Anda di halaman 1dari 21

I.

Judul Percobaan : Faktor-faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi


II. Hari, tanggal percobaan : Kamis, 14 April 2016. Pukul 13.00
III. Selesai percobaan : Kamis, 14 April 2016. Pukul 15.30
IV. Tujuan percobaaan : Untuk menguji faktor-faktor yang mempengaruhi laju
reaksi yaitu konsentrasi zat pereaksi, luas permukaan
sentuhan, temperatur, dan katalis.
V. Landasan Teori
Secara termodinamika, reaksi kimia adalah suatu proses yang mengubah suatu
sistem dari keadaan awal yang terdiri atas zat-zat pereaksi menjadi suatu keadaan
akhir yang berupa hasil-hasil reaksi. Dapat tidaknya reaksi berlangsung dinilai
secara termodinamika melalui perbedaan energi bebas antara keadaan awal dan
keadaan akhir. Jika energi bebas hasil reaksi jauh lebih rendah dari pada energi
bebas pereaksi, maka reaksi akan dapat berlangsung, sedangkan bila sebaliknya
reaksi tidak dapat berlangsung.
Laju reaksi adalah besarnya perubahan konsentrasi reaktan atau prouk dalam satu
satuan waktu. Perubahan laju konsentrasi setiap unsur dibagi dengan koefisiennya
dalam persamaan yang setimbang / stoikiometri. Laju perubahan reaktan muncul
dengan tanda negatif dan laju perubahan produk dengan tanda positif.
Untuk reaksi yang umum :
pA + qB eG + fH
Laju reaksi dapat diungkapkan sebagai : laju pengurangan A, laju pengurangan B,
laju pertambahan G, dan laju pertabahan H
d [ A] d [ B ] d [G] d [ H ]
, ,+ ,+
dt dt dt dt
Dengan t adalah waktu, tanda [ ] menyatakan konsentrasi, sedangkan p, q, e, dan f
adalaah koefisien-koefisien reaksi.

Teori Tumbukan dan Laju Reaksi


Dua partikel dapat bereaksi jika keduanya saling melakukan kontak satu dengan
yang lain. Kedua partikel pertama harus bertumbukan dan lalu memungkinkan
terjadinya reaksi. Kemungkinan atau probabilitas terjadinya reaksi adalah ketika
kedua partikel bertumbukan dengan orientasi yang tepat dan dengan energi yang
cukup untuk memutuskan ikatan-ikatan. Jumlah tumbukan antara molekul-
molekul per satuan waktu disebut frekuensi tumbukan. Besar frekuensi tumbukan
dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain : konsentrasi, suhu, dan luas
permukaan bidang sentuh.
Energi minimum yang harus dimiliki molekul utuk dapat bereaksi disebur energi
aktivasi (Ea). Laju reaksi kimia bergantung pada hasil kali frekuensi tumbukan
dengan frekuensi molekul yang memiliki energi sama atau melebihi energi
aktivasi. Karena fraksi molekul yang teraktifkan biasanya sangat kecil, maka laju
reaksi jauh lebih kecil dari pada frekuensi tumbukan sendiri. Semakin tinggi nilai
energi aktivasi, semakin kecil fraksi molekul yang teraktifkan dan semakin lambat
reaksi berlangsung.
Berikut grafik energi aktivasi

Secara aksperime ditemuka bahwa laju reaksi dari suatu reaksi kimia bergantung
pada : konsentrasi zat pereaksi, suhu, katalis, dan luas permukaan sentuhan.

1. Konsentrasi zat
Agar suatu reaksi dapat berlangsung, partikel zat-zat yang bereaksi pertama-
tama haruslah bertumbukan.peningkatan konsentrasi berarti jumlah partikel
kan bertambah pada volume tersebut dan menyebabkan tumbukan antar
partikel sering terjadi. Banyaknya tumbukan memungkinkan tumbukan yang
berhasil akan bertambah sehingga laju reaksi meningkat.
Berikut grafik konsentrasi terhadap laju reaksi.

