Anda di halaman 1dari 6

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, S., 2010. Prinsip Dasar Ilmu Giz. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Anam, C., Riyadi, NH., Andhita, NS. 2013. Aplikasi Edible Coating Pada Ubi Kayu
Dalam Pembuatan Permen Saga (Adenantera Pavonina) Terhadap
Karakteristik Sensoris, Umur Simpan Dan Kimia. Jurnal Teknosains Pangan. 2
(3) : 8
Andayani, R., 2011. Pengaruh Lama Penyimpanan Pada Suhu Kamar dan Lemari
Pendingin Terhadap Kandungan Protein Pada Dadih Kerbau dengan Metode
Kjeldahl. Scientia 1(1) : 53-58
Bahri, S. 2012. Karakteristik Enzim Amilase Dari Kecambah Biji Jagung Ketan,Jurnal
Natural Science, Vol 1 (1) : 1-2
Chang R. 2006. Kimia Dasar Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Edahwati, L., 2010. Perpindahan Massa Karbohidrat Menjadi Glukosa dari Buah
Kersen Dengan Proses Hidrolisis. Jurnal Peneliti Ilmu Teknik.10 (1): 1-5
Fanzi, Z. A., dan Nuqul, F. L., 2013. Beda Makanan, Beda Kemampuan Perhatian:
Studi Eksperimen Tentang Pengaruh Glycemic Index Caution Terhadap
Kemampuan Deteksi Sinyal. Jurnal Psikoislamika. 10 (1): 41-52.
Ginting, Tjurmin. 2000. Penuntun Praktikum Kimia Dasar I. Fakultas
Pertanian.
Hala, Yusminah. 2009. Penuntun Praktikum Biokimia Dasar. Jurusan Kimia
UNM. Makassar

FMIPA

Handito, D,. Yasa,I.W.S., dan Alamsyah, A., 2014. Petunjuk Praktikum Biokimia
Umum. Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri Universitas Mataram.
Mataram.
Ilmi,I.M. 2013. Aktivitas Enzim Lignin Peroksidase Oleh Gliomastix Sp. T3-7 Pada
Limbah Bonggol Jagung Dengan Berbagai Ph Dan Suhu. Jurnal Sains Dan
Semi Pomits. Vol 2 (1) : 1
Imamkhasani. 2000. Biokimia. Nutrisi dan Metabolisme. UI Press. Jakarta.
Katili, A.S., 2009. Struktur an Fungsi Protein Kolagen. Jurnal Pelangi Ilmu
2(5) : 19-29

Khotimah, K., Darius., Sasmito. 2013. Uji Aktivitas Senyawa Alga Coklat (Sargassum
Fillipendulla) Sebagai Antioksidan Pada Minyak Ikan Lemuru (Sardinella
Longiceps).Thpi Student Journal. 1 (1) : 4-5
Kusnandar, F. 2010. Kimia Pangan : Komponen Makro. Dian Rakyat. Jakarta.
Mangihut, S. T. 2009. Kimia Dasar. PT. Grafinda Persada. Jakarta.
Martoharsono. 2012. Biokimia 1. Gadjah Mada University. Yogyakarta.
Mita,F.2012. Laporan Raktikum Biokimia Air Liur. Http:Mitamurfauzis.Blogspot.Com
(Diakses Pada Tanggal 26 November 2014).
Mulyasa. 2009. Larutan Buffer. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Mukaromah, A.H., dan Yusrin. 2010. Proses Hidrolisis Onggogok Dengan Variasi
Asam Pada Pembuatan Ethanol. Prosiding Seminar Nasional Unimus.
Novitasari,Y. E. 2014. Screening Bakteri Termofilik Penghasil Enzim Amilase Dari
Sumber Air Panas Singgahan Tuban Jawa Timur. Unesa Journal Of Chemistry.
Vol 3 (3) : 1
Poedjiadi, A., dan Supriyanti, F.M.T., 2009. Dasar-dasar Biokimia. Universitas
Indonesia. Jakarta.
Pratana, Crys Fajar dkk. 2003. Kimia Dasar 2. Common Textbook. UM Press.
Malang.
Riyadi. 2008. Analisa Bahan Makanan Dan Pertanian. Leberty Yogyakarta.
Yogyakarta.
Sirajuddin, S., 2012. Petunjuk Praktikum Biokimia. Universitas Hasanuddin.
Makassar.
Surbakti, S. 2010. Asupan Bahan Makanan dan Gizi bagi Atlit Renang. Jurnal
Ilmu Keolahragaan. 8 (2) : 3.
Sumardjo, D., 2009. Pengatur Kimia Buku Panduan Kuliah Mahasiswa Kedokteran
dan Program Strata 1. Fakultas Bioksata. Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Setiawati. 2002. Biokimia I. Gajah Mada University Press. Jogjakarta.
Sudarmadji. 2005. Penuntun Dasar-Dasar Kimia. Lepdikbud. Jakarta.

