Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN MINGGUAN PRAKTIKUM

KIMIA DASAR
ACARA III
STOIKIOMETRI REAKSI PENGENDAPAN

DI SUSUN OLEH :
BAIQ TINA APRIANA
G1A019018

PROGRAM STUDI BIOLOGI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS MATARAM
2019
ACARA III
STOIKIOMETRI REAKSI PENGENDAPAN

A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1. Tujuan Praktikum
Menghitung persentase endapan yang dihasilkan berdasarkan reaksi stoikiometri.
2. Waktu Praktikum
Jumat, 27 September 2019
3. Tempat Praktikum
Lantai III, Laboratorium Kimia Dasar, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam, Universitas Mataram.

B. LANDASAN TEORI
Dalam ilmu kimia, stoikiometri (kadang disebut stoikiometri reaksi untuk
membedakannya dari stoikiometri komposisi) adalah ilmu yang mempelajari dan
menghitung hubungan kuantitatif dari reaktan dan produk dalam reaksi kimia (persamaan
kimia). Kata ini berasal dari bahasa Yunani stoikheion (elemen) dan metria (ukuran).
Stoikiometri reaksi adalah penentuan perbandingan massa unsur-unsur dalam senyawa
dalam pembentukan senyawanya. Pada perhitungan kimia secara stoikiometri, biasanya
diperlukan hukum-hukum dasar ilmu kimia (Barsasella, 2012: 89).
Reaktan yaitu material awal dalam reaksi kimia. Produk yaitu substansi yang
terbentuk sebagai hasil dari suatu reaksi kimia. Jadi, persamaan kimia hanyalah gambaran
singkat tentang suatu reaksi kimia. Dalam persamaan kimia, biasanya reaktan dituliskan
pada sisi kiri dan produk pada sisi kanan dari tanda panah.
Reaktan Produk
Untuk memberikan informasi tambahan, kimiawan seringkali menyatakan wujud fisik dari
reaktan dan produk dengan menggunakan huruf g, Ɩ, dan s untuk menyatakan gas, cair dan
padat.Sebagai contoh
2CO2(g) + O2 2CO2(g)
2HgO(s) 2Hg(Ɩ) + O2(g)
Untuk menggambarkan apa yang terjadi bila natrium klorida (NaCl) ditambahkan ke dalam
air, kita tuliskan
H2O
NaCl(s) NaCl(aq)
Di mana aq berarti lingkungan berair (aqueous) (dalam hal ini air). Dengan menuliskan
H2O diatas tanda panah berarti menggambarkan proses fisik dari pelarutan suatu substansi
dalam air, meskipun hal ini seringkali diabaikan demi penyederhanaan (Chang, 2005: 71).
Persamaan reaksi kimia adalah suatu pernyataan singkat tentang perubahan kimia
yang menggambarkan substansi yang digunakan dan yang dihasilkan dari reaksi kimia. Hal
yang perlu diperhatikan tentang persaamaan kimia yaitu, percobaan yang dilakukan harus
sesuai fakta yang ada, jenis dan jumlah unsur atau atom sebelum dan sesudah reaksi harus
sama, perbandingan koefisien menyatakan perbandingan mol (khusus untuk yang berwujud
gas). Perbandingan koefisien juga dapat digunakan sebagai perbandingan volume pada
suhu dan tekanan yang sama (Ersam, 2019 : 27).
Proses pengendapan dapat ditentukan dengan melihat nilai hasil kali kelarutan atau
solubility product constant atau Ksp dari masing-masing senyawa. Nilai Ksp yang rendah
mengindikasikan bahwa senyawa tersebut mudah diendapkan, sebaliknya jika Ksp suatu
senyawa memiliki nilai yang tinggi maka senyawa tersebut susah diendapkan. Suhu
pengendapan yang semakin tinggi menyebabkan efektifitas dan waktu pengendapan
berpengaruh pada lamanya reaksi (Anggraini, dkk, 2015).

