Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KIMIA

PENGARUH TEMPERATUR TERHADAP LAJU REAKSI

NAMA NINA AULYA WIBOWO


NRP 0521040034
KELAS K3-1B
TANGGAL PRAKTIKUM 5 OKTOBER 2021
TANGGAL PENYERAHAN LAPORAN 12 OKTOBER 2021

TEKNIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


POLITEKNIK PERKAPALAN NEGRI SURABAYA
2021
BAB I
TUJUAN PERCOBAAN

Adapun tujuan dari dilakukannya praktikum tersebut adalah sebagai berikut:


a. Memahami pengaruh temperatur terhadap laju reaksi.
b. Membuat grafik hubungan antara temperature versus konstanta laju reaksi.
c. Menemukan nilai energi aktivasi reaksi natrium thiosulfate dengan asam
klorida berdasarkan percobaan yang akan dilakukan.
BAB II
DASAR TEORI

2.1 Laju reaksi dan hukum laju reaksi


Laju reaksi adalah perubahan konsentrasi pereaksi ataupunbproduk dalam satu
– satuan waktu. Laju reaksi dapat dinyatakan sebagai laju berkurangnya konsetrasi
suatu pereaksi, atau laju bertambahnya suatu produk.
Konstanta laju reaksi didefinisikan sebagai laju reaksi bila konsetrasi dari
masing – masing jenis adalah satu. Satuan tergantung pada orde reaksi. Suatu reaksi
yang merupakan proses satu tahap di sebut reaksi dasar, contohnya (Bird, 2003).
H+ + Cl2 HCl + Cl-
Hukum laju reaksi adalah persamaan yang menyatakan laju reaksi V sebagai
fungsi dari dari konsentrasi semua spesies yang ada, termasuk produknya. Hukum
laju mempunyai dua penerapan utama. Penerapan teoritis hukum ini adalah pemandu
dua mekanisme reaksi, untuk penerapan praktisnya setelah mengetahui hukum laju
dan konstanta laju (Atkins, 1996).

V = K. [A]M. [B]N . . . . (1)


K = V / [A]N. [B]M . . . . . (2)

2.2 Faktor – faktor yang mempengaruhi laju reaksi


Faktor – faktor yang menpengaruhi laju reaksi, yang petama yaitu konsentrasi
reaksi, ketika semangkin besar konsetrasi pereaksi, ion – ion atau molekul dalam
larutan semakin banyak sehingga molekul saling bertumbukan dan semakin banyak
tumbukan akan menyebabkan laju reaksi semakin cepat. Kedua yaitu suhu, ketika
suhu pada suatu reaksi yang berlangsung dinaikan, maka menyebabkan partikel
semakin aktif bergerak, sehingga tumbukan yang terjadi semakin banyak dan
menyebabkan laju reaksi reaksi semakin cepat atau besar. Ketiga yaitu tekanan,
banyak reaksi melibatkan pereaksi dalam wujud gas. Kelajuan dari pereaksi seperti
itu jika dipengaruhi tekanan, penambahan tekanan dengan memperkecil volume akan
memperbesar konsentrasi, dengan demikian dapat mempercepat laju reaksi. Keempat
adalah katalis, katalis adalah suatu zat yang dapat mempercepat laju reaksi pada suhu
tertentu, tanpa mengalami perubahan dari reaksi yang terjadi (Chang, 2004).

2.3 Suhu
Pada umumnya, laju reaksi menjadi 2 kali lebih besar jika temperatur
dinaikkan 10 ℃ . Jika laju reaksi pada t1 ℃= v1 dan pada t2 ℃= v2 maka dapat
dirumuskan:
v2 =(2∆t/10 ).v1
Setiap partikel selalu bergerak. Dengan meningkatnya suhu maka energi kinetik
molekul reaktan meningkat sehingga lebih banyak molekul yang memiliki energi
yang sama atau lebih tinggi dari Ea. Dengan demikian lebih banyak molekul yang
dapat mencapai keadaan transisi atau dengan kata lain kecepatan reaksi menjadi
lebih besar.

