Judul Percobaan:
Reaksi antara Natrium Tiosulfat dan Asam Sulfat.
Reaksi antara Magnesium dan Asam Klorida.
B. Hari/ Tanggal Percobaan:
Senin, 15 Apeil 2019
C. Tujuan:
1. Mempelajari pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi.
2. Menentukan orde reaksi.
D. Dasar Teori:
Asam sulfat merupakan asam mineral (anorganik) yang kuat. Zat ini larut
dalam air pada semua perbandingan.Asam sulfat (H2SO4) memiliki banyak
kegunaan dan merupakan salah satu produk utama industri kimia. Kegunaan utama
dari asam sulfat yaitu dalam pemrosesan biji mineral, sintesis kimia, pemrosesan
air limbah dan pengilangan minyak.
Laju reaksi dapat diartikan sebagai perubahan konsentrasi pereaksi
(reaktan) atau hasil reaktan (produk) dalam satuan waktu. Laju reaksi dapat
dinyatakan sebagai laju berkurangnya konsentrasi reaktan atau laju bertambahnya
kosentrasi produk tiap satuan waktu (Keenan, 1990).
A+B→C+D
v = laju reaksi
k = konstanta laju reaksi
[A] [B] = konsentrasi dari zat yang bereaksi
Pangkat 2 = koefisien zat ataupun orde dari reaksi tersebut (Keenan, 1990).
Terdapat 6 faktor yang mempengaruhi laju reaksi yaitu:
1. Konsentrasi
Konsentrasi menyatakan pengaruh kepekaan atau zat yang berperan
dalam proses reaksi. Dalam suatu reaksi semakin besar konsentrasi zat
reaktan, akan semakin mempercepat laju reaksinya. Dengan bertambahnya
konsentrasi zat reaktan jumlah partikel - partikel reaktan semakin banyak
sehingga peluang untuk bertumbukkan semakin besar (Alberty, 1992).
2. Suhu
Laju reaksi akan semakin meningkat dengan meningkatnya suhu
reaksi. Kenaikkan suhu akan menambah energi kinetik molekul – molekul,
akibatnya molekul - molekul yang bereaksi menjadi lebih aktif untuk
bertabrakan. Hal ini terjadi karena gerakan - gerakan molekul semakin cepat
pada temperatur yang lebih tinggi (Alberty, 1992).
3. Luas permukaan
Pada pembahasan sebelumnya dijelaskan bahwa reaksi kimia terjadi
karena tumbukan yang efektif antar partikel. Terjadi tumbukkan berarti
adanya bidang yang bersentuhan ( bidang sentuh ). Jika permukaan bidang
sentuh semakin luas, maka akan sering terjadi tumbukkan dan menghasilkan
zat produk yang semakin banyak, sehingga laju reaksi semakin besar (Alberty,
1992). Umumnya zat yang digunakan adalah padatan yang dilarutkan dalam
suatu pelarut. Luas permukaan total zat tersebut akan semakin bertambah bila
ukurannya diperkecil, maka semakin halus suatu zat, laju reaksi akan semakin
besar karena luas permukaan yang bereaksi semakin besar (Roth dan
Blaschke, 1989).
4. Katalis
Katalis adalah zat yang dapat mempercepat laju reaksi tetapi tidak
mengalami perubahan kimia yang permanen. Dalam skala industri kimia,
katalis akan mempercepat laju reaksi tanpa menimbulkan produk yang tidak
diinginkan (Alberty, 1992).
5. Sifat Dasar Pereaksi
Setiap zat memiliki sifat yang khas. Ada yang bersifat padatan, gas
dan cairan. Secara khas, zat yang bersifat gas adalah zat yang paling mudah
bereaksi, kemudian tercepat kadua adalah cairan, kemudian padatan. Semakin
renggang suatu zat maka laju reaksi akan semakin besar karena zat tersebut
mamiliki partikel yang makin bebas dan mudah bertumbukan (Martin,1990).
