Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
E. Kajian Teori
A. Laju reaksi
Laju reaksi menyatakan laju berkurangnya jumlah reaktan atau laju bertambahnya
jumlah produk dalam satuan waktu.Pada awal reaksi, reaktan ada dalam keadaan maksimum
sedangkan produk ada dalam keadaan minimal. Setelah reaksi berlangsung, maka produk
akan mulai terbentuk. Semakin lama produk akan semakin banyak terbentuk, sedangkan
reaktan semakin lama semakin berkurang. Berkurangnya konsentrasi p setiap satuan waktu,
−Δ [ p ]
dirumuskan sebagai: V= . Sedangkan bila konsentrasinya bertambah maka rumusnya
Δ[t ]
+ Δ[ p]
adalah : V= .
Δ [t ]
Dengan Δ[P]=perubahan konsentrasi reaktan (M)
Δt =perubahan waktu (detik)
v =laju reaksi (M detik–1)
Konsentrasi
Pada umumnya, reaksi akan berlangsung lebih cepat jika konsentrasi pereaksi diperbesar.
Zat yang konsentrasinya besar mengandung jumlah partikel yang lebih banyak, sehingga
partikel-partikelnya tersusun lebih rapat dibanding zat yang konsentrasinya rendah. Partikel
yang susunannya lebih rapat, akan lebih sering bertumbukan dibanding dengan partikel yang
susunannya renggang, sehingga kemungkinan terjadinya reaksi makin besar
Luas Permukaan
Salah satu syarat agar reaksi dapat berlangsung adalah zat-zat pereaksi harus bercampur atau
bersentuhan.Pada campuran pereaksi yang heterogen, reaksi hanya terjadi pada bidang batas
campuran.Bidang batas campuran inilah yang dimaksud dengan bidang sentuh. Dengan
memperbesar luas bidang sentuh, reaksi akan berlangsung lebih cepat.
Temperatur
Katalis
Katalis adalah suatu zat yang berfungsi mempercepat terjadinya reaksi, tetapi pada akhir
reaksi dapat diperoleh kembali. Fungsi katalis adalah menurunkan energi aktivasi, sehingga
jika ke dalam suatu reaksi ditambahkan katalis, maka reaksi akan lebih mudah terjadi. Hal ini
disebabkan karena zat-zat yang bereaksi akan lebih mudah melampaui energi aktivasi.
(http://matematika-ipa.com/konsep-laju-reaksi-faktor-faktor-yang-mempengaruhi-laju-reaksi-
katalis-persamaan-laju-reaksi-orde-reaksi/)
1. katalis tidak menglami perubahan kimia pada akhir reaksi akan tetapi dapat
mengalami perubahan fisika.
2. Katalis mempengaruhi laju reaksi tetapi tidak mempengaruhi letak kesetimbangan.
3. Katalis umumnya hanya dibutuhkan dalam jumlah kecil dan terbukti dapat
mempengaruhi sejumlah besar reaksi.
4. Katalis memiliki sifat spesifik (khas) artinnya suatu katalis yang mengkatalis suatu
reaksi tertentu, belum tentu akan mengkatalisis reaksi yang lain.
5. Adanya zat-zat lain dalam jumlah kecil dapat menaikkan atau menurunkan efisiensi
sebuah katalis.
a. Zat-zat yang menaikkan efisiensi suatu katalis disebut promoter.
b. Zat-zat yang menurunkan efisiensi suatu katalis disebut racun katalis.
6. bila katalis yang digunakan berada dalam wujud yang berbeda dengan zat-zat
pereaksinya, maka proses katalisnya didahului oleh proses adsorbs (pnyerapan pada
permukaan).
7. Proses autokatalis adalah suatu reaksi dimana salah satu zat hasil reaksi berfungsi
sebagai katallis. Contoh: reaksi oksidasi H 2C2O4 OLEH KMnO4 dalam suasana asam,
laju reaksi meningkat karena adanya Mn2+ yang terbentuk pada reaksi tersebut.
Katalis ada 2 yaitu:
1. katalis homogen: katalis yang mempunyai fasa yang sama dengan pereaksi,
distribusi merata, terjadi dalam fasa gas atau cairan (larutan)
Contoh: 2SO2 + O2 = 2 SO3(g) dengan katalis NO
C12H22O11+H2O = C6H12O6 + C6H12O6(l) dengan katalis asam (HCl)
2. katalis heterogen
katalis yang mempunyai fasa yang tidak sama dengan fasa pereaksi. Pada
umumnya katalis adalah padatan, sedangkan pereaksinya terbanyak adalah gas
atau cair.Disebut katali kontak karena pereaksi menyentuh katallis. Bentuk
katalis: serbuk/ kawat(untuk pabrik).
