Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN MINGGUAN PRAKTIKUM

KIMIA DASAR I

ACARA IV

REAKSI REDOKS

DISUSUN OLEH :

SISTA ELIYANI PUTRI

G1C019063

PROGRAM STUDI KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS MATARAM

2019
ACARA IV

REAKSI REDOKS

A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1. Tujuan Praktikum
Menentukan reaksi reduksi-oksidasi (redoks)
2. Waktu Praktikum
Kamis, 3 Oktober 2019
3. Tempat Praktikum
Lantai III, Laboratorium Kimia Dasar, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam, Universitas Mataram.
B. LANDASAN TEORI
Kimia adalah ilmu yang menjawab segala pertanyaan apa, mengapa, bagaimana
gejala alam yang berkaitan dengan komposisi, struktur dan sifat perubahan suatu zat.
Kimia membahas sistem yang cukup kompleks mulai dari atom, molekul, serta
senyawanya. Salah satu pembahasan ilmu kimia yaitu redoks, konsep reaksi redoks
menjelaskan kemampuan menentukan zat yang bertindak sebagai reduktor dan
oksidator( Resi Salyani dkk, 2018 : 7-14).
Ketika konsep elektron belum ditemukan, pengertian reaksi redoks berkaitan
dengan proses pelepasan dan pengikatan oksigen oleh suatu unsur atau senyawa.
Proses respirasi merupakan salah satu contoh dari reaksi redoks dengan pengertian ini.
Pada saat resprasi secara keseluruhan reaksi yang terjadi menggunakan oksigen untuk
mengoksidasi karbohidrat sehingga terrain menjadi karbondioksida dan air. Setelah
ditemukannya konsep elektron, konsep redoks berkembang menjadi reaksi yang
ditandai dengan adanya serah terima elektron (Shinta Dewi, 2008 : 146-147).
Dalam reduksi dan oksidasi yaitu penurunan dan kenaikan bilangan-bilangan
oksidasi dihasilkan dari perpindahan elektron-elektron. Dalam proses ini bilangan
oksidasi dari atom pertama turun, dan bilangan oksidasi kedua naik. Reduksi dan
oksidasi harus selalu terjadi bersama-sama dan harus diimbangi satu terhadap lain. Zat
pengoksidasi didefinisikan sebagi senyawa yang mengandung atom yang
menunjukkan suatu penurunan dalam bilangan oksidasi sedangkan zat pereduksi
adalah senyawa yang mengandung atom yang meununjukkan suatu kenaikann dalam
bilangan oksidasi ( Harjdono Sastromidjojo, 2016 : 111-112).
Reaksi redoks ialah reaksi dimana terdapat perubahan bilangan oksidasi ,
valensi, atau muatan. Dalam reaksi redoks selalu terdapat unsure yang teroksidasi
bersama-sama dengan unsure yang tereduksi sebab redoks terjadi karena perpindahan
elektron. Reduktor melepaskan elektron sedang oksidator menangkap elektron
tersebut. Melepaskan satu electron menaikkan satu biloks satu angka begitu juga,
sebaliknya menerima electron berarti nilai biloks turun satu angka (W.Harjadi, 2018 :
43).