2. Suhu
Kenaikan suhu menyebabkan rata-rata pergerakan molekul bertambah,
sehingga jumlah tumbukan per satuan waktu bertambah. Kenaikan suhu
menyebabkan energi kinetik rata-rata molekul bertambah, sehingga tumbuka
rata-rata menjadi lebih keras. Kenaikan suhu juga menyebabkan persentasi
molekul yang memiliki energi yang sama atau lebih besar daripada energi
aktivasi meningkat, sehingga persentasi moleku yang dapat membentuk
kompleks teraktivasi lebih banyak dan laju reaksi meningkat.
Berikut kurva suhu terhadap laju reaksi.

3. Katalis
Katalis adalah zat yang ditambahkan ke dalam suatu reaksi dengan tujuan
untuk memperbesar laju reaksi. Katalis terkadang ikut terlibat dalam reaksi
tetapi tidak mengalami perubahan kimiawi yang tetap (permanen). Dengan
kata lain, pada akhir reaksi katalis umumnya akan dijumpai kembali dalam
bentuk dan jumlah yang sama seperti sebelum reaksi. Katalis dapat
menurunkan energi aktivasi (Ea), sehingga dengan energi yang sama jumlah
tumbukan yang berhasil lebih banyak sehingga laju reaksi semakin cepat.

4. Luas Permukaan Sentuhan


Semaki zat padat terbagi menjadi bagian kecil-kecil, semain cepat reaksi
berlangsung. Bubuk zat padat biasanya menghasilkan reaksi yang lebih cepat
dibandigkan dengan sebuah bongkah zat padat dengan massa yang sama.
Bubuk padat memiliki luas permukkaan yang lebih besar daripada sebuah
bongkah zat padat. Peningatan luas permukaan dari zat padat meningkatkan
kemungkinan tumbukan semakin besar. Karena semakin banyak bagian
permukaan yang bersentuhan sehingga laju reaksi semain cepat.
Berikut kurva luas permukaan terhadap laju reaksi.

Hukum laju reaksi


Hukum laju reaksi yaitu persamaan yang mengaitkan laju reaksi
dengan konsentrasi molar atau tekanan parsial pereaksi dengan pangkat yang
sesuai. Sebagai contoh reaksi berikut.
Aa + bB cC + dD
Dimana A dan B adalah pereaksi, C dan D adalah produk dan a, b, c, d adalah
koefisien penyetaraan reaksi, maka hukum lajunya dapat dituliskan sebagai
berikut.
Laju reaksi = k[A]m[B]n
Dengan,
K = tetapan laju, dipengaruhi suhu dan katalis ( jika ada )
m = orde ( tingkat ) reaksi terhadap pereaksi A
n = orde ( tingkat ) reaksi terhdap pereaksi B
[A][B] = konsentrasi dalam molaritas
Pangkat m dan n ditentukan dari data eksperimen, biasanya harganya
kecil dan tidak selalu sama dengan koefisien a dan b. Semakin besar harga
k reaksi akan berlangsung lebih cepat. Kenaikan suhu dan penggunaan
katalis pada umumnya memperbesar harga k. Secara formal hukum laju adalah
persamaan yang menyatakan laju reaksi v sebagai fungsi dari konsentrasi
semua komponen yang menentukan laju reaksi.

Orde reaksi
Orde reaksi adalah jumlah pangkat konsentrasi dalam hukum laju
reaksi bentuk diferensial. Secara teoritis orde reaksi merupakan bilangan bulat
kecil, namun dari hasil eksperimen hal tertentu orde reaksi merupakan
pecahan atau nol.
Orde reaksi dapat ditentukan dengan cara :
1. Jika tahap reaksi diketahui atau diamati, maka orde reaksi terhadap
masing-masing zat adalah koefisien dari tahap yang paling lambat.
2. Melaui eksperimen, dengan cara konsentrasi zat tersebut dinaikan,
sedangkan konsentrasi zat yang lain dibuat tetap.

Macam-macam dari orde reaksi.


a. Reaksi orde nol : laju reaksi tetap, tidak bergantung terhadap konsentrasi
pereaksi.
Grafik reaksi orde nol.

V = k [M]0 = k
[A]

b. Reaksi orde satu : laju reaksi berbanding lurus terhadap konsentrasi


pereaksi.
Grafik reaksi orde satu.

V = k [M]1 = k[M]

[A]
c. reaksi orde dua : laju reaksi berubah secara kuadrat terhadap konsentrasi
pereaksi.
Grafik reaksi orde dua.