C. ALAT DAN BAHAN


1. Alat-alat Praktikum
a. Batang pengaduk
b. Corong kaca 60 mm
c. Erlenmeyer 250 mL
d. Gelas arloji
e. Gelas kimia 250 mL
f. Oven
g. Pipet tetes
h. Pipet ukur 10 mL
i. Rubber bulb
j. Tabung reaksi
k. Timbangan analitik
2. Bahan-bahan Praktikum
a. Larutan aquades (H2O)
b. Larutan asam sulfat (H2SO4) 1M
c. Larutan kalium hidroksida (KOH) 0,117 M
d. Kertas saring
e. Larutan tembaga (II) sulfat (CUSO4) 0,3375
f. Larutan timbal (II) asetat (Pb(CH3COO)2) 0,1 M

D. PROSEDUR KERJA
1. Tabung I
a. Dimasukkan 5 mL Pb(CH3COO)2 ke dalam tabung reaksi dan ditambahkan 5 mL
H2SO4 1 M.
b. Diamati endapan yang terjadi, dicatat warna endapan tersebut.
c. Diambil kertas saring yang berbentuk lingkaran dan ditimbang beratnya, dilipat
menjadi ½ dan dilanjutkan menjadi ¼ dan dilipat sekali lagi.
d. Dimasukkan kertas saring yang sudah dilipat pada corong kaca dan dibasahi sedikit
dengan aquades sehingga melekat pada dinding corong.
e. Dipasang corong kaca yang berkertas saring di atas Erlenmeyer untuk menampung
filtratnya atau cairan.
f. Dituangkan larutan yang akan disaring ke dalam corong kaca yang sudah berkertas
saring.
g. Dibilas tabung reaksi dengan aquades dan dituangkan lagi ke dalam corong kaca.
h. Dikeringkan kertas saring beserta endapannya di dalam oven dan setelah kering
ditimbang menggunakan timbangan analitik.
2. Tabung II
a. Dimasukkan 5 mL KOH 0,117 M ke dalam tabung reaksi dan ditambahkan 5 mL
CuSO4 0,3375 M.
b. Diamati endapan yang terjadi, dicatat warna endapan tersebut.
c. Diambil kertas saring yang berbentuk lingkaran dan ditimbang beratnya, dilipat
menjadi ½ dan dilanjutkan menjadi ¼ dan dilipat sekali lagi.
d. Dimasukkan kertas saring yang sudah dilipat pada corong kaca dan dibasahi sedikit
dengan aquades sehingga melekat pada dinding corong.
f. Dipasang corong kaca yang berkertas saring di atas Erlenmeyer untuk menampung
filtratnya atau cairan.
g. Dituangkan larutan yang akan disaring ke dalam corong kaca yang sudah berkertas
saring.
h. Dibilas tabung reaksi dengan aquades dan dituangkan lagi ke dalam corong kaca.
i. Dikeringkan kertas saring beserta endapannya di dalam oven dan setelah kering
ditimbang menggunakan timbangan analitik.

E. HASIL PENGAMATAN
1. Reaksi 5 ml larutan Pb(CH3COO)2 0,1 M dengan 5 ml larutan H2SO4 1 M.
N PROSEDUR KERJA HASIL PENGAMATAN
O
1 + 5 ml Pb(CH3COO)2 0,1 M  Warna awal Pb(CH3COO)2 adalah
bening.
+ 5 ml H2SO4 1 M  Warna awal H2SO4 adalah bening.
 Warna campuran kedua larutan
adalah putih dan terdapat endapan
berwarna putih dibagian bawah
tabung reaksi.
2 Ditimbang kertas saring kemudian  Berat kertas saring kosong adalah
diletakkan di corong kaca dan 1,1 gram.
dibasahi dengan aquades
3 Disaring  Warna endapan adalah putih.
 Warna air tanpa endapan adalah
bening.
4 Kertas endapan dioven selama 15  Berat endapan dan kertas saring
menit dan ditimbang setelah dioven adalah 1,31 gram.
 Berat endapan adalah 0,21 gram.
2. Reaksi 5 ml larutan KOH 0,117 M dengan larutan CuSO4 0,3375 M
N PROSEDUR PERCOBAAN HASIL PENGAMATAN
O
1 + 5 ml KOH 0,117 M  Warna awal KOH adalah bening.
+ 5 ml CuSO4 0,3375 M  Warna awal CuSO4 adalah biru
bening.
 Warna campuran kedua larutan
adalah biru muda dan terdapat
endapan berwarna biru dibagian
bawah tabung reaksi.
2 Ditimbang kertas saring kemudian  Berat kertas saring kosong adalah
diletakkan di corong kaca dan 1,1 gram.
dibasahi dengan aquades
3 Disaring  Warna endapan adalah biru.
 Warna air tanpa endapan adalah
bening.
4 Kertas endapan dioven selama 15  Berat endapan dan kertas saring
menit kemudian ditimbang setelah dioven adalah 1,11 gram.
 Sehingga berat endapan adalah
0,01 gram.

