Anda di halaman 1dari 8

VARIASI KONTINYU

Ahmad Fadil Hilmi


113020079
Asissten : Nadya Charisma

ABSTRACT

The purpose of this experiment was to determine the outcome of chemical reactions of the
experiment, in addition to praktikan can easily write down the formula of a compound and study
the stoichiometry.
The principle of this experiment is based on continuous variation method, which conducted a
series of observations of the same total molar quantity. But the quantity of each reagent change.
One one of the selected physical properties examined such as: mass, volume, temperature and
absorption. Therefore, the quantity of different reagents, price changes physical properties of
these systems can be used to predict the stoichiometry of the system.

PENDAHULUAN Prinsip Percobaan


Prinsip percobaan ini berdasarkan
metode Variasi Kontinyu, dimana
Latar Belakang dilakukan sederet pengamatan kuantitas
Ilmu kimia adalah ilmu yang molar totalnya sama. Tapi masing-
berdasarkan percobaan. Mempelajari masing kuantitas pereaksi berubah-ubah.
ilmu kimia, seseorang dapat menuliskan Salah salah satu sifat fisika dipilih
rumus dari suatu senyawa kimia. Dalam diperiksa seperti : massa, volume, suhu
percobaan variasi kontinyu ini dilakukan dan daya serap. Oleh karena itu
sederetan pengamatan yang kuantitas kuantitas pereaksi berlainan, perubahan
molar totalnya sama, tetapi masing- harga sifat fisika dari sistem ini dapat
masing kuantitas pereaksinya bervariasi. digunakan untuk meramalkan
Salah satu sifat fisika tertentu diperikasa stoikiometri sistem. Terdapat beberapa
seperti massa, volume, suhu atau daya hukum yang mendasari percobaan ini,
serap. Oleh karena itu kuantitas yaitu : Hukum boyle Pada suhu tetap,
pereaksinya berlainan. Perubahan harga hasil kali tekanan dengan volume dari
sifat fisika dari sistem ini dapat sejumlah gas tertentu adalah tetap.
digunakan untuk meramalkan Hukum Gay Lussac Bila diukur pada
stoikiometri sistem (Sutrisno, 2011). suatu tekanan sama, volume gas-gas
yang berinteraksi dan volume gas-gas
Tujuan Percobaan hasil reaksi berbanding sebagai bilangan
Tujuan dari percobaan ini adalah bulat dan bilangan sederhana. Hukum
untuk menentukan hasil reaksi kimia Dalton (tekanan parsial) Tekanan total
dari percobaan, selain itu agar praktikan dari campuran berbagai macam gas
dapat dengan mudah menuliskan rumus sama dengan jumlah tekana parsial dari
dari suatu senyawa dan mempelajari gas-gas yang saling bercampur
stoikiometri. tersebut.
Jurnal Kimia Dasar Variasi Kontinyu

TINJAUAN PUSTAKA 5. Hukum Avogadro (Avogadro,1811)