V = k [M]2
v

[A]

d. Reaksi orde negatif : laju reaksi berbanding terbalik dengan konsentrasi


reaktan, karena konsentrasi diperbesar maka laju reaksi akan menjadi lebih
kecil.
VI. Alat dan Bahan
Alat :
1. Labu erlenmeyer 250 mL 2 buah
2. Stopwatch 2 buah
3. Gelas ukur 100 mL 1 buah
4. Pipet tetes 5 buah
5. Gelas kimia 100 mL 4 buah
6. Mortal dan alu 1 set
7. Tabung reaksi 4 buah
8. Rak tabung reaksi 1 buah
9. Termometer 1 buah
10. Kompor listrik 1 buah
11. Balon 2 buah

Bahan :
1. Larutan HCl 40 mL
2. Larutan Na2S2O3 20 mL
3. Padatan CaCO3 secukupnya
4. Larutan KMnO4 12 tetes
5. Lautan H2C2O4 10 tetes
6. Larutan H2SO4 6 tetes
7. Aquades 100 mL
VII. Cara Kerja

1. Pengaruh konsentrasi pada laju raksi

Na2S2O3
Dituangkan sebanyak 5 mL kedalam gelas kimia
A,B,C,D

A A A A
Na2S2O3 Na2S2O3 Na2S2O3 Na2S2O3
5 mL 5 mL 5 mL 5 mL

Ditambahkan 5 mL Ditambahkan 10 mL Ditambahkan 15 mL Ditambahkan 25 mL


HCl 3 M air air air
Dikocok hingga Dikocok hingga Dikocok hingga Dikocok hingga
homogen homogen homogen homogen
Dijalankan stopwatch Larutan Larutan Larutan
Saat HCl ditambah Na2S2O3 Na2S2O3 Na2S2O3
Dan berhenti saat Ditambahakan 5 mL Ditambahakan 5 mL Ditambahakan 5mL
Terjadi kekeruhan HCl 3 M HCl 3 M HCl 3 M
Dikocok hingga Dikocok hingga Dikocok hingga
Waktu
homogen homogen homogen
Dijalankan Dijalankan Dijalankan
stopwatch stopwatch stopwatch
Saat HCl ditambah saat HCl ditambah Saat HCl ditambah
Dan berhenti saat Dan berhenti saat Dan berhenti saat
Terjadi kekeruhan Terjadi kekeruhan Terjadi kekeruhan
Waktu Waktu Waktu
2. Pengaruh luas permukaan sentuhan pada laju reaksi
( Reaksi antara kalsium karbonat dan asam klorida )
CaCO3

Butiran CaCO3 Serbuk CaCO3


Dimasukkan ke dalam Dimasukkan ke dalam
balon. balon.
Dipasang pada labu Dipasang pada labu
yang berisi 10 mL HCl yang berisi 10 mL HCl
1 M. 1 M.
- Diukur waktunya Diukur waktunya
sampai balon terisi gas sampai balon terisi gas
CO2 dan tegak. CO2 dan tegak

Waktu Waktu

Dibandingkan
Hasil

3. Pengaruh temperatur pada laju reaksi

10tetes H2C2O4 10 tetes KMnO4


Diencerkan dengan air hingga Diencerkan dengan air hingga
volumenya 5 mL. volumenya 5 mL.
Larutan A Larutan B
Dimasukkan 2 tetes larutan A
pada tabung reaksi.
2 tetes larutan
A
Ditambahkan 2 tetes H2SO40,5 M.
Diukur temperaturnya dan dicatat
sebagai temperatur awal.
Ditambahkan 1 tetes larutan B.

