Anda di halaman 1dari 18

PERCOBAAN 2

PENENTUAN KALOR PEMBAKARAN ZAT

LAPORAN PRAKTIKUM
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Praktikum Kimia Fisika
Yang dibina Ibu Dr. Nazriati, M.Si dan Ibu Safwatun Nida, S.Si., M.Pd

Oleh Kelompok 3 :

1. Eltrida Hardiyanti (15035160 )


2. Nurmaula Idba (15035160 )
3. Putri Dewi Anjar W (15035160 )
4. Risty Triskarevi R (150351605683)
Offering B

PRODI PENDIDIKAN IPA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


MEI 2017
A. TUJUAN
1. Dapatmenentukankalorpembakarandenganmenggunakan
Parr Adiabatic Bomb Kalorimeter
2. DapatmengaplikasikanHukum I Termodinamika
B. ALAT dan BAHAN
Alat: Bahan:
Parr Adiabatic Bomb Calorimeter Air
Neraca Analitik Naftalena
Stopwatch Briket
Botol semprot Gas oksigen
Termometer Larutran Standar Na2CO3
Erlenmeyer 0,0725 N
Buret Indikator metal merah
Aquades

MSDS
Naftalena
Sangatberbahayakhususnyabilatertelan.Bahayadal
amkhususnyakontakterhadapmata,
kontakkulitmenyebabkaniritasi, dan over expose
dapatmenyebabkankematian
(Kesehatan : 2 ; KemungkinanTerbakar : 2 ;
Reaktivitas : 0)

Air

Tidak menyebabkan korosif pada kulit, tidak


menyebabkan infeksi, tidak berbahaya.

(Kesehatan : 0 ; Kemungkinan Terbakar : 0 ;


Reaktivitas : 0)
Gas Oksigen

Iritan jika kontak dengan mata dan kulit, jika


tertelan sedikit berbahaya.

(Kesehatan : 2 ; Kemungkinan Terbakar : 0 ;


Reaktivitas : 0)

LarutanStandar Na₂CO₃ 0,0725 N

Berbahaya dapat menyebabkan iritasi jika kontak


dengan mata, kulit, serta bila terhirup
menyebabkan iritasi pada paru-paru.

(Kesehatan : 2 ; KemungkinanTerbakar : 0 ;
Reaktivitas : 1)

Indikator Metil Merah

Berbahayabilatertelan,
kontakdengankulitdanmatamenyebabkaniritasi.
(Kesehatan : 2 ; KemungkinanTerbakar : 1 ;
Reaktivitas : 0)

Aquades

Tidak menyebabkan korosif pada kulit, tidak


menyebabkan infeksi, tidak berbahaya.

(Kesehatan : 0 ; Kemungkinan Terbakar : 0 ;