Pada tahun 1811 Amadeo Avogadro
(1776-1856), seorang ahli kimia
Dikenal lima Hukum Dasar Ilmu berkebangsaan Itali, mengemukakan
Kimia yaitu : hipotesisnya yang berbunyi Pada
1. Hukum Kekekalan Massa tekanan dan temperatur yang sama,
(Lavoiser,1785) semua gas yang volumenya sama
Pada tahun 1785 Antoine Laurent mengandung jumlah molekul yang sama
Lavoiser (1743-1793), seorang ahli banyaknya (Resparti, 1992).
kimia berkebangsaan Perancis, Untuk menyederhanakan jumlah
mengemukakan bahwa Massa suatu zat partikel digunakan konsep mol. Mol
baik sebelum maupun sesudah reaksi menyatakan satuan jumlah zat. Satuan
selalu sama. Jadi, pada setiap reaksi jumlah zat ini sama halnya dengan
kimia tidak akan terjadi perubahan penyederhanaan jumlah suatu barang.
massa. Penyederhanaan ini perlu dilakukan
2. Hukum Kekekalan Tetap karena proses kimia yang berlangsung
(Prost,1799) dalam kehidupan sehai-hari melibatkan
Pada tahun 1799 Joseph Louis kesimpulan partikel sangat kecil yang
Proust (1760-1841), seorang ahli kimia jumlahnya sangat besar. 1 mol zat
berkemangsaan Perancis, mengandung 6,02 x 1023 partikel.
mengemukakan Pada suatu proses Dimana bilangan tersebut merupakan
reaksi kimia, massa zat yang bereaksi bilangan Avogadro.
dengan sejumlah tertentu zat lain, selalu Rumus empiris adalah rumus yang
tetap. Dengan perkataan lain hukum ini paling sederhana yang menyatakan
menyatakan bahwa susunan suatu perbandingan atom-atom dari berbagai
senyawa yang murni tidak bergantung unsur dalam senyawa.
pada cara pembuatannya. Beberapa sistem konsentrasi, antara
3. Hukum Kelipatan Perbandingan lain :
(Dalton,1805) 1. Molaritas
Pada permulaan abad ke-19 John Sistem ini didasarkan pada volume
Dalton (1766-1844), seorang ahli fisika larutan dan digunakan dalam prosedur
berkebangsaan Inggris, mengemukakan laboratorium yang jumlahnya diukur.
Bila dua zat atau unsur dapat M = mol zat terlarut = mol zat terlarut
membentuk lebih dari satu senyawa, Volume larutan L (larutan)
maka untuk massa salah satu unsur yang 2. Normalitas
sama banyakanya, perbandingan; Normalitas didefinisikan sebagai
perbandingan massa unsur yang kedua jumlah perkalian antara konsentrasi
dalam senyawa pertama terhadap larutan dalam Molar dengan elektron
senyawa kedua akan berbanding sebagai valensi.
bilangan yang bulat dan mudah.
4. Hukum Perbandingan Volume (Gay N = Molaritas x elektron valensi
Lussac) 3. Persen berat
Joseph Louis Gay Lussac (1778- Pada sistem ini memperinci jumlah
1850) mengemukakan Volume gas-gas gram solut per 100 gram larutan
yang turut serta dalam suatu reaksi yang
% zat X = massa zat terlarut (g) x 100%
diukur pada tekanan dan temperatur
Massa larutan
yang sama berbanding sebagai bilangan
yang bulat dan mudah.
Jurnal Kimia Dasar Variasi Kontinyu

4. Ppm (part per million) CuSO4 temperatur


Sistem ini menyatakan bagian suatu campuran
komponen dalam satu juta bagian suatu tersebut. Ulangi
campuran. percobaan
5 ml 10 ml menggunakan
Ppm = mg campuran
Volume (ml) 10 ml NaOH dan
20 ml CuSO4,
(Anonim, 2010) 20 ml NaOH dan
15 ml 20 ml 10 ml CuSO4,
serta 25 ml
METODELOGI PERCOBAAN NaOH dan 5 ml
larutan CuSO4.
25 ml Cantumkan hasil
Alat yang Digunakan NaOH+CuSO4 pengamatan pada
Alat yang digunakan dalam tabel.
percobaan variasi kontinyu ini
diantaranya gelas kimia, batang
pengaduk, pipet seukuran, pipet ukur, 5 ml NaOH +
filler dan termometer. 25 ml CuSO4
Bahan yang Digunakan
Bahan yang digunakan dalam
percobaan adalah CuSO4 1 M, NaOH 10 ml NaOH
2M, HCl dan H2SO4. + 20 ml
CuSO4
Metode Percobaan
Metode percobaan ini dilakukan
dengan cara mencampurkan larutan
CuSO4 1 M dan NaOH 2 M serta NaOH 15 ml NaOH
dan HCl. Kemudian diukur perubahan + 15 ml
temperatur larutan tersebut. CuSO4
Tabel 1. Tabel Gambar dan Langkah
Percobaan Variasi Kontinyu
No. Gambar Langkah
Percobaan 20 ml NaOH
1. NaOH Masukan 5 ml + 10 ml
NaOH 1 M CuSO4
kedalam gelas
kimia dan catat
5 ml 10 ml temperaturnya.
Setelah itu 25 ml NaOH
diaduk dan + 5 ml CuSO4
tambahkan 2. NaOH Kedalam 5 buah
15 ml 20 ml 25 ml larutan gelas kimia,
CuSO4 1 M yang masukkan
diketahui berturut-turut 5,
temperatur 5 ml 10 ml 10, 15, 20, 25 ml
25 ml awalnya. Amati larutan NaOH
Jurnal Kimia Dasar Variasi Kontinyu