F. ANALISIS DATA
1. Persamaan reaksi
a. Pb(CH3COO)2 (aq) + H2SO4 (aq) PbSO4 (s) + 2CH3COOH (aq)
(endapan putih)
b. CuSO4 (aq) + 2KOH (aq) K2SO4 (s) + Cu(OH)2 (aq)
(endapan biru)
2. Perhitungan
Untuk reaksi Pb(CH3COO)2 + H2SO4 :
a. Berdasarkan Teori
Diketahui: - Volume Pb(CH3COO)2 = 5 mL = 5 x 10-3 L
- Konsentrasi Pb(CH3COO)2 = 0,1 M
- Volume H2SO4 = 5 mL = 5 x 10-3 L
- Konsentrasi H2SO4 =1M
Ditanyakan: 1) mol Pb(CH3COO)2 = . . . ?
2) mol H2SO4 = . . . ?
Penyelesaian:
1) Mol Pb(CH3COO)2
n
M=
V
n=M.V
n = 0,1 . 5 x 10-3
n = 5 x 10-4 mol
2) Mol H2SO4

n
M=
V
n=M.V
n = 1 . 5 x 10-3
n = 5 x 10-3 mol
Pb(CH3COO)2 + H2SO4 PbSO4 + 2CH 3COOH
M: 5 x 10-4 mol 5 x 10-3 mol - -
B: 5 x 10-4 mol 5 x 10-4 mol 5 x 10-4 mol 5 x 10-4 mol
S: - 4,5 x 10-3 mol 5 x 10-4 mol 5 x 10-4 mol

 Massa PbSO4 = mol x Mr PbSO4


= 5 x 10-4 x ((1 x Ar Pb) + (1 x Ar S) + (4 x Ar O))
= 5 x 10-4 x ((1 x 207) + (1 x 32) + (4 x 16))
= 5 x 10-4 x (303)
= 0,1515 gram
b. Berdasarkan Praktikum
Diketahui: - Berat kertas saring kosong = 1,1 gram
- Berat kertas saring + endapan = 1,31 gram
Ditanyakan: Berapakah persentase endapan yang diperoleh ?
Penyelesaian:
Berat endapan (percobaan) = (berat kertas saring + endapan) – (berat kertas
saring kosong)
= 1,31 gram – 1,1 gram
= 0,21 gram
berat endapan (percobaan)
% endapan PbSO4 = x 100 %
berat endapan(teori)
0,21
= x 100 %
0,1515
= 138,61%

Untuk reaksi KOH + CuSO4 :


a. Berdasarkan Teori
Diketahui: - Volume KOH = 5 x 10-3 L
- Konsentrasi KOH = 0,117 M
- Volume CuSO4 = 5 x 10-3 L
- Konsentrasi CuSO4 = 0,3375 M
Ditanyakan: 1) Mol KOH= . . . ?
2) Mol CuSO4 = . . . ?
Penyelesaian:
1) Mol KOH
n=M.V
n = 0,117 . 5 x 10-3
n = 5,85 x 10-4 mol
2) Mol CuSO4
n=M.V
n = 0,3375 . 5 x 10-3
n = 1,68 x 10-3 mol
KOH + CuSO4 K2SO4 + Cu(OH)2
M: 5,85 x 10-4 mol 1,68 x 10-3 mol - -
B: 5,85 x 10-4 mol 5,85 x 10-4 mol 5,85 x 10-4 mol 5,85 x 10-4 mol
S: - 1,09 x 10-3 mol 5,85 x 10-4 mol 5,85 x 10-4 mol