Dijalankan stopwatch saat larutan B diteteskan dan


dihentikan saat warna larutan memudar.
Percobaan diulang sebanyak 4 kali pada temperatur
berturut-turut 35 OC, 40 OC, 45 OC, dan 50 OC dalam penangas
air
Waktu
4. Pengaruh katalis pada laju reaksi

10 tetes larutan KMnO4

Diencerkan dengan air sampai voluenya 10 mL

Larutan encer KMnO4

2 tetes H2C2O4 2 tetes H2C2O4

Ditambah 2 tetes H2SO4 Ditambahkan 2 tetes H2SO4


Ditambahkan 1 tetes larutan encer Ditambahkan 1 tetes Mn2SO4
KMnO4 Ditambahkan 1 tetes larutan encer
Dijalankan stopwatch saat ditabahkan KMnO4
KMnO4 dan berhenti ketika warna Dijalankan stopwatch saat ditambahkan
KMnO4 Menghilang KMnO4 dan berhenti saat warna hilang
Dilanjutkan penambahan KMnO4 Dilanjutkan penambahan KMnO4 encer
encer sampai warna permanganat sampai warna permanganat hilang
hilang

Hasil Hasil
IX. Analisis dan Pembahasan
1. Percobaan pertama ( pengaruh konsentrasi pada laju reaksi )
percobaan pertama bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi terhadap laju
reaksi.
Langkah pertama, kami menyiapkan larutan Na2S2O4 yang dimasukkan dalam 4 gelas
kimia A,B,C, dan D sebanyak 5 mL. Pada gelas kimia A ditambahkan larutan HCl
sebanyak 5 mL, kemudian dikocok hingga homogen dan diletakkan diatas kertas yang
diberi tanda X yang dijadikan indikator apabila sudah terjadi kekeruhan. Stopwatch
dijalankan saat penambahan HCl dan dihentikan saat terjadi kekeruhan yang ditandai
dengan tidak terlihatnya tanda X pada kertas. Dibutuhkan waktu selama 107 s pada
pengulangan pertama dan 131 s pada pengulangan kedua sampai terjadi kekeruhan.
Pada gelas kimia B, larutan Na2S2O4 terlebih dahulu ditambahkan dengan 10 mL
aquades dan ditambah 5 mL larutan HCl. Kekeruhan diperoleh dengan waktu 219 s
pada pengulangan pertama dan 212 s pada pengulangan kedua. Pada gelas kimia C,
larutan Na2S2O4 ditambah 15 mL air dan 5 mL HCl. Waktu yang diperlukan sampai
terjadi kekeruhan adalah 282 s dan 252 s. Pada gelas kimia D, larutan Na2S2O4
ditambah 25 mL aquades dan 5 mL HCl. Waktu yang diperlukan sampai terjadi
kekeruhan adalah 416 s dan 402 s. Larutan Na2S2O4 yang tidak berwarna mengalami
perubahan ketika ditambahkan dengan larutan HCl. Larutan Na2S2O4yang semula
tidak berwarna menjadi berwarna putih keruh dan berbau menyengat. Kekeruhan
pada gelas kimia setelah penambahan HCl ini disebabkan karena adanya endapan
belerang ( S ).
Menurut reaksi :
Na2S2O4 (aq) + 2 HCl (aq) 2 NaCl (aq) + S (s) + SO2 (g) + H2O (l)
Waktu yang diperlukan sampai terjadi kekeruhan antara gelas kimia A, B, C, dan D
selalu mengalami peningkatan, hal ini disebabkan karena kansentrasi dari larutan
Na2S2O4 yang berbeda-beda karena penambahan air (pengenceran). Konsentrasi
larutan Na2S2O4 pada gelas A adalah 0,1 M, pada gelas B adalah 0,05 M, pada gelas C
adalah 0,0333 M, dan pada gelas D adalah 0,02 M. Sesuai dengan teori, bahwa
penambahan konsentrasi berarti jumlah partikel akan meningkat pada volume tersebut
dan menyebabkan tumbukan antar partikel lebih sering terjadi. Banyaknya tumbukan
memungkinkan tumbukan yang berhasil akan bertambah sehingga laju reaksi
bertambah besar pada konsentrasi yang besar.