6. Tekanan
Faktor tekanan yang berlaku jika pereaksi adalah gel. Penambahan
tekanan akan membuat volume suatu zat akan semakin kecil dan konsentrasi
akan semakin besar. Umumnya proses penambahan tekanan ini dilakukan
pada industri amonia (Noerdin,1986).
Untuk beberapa reaksi, laju reaksi dapat dinyatakan dengan persamaan matematik
yang dikenal sebagai hukum laju atau persamaan laju. Reaksi hipotetik sebagai
berikut:
aA + Bb +.... gG + Hh + .....
a,b,...merupakan koefisien reaksi dan laju reaksi dapat dinyatakan sebagai laju.
V = k[A]m[B]n
Dalam rumusan tersebut, lambang [A][B] merupakan konsentrasi molar.
Pangkat m,n merupakan angka-angka bulat yang kecil. Pangkat-pangkat dalam
persamaan laju dinamakan orde reaksi.Laju reaksi biasa dinyatakan dalam satuan
mol per liter persatuan waktu.Satuan k tergantung orde reaksi.Hukum laju reaksi
(The Rate Law) menunjukkan kolerasi antara laju reaksi (v) terhadap konstanta
laju reaksi (k) dan konsentrasi reaktan dipangkatkan dengan bilangan tertentu
(orde reaksi).
Ada beberapa cara untuk mengukur laju reaksi.
1. Jumlah pereaksi yang digunakan persatuan waktu.
2. Jumlah hasil reaksi yang terbentuk persatuan waktu.
Misalnya pada saat mereaksikan logam magnesium dengan asam klorida.
Mg + 2HCl MgCl2 + H2
Na2S2O3 + H2SO4 Na2SO4 + H2S + SO32-
Laju reaksi dapat dihitung dengan mengukur jumlah magnesium atau asam klorida
yang digunakan dalam waktu tertentu atau jumlah magnesium klorida dan gas
hydrogen dalam waktu tertentu.Begitu pula untuk reaksi antara natrium tiosulfat
dan asam sulfat.
Konsentrasi menyatakan pengaruh kepekatan atau zat yang berperan dalam
proses reaksi. Semakin besar nilai konsentrasi, maka nilai laju reaksi akan semakin
besar pula. Hal ini dikarenakan jumlah zat semakin besar dan peluang untuk
melakukan tumbukan semakin besar sehingga laju reaksi semakin cepat.
Umumnya laju reaksi meningkat seiring dengan meningkatnya konsentrasi. Hal
ini dapat dinyatakan sebagai berikut :
Laju = kf (C1, C2, ...., Ci)
k = konstanta laju / konstanta laju spesifik / konstanta kecepatan
C1, C2 = Konstanta dari reaktan – reaktan dan produk – produk (Dogra,1990).
Pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi dapat dijelaskan sebagai berikut:
Agar suatu reaksi dapat berlangsung, partikel – partikel tersebut pertama – tama
haruslah bertubrukan. Hal ini berlaku ketika dua partikel itu larutan atau salah satu
larutan satunya lagi benda padat. Jika konsentrasi tinggi, maka kemungkinan untuk
bertubrukan pun besar. Jika reaksi hanya melibatkan suatu partikel tersebut ke
berbagai arah, maka tubrukan – tubrukan tidak saling berhubungan (Dogra,1990).
Penentuan Orde Reaksi
Orde reaksi berarti menjelaskan tentang tingkat reaksi atau hubungan
antara konsentrasi dengan kecepatan. Laju reaksi memiliki satuan mol / liter,
detik (Petrucci, 1985). Menemukan orde reaksi merupakan salah satu cara
memperkirakan sejauh mana konsentrasi zat pereaksi mempengaruhi laju reaksi
tertentu. Orde reaksi atau tingkat reaksi terhadap suatu komponen merupakan
pangkat dari konsentrasi komponen tersebut dalam hukum laju. v = k[A]m[B]n,
bila m=1 kita katakan bahwa reaksi tersebut adalah orde pertama terhadap A.