Contoh proses haber dalam pembuatan ammonia.
N2 + 3H2 =2NH3 dengan katalis Fe.
Pereaksi cair
Dekomposisi H2O2(aq) dengan katalis MnO2 / Pt bentuk koloid
2H2O2(liquid)= 2H2O + O2 dengan katalis Pt
Pereaksi padat
Dekomposisi KClO3= 2KCl + 3H2O dengan katalis MnO2.
(Bambangsugiarto dkk. 2007. Kimia Dasar I. Surabaya: unesa university
press)
C. Teori Tumbukan
Reaksi kimia terjadi karena adanya tumbukan yang efektif antara partikel- partikel
zat yang bereaksi. Tumbukan efektif adalah tumbukan yang mempunyai energi yang cukup
untuk memutuskan ikatan-ikatan pada zat yang bereaksi (James E. Brady, 1990).Contoh
tumbukan yang menghasilkan reaksi dan tumbukan yang tidak menghasilkan reaksi antara
molekul hydrogen (H2) dan molekul iodin (I2), H2(g) + I2(g) → 2 HI(g). Sebelum suatu
tumbukan terjadi, partikel-partikel memerlukan suatu energi minimum yang dikenal sebagai
energi pengaktifan atau energi aktivasi (Ea).Energi pengaktifan atau energi aktivasi adalah
energi minimum yang diperlukan untuk berlangsungnya.suatu reaksi. Sebagai contoh adalah
reaksi antara hidrogen (H2) dengan oksigen (O2) menghasilkan air. Ketika reaksi sedang
berlangsung akan terbentuk zat kompleks teraktivasi. Zat kompleks teraktivasi berada pada
puncak energi. Jika reaksi berhasil, maka zat kompleks teraktivasi akan terurai menjadi zat
hasil reaksi. Hubungan antara energi pengaktifan dengan energi yang diserap atau dilepaskan
selama reaksi berlangsung.
Umumnya reaksi kimia dapat berlangsung cepat jika konsentrasi zat-zat yang bereaksi
(reaktan) diperbesar (James E. Brady, 1990).
Secara umum pada reaksi:xA + yB → pC+ qD
persamaan laju reaksi dapat ditulis sebagai:
V= K.[A]X.[B]Y
Persamaan seperti di atas, disebut persamaan laju reaksi atau hukum laju reaksi.
Persamaan laju reaksi seperti itu menyatakan hubungan antara konsentrasi pereaksi dengan
laju reaksi. Bilangan pangkat pada persamaan di atas disebut sebagai orde reaksi atau
tingkat reaksi pada reaksi yang bersangkutan. Jumlah bilangan pangkat konsentrasi pereaksi-
pereaksi disebut sebagai orde reaksi total. Artinya, reaksi berorde x terhadap pereaksi A
dan reaksi berorde y terhadap pereaksi B, orde reaksi total pada reaksi tersebut adalah (x +
y). Faktor k yang terdapat pada persamaan tersebut disebut tetapan reaksi. Harga k ini tetap
untuk suatu reaksi, dan hanya dipengaruhi oleh suhu dan katalis.Pada umumnya,harga orde
reaksi merupakan bilangan bulat sederhana, yaitu 1, 2, atau 3, tetapi kadang-kadang juga
terdapat pereaksi yang mempunyai orde reaksi 0, ½, atau bahkan negatif.
Suatu reaksi kimia dikatakan mempunyai orde satu, apabila besarnya laju reaksi berbanding
lurus dengan besarnya konsentrasi pereaksi. Artinya, jika konsentrasi pereaksi dinaikkan dua
kali semula, maka laju reaksi juga akan meningkat besarnya sebanyak (2)1 atau 2 kali
semula juga.
3. Reaksi Orde 3
Suatu reaksi dikatakan mempunyai orde dua, apabila besarnya laju reaksi
merupakan pangkat dua dari peningkatan konsentrasi pereaksinya. Artinya, jika konsentrasi
pereaksi dinaikkan 2 kali semula, maka laju reaksi akan meningkat sebesar (2)2 atau 4 kali
semula. Apabila konsentrasi pereaksi dinaikkan 3 kali semula, maka laju reaksi akan menjadi
(3)2 atau 9 kali semula.