2. Percobaan kedua (pengaruh luas permukaan sentuhan pada laju reaksi)


Percobaan kedua bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari luas permukaan sentuhan
pada laju reaksi. Langkah pertama, kami menyiapkan padatan CaCO3. Padatan
CaCO3 tersebut kami bagi menjadi 2 bagian dengan massa yang sama. Satu bagian
dari CaCO3 kami biarkan dalam bentuk padatan dan bagian yang lain kami haluskan
sampai bersentuk serbuk. CaCO3 tersebut kemudian dimasukkan dalam 2 balon yang
berbeda. Balon pertama diisi dengan padatan CaCO3 dan balon kedua diisi dengan
serbuk CaCO3. Kemudian kami menyiapkan 2 labu erlenmeyer yang masing-masing
diisi dengan larutan HCl sebanyak 10 mL. Masing-masing balon yang telah berisi
CaCO3 dipasang pada mulut tabung erlenmeyer. Setelah itu dijalankan stopwatch saat
padatan dan serbuk CaCO3 jatuh pada larutan HCl dan dihentikan stopwatch saat
balon dalam kedaan berdiri. Diperoleh waktu yang diperlukan untuk mengembangkan
balon pada serbuk CaCO3 adalah 2 detik dan pada padatan CaCO3 diperlukan waktu
selama 235 detik. Pengembangan pada balon dikarenakan balon terisi oleh gas
CO2yang diperoleh dari pencampuran CaCO3 dan larutan HCl.
Dengan persamaan reaksi :
CaCO3 (s) + HCl (aq) CO2 (g) + CaCl (aq) + H2O (l)
Pada pereaksian CaCO3 dalam bentuk padatan dan serbuk diperlukan waktu yang
berbeda untuk mengembangkan balon. Hal ini disebabkan karena perbedaan luas
permukaan CaCO3. CaCO3 dalam bentuk serbuk memiliki luas permukaan yang lebih
besar daripada CaCO3 dalam bentuk padatan. Peningkatan luas permukaan sentuh dari
suatu zat meningkatkan kemungkinan tumbukan semakin besar karena semakin
banyak bagian permukaan yang bersentuhan, sehingga laju reaksi semakin cepat.

3. Percobaan ketiga (pengaruh suhu pada lahu reaksi)


Percobaan ketiga ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh suhu pada laju
reaksi.Langkah pertama yang kami lakukan adalah mengencerkan 10 tetes larutan
H2C2O4 dan 10 tetes larutan KMnO4 dengan menambahkan masing-masing larutan
dengan aquades sampai volume 5 mL. Dihasilkan larutan A tidak berwarna yang
merupakan larutan H2C2O4 encer dan larutan B berwarna ungu yang merupakan
larutan KMnO4 encer. Langkah selanjutnya, kami menyiapkan tabung reaksi yang
diisi dengan 2 tetes larutan A dan 2 tetes H2SO4 kemudian dicatat suhunya. Diperoleh
suhu awal sebesar 32C. Selanjutnya, larutan tersebut dipanaskan pada penangas air
dengan suhu 35C dan ditambahkan dengan 1 tetes dari larutan B. Penambahan
larutan B menjadikan perubahan warna pada larutan, larutan yang semula tidak
berwarna berubah warna menjadi berwarna ungu cerah. Hal ini disebabkan karena
larutan kalium permanganat yang berwarna ungu. Stopwatch dijalankan saat
penambahan larutan B dan dihentikan ketika warna larutan menghilang (tidak
berwarna). Percobaan ini diulangi sebanyak 3 kali dengan pemanasan pada suhu yang
berbeda yaitu 40C, 45C, dan 50C. Pada suhu 35C waktu yang diperlukan sampai
warna larutan menghilang adalah 18 detik. Pada suhu 40C diperlukan waktu selama
12 detik, pada suhu 45C diperlukan waktu selama 9 detik dan pada suhu 50C
diprlukan waktu selama 5 detik. Pada suhu yang lebih tinggi, penghilangan warna
larutan terjadi lebih cepat. Hal ini terjadi karena kenaikan suhu menyebabkan energi
kinetik rata-rata molekul bertambah, sehingga molekul begerak lebih cepat dan
tumbukan rata-rata menjadi lebih keras. Kenaikan suhu juga menyebabkan persentasi
molekul yang memiliki energi yang sama atau lebih besar daripada energi aktivasi
meningkat, sehingga persentasi molekul yang dapat membentuk kompleks teraktivasi
lebih banyak dan laju reaksi meningkat.
Reaksi yang terjadi :
KMnO4 (aq) + 3 H2SO4 (aq) + 5 H2C2O4 (aq) 2 MnSO4 (aq) + K2SO4 (aq) + 8 H2O
(l) + 10 CO2 (g)

