam Oksalat Orde 2
25
10
0
20 30 40 50 60 70 80 90 100
Waktu (s)
0.00025
Konsentrasi akhir [A] (M)
0.0001
0.00005
0
5 10 15 20 25 30 35 40
Waktu (s)
Terhadap KMnO4 orde 1
0
5 10 15 20 25 30 35 40
Konsentrasi akhir [A] (M) -2
-4
-6
-8
f(x) = 0.0635801346223254 x − 10.679056758321
-10 R² = 0.972748706653166
-12
Waktu (s)
25000
Konsentrasi akhir [A] (M)
10000
5000
0
5 10 15 20 25 30 35 40
Waktu (s)
Hasil pengadukan asam oksalat
dengan KMnO4