Jika n=3, reaksi tersebut orde ketiga terhadap B (Petrucci, 1985).
a. Orde reaksi nol
Reaksi dikatakan berorde nol terhadap salah satu pereaksinya
apabila perubahan konsentrasi pereaksi tersebut tidak mempengaruhi laju
reaksi. Persamaan laju reaksi yang berorde 0, yaitu : v = k [A]0....
Laju reaksi tidak dipengaruhi oleh besarnya konsentrasi pereaksi (Atkins,
1997).
b. Orde reaksi satu
Suatu reaksi dikatakan berorde satu terhadap salah satu pereaksinya
jika laju reaksi berbanding lurus dengan konsentrasi pereaksi itu. Jika
konsentrasi dinaikkan dua kali, maka laju reaksinya pun akan naik dua kali
lebih cepat dari semula. Persaman laju reaksinya yaitu:
v = k [A]....
Bila kita tinjau reaksi orde satu berikut: A → produk, maka persamaan
lajunya: v = d[A]/dt = k[A]. Integrasinya adalah ln [A]t = -kt + ln[A0].
Bila persamaan ln [A]t = -kt + ln[A0] dibuat grafik ln [A] terhadap t, maka
diperoleh garis lurus dengan kemiringan = -k, sedangkan jelajahnya (intersep)
= ln[A]0.
10 mL Na2S2O3
7,5 mL Na2S2O3
a. Manipulasi H2SO4
10 mL H2SO4
7,5 mL H2SO4
Pita Mg
1. Dibersihkan dengan amplas
2. Dipotong menjadi 16 potong (@0,5 cm)
3. Dimasukkan ke dalam Erlenmeyer yang berisi 2
mL larutan HCl 2N
4. Dicatat waktunya dengan menggunakan
stopwatch
5. Digoyangkan erlenmeyer agar Mg tetap dalam
keadaan gerak
6. Dihentikan stopwatch ketika Mg tepat larut
7. Dicatat waktunya
t1
1. Dimasukkan pita Mg pada larutan yang sama
bersamaan dengan menyalakan stopwatch
2. Dihentikan waktu saat pita Mg larut total
3. Dicatat waktunya
t2
1. Dirata-rata waktunya
2. Diulangi percobaan ini dengan mengganti
konsentrasi HCl 1,8N; 1,6N; 1,4N; 1,2N; 1N;
0,8N; dan 0,6N
Waktu
G. Hasil Pengamatan:
Hasil pengamatan
No. Prosedur percobaan Dugaan/ reaksi Kesimpulan
Sebelum Sesudah
1. Reaksi antara natrium tiosulfat dengan asam Larutan 10 ml Na2S2O3 Na2S2O3 (aq) + H2O(l) Konsentrasi
sulfat Na2S2O3 + H2SO4 : Na2S2O3 (aq) natrium tiosulfat
a. Manipulasi konsentrasi Na2S2O3 tidak larutan keruh dengan asam
berwarna saat 107 detik 3Na2S2O3(aq) + sulfat diperbesar
10 mL Na2S2O3
Air tidak 7,5 ml H2SO4(aq) 3Na maka laju reaksi
1. Dimasukkan ke gelas kimia dan
berwarna Na2S2O3 + 2,5 SO4(aq)+ 4S(s) H2O(l) semakin besar.
diletakkan diatas tanda silang
2. Ditambahkan 5 mL H2SO4 Larutan ml air: larutan Orde reaksi
3. Dinyalakan stopwatch Na2S2O3 adalah
H2SO4 tidak berwarna
4. Dihentikan stopwatch saat tanda
silang tidak terlihat tidak + H2SO4: orde 1.