Reaktivitas : 0)
Arang Briket

Sedikitberbahayadalamkhasuskontakdenganmata
dankulitmenyebabkaniritasi, menelandaninhalasi.
(Kesehatan : 1 ; KemungkinanTerbakar :3 ;
Reaktivitas : 0)
C. DASAR TEORI
Ilmu yang mempelajari tentang suhu, kalor, dan perubahan-perubahan
yang terjadi akibat perubahan suhu dan kalor disebut termodinamika
(Himaki Udayana, 2011). Termodinamika merupakan bagian dari ilmu
kimia yang mempelajari perubahan entalpi yang menyertai suatu reaksi
(Sugiarto, 2009).
Hukum pertama termodinamika menghubungkan perubahan energi
dalam suatu proses termodinamika dengan jumlah kerja yang dilakukan
pada sistem dan jumlah kalor yang dipindahkan ke sistem (Keenan, 1980).
Kimia termodinamika mempelajari perubahan panas yang mengikuti
reaksi kimia dan perubahan-perubahan fisika (pelarutan, peleburan dan
sebagainya). Untuk menentukan perubahan panas yang terjadi pada reaksi-
reaksi kimia dipakai kalorimeter (Sukardjo, 2002: 11).
Kalorimeter adalah suatu alat untuk mengukur kalor. Satuan dari kalor
adalah kalori. Satuan kalori ini didefinisikan sebagai kalor yang
dibutuhkan untuk menaikkan temperature 1 gram air sebesat 1° C. ukuran
atau derajat panas dinginnya suatu benda disebut suhu. Benda yang panas
memiliki suhu yang tinggi, sedangkan benda yang dingin memiliki suhu
yang rendah (Himali Udayana, 2011). Perubahan temperatur ∆T dari
kalori meter yang dihasilkan dari reaksi sebanding dengan energy yang
dibebaskan atau diserap sebagai kalor. Oleh karena itu, dengan mengukur
∆T kita dapat menentukan qu sehingga kita dapat mengetahui ∆U.
konversi dari ∆T menjadi qu tidak bisa lepas dari kapasitas kalor (dari
kalorimeter) (Atkins, 1999: 211). Untuk menentukan kalor jenis suatu zat
dengan kalorimeter, kita gunakan hokum ketentuan energy pada
pertukaran kalor yang pertama kali diukur oleh Joseph Black, seorang
ilmuan Inggris. Oleh karena itu, hokum kekekalan energipada pertukaran
kalor disebut dengan asas Black. Bunyi asas Black adalah “banyaknya
kalor yang diberikan sama dengan banyaknya kalor yang diterima”.
Dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut: Qdilepas = Qditerima
(Petrucci, 1987).
Kalor yang dilepaskan dalam proses pembakaran digunakan untuk
menaikan suhu kalorimeter. Berdasarkan kenaikan suhu kalorimeter bom
ini dapat ditentukan kalor pembakarannya.
ΔUC
Hasil reaksi pada suhu
Pereaksi pada suhu T₁
q T₂

ΔU = C (T₁ - T₂)
ΔUT

Hasil reaksi pada suhu


T₁

Keterangan :

C = kapasitas kalor (kal/ ) kalorimeter (ember + air + bom)

ΔUT = perubahan energi dalam sistem

ΔUC = perubahan energi dalam kalorimeter

T₁ = suhu awal pereaksi

T₂ = suhu akhir hasil reaksi

Yang ditentukan dalam percobaan ini adalah UT , yaitu perubahan energi


dalam yang dialami sistem atau bahan yang dibakar. Dan asumsi proses
yang terjadi pada bomb calorimeter adalah adiabatis sempurna maka UC
= 0. Berdasarkan hukum Hess dapat dirumuskan:

ΔUC = ΔUT + U

0 = ΔUT + C (T₁ - T₂)

ΔUT = - C (T₁ - T₂)............................ (1)


Langkah pertama dalam percobaan ini adalah menentukan kapasitas
kalor kalorimeter bom, dengan cara membakar sejumlah zat standar yang
telah diketahui kalor pembakarannya, biasanya digunakan asam benzoat.
Nilai kapasitas kalor ini selanjutnya digunakan untuk menentukan kalor
pembakaran zat sampel.

Sampel yang akan ditentukan kalor pembakarannya dibakar dengan


kondisi yang sama dengan pembakaran zat standar. Dengan cara mengukur
kenaikan suhu (T₁ - T₂) yang dihasilkan pada proses pembakaran, dan
dengan menggunakan harga C yang telah ditentukan pada pembakaran zat
standar, ΔUT setiap sampel dapat ditentukan.

Pada penentuan kalor pembakaran dengan cara ini perlu dilakukan


koreksi, karena terdapat kalor yang dilepaskan akibat terjadi pembentukan
asam nitrat dan pebakaran kawat pemanasnya, jika zat yang dibakar
mengandung belerang harus ada koreksi pula terhadap kalor pembentukan
asam nitrat dan U₂ adalah koreksi terhadap kalor pembakaran kawat
pemanas, persamaan (1) harus diubah menjadi:

ΔUT + U₁ + U₂ = - C (T₁ - T₂)...........................(2)

Secara praktis:

U₁ = volume (mL) larutan Na2CO3 0,0725 N yang diperlukan untuk


menetralkan asam nitrat x (-1kal/mL)

U₂ = panjang kawat yang terbakar (cm) x – (-2,3 kal/cm)

Jika dalam percobaan m gram zat terbakar dan menimbulkan kenaikan


suhu sebesar T, maka kalor pembakaran zat ini dihitung dengan rumus:

Δ UT = - T - (U₁ - U₂)/m (dalam kal/gram) ...........................(3)