dan kedalam mungkin terjadi


5 buah gelas jika
kimia lainnya dibandingkan
masukkan dengan
15 ml 20 ml berturut-turut 5, percobaan
10, 15, 20, 25 ml sebelumnya.
larutan HCl.
Temperatur dari
25 ml tiap-tiap macam
HCl larutan diukur, HASIL PENGAMATAN
dicatat kemudian
diambiil rata-
ratanya (ini dalah Hasil Pengamatan
5 ml 10 ml Tmula-mula/TM). Tabel 2. Hasil Pengamatan Campuran
Setelah itu Larutan NaOH 1 M dan CuSO4 1 M
kemudian kedua N C T mmol mmol mmol
macam larutan a u (oC) NaOH CuSO4 NaOH
15 ml 20 ml ini decampurkan. O S (mmol) (mmol) : mmol
H O4 CuSO4
Perubahan
5 25 4 5 25 0,2
temperatur yang
10 20 3,5 10 20 0,5
terjadi selama
15 15 2,5 15 15 1
25 ml pencampuran ini 20 10 2 20 10 2
diamati dan 25 5 1,5 25 5 5
NaOH + HCl
dicatat sebagai (Sumber : Ahmad Fadil Hilmi, Meja 2,
temperatur akhir Kelompok D, 2011)
(TA), dimana
perubahan Grafik 1. Grafik Hubungan antara
5 ml NaOH +
temperatur (T) mmol NaOH:mmol CuSO4 vs T
25 ml HCl
yaitu selisih dari
4.5
TA dan TM T maks
(T=TA-TM). 4 (0,2; 4)
Setelah T 3.5
10 ml NaOH
didapat
+ 20 ml HCl 3
kemudian
buatlah grafik 2.5
T
antara T 2 T min
(sumbu Y) dan (5; 1,5)
15 ml NaOH 1.5
perbandingan
+ 15 ml HCl 1
mmol basa :
mmol asam 0.5
(sumbu X).
0
Lakukan 0 2 4 6
20 ml NaOH
percobaan yang mmol NaOH : mmol CuSO4
+ 10 ml HCl
sama terhadap
campuran NaOH (Sumber : Ahmad Fadil Hilmi, Meja 2,
dan H2SO4, Kelompok D, 2011)
perbedaan
25 ml NaOH
apakah yang Tmaks (0,2;4) dan Tmin (5;1,5).
+ 5 ml HCl
Jurnal Kimia Dasar Variasi Kontinyu