Suatu reaksi kimia dikatakan mempunyai orde negatif, apabila besarnya laju reaksi
berbanding terbalik dengan konsentrasi pereaksi. Artinya, apabila konsentrasi pereaksi
dinaikkan atau diperbesar, maka laju reaksi akan menjadi lebih kecil. (http://matematika-
ipa.com/konsep-laju-reaksi-faktor-faktor-yang-mempengaruhi-laju-reaksi-katalis-
persamaan-laju-reaksi-orde-reaksi
F. Rancangan Percobaan
1. Alat dan Bahan
a. Alat
1) Gelas ukur 10 ml 1 buah
2) Stopwatch 1 buah
3) Spatula 1 buah
4) Gelas kimia 100 ml 3 buah
5) Labu Erlenmeyer 50 ml 1 buah
6) Mortal + alu 1 buah
7) Tabung reaksi 4 buah
8) Rak tabung reaksi 1 buah
9) Penjepit 1 buah
10) Kaki tiga 1 buah
11) Pembakar spirtus 1 buah
12) Kasa 1 buah
13) Pipet tetes 10 buah
b. Bahan
1) Balon
2) Na2S2O3 1M
3) Aquades
4) HCl 3M; 1M
5) CaCO3
6) H2C2O4 0,05M
7) KMnO4 0,01M
8) H2SO4 0,5M
9) MnSO4
2. Langkah Percobaan
a. Pengaruh konsentrasi pada laju reaksi
Reaksi antara Natrium Tiosulfat dan Asam Klorida
1) Menuangkan ke dalam masing-masing gelas kimia yang telah ditandai
(A,B,C,D) 5 ml larutan Na2S2O3.
2) Ke dalam gelas B,C, dan D tambahkan berturut-turut 10 ml, 15 ml, dan 25 ml
air, guncangkan gelas kimia agar terjadi pencampuran yang sempurna.
3) Untuk gelas kima A tambahkan 5 ml HCl 3 M dan kocok sampai homogen.
Jalankan stopwatch tepat pada saat HCl ditambahkan dan hentikan stopwatch
tepat pada saat terjadi kekeruhan
4) Lakukan hal yang sama dengan gelas kimia B,C, dan D
5) Tuliskan reaksi yang terjadi dan bandingkan kecepatan pembebasan belerang
tersebut dan jelaskan hasil-hasil yang telah dicapai
b. Pengaruh luas permukaan sentuhan pada laju reaksi
1) Mengisi balon dengan butiran marmer dan pasangkan balon tersebut pada labu
yang telah diisi dengan 10 ml HCl 1 M. reaksi akan terjadi saat marmer jatuh
ke dalam HCl.
2) Mengukur waktu yang akan diperlukan saat balon terisi dengan gas karbon
dioksida.
3) Ulangi langkah tersebut diatas dengan menggunakan marmer yang telah
dihaluskan.
4) Bandingkan hasil pengukuran waktu yang diperoleh dan jelaskan hasil
pengamatan anda serta tuliskan reaksi yang terjadi.
c. Pengaruh temperature pada laju reaksi
Reaksi antara Kalium Permanganat dan Asam Oksalat
1) Mengencerkan 10 tetes H2C2O4 dengan air hingga volumenya 5 ml (larutan A).
Lakukan hal yang sama untuk larutan KMnO4 (larutan B).
2) Menyiapkan tabung reaksi, masukkan 2 tetes larutan A, 2 tetes H2SO4 0,5 M
dan 1 tetes larutan B. Jalankan stopwatch saat tetes terakhir ditambahkan, ukur
waktu yang diperlukan sampai warna larutan hilang.
3) Memanaskan tabung reaksi yang berisi 2 tetes larutan A dan 2 tetes larutan
H2SO4 0,5 M dalam air mendidih selama 10 detik. Kemudian tambahkan 1
tetes larutan B dan catat waktu yang diperlukan sampai warna larutan hilang.
4) Tuliskan reaksi yang terjadi dan jelaskan hasil pengamatan yang anda peroleh
Reaksi antara Natrium Tiosulfat dan Asam Klorida
1) Buat tanda hitam pada sehelai kertas putih dan tempatkan tabung reaksi di atas
tanda tersebut
2) Ke dalam tabung reaksi tersebut masukkan 2 tetes larutan Na2S2O3 0,15 M dan
2 tetes larutan HCl 3 M. ukur waktu yang diperlukan untuk menyebutkan
tanda hitam tersebut.