Syahrir, S., Wirayawan, K.G., Prakkasi, A., Winogroho, Ramdania, W., 2009. Daya
Hambat Hidrolisis Karbohidrat Oleh Ekstrak Daun Murbei. Agripet.9 (2): 1-9
Tim Dosen Kimia. 2011. Penuntun Praktikum Biokimia Umum. Laboratorium
Biokimia Universitas Hasanuddin. Makassar.
Walton. 1998. Kamus Istilah Kimia Analitik Indonesia. Pusat Pembinaan dan
Pengembangan bahasa, Departemen pendidikan dan kebudayaan.
Zulfiky, 2003. Dasar-Dasar Biokimia. Bayumedia Publishing. Malang.
Larutan penyangga atau larutan buffer adalah larutan yang dapat
mempertahankan pH tertentu terhadap usaha mengubah pH seperti
penambahan asam, basa, ataupun pengenceran. Dengan kata lain, pH
larutan penyangga tidak akan berubah walaupun pada larutan tersebut
ditambahkan sedikit asam kuat, basa kuat atau jika larutan tersebut
diencerkan.

Larutan

buffer

penyangga.

Penyangga

mengandung

memiliki

zat

komponen

terlarut
asam

yang

basa

bersifat

mengatasi

penurunan pH. Asam dan basa ini merupakan pasangan konjugasi (Mangihut,
2009).
Larutan penyangga atau larutan buffer atau dapar merupakan suatu
larutan yang dapat mempertahankan nilai pH tertentu. Adapun sifat yang
paling menonjol dari larutan penyangga ini seperti pH larutan penyangga
hanya berubah sedikit pada penambahan sedikit asam kuat.Disamping itu
larutan penyangga merupakan larutan yang dibentuk oleh reaksi suatu asam
lemah dengan basa konjugatnya ataupun oleh basa lemah dengan asam
konjugatnya.Reaksi

ini

disebut

sebagai

reaksi

asam-basa

konjugasi.

Disamping itu mempunyai sifat berbeda dengan komponen-komponen


pembentuknya (Zulfiky, 2003).
Sifat dari larutan buffer yaitu pH larutan tidak berubah jika diencerkan
dan tidak berubah pula jika ditambahkan kedalamnya sedikit asam atau
basa. Pada dasarnya suatu larutan penyangga yang tersusun dari asam
lemah dan basa konjugasi merupakan suatu sistem kesetimbangan ion
dalam air, yang melibatkan adanya kesetimbangan air dan kesetimbangan
asam lemah. Di samping itu, terdapat ion basa konjugasi yang berasal dari
garam atau hasil reaksi antara asam lemah tersebut dengan basa kuat.
Buffer dapat di defenisikan sebagai campuran asam/basa lemah dengan
garamnya. Fungsi buffer adalah untuk mempertahankan pH larutan saat
ditambahkan asam/basa lemah dalam jumlah relatif sedikit. Kapasitas buffer
adalah parameter kuantitatif yang menunjukkan kekuatan (resistensi) untuk
mempertahankan pH. (Chang R, 2006).
Dalam berbagai aktivitas yang melibatkan reaksi-reaksi dalam larutan,
seringkali diperlukan pH yang harganya tetap. Perubahan pH suuatu system
seringkali memberikan dampak yang tidak diinginkan. Namun larutan
penyangga dapat mempertahankan pH system terhadap gangguan yang
dapat mengubah pH. Penyangga alami terdapat dalam tubuh makhluk hidup
maupun di alam (Mulyasa, 2009).
Kebutuhan buffer kadang menyulitkan karena hampis setiap analisis
membutuhkan kondisi pH tertentu yang relatif stabil. Karena banyaknya
macam dan jenis buffer, pemilihan buffer yang akan digunakan menjadi

masalha tersendiri. Dalam memilih buffer, yang harus diperhatikan adalah


pH

optimum

serta

sifat-sifat

biologisnya.

Banyak

jenis

buffer

yang

mempunyai dampak terhadap sistem biologis, aktivitas enzim, subtrat dan


kovaktor (Riyadi, 2008).
http://www.rumuskimia.net/2016/01/kegunaan-larutan-penyangga.html
Sofyatiningrum, Etty, dkk. 2007. Kimia SMA 2. Bumi Aksara: Jakarta
Sunarya, Yayan. 2007. Kimia Umum. Alkemi Grafisindo Press: Bandung
Linggih, S. R dan P. Wibowo. 1988. Ringkasan Kimia. Ganeca Exact. Bandung

Samik, Wahab. 2000. Ilmu Kesehatan Anak. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta

Syukri. 1999. Kimia Dasar 2. ITB. Bandung

Vogel. 1979. Textbook of Macro and Semimicro Qualitative Inorganic Analysis Fifth Edition.
Longman Group. New York

Anda mungkin juga menyukai