Jika dalam percobaan n mol zat terbakar dan menimbulkan kenaikan suhu
sebesar T, maka kalor pembakaran zat ini dihitung dengan rumus:

ΔUT = - T - (U₁ - U₂)/n (dalam kal/mol) ...........................(4)


Hasil pengukuran dapat juga dinyatakan dalam perubahan entalpi H,
dengan menggunakan hasil perhitungan persamaan (4), dimasukkan pada
persamaan:

ΔHT = ΔUT + (n₂ – n₁)RT

= ΔUT + n.RT (dalam kal/mol) ...........................(5)

(Nazriati. 2017)

D. PROSEDUR

NO PROSEDUR PERCOBAAN

1. Penenetuan Kapasitas Kalor Bomb Calorimeter

Naftalena

 Ditimbangdenganteliti.
 Dimasukkankedalammangkuksampeldalambom,
dipasangkawatpemanaspadakeduaelektrodadanharustepatmenyentuhpermukaann
 Ditutupbomdenganrapat, di isibomdengan gas oksigensecaraperlahansamp
menunjukkan 20 atm.
 Diisi ember calorimeter dengan air 2 L, diatursuhudalam ember ± 1,5oC dibawah
 Dimasukkan ember kedalam calorimeter, diletakkanbomkedala
dandipasangtermometer.
 Dibiarkanselama 4-5 menit, dibacasuhusuhu air dalam ember.
 Dijalankanaruslistrikuntukmembakarcuplikan, tomboltidakbolehditekanlebihdar
 Dicatatsuhu air tiapmenithinggatercapaihargamaksimalkonstanselama 2 menit
air.
 Dibuka calorimeter, dikeluarkanbomdaridalam ember denganmembukadreiterleb
 Dicucibagiandalambommenggunakanbotolsemprotdanditampunghasilcuciandala
Erlenmeyer.
 Hasilcucian di titrasidengan Na2CO3 0,0725 N menggunakanindikatormetilm
Na2CO3 yang diperlukandigunakanuntukmenghitung factor koreksi∆𝑈1.
 Dilepaskawatpemanas yang tidakterbakardarielektrodadandiukurpanjangnya
terbakar.
 Dihitungkapasitaskalor calorimeter denganmenggunkanpersamaan
− (C.∆T − ∆U1 − ∆U2)
∆UT = .
𝑚

 diulangipercobaandenganmenggantinaftalenamenjadibriket
 di catathasilnyadalam table data hasilpengamatan

Hasil

E. DATA
a. Naftalena, m = 0,99 gram

Menitke- T1 (°C) T2 (°C) PanjangKawatSisa Volume Na2CO3


(cm) (ml)
1 27,5 31,4
2 27,5 31,4 0 8,7
3 27,5 31,4

b. B
r Menitke- T1 (°C) T2 (°C) PanjangKawatSisa Volume Na2CO3 (ml)
i (cm)
k 1 27,6 30,1
e 2 27,6 30,1 7,2 4,5
t 3 27,6 30,1
,
m = 0,99 gram

F. ANALISIS DATA
Pada percobaan kali ini dilakukan penentuan kalor pembakaran
zat menggunakan Parr Adiabatic Bomb Calorimeter.

Pada percobaan ini penentuan kalor pembakaran zat dilakukan pada 2 zat
yaitu

1. Naftalena
Pertama naftalena ditimbang terlebih
dahuludengantimbangananalitik, didapatkan massa naftalena 0,99
gram. Kemudian dimasukkan kedalam mangkuk kecil pada bomb
calorimeter. Selanjutnya bomb diisi oksigen 20 atm dan dimasukkan
kedalam kalorimeter yang telah diisi air sebanyak 2 liter lalu di tutup.
Kemudiandipasang termometedan karet, dinyalakan bomb kalorimeter
dan dibiarkan 4- 5 menit dengan tetap memperhatikan suhu pada
termometer, sehinggadidapatkan suhu air (T1) sebagai berikut

Menit ke- Suhu (oC )


1 27,5
2 27,5
3 27,5

Selanjutnya adalah proses pembakaran. Dijalankan arus listrik


untuk membakar cuplikan. Tombol ditekan tidak lebih dari 5 detik.
Perubahan suhunya dicatat dan tercapai harga maksimal konstan.
Didapatkan data sebagai berikut :