3) Pada tabung reaksi masukkan 2 tetes larutan Na 2S2O3 dan panaskan tabung
dalam air mendidih selama 10 detik. Kemudian letakkan di atas tanda tanda
hitam tadi dan tambahjan 2 tetes HCl, catat waktu yang diperlukan untuk
mengaburkan tanda hitam tersebut.
4) Catat semua hasil yang diperoleh dan jelaskan
d. Pengaruh katalis pada laju reaksi
1) Mengambil 10 tetes larutas KMnO4 dan mengencerkan dengan air sampai
volume 10 ml.
2) Menyiapkan tabung reaksi dan masukkan larutan berikut 2 tetes H 2C2O4 + 2
tetes H2SO4 + 2 tetes larutan encer KMnO 4. jalankan stopwatch saat
penambahan terakhir dan hentikan pada saat warna KMnO4 hilang. Catat
waktu yang diperlukan.
3) Teruskan penambahan tetesan larutan encer KMnO4 sampai warna
permanganat menghilang segera.
4) Ke dalam tabung reaksi yang lain masukkan berturut-turut 2 tetes H2C2O4, 2
tetes H2SO4 dan 1 tetes MnSO4. terakhir tambahkan 1 tetes larutan encer
KMnO4 dan jalankan stopwatch tepat pada saat penambahan KMnO 4 dan
hentikan pada saat warna permanganate hilang. Teruskan penambahan tetesan
KMnO4 sampai permanganat menghilang segera.
5) Buat grafik antara jumlah tetesan permanganate terhadap waktu
3. Alur Kerja
“Pengaruh konsentrasipada laju reaksi”
Terjadi kekeruhan
- Dijalankan stopwatch saat penambahan HCl
- Dihentikan stopwatchcsaat terrjadi kekeruhan
- Dicatat waktu yang diperlukan
- Dilakukan hal yang sama untukgelas kimia B, C, D dengan
ketentuan ditambah air: 10ml, 15ml, 25ml.
- Ditulis reaksi yang terjadi
- Bandingkan kecepatanpembebasan belerang tersebut
- Dibuat tabel hasil pengamatan
- Dibuat kurva antara 1/t dengan konsentrasi Na₂S₂O₃
- Dihitung orde reaksi
Orde Reaksi
HASIL
PENGAMATAN
Tabel data pengamatan
Hasil Pengamatan
DUGAAN/ REAKSI
Dugaan:
“Makin besar konsentrasi zat-zat yang bereaksi maka makin besar pula laju
reaksinya”
Reaksi
Na₂S₂O₃+2HCl→2NaCl+S+SO₂+H₂O
KESIMPULAN
“Sesuai dengan teori”
Balon
- Diisi butiran marmer
Hasil Pengamatan
Marmer Waktu (menit)
Butiran 08.05
serbuk 01.23
DUGAAN / REAKSI
CaCO₃ + 2HCl → CaCl₂ + O₂ + H₂O
Dugaan:
“Reaksi akan lebih cepat terjadi saat HCl bercampur dengan serbuk marmer. “
“Laju reaksi akan lebih besar jika luas permukaan sentuhan antar pereaksi bertambah.”