Tabel 3. Hasil Pengamatan Campuran molaritas, normalitas, molalitas, ppm


Larutan NaOH 1 M dan HCl 1 M dan ppb (Anonim, 2010).
N H T mmol mmol mmol Macam-macam stoikiometri, antara
a C (oC) NaOH HCl NaOH lain :
O l (mmol) (mmol) : mmol 1. Stoikiometri Gas, merupakan suatu
H HCl bentuk khusus, dimana reaktan dan
25 5 1,5 25 5 5 produk seluruhnya berupa gas. Dalam
20 10 2,5 20 10 2
kasus ini, koefisien zat (yang
15 15 5 15 15 1
menyatakan perbandingan mol dalam
10 20 5,5 10 20 0,5
5 25 3,5 5 25 0,2
stoikiometri reaksi) juga sekaligus
menyatakan perbandingan volume
(Sumber : Ahmad Fadil Hilmi, Meja 2,
antara zat-zat yang terlibat.
Kelompok D, 2011)
2. Stoikiometri Larutan, merupakan
satu komponen yang menentukan
Grafik 2. Grafik Hubungan antara
keadaan larutan apakah sebagai padatan,
mmol NaOH:mmol HCl vs T
cairan atau gas yang disebut solvent dan
6 T maks komponen lainnya disebut solute.
(0,5; Jumlah zat terlarut yang dapat dilarutkan
5 5,5) dalam suatu pelarut sangat beragam.
3. Stoikiometri Reaksi, merupakan
4
persamaan kimia yang menyatakan
T 3 jumlah atom/molekul yang terlibat
dalam reaksi kimia. Banyaknya atom
2 yang terlibat dapat diungkapkan dalam
T min persamaan kimia, yakni ditunjukkan
(5; 1,5) oleh koefisien reaksinya. Koefisien pada
1
persamaan kimia menunjukkan
0 perbandingan jumlah mol zat-zat yang
0 2 4 6 bereaksi dan zat hasil reaksi
mmol NaOH : mmol HCl (Hiskia, 2011).
Natrium hidroksida murni
(Sumber : Ahmad Fadil Hilmi, Meja 2, berbentuk putih padat dan tersedia
Kelompok D, 2011) dalam bentuk pelet, serpihan, butiran
ataupun larutan jenuh 50%. Ia bersifat
T maks (0,5;5,5) dan T min (5;1,5). lembab cair dan secara spontan
menyerap karbon dioksida dari udara
Pembahasan bebas. Ia sangat larut dalam air dan akan
Percobaan stoikiometri di bidang melepaskan panas ketika dilarutkan. Ia
pangan berfungsi untuk menghitung juga larut dalam etanol dan metanol,
berat sampel yang harus ditimbang walaupun kelarutan NaOH dalam kedua
untuk proses analisis, menghitung cairan ini lebih kecil daripada kelarutan
volume pelarut untuk proses pelarutan KOH. Ia tidak larut dalam dietil eter dan
sampel, membantu proses pembuatan pelarut non-polar lainnya. Larutan
pereaksi, menghitung jumlah kalor yang natrium hidroksida akan meninggalkan
diserap atau dilepas pada suatu reaksi, noda kuning pada kain dan kertas.
menghitung kadar suatu unsur dalam Massa molar 39,9971 g/mol.
suatu sampel makanan dan mengetahui Penampilan zat padat putih. Densitas
nilai suatu senyawa dalam satuan 2,1 g/cm, padat. Titik leleh 318 C
Jurnal Kimia Dasar Variasi Kontinyu

(591 K). Titik didih 1390 C (1663 K).