C. ALAT DAN BAHAN


1. Alat-alat praktikum
a. Batang pengaduk
b. Penjepit kayu
c. Pipe tetes
d. Pipet ukur
e. Rak tabung reaksi
f. Tabung reaksi
g. Water bath
2. Bahan-bahan praktikum
a. Larutan CuSO4 0,5 M
b. Larutan FeCl3 0,1 M
c. Larutan H2SO2 0,1 M
d. Larutan H2SO4 1 M
e. Larutan MnO2
f. Larutan Kanji ( Amilum )
g. Larutan KI
h. Larutan Cu
i. Larutan ZnSO4 0,5 M
j. Padatan Zn
D. PROSESDUR PERCOBAAN
1. Reaksi 2 mL larutan CuSO4 0,5 M dan logam Zn
a. Dimasukkan 2 mL larutan CuSO4 ke dalam tabung reaksi
b. Ditambahkan logam Zn ke dalam larutan tersebut
c. Dibiarkan beberapa menit
d. Dicatat apa yang terjadi
2. Reaksi 2mL larutan ZnSO4 0,5 M dan logam Cu
a. Dimasukkan 2mL larutan ZnSO4 0,5 M ke dalam tabung reaksi
b. Ditambahkan logam Cu kedalam larutan tersebut
c. Dibiarkan beberapa menit
d. Dicatat apa yang terjadi
3. Reaksi larutan H2O2 0,1 M dan MnO2
a. Dimasukkan 10 tetes larutan H2O2 0,1 M ke dalam tabung reaksi
b. Ditambahkan MnO2 untuk mengkatalis reaksi disproposional
c. Dicatat apa yag terjadi
4. Reaksi larutan H2O2 0,1 M, H2SO4 0,1 M, KI 0,1 M dan amilum
a. Dimasukkan 5 tetes larutan H2O2 0,1 M ke dalam tabung reaksi
b. Ditambahkan 5 tetes larutan H2SO4 0,1 M
c. Ditambahkan 10 tetes larutab KI 0,1 M
d. Ditambahkan 1 tetes larutan amilum
e. Dicatat perubahan yang terjadi
5. Reaksi FeCl3 0,1 M, H2SO4 1 M, KI 0,1 M, dan amilum
a. Dimasukkan 5 tetes FeCl3 0,1 M ke dalam tabung reaksi
b. Ditambahkan 10 tetes H2SO4 1 M
c. Ditambahkan 10 tetes larutan KI 0,1 M
d. Dipanaskan di waterbath
e. Ditambahkan 1 tetes larutan amilum
f. Dicatat perubahan yang terjadi
E. HASIL PENGAMATAN
Tabel 1.1 Hasil reaksi
NO Reaksi Hasil Pengamatan
1. 2mL larutan CuSO4 0,5 M + logam Sebelum direaksikan warna awal
Zn larutan CuSO4 berwarna biru, tetapi
ketika direaksikan dengan logam Zn
warna larutan berubah menjadi bening
2. 2mL larutan ZnSO4 0,5 M + logam Tidak mengalami perubahan apapun
Cu
3. 5 tetes larutan H2O2 0,1 M + Menghasilkan endapan , dan
larutan MnO2 perubahan warna pada bagian atas
berwarna abu kehitaman, sedangkan
pada bagian bawah berwarna bening
4. 5 tetes larutan H2O2 0,1 M Saat H2O2 direaksikan dengan H2SO4
+ 5 tetes larutan H2SO4 0,1 M mengalami perbuhan warna yaitu
+ 10 tetes larutan KI menjadi bening dan berkarat, saat
+ 1 tetes amilum direaksikan lagi dengan larutan KI
warna berbuah menjadi kuning, dan
menjadi warna hitam saat direaksikan
lagi dengan larutan amilum
5. 5 tetes larutan FeCl3 0,1 M Saat FeCl3 direaksikan dengan H2SO4
+ 10 tetes larutan H2SO4 1M saja belum terjadi perubahan apapun,
+ 10 tetes larrutan KI 0,1 M tetapi saat direaksikan lagi dengan
(dipanaskan larutan KI terjadi perbahan warna dari
+ 1 tetes larutan amilum kuning menjadi kuning kecolatan dan
mengalami perubahan lagi saat
dipanaskan menjadi oren kecoklatan
hasil akhir setelah direaksikan lagi
dengan larutan amilum, larutan
tersebut berubah menjadi warna hitam
dan tidak mengalami pengendapan

F. ANALISIS DATA
1. Reaksi larutan CuSO4 0,5 M dengan logam Zn
CuSO4(aq) + Zn(s) ZnSO4(aq) + Cu(s)
+2+6-2 0 +2+6-2 0

Reduksi

Oksidasi
Reduksi : Cu2+ + 2e- Cu
Oksidasi : Zn Zn2+ + 2e-
Cu2+(aq) + Zn(s) Cu(s) + Zn2+(aq)
2. Reaksi larutan ZnSO4 0,5 M dengan logam Cu
ZnSO4(aq) + Cu(s) (tidak mengalami reaksi )
3. Reaksi disproporsionasi H2O2 dengan katalis MnO2
2H2O2(aq) MnO2 2H2O(l) + O2(g)
+1-1 +1-1 0

Reduksi
Oksidasi
Reduksi : 2H2O2 + 4H+ + 4e- 4H2O
Oksidasi : 2H2O2 2O2 + 4H+ + 4e-
2H2O2(aq) 2H2O(l) + O2(g)
4. Reaksi H2O2 , H2SO4 , KI dan larutan amilum
H2O2 + H2SO4 + 2KI amilum K2SO4 + 2H2O + I2
+1-1 +1+6-2 +1-1 +6-1 +1-2 0