KESIMPULAN
“Sesuai dengan teori”
Asam Oksalat
- Diencerkan 10 tetes H₂C₂O₃ dengan air hingga volume 5 ml
(larutan A)
- Ditambahkan larurtan kalium permanganat 5 ml (larutan B)
- Dimasukkan 2 tetes larutan Atambah 2 tetes asam sulfat 0,5M pada
tabung reaksi
- Dicatat suhunya sebagai suhu awal
- Ditambahkan 1 tetes laruan B
HASIL PENGAMATAN
Tabel hasil pengamatan
DUGAAN/ REAKSI
Reaksi: 5H₂C₂O4+ 2H₂SO4 + 2KMnO4→10CO₂ + 2MnSO4 + 6H₂O + 2KOH
Dugaan: “Reaksi akan berlangsung dengan kelajuan yang lebih cepat bila suhu
dinaikkan”
KESIMPULAN
“Ada beberapa data yang tidak sesuai dengan teori”
HASIL PENGAMATAN
Tabel hasil pengamatan
Waktu (s)
Dengan
Jumlah tetesan Tanpa katalis
katalis
1 04,97 02,33
2 07,73 03,13
3 07,94 04,93
4 08,74 05,77
5 14,16 06,22
6 14,51 07,59
7 15,97 12,19
8 16,49 17,35
9 19,97 19,34
10 20,97 19,82
DUGAAN/ REAKSI
Reaksi:
5H₂C₂O4+ 2H₂SO4 + 2KMnO4→10CO₂ + 2MnSO4 + 6H₂O + 2KOH
Dugaan: Larutan yang ditambahkan katalis laju reaksi lebih cepat daripada
larutan tanpa katalis
KESIMPULAN
“Ada beberapa data yang tidak sesuai dengan teori”
G. Data Pengamatan
Hasil Pengamatan
No Perlakuan
Sebelum Sesudah
1 Pengaruh konsentrasi pada laju
reaksi-reaksi antara Natrium
Tiosulfat dan Asam klorida
Tabung A :
5 ml Na2S2O3 + 5 ml HCl, Na2S2O3 : tidak berwarna Larutan keruh
dikocok sampai homogen HCl : tidak berwarna T = 8,21 detik
Tabung B :
5 ml Na2S2O3 + 10 ml air + 5 ml Na2S2O3 : tidak berwarna Larutan keruh
HCl, dikocok sampai homogen HCl : tidak berwarna T = 12 detik
H2O : tidak berwarna
Tabung C :
5 ml Na2S2O3 + 15 ml air + 5 ml Na2S2O3 : tidak berwarna Larutan keruh
HCl, dikocok sampai homogen HCl : tidak berwarna T = 14,67 detik
H2O : tidak berwarna
Tabung D :
5 ml Na2S2O3 + 25 ml air + 5 ml Na2S2O3 : tidak berwarna Larutan keruh
HCl 3 M, dikocok sampai H2O : tidak berwarna T = 23,44 detik
homogen HCl : tidak berwarna
Reaksi
Na2S2O3 + 2 HCl 2NaCl +S +
SO2 + H2O
Balon diisi dengan butiran CaCO3 : putih tulang Larutan keruh dan
marmer dan di pasang pada labu HCl : tidak berwarna terjadi buih
erlenmeyer yang telah diisi T = 8 menit 5
dengan 10 ml HCl 1 M. detik
Balon diisi dengan marmer yang CaCO3 : putih tulang Larutan keruh dan
dihaluskan dan dipasang pda HCl : tidak berwarna terjadi buih
labu yang telah diisi dengan 10 T = 1 menit 23
ml HCl. detik
Reaksi :
CaCO3 + 2HCl CaCl2 + H2O
+ CO2
3 Pengaruh temperatur pada laju
reaksi
a. Reaksi antara Kalium
Permanganat dan Asam
Oksalat
Larutan A : H2C2O4 : Tidak berwarna Larutan tidak
10 tetes H2C2O4 + air hingga H2O : tidak berwarna berwarna
volumenya 5 ml
Larutan berwarna
Larutan B : KMnO4 : ungu Ungu muda
KMnO4 5 ml
Tabung reaksi 2 :
2 tetes H2C2O4 + 1 tetes H2SO4 + H2C2O4 : tidak berwarna Larutan tidak
1 tetes MnSO4 + 1 tetes larutan H2SO4 : tidak berwarna berwarna
KMnO4 encer, dihitung sampai MnSO4 : tidak berwarna T1 : 2,33 detik
permanganat hilang. Kemudian KMnO4 : ungu muda T2 : 3,13 detik
KMnO4 diteteskan sebanyak 10 T3 : 4,93 detik
kali. T4 : 5,77 detik
Reaksi : T5 : 6,22 detik
5 C2H2O4 + 2 H2SO4 + 2 T6 : 7,59 detik
KMnO4 10 CO2 + 2 MnSO4+ T7 : 12,19 detik
6H2O + 2 KOH T8 : 17,35 detik
T9 : 19,34 detik
T10 : 19,82 detik
H. Analisa Data
Pada percobaan pertama yaitu pengaruh konsentrasi pada laju reaksi, terjadi
kekeruhan akibat penambahan HCl. Pada gelas kimia yang berlabel A mempunyai waktu
08,21 sekon; pada gelas kimia berlabel B memiliki waktu 12 sekon; pada gelas kimia yang
berlabel C mempunyai waktu 14,67 sekon; dan pada gelas kimia yang berlabel D mempunyai
waktu 28,44 sekon. Dari data-data hasil pengamatan di atas dapat diketahui bahwa semakin
banyak pertambahan air, maka semakin lama pula waktunya. Didapatkan pula reaksi :
Na2S2O3 + 2 HCl 2NaCl + S + SO2 + H2O
Dari reaksi itu belerang memungkinkan terjadinya kekeruhan dan dapat diketahui
bahwa makin besar konsentrasi zat-zat yang bereaksi maka makin besar pula reaksinya.