Disamping itu, temperatur juga meningkatkan energi potensial dari suatu zat.
Zat yang memiliki energi potensial kecil pada tumbukan sulit bereaksi karena sukar
melampaui energi pengaktifan. Dengan naiknya temperatur, energi potensial zat akan
meningkat, sehingga memicu reaksi jika terjadi tumbukan.

2.4 Energi Aktivasi


Energi aktivasi sangat dipengaruhi oleh konstanta laju reaksi, semakin besar
konstanta laju reaksi semakin kecil energi aktivasinya. Dengan energi aktivasi yang
kecil diharapkan reaksi semakin cepat berlangsung Pengaruh konstanta laju reaksi
terhadap energi aktivasi dapat dilihat dari persamaan Arrhenius k =Ae−Ea/RT
yang semakin besar nilai konstanta laju reaksi, energi aktivasinya akan semakin kecil.

Menurut teori tumbukan, sebelum terjadi reaksi, molekul pereaksi harus


saling bertumbukan. Sebagian molekul pada tumbukan ini, membentuk molekul –
molekul yang aktif. Molekul ini kemudian berubah menjadi hasil reaksi agar pereaksi
dapat membentuk komplek yang aktif. Molekul – molekul ini hanya mempunyai
energi minimum yang disebut energi aktivasi (Sukardjo, 2002).
Energi aktivasi dirumuskan dengan persamaan berikut:

Ea = - R . T Ln (K/A)

Persamaan tersebut menunjukan pola persamaan linear:

Dari persamaan di atas, plot ln k versus 1/T akan menghasilkan gradien -Ea/R dan
intersep -ln A.
BAB III
TINJAUAN K3

Ditinjau dari bahan yang digunakan untuk praktikum kali ini, semuanya
berwujud cairan dengan sifat yang berbeda. Bahan bahan yang digunakan pada
praktikum kali ini merupakan bahan yang keras dan berbahaya (hazardous material).
maka dari itu penting untuk memiliki pengetahuan mengenai sifat cairan untuk
mengurangi potensi kecelakaan kerja yang berkaitan dengan bahan bahan kimia
terutama bagi ahli K3 Kimia. Berdasarkan MSDS bahan yang perlu diperhatikan
adalah sebagai berikut:

Sodium Tiosulfat

Sodium tiosulfat atau natrium tiosulfat merupakan obat golongan


garam sulfat yang bermanfaat sebagai obat untuk mengatasi efek samping
yang timbul akibat penggunaan obat kanker dan antidotum pada keracunan
sianida. Sodium tiosulfat berbentuk padat, yaitu berupa serbuk kristal yang
tidak berbau, tidak berwarna, dan bersifat higroskopik atau dapat menyerap
kelembaban dari udara.

Sodium Tiosulfat termasuk ke dalam kategori senyawa yang


berbahaya jika tertelan dan terhirup. Namun apabila terpapar, ada beberapa
pertolongan pertama yang bisa dilakukan:

a. Terkena kulit: cuci dengan sabun dan air kurang lebih selama 20 menit
b. Terkena mata: bilas secara menyeluruh dengan air mengalir, Jika gejala
tidak hilang, segera kunjungi dokter

c. Pernafasan: hirup udara segar, jika susah bernafas segera beri oksigen atau
jika tidak bernafas beri nafas buatan

Senyawa ini tidak berpotensi menimbulkan kebakaran maupun ledakan.


1. Asam Klorida

Asam klorida adalah larutan akuatik dari gas hidrogen klorida (HCl).
Beliau adalah asam kuat, dan adalah komponen utama dalam asam lambung.
Asam klorida harus ditangani dengan wewanti keselamatan yang tepat karena
adalah cairan yang sangat korosif. Apabila terpapar, ada beberapa pertolongan
pertama yang bisa dilakukan:

a. Terkena kulit: segera cuci dengan air mengalir kurang lebih 15 menit
b. Terkena mata: lepas lensa kontak lalu siram secara menyeluruh dengan
air mengalir, Jika gejala tidak hilang, segera kunjungi dokter

c. Tertelan : minum air putih 1- 2 gelas

Bahaya khusus yang muncul dari bahan atau campuran: Tidak mudah
terbakar. Api ambient dapat melepaskan uap yang berbahaya. Gunakan
tindakan pemadaman kebakaran yang sesuai untuk situasi lokal dan
lingkungan sekeliling.

APD yang harus digunakan :


a. Jas lab
b. Kacamata (googles)
c. Sarung tangan lateks
d. Face shield

Selebihnya tinggal mengikuti prosedur laboratorium yang ada. Gunakan


pakaian dan alat perlindungan yang dianjurkan agar terhindar dari potensi
bahaya. Lalu selalu lakukan dibawah pengawasan orang lain dan segera minta
bantuan apabila terjadi kecelakaan dengan bahan atau alat yang ada di
laboratorium untuk meminimalisir kerugian.
BAB IV
METODOLOGI PERCOBAAN

4.1 Alat Percobaan


1. Labu Erlenmeyer 250mL
2. Pipet ukur 5mL
3. Karet penghisap 1 buah
4. Labu ukur 100mL
5. Baker Glass 600mL
6. Baker Glass 100mL
7. Gelas ukur 1 buah
8. Pengaduk 1 buah
9. Timbangan elektrik 1 buah
10. Stopwatch 1 buah
11. Pemanas elektrik 1 buah
12. Termometer 1 buah

4.2 Bahan Percobaan


1. Natrium Tiosulfat (N2S2O3)
2. Asam Klorida (HCL)
3. Aquades
4. Kertas HVS A4
4.3 Prosedur Kerja (Flow Chart)
I. Hasil dan Pembahasan
5.1 Analisis Hasil
Berdasarkan perccobaan yang di atas, siperoleh suatu
persamaan laju reaksi dari hasil pengenceran larutan HCl dan
Na2S2O3. Persamaan reaksi asam chloride dan natrium tiosulfat
sebagai berikut :
Na2S2O3 + 2HCl (aq) SO2 + S(s) + 2NaCl (aq) + H2O

Dari data praktikumm dapat ditentukan persamaan laju


reaksi dengan mengetahui nilai konsentrasi bahan atau larutan yang
digunakan. Dibawah ini adalah perhitungan konsentrasinya :
a) Konsentrasi Na2S2O3
𝑔𝑟 𝑁𝑎2𝑆2𝑂3 1000
[Na2S2O3 ] = X
𝑀𝑟 𝑁𝑎2𝑆2𝑂3 𝑉 (𝑚𝑙)
3 1000
= x
158 200
15
= = 0,095 M
158

b) Konsentrasi Na2S2O3 Asal


M1 . V1 = M2 . V2
0,095 . 25 = M2 . 50
0,095 . 25
M2 =
50
M2 = 0,0475 M
c) Konsentrasi HCl asal
M1 . V1 = M2 . V2
0,1 . 10 = M2 . 30
0,01 .10
M2 =
30
M2 = 0,0033 M
d) Konsentrasi HCL pekat
pH HCl = 2
pH HCl = - log [H+]
2 = - log [H+]
[H+] = 10-2 = 0,01 M

Diasumsikan persamaan laju reaksi asam klorida dan natrium


tiosulfat adalah reaksi orde satu baik terhadap HCl dan Na2S2O3
(V = k . [HCl]. [Na2S2O3] ),

Mencari nilai k masing masing temperatur.


a) Suhu rata-rata = 30,67oC = 303,66 K ; waktu = 125,34 s
𝑉
k=
[𝑁𝑎2𝑆2𝑂3][𝐻𝐶𝑙]
1/125,34
= [0,0475][0,0033]

= 55,98 L mol-1 s-1


b) Suhu rata-rata = 48,17 oC = 321,17 K ; waktu = 63,34 s
𝑉
k=
[𝑁𝑎2𝑆2𝑂3][𝐻𝐶𝑙]
1/63,34
= [0,0475][0,0033]

= 110,79 L mol-1 s-1


c) Suhu rata-rata = 57,17 oC = 330,17 K ; waktu = 48,34 s
𝑉
k=
[𝑁𝑎2𝑆2𝑂3][𝐻𝐶𝑙]
1/48,34
= [0,0475][0,0033]

= 145,17 L mol-1 s-1


d) Suhu rata-rata = 64,17 oC = 337,17 K ; waktu = 37,34 s
𝑉
k=
[𝑁𝑎2𝑆2𝑂3][𝐻𝐶𝑙]
1/37,34
= [0,0475][0,0033]
= 187,93 L mol-1 s-1
e) Suhu rata-rata = 70,17 oC = 343,17 K ; waktu = 32,34 s
𝑉
k=
[𝑁𝑎2𝑆2𝑂3][𝐻𝐶𝑙]
1/32,34
= [0,0475][0,0033]

= 216,992 L mol-1 s-1

T rata rata (K) 1/T V (M/s) k (L mol-1 s-1) ln k

303,66 0,00329 0,0797 55,98 4,02


321,17 0,00311 0,0158 110,79 4,70
330,17 0,00303 0,0207 145,17 4,97
337,17 0,00297 0,0268 187,93 5,23
343,17 0,00290 0,0309 216,992 5,37
Setelah menggambar grafik berdasarkan hasil percobaan, di dapat persamaan garis

y = -3548,9x + 15,718 dengan R2 = 0,9941. Dengan demikian didapat nilai m


sebesar -3548,9

y = mx + b

= -3548,9x + 15,718

Ea = -m . R, dimana R = 8,314 J/mol K


Ea = - (-3548,9) x (8,314)
Ea = 29.505 J/mol K = 29,505 kJ/mol K

ln A = 15,718
A = 6,70256 x 106

5.2 Pembahasan
Setelah melakukan percobaan dengan memanaskan Na2S2O3 dan
HCl dengan temperature yang berbeda-beda kemudian diaduk lalu
ditempatkan diatas kertas HVS yang diberi tanda silang (X)
menggunakan tinta warna hitam, diperoleh suatu data yang membuktikan
bahwa tiap temperatur memiliki pengaruh yang berbeda terhadap nilai
laju reaksi

Pada percobaan pertama dengan suhu awal 30oC, larutan


memerlukan waktu 125,34 detik untuk berubah menjadi keruh, sehingga
tanda silang pada kertas HVS di bawah elenmeyer menjadi tidak terlihat.
Selanjutnya pada percobaan kedua dengan suhu awalnya 50oC larutan
membutuhkan waktu 63,34 detik untuk berubah menjadi keruh sehingga
tanda silang di bawah elenmeyer tidak terlihat lagi. Kemudian percobaan
ketiga dengan suhu awal 60oC membutuhkan waktu 48,34 detik untuk
berubah menjadi keruh dan menyebabkan tanda silang tidak terlihat. Pada
percobaan keempat dengan suhu awal 70oC larutan membutuhkan waktu
37,34 detik agar berubah menjadi keruh dan tanda silang tidak terlihat.
Dan yang terakhir pada percobaan kelima dengan suhu awal 80oC, larutan
membutuhkan waktu 32,34 detik untuk berubah menjadi keruh dan tanda
silang di bawah elenmeyer tidak terlihat.
Kereaktifan HCl yang merupakan asam kuat sangat mudah
bereaksi dengan kebanyakan logam yang ada di sekitarnya. HCl berfungsi
untuk menguapkan sulfur dioksida dan mengendapkan sulfur. Oleh karena
itu ada perubahan warna dari bening menjadi keruh (warna putih susu).
Dari percobaan yang telah dilakukan, di dapatkan nilai konstanta
masing-masing temperatur yang berbeda. Dari nilai k kita dapat
menentukan nilai ln k untuk masing-masing temperaturnya. Nilai tersebut
kemudian dibuat grafik hubungan antara In k dan 1/T. Fungsi dari grafik
adalah untuk mengetahui perubahan waktu yang terjadi pada larutan.
Grafik digambarkan dalam bentuk 1/t dikarenakan untuk melihat
perubahan yang terjadi per setiap satuan sekonnya pada campuran larutan.
Dari grafik tersebut dapat disimpulkan jika nilai 1/T pada
masing-masing larutan semakin besar, maka semakin kecil nilai In k.
Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi suhu larutan, semakin rendah
energi aktivasi dan semakin sedikit waktu yang dibutuhkan untuk
meningkatkan laju reaksi.
Dengan demikian, percobaan ini sesuai dengan teori laju reaksi
dimana temperatur sangatlah mempengaruhi laju reaksi yang dibuktikan
dengan semakin tingginya temperatur maka waktu yang dibutuhkan juga
semakin sedikit atau dapat dikatakan reaksinya berlangsung sangat cepat.
Dengan begitu, percobaan ini terbukti sesuai dengan teori laju
reaksi, dimana temperatur memiliki pengaruh yang kuat terhadap laju
reaksi, terbukti dengan semakin tinggi suhu, semakin sedikit waktu yang
dibutuhkan, atau dapat dikatakan bahwa reaksi berlangsung sangat cepat
karena temperature yang tinggi.
5.3 Kesimpulan

Setelah melakukan percobaan diatas dan mendapatkan data tentang


praktikum pengaruh suhu terhadap laju reaksi dapat disimpulkan dari
beberapa hal, yaitu :

1. Temperatur sangat mempengaruhi laju reaksi. Dimana semakin


tinggi temperatur maka laju reaksi akan berlangsung lebih cepat. Dan
juga terjadi sebaliknya dimana semakin rendah temperatur larutan
maka laju reaksi akan berlangsung semakin lambat.
2. Dari perhitungan besarnya nilai Energi aktivasi yang terjadi pada
reaksi larutan HCl dan Na2S2O3 sebesar 29,505 kJ/mol K
3. Kereaktifan HCl yang merupakan asam kuat menguapkan sulfur
dioksida dan mengendapkan sulfur. Oleh karena itu dapat terjadi
perubahan warna dari bening menjadi keruh pada larutan.
4. Diperoleh suatu grafik hubungan antara ln k dengan 1/T dimana
semakin kecil nilai ln k maka nilai 1/T akan semakin besar. Energi
aktivasi yang diperoleh dari praktikum ini sebesar Ea = 29.505
J/mol K = 29,505 kJ/mol K
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2019. MSDS HCL. Diunduh di https://www.merckmillipore.com pada 6


Oktober 2021.
Archiando D. 2020. Natrium Tiosulfat. Diunduh di https://lifepack.id/natrium-
tiosulfat/ pada 6 Oktober 2021.
Atkins, P.W. 1999. Kimia Fisika Jilid II. Oxford University.
Bird, T. 1993. Kimia Fisik Untuk Univesritas. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Chang, Raymond. 2004. Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti Edisi Ketiga Jilid 1.
Jakarta: Erlangga..

Pratiwi, W. D., Wismawati, E., dan Nugroho, A. (2014). Modul Praktikum Kimia.
Surabaya : Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya.

Sukardjo. 2002. Kimia Fisika. Jakarta: Bineka Cipta.


LAMPIRAN

LAPORAN SEMENTARA

Nama Praktikum : Pengaruh Temperatur terhadap Laju Reaksi

Jombang, 08 Oktober 2021


Mengetahui,

Nina Aulya Wibowo

Data yang Didapatkan :

pH HCL = 2

T awal (oC) T akhir (oC) Waktu (s)


30 31,34 125, 34
50 46, 34 63, 34
60 54, 34 48, 34
70 58, 34 37, 34
80 60, 34 32, 34
LAMPIRAN
MSDS LARUTAN
• Sodium Tiosulfat
• Natrium Klorida

Anda mungkin juga menyukai