4. Percobaan keempat (pengaruh katalis pada laju reaksi)


Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh katalis pada laju reaksi. Langkah
pertama yang kami lakukan adalah membuat larutan H2C2O4 encer dengan
mengencerkan 10 tetes larutan H2C2O4 dengan aquades sampai volume 10 mL. Dan
diperoleh larutan H2C2O4 encer yang tidak berwarna. Langkag seanjutnya kami
menyiapkan 2 tabung reaksi yang masing-masing telah diisi dengan 2 tetes larutan
H2C2O4 encer. Pada tabung pertama, larutan ditambahkan 1 tetes larutan KMnO4,
penmbahan ini menjadikan larutan yang semula tidak berwarna berubah menjadi
berwarna ungu. Dijalakan stopwatch saat penambahan KMnO4 dan dipause saat
warna larutan menghilang. Dilanjutakan lagi penambahan 1 tetes KMnO4 dan
stopwatch dijalankan kembali. Diulangi penambahan KMnO4 satu per satu tetesan
sampai 3 kali. Perlakan yang sama dilakukan pada tabung reaksi kedua, tetapi
sebelum penamabahan KMnO4 terlebih dahulu larutan titambahkan dengan 1 tetes
MnSO4.
X. Kesimpulan
XI. Jawaban Pertanyaan
Tulislah semua perasamaan reaksi pada percobaan di atas dengan benar!
1. Tulis semua persamaan reaksi yang terjadi pada percobaan diatas !
Jawab:
a. Pengaruh terhadap konsentrasi :
Na2S2O3 (aq) + 2 HCl (aq) 2 NaCl (aq) + S (s) + SO2 (g) + H2O (l)
b. Pengaruh luas permukaan terhadap laju reaksi :
CaCO3 (s) + 2 HCl (aq) CaCl2 (aq) + CO2 (g) + H2O (l)
c. Pengaruh suhu terhadap laju reaksi :
KMNO4 (aq) + 5 H2C2O4(aq) + 3 H2SO4 (aq) 2 MnSO4 (aq) + K2SO4 (aq) +
5 H2O (l) + 10 CO2 (g)
d. Pengaruh katalis terhadap laju reaksi :
Tanpa katalis :
H2C2O4(aq) + 3 H2SO4(aq) + 2 KMnO4(aq) 2 MnSO4(aq) + 10 CO2(g)
+ K2SO4(aq) + 8 H2O(l)
Menggunakan katalis MnSO4 :
MnSO4
5 H2C2O4(aq) + 3 H2SO4(aq) + 2 KMnO4(aq) 2 MnSO4(aq)
+ 10 CO2(g) + K2SO4(aq) + 8 H2O(l)

2. Tulislah persamaan laju untuk reaksi berorde 1 dan 2 jika konsentrasi masing-
masing zat berbeda dan jika kedua zat memiliki konsentrasi sama!
Jawab:
persamaan berorde 1 : V = k[Na2SO3]
persamaan berorde 2 : V= k[Na2SO3] [HCl]

3. Gas apa yang terbentuk pada percobaan reaksi antara kalsium karbonat dan asam
klorida, tuliskan persamaan reaksinya !
Jawab:
Gas yang terbentuk adalah CO2, persamaan reaksinya adalah sebagai berikut:
CaCO3 (s) + 2 HCl (aq) CaCl3 (aq) + H2O (l) + CO2 (g).

4. Apakah fungsi penambahan asam sulfat pada reaksi antara asam oksalat dengan
kalium permanganat !
Jawab:
Sebagai pemberi suasana asam
5. Jelaskan mengapa pada percobaan pengaruh temperatur pada laju reaksi warna
KMnO4 tidak tampak seiring bertambahnya waktu ?
Jawab:
Karena dengan kenaikan suhu maka molekul-molekul semakin bergerak dengan
cepat sehingga tumbukan semakin sering terjadi, akibatnya semakin banyak
molekul yang bereaksi dan menyebabkanwarna KMNO4 semakin memudar.