5. Diamati dan dicatat waktunya berwarna larutan keruh
Waktu saat 189 detik
5 ml Na2S2O3
+ 5 ml air:
larutan tidak
berwarna +
H2SO4: larutan
keruh saat 350
7,5 mL Na2S2O3
detik
1. Dimasukkan ke gelas kimia dan t1: 107 detik
diletakkan diatas tanda silang
2. Ditambah 2,5 mL Aquades t2: 189 detik
3. Ditambahkan 5 mL H2SO4 t3: 350 detik
4. Dinyalakan stopwatch
5. Dihentikan stopwatch saat tanda
silang tidak terlihat
6. Diamati dan dicatat waktunya
Waktu
5 mL Na2S2O3
larutan gelembung,
HCl 1,2N
tidak erlenmeyer
berwarna terasa hangat.
larutan t1 HCl 2N: 18
HCl 1N detik
tidak t2 HCl 1,8N:
berwarna 20 detik
larutan t3 HCl 1,6N:
HCl 0,8N 23 detik
tidak t4 HCl 1,4N:
berwarna 29 detik
larutan t5 HCl 1,2N:
HCl 0,6N 32 detik
tidak t6 HCl 1N: 52
berwarna detik
kertas t7 HCl 0,8N:
gosok 87 detik
bertekstur t8 HCl 0,6N:
kasar, 142 detik
berwarna
hitam
H. Analisis data dan Pembahasan:
Percobaan dengan judul reaksi antara natirum tiosulfat dengan asam sulfat dan
reaksi antara magnesium dan asam klorida ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh
konsentrasi terhadap laju reaksi dan menentukan orde reaksi. Pertama-tama Na2S2O3
dimasukkan dalam 3 erlenmeyer masing-masing sebanyak 10 mL, 7,5 mL, dan 5 mL.
Ketiga erlenmeyer yang telah ditambahkan Na2S2O3 yang berbeda di letakkan di atas
kertas yang telah diberi tanda silang. Erlenmeyer 1 yang telah diisi dengan Na2S2O3
sebanyak 10 mL ditambahkan H2SO4 5 mL sambil dijalankan stopwatch, stopwatch
dihentikan ketika telah terjadi kekeruhan yang ditandai dengan tanda silang pada kertas
yang sudah tidak terlihat dan dicatat waktunya. Erlenmeyer 2 yang telah diisi dengan
Na2S2O3 sebanyak 7,5 mL ditambahkan aquades sebanyak 2,5 mL dan H2SO4 sebanyak
5 mL sambil dijalankan stopwatch, stopwatch dihentikan ketika telah terjadi
kekeruhan yang ditandai dengan tanda silang pada kertas yang sudah tidak terlihat dan
dicatat waktunya. Erlenmeyer 3 yang telah diisi dengan Na2S2O3 sebanyak 5 mL
ditambahkan aquades sebanyak 5 mL dan H2SO4 sebanyak 5 mL sambil dijalankan
stopwatch, stopwatch dihentikan ketika telah terjadi kekeruhan yang ditandai dengan
tanda silang pada kertas yang sudah tidak terlihat dan dicatat waktunya. Penambahan
H2SO4 pada ketiga erlenmeyer berfungsi untuk menghasilkan endapan sulfur yang
berwarna putih kekuningan. Perubahan warna larutan terjadi karena Na2S2O3 dan
H2SO4 telah bereaksi sehingga larutan menjadi keruh. Reaksi yang terjadi sebagai
berikut:
Data hasil percobaan setelah terjadi kekeruhan warna akibat penambahan H2SO4,
sebagai berikut:
Perhitungan konsentrasi larutan Na2S2O3 untuk menentukan laju reaksi dan orde
reaksi. Perhitungan konsentrasi Na2S2O3 dapat menggunakan persamaan :
M1 x V1 = M2 x V2
-0.4
R² = 0.7746
-0.8
-1
-1.2
-1.4
-1.6
ln [H2SO4]
Berdasarkan grafik di atas semakin kecil konsentrasi H2SO4 maka semakin kecil nilai
laju reaksi dan nilai log nya. Dari percobaan dan perhitungan yang didapat dapat
disimpulkan bahwa konsentrasi berbanding lurus dengan laju reaksi dan dari hasil
perhitungan dengan metode grafik maupun nongrafik diperoleh orde larutan H2SO4
pada reaksi antara natrium tiosulfat dan asam sulfat yaitu berorde 1. Secara teori, orde
asam sulfat adalah orde 1.
Percobaan selanjutnya yaitu reaksi antara magnesium dan HCl yang bertujuan
untuk mengetahui pengaruh konsentrasi HCl terhadap reaksi antara magnesium dengan
asam klorida. Mula-mula pita Mg berwarna hitam dibersihkan dengan cara digosok
menggunakan amplas hingga pita Mg berwarna abu-abu dan dipotong menjadi 8 bagian
dengan panjang kurang lebih 1 cm. 25 ml larutan HCl dimasukkan ke dalam 8
erlenmeyer yang berbeda dengan konsentrasi yang berbeda juga yaitu 2N; 1,8 N; 1,6
N; 1,4 N; 1,2 N; 1,0 N; 0,8 N; dan 0,6 N. Kemudian memasukkan satu per satu pita Mg
ke dalam erlenmeyer secara bergantian sambil meyalakan stopwatch dan stopwatch
dihentikan ketika gelembung telah hilang. Ketika pita Mg masuk ke dalam larutan HCl
langsung bereaksi yang ditandai dengan adanya gelembung gas secara cepat terbentuk
dan suara desis yang begitu terdengar. Gelembung yang terbentuk ialah gas H2, hasil
reaksi antara Mg dan HCl. Persamaan reaksinya sebagai berikut:
Semakin besar lonsenstrasi HCl maka semakin cepat bereaksi dan juga semakin
banyak partikel dari HCl yang bertumbukan dengan Mg sehingga laju reaksi semakin
cepat dan produk yang dihasilkan semakin banyak.
0.2
ln r
0
-6 -5 -4 -3 -2 -1 0
-0.2
-0.4
-0.6
ln [HCl]
I. Kesimpulan:
1. Pada percobaan reaksi antara natrium tiosulfat dan asam sulfat
menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi Na2S2O3 dan H2SO4 maka
laju reaksi semakin cepat. Menggunakan metode differensial nongrafik dan
grafik didapatkan orde reaksi total yaitu orde 2 dan sesuai dengan teori.
2. Pada percobaan reaksi antara magnesium dan HCl menunjukkan bahwa
semakin tinggi konsentrasi HCl maka laju reaksi semakin cepat. Didapatkan
orde reaksi total yaitu orde1dan sudah sesuai dengan teori.
J. Daftar Pustaka:
Alberty, Robert. 1992. Kimia Fisika Jilid 1 Edisi Kelima. Jakara: Erlangga.
Atkins, P.W. 1997. Kimia Fisika 2. Jakara: Erlangga.
Dogra, SK dan Dogra, S. 1990. Kimia Fisik dan Soal - Soal. Jakarta :
Universitas Indonesia.
Keenan, W. Charles. 1990. Kimia untuk Universitas Jilid I. Jakarta:
Erlangga
Martin, A,. 1990. Farmasi Fisika. Jakarta: UI-Press.
Noerdin, I. 1986. Buku Materi Pokok Larutan. Jakarta: Karonika.
Petrucci, K.H. 1985. Kimia Dasar Edisi IV Jilid II. Penerjemah Suminar S.
Achmadi. Jakarta : Erlangga.
Roth, H.G dan Blaschke. S. 1985. Analisis Farmasi. Penerjemah: Sarjono
Kumar. Yogyakarta: UGM Press.
K. Lampiran:
a. Lampiran Perhitungan:
1) Reaksi Antara Natrium Tiosulfat dengan Asam Sulfat
Pengubahan Konsentrasi Na2S2O3
a) Erlenmeyer A
[Na2S2O3]1 = [Na2S2O3]2
M1 x V1 = M2 x V2
0,1 M x 10 mL = M2 x 10 mL
M2 = 0,1 M
Mol Na2S2O3 = M2 x V1 = 0,1 M x 10 mL = 1 mmol
Mol H2SO4 = M x V = 0,5 M x 5 mL = 2,5 mmol
3Na2S2O3(aq) H2SO4(aq) 4S(s) 3Na2SO4(aq) H2O(l)
m 1 mmol 2,5 mmol - - -
r 1 mmol 0,3333 1,3332 0,9999 mmol 0,3333
mmol mmol mmol
s 0 mmol 2,1667 1,3332 0,9999 mmol 0,3333
mmol mmol mmol
𝑛 1,3332 𝑚𝑚𝑜𝑙
[S]= 𝑉𝑡𝑜𝑡 = = 0,0889 M
15 𝑚𝐿
𝑑[𝑆] 0,0889 𝑀
r = = = 0,00083 M/s
𝑑𝑡 107 𝑠
b) Erlenmeyer B
[Na2S2O3]1 = [Na2S2O3]2
M1 x V1 = M2 x V2
0,1 M x 7,5 mL = M2 x 10 mL
M2 = 0,075 M
Mol Na2S2O3 = M2 x V1 = 0,075 M x 7,5 mL = 0,5625 mmol
Mol H2SO4 = M x V = 0,5 M x 5 mL = 2,5 mmol
3Na2S2O3(aq) H2SO4(aq) 4S(s) 3Na2SO4(aq) H2O(l)
m 0,5625 mmol 2,5 mmol - - -
r 0,5625 mmol 0,1875 0,75 0,5625 mmol 0,1875
mmol mmol mmol
s - 2,1325 0,75 0,5625 mmol 0,1875
mmol mmol mmol
𝑛 0,75 𝑚𝑚𝑜𝑙
[S]= 𝑉𝑡𝑜𝑡 = = 0,05 M
15 𝑚𝐿
𝑑[𝑆] 0,05 𝑀
r = = = 0,00046 M/s
𝑑𝑡 108 𝑠
c) Erlenmeyer C
[Na2S2O3]1 = [Na2S2O3]2
M1 x V1 = M2 x V2
0,1 M x 5 mL = M2 x 10 mL
M2 = 0,05 M
Mol Na2S2O3 = M2 x V1 = 0,05 M x 5 mL = 0,25 mmol
Mol H2SO4 = M x V = 0,5 M x 5 mL = 2,5 mmol
3Na2S2O3(aq) H2SO4(aq) 4S(s) 3Na2SO4(aq) H2O(l)
m 0,25 mmol 2,5 mmol - - -
r 0,2499 mmol 0,0833 0,3332 0,2499 mmol 0,0833
mmol mmol mmol
s - 2,4167 0,3332 0,2499 mmol 0,0833
mmol mmol mmol
𝑛 0,3332 𝑚𝑚𝑜𝑙
[S]= 𝑉𝑡𝑜𝑡 = = 0,0222 M
15 𝑚𝐿
𝑑[𝑆] 0,0222 𝑀
r = = = 0,00006 M/s
𝑑𝑡 350 𝑠
b) Gelas Kimia B
[H2SO4]1 = [H2SO4]2
M1 x V1 = M2 x V2
0,5 M x 7,5 mL = M2 x 10 mL
M2 = 0,375 M
Mol Na2S2O3 = M x V = 0,1 M x 5 mL = 0,5 mmol
Mol H2SO4 = M2 x V1 = 0,375 M x 7,5 mL = 2,8125 mmol
3Na2S2O3(aq) H2SO4(aq) 4S(s) 3Na2SO4(aq) H2O(l)
m 0,5 mmol 2,8125 - - -
mmol
r 0,5 mmol 0,1667 0,6668 0,5 mmol 0,1667