Kelarutan dalam air 111 g/100 ml + NaOH
(20 C) Kebasaan (pKb) -2,43 (Anonim,
2011).
Asam klorida adalah larutan [Cu(H2O)6]2+ [Cu(H2O)4(OH)2]
akuatik dari gas hidrogen klorida (HCl). (Jim, 2007)
Asam klorida merupakan cairan yang
sangat korosif dan termasuk kedalam
asam kuat. Massa molar 36,46 g/mol KESIMPULAN DAN SARAN
(HCl). Penampilan cairan tak berwarna
sampai dengan kuning pucat. Densitas
1,18 g/cm3 (variable). Titik leleh Kesimpulan
27,32 C (247 K) larutan 38%. Titik Berdasarkan percobaan variasi
didih 110 C (383 K) larutan 20,2%; kontinyu ini dapat disimpulkan bahwa
48 C (321 K), larutan 38%. Kelarutan variasi kontinyu merupakan metode
dalam air tercampur penuh. Keasaman yang dilakukan sederet pengamatan
(pKa) 8,0. Viskositas 1,9 mPas pada pada suatu campuran larutan yang
25 C, larutan 31,5% (Anonim, 2011). jumlah molar totalnya sama, tetapi
Tembaga (II) sulfat merupakan jumlah masing-masing larutan berubah-
padatan kristal biru, CuSO4.5H2O ubah sehingga berpengaruh pada suhu
triklini. Pentahidratnya kehilangan 4 campuran larutan tersebut yang berubah-
molekul air pada 1100 C dan yang ke ubah pula. Dari grafik percobaan
lima pada 1500C membentuk senyawa campuran larutan antara NaOH 1 M dan
anhidrat berwarna putih. Pentahidrat ini CuSo4 1 M, didapat suhu maksimal
dibuat dengan mereaksikan tembaga (II) campuran sebesar (0,2;4o) dan suhu
oksida atau tembaga (II) karbonat minimal campuran sebesar (5;1,5o) serta
dengan H2SO4 encer, larutannya dari grafik percobaan campuran larutan
dipanaskan hingga jenuh dan pentahidrat antara NaOH 1 M dan HCl 1 M, didapat
yang biru mengkristal jika didinginkan suhu maksimal campuran sebesar
(Annisa, 2008). (0,5;5,5o) dan suhu minimal campuran
Ion yang paling sederhana dalam sebesar (5;1,5o).
bentuk tembaga dalam larutan adalah
ion berwarna biru heksaaquotembaga(II) Saran
[Cu(H2O)6]2+. Ion hidroksida Saran yang ingin penulis sampaikan
(misalnya larutan natrium hidroksida) adalah perlunya penambahan fasilitas
menggantikan ion hidrogen dari ligan air alat-alat laboratorium seperti filler dan
dan kemudian melekat pada ion gelas kimia sehingga kegiatan praktikum
tembaga. Setelah ion hidrogen dapat berjalan dengan cepat, lancar serta
dihilangkan dari dua molekul air, akan efektif dan efisien.
diperoleh kompleks tidak bermuatan
kompleks netral. Kompleks ini tidak
larut dalam air dan terbentuk endapan.
DAFTAR PUSTAKA
[Cu(H2O)6]2+ + 2OH-
[Cu(H2O)4(OH)2] + 2H2O
Pada tabung reaksi, perubahan Hiskia Achmad, (2011), Stoikiometri
warna yang terjadi adalah: Energetika Kimia. PT. Citra
Aditya Bakti, Bandung.
Jurnal Kimia Dasar Variasi Kontinyu

Resparti, (1992), Dasar-Dasar Ilmu


Kimia. Rineka Cipta, Jakarta.

Sutrisno, E.T, (2011). Penuntun


Praktikum Kimia Dasar.
Universitas Pasundan, Bandung.

Underwood A.L dan Day JR. A. (1983),


Analisis Kimia Kuantitatif,
Erlangga, Jakarta.

Anonim, (2010), Stoikoimetri Kimia.


www. kimia.upi.edu.com. Accessed
: 24 Oktober 2011.

Anonim, (2011), Asam Klorida.


http://id.wikipedia.org/wiki/Asam_
klorida. Accessed : 27 Oktober
2011.

Anonim, (2011), Natrium Hidroksida.


http://id.wikipedia.org/wiki/Natriu
m_hidroksida. Accessed : 27
Oktober 2011.

Clark, Jim, (2007), Reaksi ion tembaga


(II) dalam larutan. www.chem-is-
try.org/materi_kimia/kimia_anorga
nik1/logam transisi/tembaga-
anorganik/. Accessed : 28 Oktober
2011.
Jurnal Kimia Dasar Variasi Kontinyu

LAMPIRAN

GRAFIK HUBUNGAN ANTARA


mmol NaOH : mmol CuSO4 vs T
4.5

4 T maks (0,2; 4)

3.5

2.5
T
2 T min (5; 1,5)
1.5

0.5

0
0 1 2 3 4 5 6
mmol NaOH : mmol CuSO4

GRAFIK HUBUNGAN ANTARA


mmol NaOH : mmol HCl vs T
6
T maks
(0,5; 5,5)
5

T 3

2
T min
(5; 1,5)
1

0
0 1 2 3 4 5 6
mmol NaOH : mmol HCl

Anda mungkin juga menyukai