XII. Daftar Pustaka


Chang, Rayond. 2003. Konsep-konsep Inti Edisi ke 3 Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Petrucci, Ralph H.1987.Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Edisi Ke
Empat Jilid dua. Bogor: Erlangga
Shevla, G. 1985. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro
Bagian II. Jakarta : PT. Kalman Media Pustaka.
Sugiarto, Bambang dkk. 2014. Kimia Dasar. Surabaya : FMIPA UNESA.
Tim Kimia Dasar. 2015. Penuntun Praktikum Kimia Dasar Lanjut. Surabaya:
Jurusan Kimia. FMIPA UNESA.

Lampiran Perhitungan dan Grafik


Percobaan 1
Diketahui : M1 = 1 M
M2 = 5 mL
M3 = 15 mL
M4 = 20 mL
M5 = 30 mL
Ditanya : M2, M3, M4, dan orde reaksi ?
Jawab :
a. Pada gelas A c. Pada gelas C
M1 = M Na2S2O3 = 1 M M1 x V1 = M3 x M3
1 x 5 = M3 x 20
M3 = 5 : 20
= 0,25 M

b. Pada gelas B d. Pada gelas B


M1 x V1 = M2 x M2 M1 x V1 = M4 x V4
1 x 5 = M2 x 15 1 x 5 = M2 x 30
M2 = 5 : 15 M2 = 5 : 30
= 0,33 M = 0,16

Tabel pada percobaan 1

Gelas [Na2S2O3 ] M [ HCl ] M t (s) 1/t ( s-1 )


kimia
A 1 2 107 0,0093
B 0,33 2 219 0,0046
C 0,25 2 282 0,0035
D 0,167 2 416 0,0025

Mencari orde reaksi : v = K [A] x [B]y


x = orde Na2S2O3
y = orde HCl
x y
r 3 k . [ Na 2 S 2 O3 ] [ HCl ]
=
r 4 k . [ Na 2 S 2 O3 ] x [ HCl ] y
x
0,0035
=
0,0024 0,167[
0,25

x
]
1,458= [ 1,497 ]
log 1,458 0,163
x= = =0,93=1
log 1,497 0,175

Jadi, orde reaksi dalam percobaan adalah 1

Tabel pengulangan

Gelas [Na2S2O3 ] M [ HCl ] M t (s) 1/t ( s-1 )


kimia
A 1 2 131 0,0076
B 0,33 2 212 0,0047
C 0,25 2 252 0,0039
D 0,167 2 402 0,0025

Mencari orde reaksi : v = K [A] x [B]y


x = orde Na2S2O3
y = orde HCl
x y
r 2 k . [ Na 2 S 2 O3 ] [ HCl ]
=
r 4 k . [ Na 2 S 2 O3 ] x [ HCl ] y
x
0,0047
= [
0,33
0,0025 0,167 ]
x
1,88= [ 1,976 ]
log 1,88 0,274
x= = =0,92=1
log 1,976 0,2957

Jadi, orde reaksi dalam percobaan adalah 1

1
1. Tabel hubungan antara konsentrasi larutan Na2S2O3 dengan waktu ( ) yang
t
dibutuhkan untuk beraksi.

Konsentrasi
No. Konsentrasi Na2S2O3 Waktu (s) 1/t
HCl
107 0,0093
1. 1M 2M
131 0,0076
219 0,0046
2. 0,33 M 2M
212 0,0047
282 0,0035
3. 0,25 M 2M
252 0,0039
416 0,0024
4. 0,16 M 2M
402 0,0025

Grafik konsentrasi terhadap laju reaksi


Pengaruh Konsentrasi terhadap Laju Reaksi
0.01
0.01 f(x) = 0.01x + 0
0.01 R = 0.99
0.01 f(x) = 0.01x + 0
R = 0.93 Grafik 1
0.01
Linear (Grafik 1)
1/t ( s -1 ) 0.01 Grafik 2
0
Linear (Grafik 2)
0
0
0
0
0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1 1.1

Konsentrasi (M)

Dari grafik konsentrasi terhadap laju reaksi tersebut, dapat dijelaskan bahwa
semakin besar konsentrasi Na2S2O3 maka waktu yang diperlukan untuk bereaksi
semakin cepat. Hal ini karena jumlah partikel lebih banyak sehingga tumbukan akan
sering terjadi. Dari data, diperoleh grafik hubungan antara laju 1/t vs konsentrasi
Na2S2O3 yang berbentuk garis lurus hal ini menunjukkan Na2S2O3 memiliki orde reaksi
1.dengan persamaan garis y = 0,005x + 0,002 dengan harga R2 = 0,933 sehingga
diperoleh harga intersep yaitu 0,002 dan slope sebesar 0,005.