Perhitungan untuk mencari konsentrasi dapat dilakukan dengan rumus M1V1=M2V2
Untuk gelas kimia A didapatkan hasil konsentrasi Na2S2O3 adalah 1M
Untuk gelas kimia B didapatkan hasil konsentrasi Na2S2O3 adalah 0,33 M
Untuk gelas kimia C didapatkan hasil konsentrasi Na2S2O3 adalah 0,25 M
Untuk gelas kimia D didapatkan hasil konsentrasi Na2S2O3 adalah 0,167
Pada percobaan kedua, yaitu pengaruh luas permukaan sentuhan pada laju reaksi,
terjadi pengembangan pada balon karena balon terisi CO2. Pada butiran marmer, waktu yang
didapat adalah 08,09 menit pada marmer yang dihaluskan (serbuk marmer) waktu yang
didapat ialah 01,23 menit. Dari data tersebut didapatkan bahwa serbuk marmer memiliki
waktu yang lebih cepat dalam laju reaksi bila dibandingkan dengan butiran marmer. Pada
balon yang mengembang terisi CO2 terjadi reaksi: CaCO3 + HCl CaCl2 + H2O + CO2
Reaksi akan cepat terjadi saat HCl bercampur dengan serbuk atau butiran marmer.
Laju reaksi akan lebih besar jika luas permukaan sentuhan antar pereaksi bertambah.
Pada percobaan ketiga yaitu pengaruh temperatur pada laju reaksi, warna KmnO4
menghilang. Didapatkan reaksi:5 C2H2O4 + 2 H2SO4 + 2 KMnO4 10 CO2 + 2 MnSO4 +
6H2O + 2 KOH
Reaksi akan berlangsung dengan kelajuan yang lebih cepat bila suhu dinaikkan.
Pada percobaan keempat yaitu pengaruh katalis pada laju reaksi,
Didapatkan reaksi tanpa katalis:
5 C2H2O4 + 2 H2SO4 + 2 KMnO4 10 CO2 + 2 MnSO4 + 6H2O + 2 KOH
Reaksi dengan katalis:
5 C2H2O4 + 2 H2SO4 + 2 KMnO4 10 CO2 + 2 MnSO4 + 6H2O + 2 KOH
I. Pembahasan
Pada percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi bertujuan untuk
menguji faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi yaitu konsentrasi zat pereaksi, luas
permukaan sentuhan, temperatur, dan katalis.
Percobaan pertama, pengaruh konsentrasi pada laju reaksi.Pada percobaan ini terjadi
reaksi antara natrium tiosulfat dan asam klorida. Tabung A memasukkan 5 ml Na 2S2O3 +
5 ml HCl dikocok sampai homogen dan diperoleh larutan keruh, waktu yang diperlukan
8,21 detik. Tabung B memasukkan 5 ml Na 2S2O3 + 10 ml air + 5 ml HCl dikocok sampai
homogen dan diperoleh larutan keruh, waktu yang diperlukan 12 detik. Tabung C
memasukkan 5 ml Na2S2O3 + 15 ml air + 5 ml HCl dikocok sampai homogen dan
diperoleh larutan keruh, waktu yang diperlukan 14,67 detik. Tabung D memasukkan 5 ml
Na2S2O3 + 25 ml air + 5 ml HCl dikocok sampai homogen dan diperoleh larutan keruh,
waktu yang diperlukan 23,44 detik. Pada percobaan dengan penambahan air memerlukan
waktu yang lebih lama dibandingkan tanpa penambahan air, hal ini disebabkan air
membuat konsentrasi larutan tidak pekat sehingga untuk bereaksi membutuhkan waktu
yang lebih lama.Semakin banyak air yang ditambahkan, semakin lama waktu yang
diperlukan untuk bereaksi.Dari keempat tabung diatas diperoleh larutan tidak berwarna,
tetapi setelah penambahan HCl larutan menjadi keruh, hal ini disebabkan terjadi
pemisahan belerang.