mmol mmol mmol
s - 2,6458 0,6668 0,5 mmol 0,1667
mmol mmol mmol
𝑛 0,6668 mmol
[S]= 𝑉𝑡𝑜𝑡 = = 0,0445 M
15 𝑚𝐿
𝑑[𝑆] 0,0445𝑀
r = = = 0,000068 M/s
𝑑𝑡 645 𝑠
c) Gelas Kimia C
[H2SO4]1 = [H2SO4]2
M1 x V1 = M2 x V2
0,5 M x 5 mL = M2 x 10 mL
M2 = 0,25 M
Mol Na2S2O3 = M x V = 0,1 M x 5 mL = 0,5 mmol
Mol H2SO4 = M2 x V1 = 0,25 M x 5 mL = 1,25 mmol
3Na2S2O3(aq) H2SO4(aq) 4S(s) 3Na2SO4(aq) H2O(l)
m 0,5 mmol 1,25 mmol - - -
r 0,5 mmol 0,1667 0,6668 0,5 mmol 0,1667
mmol mmol mmol
s - 1,0833 0,6668 0,5 mmol 0,1667
mmol mmol mmol
𝑛 0,6668 mmol
[S]= 𝑉𝑡𝑜𝑡 = = 0,0445 M
15 𝑚𝐿
𝑑[𝑆] 0,0445 𝑀
r = = = 0,000063 M/s
𝑑𝑡 700 𝑠
0,5 = (0,5)m
m =1
Mencari Orde Reaksi H2SO4
r4 k x [Na2S2O3]m [H2SO4]n
= k 4 x [Na2S2O3]m [H2SO4]n
r6 6
1,7 = (2)n
log 1,7
n = log 2
n = 0,76 ≈ 1
Jadi, orde total = m + n = 1 + 1 = 2
Hukum laju reaksi :
r = k [Na2S2O3] [H2SO4]
Metode Grafik
Orde Reaksi Na2S2O3
[Na2S2O3] M r (M/s) ln r ln [Na2S2O3]
-1
-1.5
ln r
-2
y = 0.2471x - 0.6116
R² = 0.9565 -2.5
-3
-3.5
ln [Na2S2O3]
-0.4
R² = 0.7746
-0.8
-1
-1.2
-1.4
-1.6
ln [H2SO4]
Perhitungan k, diasumsikan k1 = k2
r3 k [HCl]3
=
r4 [HCl]4
0,043 M/s k . 1,6
=
0,034 M/s 1,4
1,264 = k . 1,143
1,264
k = 1,143
k = 1,105
Perhitungan orde reaksi
r3 k x [HCl]n
=
r4 [HCl]n
1,143 = (1,143)n
n = 1 Jadi, orde reaksinya = 1
Tabel Penentuan Nilai α
[HCl] N t (s) r (M/s) ln r ln [HCl]
2 18 0,055 -2,900422094 0,693147181
1 52 0,019 -3,9633163 0
Metode Grafik
0.2
ln r
0
-6 -5 -4 -3 -2 -1 0
-0.2
-0.4
-0.6
ln [HCl]
b. Lampiran Gambar:
No. Gambar Keterangan
1. HCl 0,6N, 0,8N, 1N,
1,2N, 1,4N, 1,6N, 1,8N,
2N
2. H2SO4 0,5 M
3. 10 ml Na2S2O3 + H2SO4
7,5 ml Na2S2O3 + 2,5 ml
air + H2SO4
5 ml Na2S2O3 + 5 ml air +
H2SO4
4. 10 ml Na2S2O3 + H2SO4 :
larutan keruh saat 107
detik
8. HCl + pita mg
9. Pita Mg ditambahkan pada
HCl 2N menghasilkan
larutan tidak berwarna dan
pita Mg larut pada waktu
18 detik