1
2. tabel hubungan antara terhadap suhu dalam laju reaksi
t
No. Suhu ( Waktu (s) 1/t
1. 32 1212,6 0,000824
2. 35 18 s 0,0555
3. 40 12 s 0,0833
4. 45 9s 0,1111
5. 50 5s 0,2000
Pengaruh Temperatur terhadap Laju Reaksi
0.25

0.2
Pengaruh Temperatur
0.15 f(x) = 0.01x - 0.28 terhadap Laju Reaksi
R = 0.9 Linear (Pengaruh
1/t ( s-1
0.1 Temperatur terhadap Laju
Reaksi)
0.05

0
34 36 38 40 42 44 46 48 50 52

SUHU ( C )

Dari grafik suhu terhadap laju reaksi tersebut, dapat dijelaskan bahwa semakin
tinggi suhu maka waktu yang diperlukan untuk bereaksi semakin cepat. Hal ini
dikarenakan semakin tingginya suhu maka gaya kinetik moleku-molekul pereaksi
akan semakin besar, yang akan mengakibatkan tumbukan akan sering terjadi. Dari
data, diperoleh grafik hubungan log k vs 1/T yang berbentuk linier dengan persamaan
garis y = 0,009x 0,279 dengan harga R2 = 0,904 . diperoleh harga intersep yaitu
-0,279 dan slope sebesar 0,009. Harga R2 mendekati 1 menunjukan bahwa grafik
tersebut dapat membuktikan suhu mempengaruhi laju reaksi.
3. Tabel Hubungan antara Tetesan permanganat terhadap Waktu
Tanpa katalis
No. Tetesan Waktu (s) 1/t
1. 1 197 s 0,0050
2. 2 377 s 0,0026
3. 3 557 s 0,0017
Laju Reaksi Tanpa Katalis
0.01
0.01
f(x) = - 0x + 0.01
0 laju reaksi tanpa katalis
R = 0.94
1/t ( s-1) 0 Linear ( laju reaksi tanpa
0 katalis)

0
0
0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5

Jumlah Tetesan KMnO4

Dari grafik laju reaksi tanpa katalis tersebut, dapat dijelaskan bahwa dengan
tidak adanya penambahan katalis dalam percobaan laju reaksi tersebut,
mengakibatkan laju reaksi berjalan secara lambat sehingga memerlukan waktu yang
lama untuk bereaksi . Hal ini dikarenakan katalis merupakan zat untuk mempercepat
suatu reaksi. Dari data, diperoleh grafik hubungan KMnO4 vs 1/t yang berbentuk garis
lurus dengan persamaan garis y = -0,001x + 0,006 dengan harga R2 = 0,935 .
diperoleh harga intersep yaitu 0,006 dan slope sebesar -0,001. Harga R2.

Dengan katalis
No. Tetesan Waktu (s) 1/t
1. 1 4 0,25
2. 2 9 0,1111
3. 3 12 0,0833
laju reaksi dengan katalis
0.3

0.25

0.2 f(x) = - 0.08x + 0.31


R = 0.87 laju reaksi dengan katalis
1/t ( s-1) 0.15 Linear (laju reaksi
dengan katalis)
0.1

0.05

0
0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5

Jumlah Tetesan KMnO4

Dari grafik katalis terhadap laju reaksi tersebut, dapat dijelaskan bahwa Pemberian
katalis dalam percobaan akan mempercepat laju reaksi. Hal ini dikarenakan katalis
dapat menurunkan energi aktivasi, sehingga jika ke dalam suatu reaksi ditambahkan
katalis, maka reaksi akan lebih mudah terjadi. Hal ini disebabkan karena zat-zat yang
bereaksi akan lebih mudah melampui energi aktivasi. Dari data, diperoleh grafik
hubungan katalis vs 1/t yang berbentuk garis lurus dengan persamaan garis y =
-0,083x + 0,314 dengan harga R2 = 0,871 . diperoleh harga intersep yaitu 0,314 dan
slope sebesar 0,083.

Anda mungkin juga menyukai