Reaksi yang terjadi :
Na2S2O3 + 2 HCl 2NaCl + S + SO2 + H2O
Percobaan kedua pengaruh luas permukaan sentuhan pada laju reaksi.Pada
percobaan ini terjadi reaksi antara kalsium karbonat dan asam klorida. Balon A diisi
dengan butiran marmer dan dipasang pada labu Erlenmeyer yang telah diisi dengan 10
ml HCl 1 M, larutan yang diperoleh keruh dan terjadi buih, waktu yang diperlukan untuk
membentuk gas CO2 adalah 8 menit 5 detik. Balon B diisi dengan marmer yang
dihaluskan dan dipasang pada labu yang telah diisi dengan 10 ml HCl, larutan yang
diperoleh keruh dan terjadi buih, waktu yang diperlukan untuk membentuk gas CO 2
adalah 1 menit 23 detik.Pada percobaan tersebut diperoleh larutan keruh dan terjadi buih,
hal ini dikarenakan terjadi pelepasan karbon dioksida. Pada balon A waktu yang
diperlukan untuk membentuk gas CO2 lebih lama daripada balon B. hal ini disebabkan
semakin halus kepingan marmer semakin cepat waktu yang dibutuhkan untuk bereaksi,
sedangkan semakin kasar kepingan marmer semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk
bereaksi. Reaksi yang terjadi :
CaCO3 +2 HCl CaCl2 + H2O + CO2
Percobaan ketiga, pengaruh temperatur pada laju reaksi.Pada percobaan ini terjadi
reaksi antara kalium permanganat dan asam oksalat. Dalam tabung reaksi kita
memasukkan 2 tetes larutan A (10 tetes H2C2O4 ditambahkan air hingga volumenya 5 ml),
2 tetes Asam Sulfat dan 1 tetes larutan B (5 ml larutan KMnO 4), waktu yang diperlukan
hingga warna larutan B menghilang adalah 7 detik. Pada suhu yang berbeda yaitu pada
suhu 35odiperlukan waktu sebesar 11,83 detik hingga warna larutan B menghilang. Pada
suhu 40o diperlukan waktu 3,69 detik. Pada suhu 45 o dperlukan waktu 2,63 detik.
Sedangkan pada suhu 50o diperlukan waktu 1,92 detik. Dari percobaan tersebut, reaksi
larutan setelah dipanaskan membutuhkan waktu yang lebih cepat daripada reaksi larutan
tanpa dipanaskan. Hal ini disebabkan, semakin suhu dinaikkan maka energi kinetik
molekul-molekul zat yang bereaksi akan bertambah sehingga akan lebih banyak molekul
yang memiliki energi sama atau lebih besar dari Ea. Dengan demikian lebih banyak
molekul yang dapat mencapai keadaan transisi atau dengan kata lain kecepatan reaksi
menjadi lebih besar. Sebaliknya, apabila suhu diturunkan, maka partikel semakin tak
aktif, sehingga laju reaksi semakin kecil.
. Reaksi yang terjadi :
5 C2H2O4 + 2 H2SO4 + 2 KMnO4 10 CO2 + 2 MnSO4 + 6H2O + 2 KOH
Percobaan keempat, pengaruh katalis pada laju reaksi. Tabung A memasukkan 2
tetes H2C2O4 + 1 tetes H2SO4 + 1 tetes KMnO4 encer, dan diperoleh larutan tidak
berwarna, waktu yang diperlukan sampai permanganate hilang 4,97 detik pada tetesan
pertama; tetesan kedua 07,73 detik; tetesan ketiga 07,94 detik; tetesan keempat 08,74
detik; tetesan kelima 14,16 detik; tetesan keenam 14,51 detik, tetesan ketujuh 15,97 detik;
tetesan kedelapan 16,49 detik, tetesan kesembilan 19,97 detik dan tetesan kesepuluh
20,97 . Reaksi yang terjadi :
5 C2H2O4 + 2 H2SO4 + 2 KMnO4 10 CO2 + 2 MnSO4 + GH2O + 2 KOH
Dari data di atas diperoleh semakin banyak katalis yang ditambah, maka semakin
cepat reaksi yang terjadi.
