NIM : 210801003
Unit : 01
Dalam perjalanan sejarah, Pancasila sebagai landasan normatif telah mengakar begitu
kuat. Pancasila belum banyak diimplementasikan ke dalam level operasional kebijakan dan
tindakan. Untuk menggali bagaimana anak muda saat ini dalam memaknai Pancasila, Tim Warta
Wantimpres telah mewawancarai Farhannisa Suri Maimoon Nasution (yang biasa disapa dengan
Fani). Mbak Fani merupakan Puteri Indonesia Favorit Kepulauan Sumatera 2015, yang juga
berprofesi sebagai jurnalis. Bagaimana seorang perempuan muda dalam memaknai Pancasila di
kehidupan sehari-hari dan bagaimana pandangannya sebagai sosok generasi muda, berikut
wawancara Tim Warta Wantimpres bersama Mbak Fani, pada tanggal 4 Oktober 2016, di
kawasan Senayan.
Pemuda adalah kisaran usia belasan hingga 20-an awal. Dalam kisaran usia tersebut,
anak-anak muda sebenarnya tahu tentang Pancasila, tetapi apabila ditanyakan tentang
implementasinya, belum terlalu serius diimplementasikan Jika melihat remaja-remaja Amerika,
dengan kecenderungan gaya hidup bebasnya, mereka tetap berpegang pada prinsip-prinsip
negara mereka. Bagaimana mereka selalu mengulang-ngulang amandemen, mereka tahu. Akan
tetapi di Indonesia, tidak banyak melakukan itu. Implementasi Pancasila masih sebatas teori yang
diajarkan di sekolah. Anak-anak jaman sekarang saat ini lebih butuh panutan atau role model,
seseorang yang benar-benar mengimplementasikan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
Begitu juga dengan Budaya Indonesia yang cenderung memiliki budaya segan, yang
muda segan terhadap yang tua. Hal ini bagus tetapi ketika tidak tahu harus berani bertanya. Ini
yang harus dijembatani, caranya adalah dengan memanfaatkan berbagai media cetak lokal
maupun internasional, media sosial, dan bisa pula diintegrasikan dengan membuat semacam
wadah atau perkumpulan dimana anak muda bisa berinteraksi langsung, bertanya langsung,
maupun brainstorming. Harus ada sikap saling terbuka antara generasi muda dan generasi tua.
Memaknai Pancasila itu lebih dibutuhkan integrasi/kerjasama berbagai pihak. Hal ini
memang sulit dilakukan, namun jangan apatis. Anak-anak jaman sekarang lebih banyak berpikir
kalau itu ”ribet”. Ini memang tidak akan sebentar tetapi kita harus percaya bahwa jika semuanya
punya pandangan yang sama, maka ini bisa tercapai. Ingat saja perkataan Bung Karno, “beri aku
seribu orang tua, niscaya akan aku cabut semeru dari akarnya, beri aku sepuluh pemuda, akan
kuguncang dunia”, bahwa kekuatan pemuda sangat besar.