 Massa K2SO4 = mol x Mr K2SO4


= 5,85 x 10-4 x ((2 x Ar K) + (1 x Ar S) + (4 x Ar O))
= 5,85 x 10-4 x ((2 x 39) + (1 x 32) + (4 x 16))
= 5,85 x 10-4 x (174)
= 0,10179 gram

b. Berdasarkan Praktikum
Diketahui: - Berat kertas saring kosong = 1,1 gram
- Berat kertas saring + endapan = 1,11 gram
Ditanyakan: Berapakah persentase endapan yang diperoleh ?
Penyelesaian:
Berat endapan (percobaan) = (berat kertas saring + endapan) – (berat kertas
saring kosong)
= 1,11 gram – 1,1 gram
= 0,01 gram
berat endapan (percobaan)
% endapan K2SO4 = x 100 %
berat endapan(teori)
0,01
= x 100 %
0,10179
= 9,82 %

G. PEMBAHASAN
Pada praktikum ini, Stoikiometri digunakan untuk menghitung kuantitas produk
yang dihasilkan dari sejumlah reaktan tertentu. Istilah rasio stoikiometri menunjuk pada
rasio reagen dimana akan menghasilkan reaksi yang sempurna, artinya seluruh reagen
habis bereaksi menghasilkan produk sehingga tidak akan ada reagen yang tersisa. Jika
campuran reagen bersifat non stoikiometri maka hanya reagen pembatas saja yang habis
bereaksi.
Dalam praktikum kali ini membahas tentang persentase endapan yang dihasilkan
berdasarkan reaksi stoikiometri. Stoikiometri sendiri adalah mengukur unsur-unsur dalam
hal ini adalah partikel atom, ion, molekul yang terdapat unsur atau senyawa yang terlibat
dalam reaksi kimia. Stoikiometri berhubungan dengan penentuan endapan. Praktikum ini
akan menghitung persentase endapan Pb asetat dan H2SO4. Selain itu, untuk menghitung
persentase bisa digunakan teori atau hukum-hukum dasar dalam stoikiometri.
Pada percobaan pertama Pb asetat dan H 2SO4 direaksikan yang menghasilkan
endapan PbSO4 dengan rumus reaksi :
Pb(CH3COOH)2(aq) + H2SO4(aq) PbSO4(aq) + 2 CH3COOH(aq) + H2(g)
Yang dimana PbSO4 (Pb sulfat) mengendap karena memiliki ciri yaitu : terendam
sempurna, murni dan larutan tersebut tidak mampu melewati kertas saring. Pb asetat yang
digunakan sebanyak 5 mL dan H2SO4 1M sebanyak 5 mL, Pb asetat yang mulanya
berwarna bening setelah ditambahkan H2SO4 warnanya berubah menjadi putih susu. Selain
perubahan warna terjadi juga perubahan bau dan terdapat endapan. Kemudian setelah
disaring, larutan menjadi bening, berbau asam dan terdapat endapan berwarna putih,
sedangkan sebelum disaring warna larutan putih tidak berbau dan terdapat endapan.
Endapan PbSO4 sebelum disaring dan setelah disaring berwarna sama. Hal in terjadi
dikarenakan dalam penyaringan terjadi pemisahan hasil reaksi yaitu PbSO4 dan CH3COOH.
Dalam proses penyaringan juga timbul perubahan bau dari yang tidak berbau menjadi
berbau asam. Hal ini dikarenakan hasil reaksi berupa CH3COOH yang berbau asam. Dalam
proses penyaringan agar mendapatkan hasil penyaringan yang tepat perlu diperhatikan
ketepatan dalam menggunakan kertas saring dan ketepatan atau kesesuaian antara peralatan
kertas saring pada corong.
Pada percobaan yang kedua KOH dan CuSO 4 direaksikan menghasilkan endapan
K2SO4 dengan rumus reaksi:
CuSO4(aq) + 2KOH(aq) K2SO4(s) + Cu(OH)2(aq)
Warna awal KOH adalah bening,dan warna awal CuSO4 adalah biru bening.Setelah
dicampurkan kedua larutan berwana biru muda dan terdapat endapan berwarna biru
dibagian bawah tabung reaksi. CuSO4 0,3775 M yang digunakan sebanyak 5 mL dan KOH
1M sebanyak 5 mL, selain perubahan warna terjadi juga perubahan endapan. Kemudian
setelah disaring,larutan menjadi biru dan warna air tanpa endapan adalah bening,
sedangkan sebelum disaring warna larutan biru bening dan terdapat endapan. Endapan
CuSO4 sebelum disaring dan setelah disaring warnanya biru.
Penyaringan pada praktikum ini bertujuan untuk memisahkan larutan atau filtrat
dengan endapan. Endapan akan tertinggal pada kertas saring sedangkan larutan akan jatuh
ke erlenmayer. Setelah penyaringan selesai, kertas saring beserta endapan kemudian di
oven untuk dikeringkan dari air untuk kemudian ditimbang. Proses penimbangan bertujuan
untuk mengetahui berat endapan sehingga dapat dihitung presentase endapan yang didapat
berdasarkan stoikiomatri.
Presentase endapan dapat diperoleh dengan membagi berat endapan dengan besar
nilai massa molekul relatif PbSO4 seniali 138,61%. Endapan PbSO4 yang terbentuk lebih
dari 100% karena endapan PbSO4 yang terbentuk akibat reaksi Pb(CH3COO)2 dengan
H2SO4 dimana Pb(CH3COOH)2 sepenuhnya berikatan dan membentuk endapan yang mana
berkaitan dengan nilai hasil kali kelarutan Pb(CH3COO)2 tersebut dalam pereaksiannya
adanya faktor air dengan senyawa H2SO4. Presentase endapan sebesar 1368,61%
dikarenakan semua campuran menjadi endapan yang dimana hal ini dapat dilihat dari berat
endapan 0,21 gram. Dan massa PbSO4 yaitu 0,1515 gram. Sementara itu untuk persentase
endapan K2SO4 senilai 9,8%. Endapan yang terbentuk kurang dari 100% karena endapan
K2SO4 yang terbentuk akibat reaksi KOH dengan CuSO4 dimana K2SO4 tidak sepenuhnya
berikatan membentuk endapan yang mana berkaitan dengan nilai hasil kali kelarutan KOH
Tersebut dalam pereaksinya dengan senyawa CuSO4. Persentase endapan sebesar 9,82%
dikarenakan semua campuran menjadi endapan yang dimana hal ini dapat dilihat dari berat
endapan 0,01 gram dan massa K2SO4 0,101709 gram.

H. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang sudah dilakukan, persentase endapan pada percobaan
pertama yaitu PbSO4 dapat dihitung atau diperoleh dari reaksi antara Pb(CH 3COO)2 dan
H2SO4 menghasilkan endapan PbSO4. Endapan dapat dipisahkan dengan larutan
menggunakan teknik penyaringan menggunakan kertas saring. Dari percobaan didapatkan
persentasenya 138,61%. Dan untuk perubahan warna menjadi putih karena terbentuknya
PbSO4. Pada percobaan kedua yaitu K2SO4 dapat dihitung atau diperoleh dari reaksi antara
CuSO4 dan 2KOH menghasilkan endapan K2SO4. Endapan dapat dipisahkan dengan
larutan menggunakan teknik penyaringan menggunakan kertas saring. Dari percobaan
didapatkan persentasenya 9.82%. Dan untuk perubahan warna biru muda dan terbentuk
endapan berwarna biru dibagian bawah tabung reaksi.

DAFTAR PUSTAKA
Anggraini M., B. Sarono, S. Waluyo, Rusyidi, dan Sujono, 2015, Pengendapan Uranium dan
Thorium Hasil Pelarutan Slagg II, Eksplorium, Vol. 36, Pp. 125-132.
Barsasella. D., 2012, Kimia Dasar, Jakarta : CV. Trans Info Media.
Chang. R., 2015, Kimia Dasar, Jakarta : Erlangga.
Ersam. T., Endah M., Endang P,. Ratna E., dkk., 2019, Kimia 1, Surabaya : Media
Bersaudara.

Anda mungkin juga menyukai