Tabung B memasukkan 2 tetes H2C2O4 + 1 tetes H2SO4 + 1 tetes MnSO4 + 1 tetes larutan
KMnO4 encer, dan diperoleh larutan tidak berwarna, waktu yang diperlukan sampai
permanganate hilang 02,33 detik; tetesan kedua 03,13 detik; tetesan ketiga 04,93 detik;
tetesan keempat 05,77 detik; tetesan kelima 06,22 detik; tetesan keenam 07,59 detik,
tetesan ketujuh 12,19 detik; tetesan kedelapan 17,35 detik, tetesan kesembilan 19,34 detik
dan tetesan kesepuluh 19,82 detik . Reaksi yang terjadi :
5 C2H2O4 + 2 H2SO4 + 2 KMnO4 10 CO2 + 2 MnSO4 + GH2O + 2 KOH
Dari grafik di atas, diperoleh semakin banyak katalis yang ditambah, maka semakin
cepat reaksi yang terjadi. Tetapi, pada tetesan kedelapan waktu yang dibutuhkan lebih
lama daripada tetesan kedelapan tanpa katalis, hal ini dikarenakan waktu penambahan
larutan KMnO4 larutannya tidak tercampur dan kemungkinan pada penambahan keempat
larutan menempel pada dinding tabung, sehingga reaksi berlangsung lama dan waktu
yang diperlukan lebih lama daripada larutan tanpa katalis.
J. Diskusi
Dari percobaan yang telah dilakukan terdapat kesalahan pada percobaan keempat
diperoleh waktu yang naik pada tabung A dan waktu yang sama pada tabung B. Hal ini
dikarenakan waktu penambahan larutan KMnO4 larutannya tidak tercampur dan
kemungkinan larutan menempel pada dinding tabung, sehingga reaksi berlangsung cukup
lama.
K. Simpulan
Dari percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi dapat diperoleh
simpulan sebagai berikut:
1. Percobaan pertama, semakin besar konsentrasi zat-zat yang bereaksi makin cepat
reaksinya berlangsung. Karena makin besar konsentrasi makin banyak zat-zat yang
bereaksi sehingga makin besar kemungkinan terjadinya tumbukan, dengan demikian
makin besar pula kemungkinan terjadinya reaksi. Sebaliknya, pada konsentrasi yang
rendah suatu reaksi akan berjalan lebih banyak.
2. Percobaan kedua, semakin luas kepingan marmer, semakin cepat waktu yang
diperlukan untuk bereaksi. Sedangkan, semakin kasar kepingan marmer semakin lama
waktu yang dibutuhkan untuk bereaksi.
3. Percobaan ketigaa, semakin suhu dinaikkan maka energi kinetic molekul-molekul zat
yang bereaksi akan bertambah sehingga akan lebih banyak molekul yang memiliki
energi sama atau lebih besar dari Ea. Dengan demikian lebih banyak molekul yang
dapat mencapai keadaan transisi atau dengan kata lain kecepatan reaksi menjadi lebih
besar. Sebaliknya, apabila suhu diturunkan, maka partikel semakin tak aktif, sehingga
laju reaksi semakin kecil.
4. Percobaan keempat, semakin banyak katalis yang ditambahkan, semakin cepat waktu
yang diperlukan untuk bereaksi. Karena fungsi katalis untuk mempercepat laju reaksi.
L. Jawaban Pertanyaan
2. Tulislah persamaan laju reaksi untuk reaksi berorde satu dan dua jika kosentrasi
masing-masing zat bebeda dan jika kedua zat memiliki konsentrasi yang sama!
Orde satu : V= k [A] [B]
Orde dua : v= k [A]2[B]2
3. Gas apa yang terbentuk pada percobaan reaksi antara kalsium karbonat dan asam
klorida? Tuliskan persamaannya!
Gas karbondioksida (CO2)
CaCO3 + 2HCl CaCl2 + H2O + CO2
4. Apakah fungsi penambahan asam sulfat pada reaksi antara asam oksalat dengan
kalium permanganat?
Sebagai zat pengoksidasi kuat yang dapat mengoksidasi asam oksala menjadi
karbondioksida dan air. Penambahan KMnO4 menyebabkan tejadinya reaksi yang
disertai dengan meningkatnya suhu. (Rega42.wordpress.com)
5. Jelaskan mengapa pada percobaan pengaruh temperatur pada laju reaksi warna larutan
KMnO4 tidak nampak seiring bertambahnya waktu?
Karena KMnO4 mengoksidasi asam oksalat menjadi karbondioksida dan air, sehingga
warnanya menghilang.
Daftar Pustaka
(....................................................) (....................................................)