Reduksi
Oksidasi
Reduksi : H2O2 + 2H+ + 2e- 2H2O
Oksidasi : 4I - 2I2 + 2H+ 2e-
H2O2(aq) + 4I-(aq) 2H2O + 2I2(g)
5. Reaksi FeCl3 , H2SO4 , KI dan larutan amilum
2FeCl3(aq) + 2H2SO4(aq) + 6KI amilum 2FeSO4(aq) + 6KCl + 4HI(aq) + I(g)
Reduksi
Oksidasi
Reduksi : 2Fe+3 + e- 2Fe+2
Oksidasi : 6I - 3I2+ + e-
2Fe+3(aq) + 6I-(aq) 2Fe+2(aq) + 3I2(g)
G. PEMBAHASAN
Pada praktikum ini membahas tentang reaksi redoks dimana yang bertujuan untuk
menetukan reaksi reduksi-oksidasi(redoks). Reaksi redoks adalah reaksi kimia yang
disertai perubahan bilangan oksidasi. Reaksi oksidasi adalah reaksi kimia yang
ditandai dengan kenaikan bilangan oksidasi sedangkan reaksi reduksi ditandai dengan
penurunan bilangan oksidasi. Dalam percobaan ini dilakukan sebanyak lima kali
percobaan dengan zat yang berbeda.
Pada percobaan pertama zat yang digunakan yaitu larutan CuSO 4 dengan
ditambahkan logam Zn hasil yang didapatkan dari percobaan tersebut adalah adanya
perubahan yang terjadi dari segi warna yaitu logam Zn menjadi kecoklatan seperti Cu
dan larutannya berubah menjadi warna bening, hal tersebut dikarenakan CuSO4
mengalami reduksi yang akan mangasilkan logam Cu karena adanya perubahan biloks
dari +2 menjadi 0, dan beigitu juga dengan logam Zn mengalami oksidasi dan
menghasilkan ZnSO4 karena Zn mengalami perubahan biloks dari 0 menjadi +2.
Pada percobaan kedua zat yang digunakan yaitu larutan ZnSO 4 dengan
ditambahkan logam Cu hasil yang didapatkan yaitu, tidak adanya reaksi atau
perubahan apapun karena pada deret volta Zn berada disebelah kiri Cu, maka Zn tidak
dapat mereduksi Cu berdasarkan deret volta. Logam yang berada disebelah kiri tidak
dapat mereduksi karena potensial reduksinya menghasilkan negative maka reaksi tidak
berlangsung spontan.
Pada percobaan ketiga zat yang digunakan yaitu H2O2 dan MnO2 untuk
mengkatalisator atau mempercepat reaksi. Percobaan reaksi ini termasuk dalam reaksi
disproposionasi yaitu reaksi redoks yang dialami oleh suatu zat sekaligus. Setelah
penambahan MnO2 larutan berubah dari bening menjadi hitam dan terdapat endapan.
Warna hitam tejadi karena larutan MnO2 dalam larutan H2O2 dan menghasilkan H2O
dan O2. Sehinga reaksi ini termasuk reaksi spontan.
Pada percobaan keempat zat yang digunakan yaitu H2O2 , H2SO4 , KI dan larutan
amilum. Saat H2O2 direaksikan dengan H2SO4 tidak ada perubaha yag terjadi, saat
ditambahkan larutan KI terjadi perubahan warna menjadi kuning kecoklatan karena
adannya kandungan iodine pada KI, dan perubahan warna terjadi lagi saat larutan
tersebut ditambahkan dengan larutan amilum warna larutan menjadi warna hitam.
Dapat simpulkan bahwa reaksi ini berlangsung spontan
Pada percoban kelima zat yang digunakan FeCl3 , H2SO4 , KI dan larutan amilum.
Saat FeCl3 ditambahkan H2SO4 belum terjadi apapu tetap dengan warna awal yaitu
kuning. FeCl3 sebagai oksidator dan penambahan H2SO4 berfungsi untuk member
suasana asam agar terjadi reaksi antara FeCl3 dengan KI. Saat ditambahkan larutan KI
terjadi sedikit perubahan warna menjadi kuning kecoklatan. Larutan dipanaskan untuk
mempercepat reaksi, karena saat kenaikan suhu dapat mempercepat tumbukan partikel
sehingga mempercepat pencapaian energy aktivasi. Setelah ditambahkan amilum dan
terjadi perubahan warna menjadi hitam karena adanya I2 dalam reaksi redoks, karena
fungsi penambahan amilum yairu sebagai indicator untuk mengetahui adanya I2. KI
berfungsi sebagai indicator adanya amilum.
H. KESIMPULAN
Jadi dari hasil percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa reaksi
redoks terjadi apabila adanya perubahan atau perpindahan electron dari reduktor
ke oksidator. Reaksi redoks berlangsung spontan jika sel voltanya bernilai positif
dan sebaliknya. Adapun reaksi disproposionasi reaksi yang oksidator dab
reduktornya merupakan zat yang sama.
DAFTAR PUSTAKA

Dewi, S. 2008. Ekspedisi ke Planet Kimia.Bandung : Kiblat Buku Utama.

Hardjono,S. 2016. Kimia Dasar.Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Resi,S dkk. 2018. Pengembangan Buku Saku Materi Reksi Reduksi Oksidari(Redoks) d

MAN Model Banda Aceh.Jurnal IPA dan Pembelajaran IPA. 02(01) : 7-14.

W,Harjadi. 2018. Stokiometri Edisi Kedua. Bogor : IPB press.


I. LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai