PRAKTIKUM KE- :5
JUDUL PRAKTIKUM : LAJU REAKSI
A. PENDAHULUAN
Menurut Tim Laboratorium Kimia FTK (2021) Laju reaksi menunjukkan
perubahan konsentrasi pereaksi atau zat hasil reaksi dalam satuan waktu. Satuan
waktu dapat berupa detik, menit, jam, hari, atau tahun. Dalam satuan reaksi kimia
terjadi perubahan zat pereaksi menjadi produk. Bersamaan dengan bertambahnya
waktu, jumlah pereaksi akan berkurang sedangkan zat hasil reaksi semakin
bertambah.
Laju suatu reaksi zat berbeda-beda, misalnya besi akan lebih cepat berkarat
dalam udara lembab dari pada dalam udara kering, makanan lebih tahan lama jika
dimasukkan dalam lemari dingin. Zat dalam bentuk serbuk akan lebih cepat melarut
dibandingkan dalam bentuk padatan, butiran gulaa akan lebih cepat melarut dalam air
panas dibandingkan dalam air dingin.
Menurut Raymond Chang (2004) Bidang kimia yang mengkaji kecepatan, atau
laju, terjadinya reaksi kimia yang dinamakan kinetika kimia. Kta kinetik menyiratkan
gerakan atau perubahan. Energi kinetik sebagai energy yang tersedia karena gerakan
suatu benda. Kinetika merujuk pada laju reaksi yaitu perubahan konsentrasi reaktan
atau produk terhadap waktu.
reaktan → produk
Kinetika kimia disebut juga dinamika kimia, karena adanya gerakan moleku,
elemen atau ion dalam mekanisme reaksi dan laju reaksi sebagai fungsi waktu.
mekanisme reaksi dapat diamalkan dengan bantuan pengamatan dan pengukuran
besaran termodinamika suatu reaksi, dengan mengamati arah jalannya reaktan
maupun produk suatu system.
Kimia Orde suatu reaksi ialah jumlah semua eksponen (dari) konsentrasi dalam
persamaan laju. Jika laju suatu reaksi kimia berbanding lurus dengan pangkat satu
konsentrasi dari hanya satu pereaksi,
Laju= k[A]
Maka reaksi itu dikatakan sebagai reaksi orde pertama. Jika orde itu berbanding lurus
dengan pangkat dua suatu pereaksi:
Laju= k[A]2
Atau berbanding lurus dengan pangkat satu konsentrasi dari dua pereaksi,
Laju= k[A][B]
Maka reaksi itu disebut reaksi orde dua. Dapat juga disebut orde terhadap masing-
masing pereaksi. Misalnya, dalam persamaan terakhir itu, laju reaksi itu adalah orde
pertama dalam A dan orde pertama dalam B, atau orde dua secara keseluruhan.
B. METODE
c. Pengaruh suhu
1. Disediakan 2 buah tabung reaksi dan masing-masing diisi dengan 2 mL
larutan H2C2O4 0.1 M dan 2 tetes larutan H2SO4 0.1 M dan ditandai tabung
reaksi dengan tabung I dan tabung II.
2. Dipanaskan tabung reaksi I kira-kira 60o C, kemudian ditambahkan KMnO4
0.1 M kira-kira 5 tetes, dengan menggunakan stopwatch, dicatat waktu pada
mulai penambahan KMnO4 sampai warna ungunya hilang.
3. Pada tabung II (tanpa proses pemanasan) ditambahkan 10 tetes larutan KMnO 4
0.1 M. Dengan menggunakan stopwatch, dicatat waktu pada saat mulai
d. Pengaruh katalis
1. Dimasukkan masing-masing 2 mL larutan H2O2 5% ke dalam 2 buah tabung
reaksi, dan ditandai tabung sebagai tabung I dan II .
2. Ke dalam tabung reaksi I ditambahkan 1 mL larutan NaCl 0.1 M, dan kedalam
tabung reaksi II ditambahkan secara hati-hati 5 tetes larutan FeCl3 0.1 M.
3. Dicatat perbedaan kecepatan reaksi dan timbulnnya gelembung gas pada
kedua tabung reaksi tersebut, dan ditentukan pada tabung reaksi mana yang
reaksinya berlangsung cepat.
Setelah Percobaan
a. Pengaruh konsentrasi zat yang bereaksi
1. NaI 0,5 M + 1 mL H2O + 2 tetes H2SO4→ cepat bereaksi → Coklat
Muda (2 detik)
2. NaI 0,5 M + 2 mL H2O + 2 tetes Amilum → kurang cepat bereaksi →
kecoklatan (3 detik)
3. NaI + 3 mL H2O + 1 mL H2O2→ lama bereaksi + hitam (5 detik)
c. Pengaruh suhu
1. 2 mL H2C2O4 + 2 tetes H2SO4 → dipanaskan + KMnO4 5 tetes →warna
ungu hilang (20 detik)
2. 2 mL H2C2O4 + 2 tetes H2SO4 → tidak dipanaskan + KMnO4 5 tetes →
warna ungu hilang (9,15 menit)
d. Pengaruh katalis
b) Pembahasan
Laju reaksi menunjukkan perubahan konsentrasi pereaksi atau zat hasil
reaksi dalam satuan waktu. Satuan waktu dapat berupa detik, menit, jam, hari,
atau tahun. Dalam satuan reaksi kimia terjadi perubahan zat pereaksi menjadi
produk. Bersamaan dengan bertambahnya waktu, jumlah pereaksi akan berkurang
sedangkan zat hasil reaksi semakin bertambah.
Model tumbukan antar partikel dapat digambarkan sebagai bola yang akan
menggelinding dari lekukan suatu bukit ke lereng bukit, diperlukan energi supaya
bola menggelinding mencapai puncak lekukan ( keadaan transisi), setelah
mencapai keadaan transisipun masih diperlukan energi agar bisa terlepas dari
puncak lekukan tersebut agar bisa menggelinding ke lereng gunung jika energi
tidak cukup maka bola tersebut akan menggelinding kembali ke lekukan itu.
Tumbukan yang menghasilkan energi yang cukup untuk menghasilkan reaksi
disebut dengan tumbukan efektif. Dengan menggunakan teori tumbukan ini dapat
dijelaskan bagaimana faktor – faktor yang dapat mempercepat laju reaksi.
2 mL, 3 mL air suling. Dan beri tanda A, B, C pada masing-masing tabung reaksi.
Selanjutnya disediakan 3 buah tabung reaksi lalu pada setiap tabung reaksi diisi 2
tetes larutan Asam Sulfat, 2 tetes Amilum dan 1 mL larutan Hidrogen Peroksida,
beri tanda pada setiap tabung I, II, III. Campurkan tabung A dengan tabung I
hasilnya adalah coklat muda waktu, melarut adalah 2 detik. Tabung B dengan II
hasilnya adalah kecoklatan, waktu melarut adalah 3 detik. Tabung C dengan III
hasilnya adalah hitam, waktu melarut adalah 5 menit. Adanya perbedaan waktu
melarut pada setiap larutan yang di campurkan karena dipengaruhi oleh
konsentrasi.
D. KESIMPULAN
Dari praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa semakin besar
konsentrasi suatu larutan semakin cepat laju reaksinya. Semakin kecil permukaan bidang
sentuh maka laju reaksi semakin cepat.Semakin tinggi suhu yang diberikan oleh larutan
maka semakin cepat laju reaksi.Katalis ditambahkan kedalam suatu larutan, maka
semakin cepat laju reaksinya, namun katalis tidak bereaksi dengan larutannya.Jumlah
katalis pada awal dan akhir reaksi akan tetap sama.
D. REFERENSI
Tim Laboratorium Kimia FTK. 2021. Modul Kimia Dasar. UIN Ar-Raniry: Banda
Aceh.
Chang, Raymond. 2004. Kimia Dasar Konsep Konsep Inti. Erlangga: Jakarta.
Syukri S. 1999. Kimia Dasar. ITB: Bandung.
Yuda, Reza Critian. 2017. Studi Kinetika Pengaruh Suhu Terhadap Ekstraksi Minyak
Atsiri Dari Kulit Jeruk Nipis Dengan Pelarut Etanol. Jurnal Chemurgy.Vol. 1.
(1). H.23.