Menit ke- Suhu (oC )


1 31,5
2 31,5
3 31,5

Maka suhu air T2 yang diperoleh adalah 31,5oC. Selanjutnya


kalorimeter dibuka, kemudian bomb dikeluarkan dari dalam ember,
Bagian dalam bomb dicuci dengan botol semprot, dan hasil cucian
ditampung dalam tabung Erlenmeyer kemudian dititrasi dengan
larutan standar Na2CO30,0725 N.
Kemudiansetelahdilihatternyatasemuakawatterbakardantidakadasisase
hinggapanjangkawat yang terbakaradalah
= 10 cm – 0 cm
= 10 cm
Dan volume titrasi dengan Na2CO30,0725 N adalah 8,7 mL
2. Briket
Pertama naftalena ditimbang terlebih
dahuludengantimbangananalitik, didapatkan massa naftalena 0,99
gram. Kemudian dimasukkan kedalam mangkuk kecil pada bomb
calorimeter. Selanjutnya bomb diisi oksigen 20 atm dan dimasukkan
kedalam kalorimeter yang telah diisi air sebanyak 2 liter lalu di tutup.
Kemudiandipasang termometedan karet, dinyalakan bomb kalorimeter
dan dibiarkan 4- 5 menit dengan tetap memperhatikan suhu pada
termometer, sehinggadidapatkan suhu air (T1) sebagai berikut

Menit ke- Suhu (oC )


1 27,6
2 27,6
3 27,6

Selanjutnya adalah proses pembakaran. Dijalankan arus listrik


untuk membakar cuplikan. Tombol ditekan tidak lebih dari 5 detik.
Perubahan suhunya dicatat dan tercapai harga maksimal konstan.
Didapatkan data sebagai berikut :

Menit ke- Suhu (oC )


1 30,1
2 30,1
3 30,1

Maka suhu air T2 yang diperoleh adalah 30,1oC. Selanjutnya


kalorimeter dibuka, kemudian bomb dikeluarkan dari dalam ember,
Bagian dalam bomb dicuci dengan botol semprot, dan hasil cucian
ditampung dalam tabung Erlenmeyer kemudian dititrasi dengan
larutan standar Na2CO30,0725 N. Sedangkan kawat pemanas yang
tersisa dikeluarkan dan diukur panjangnya yaitu didapatkan panjang
kawat setelah pemanasan adalah 7,2 cm, maka kawat yang terbakar
adalah
= 10 cm – 7,2 cm
= 2,8 cm
Dan volume titrasi dengan Na2CO30,0725 N adalah 4,5 mL
Setelah didapatkan data diatas, maka dapat ditentukan kalor
pembakaran zat, sebagai berikut
a. Penentuan Kapasitas kalor bomb kalorimeter oleh Naftalena

- mnaftalena = 0,99 g

- T1 = 27,5 ᵒC

- T2 = 31,4 ᵒC

- ΔT = T2 - T1 = 31,4 ᵒC – 27,5 ᵒC = 3,90 ᵒC

- Panjang kawat terbakar = 10 cm

- Volume Na2CO3 0,0725 N yang digunakan untuk titrasi= 8,70


Ml

a) ΔU1 naftalena = 8,70 ml x (-1 kal/ml) = -8,70 kal


b) ΔU2 naftalena = 10 cm x (-2,3 kal/cm) = -23,0 kal
c) ΔHc naftalena (dari data lain) = -2429,50kkal/g

ΔUS naftalena = ΔHc naftalena x mnaftalena

= -2429,50kkal/g x 0,99g

= -2405,205 kkal

= -2405205 kal

Kemudian untuk mencari nilai C calorimeter dapat dihitung


dengan persamaan :

ΔUS + ΔU1 + ΔU2 = -Ckalorimeter (T2- T1)


-2405205 kal + (-8,70) kal + (-23,0) kal = -Ckalorimeter (31,4-
27,5)ᵒC

-2405236,7 kal = -Ckalorimeter 3,90 ᵒC

−2405236,7 kal
-Ckalorimeter = 3,90 ᵒC

-Ckalorimeter = -616727,359 kal/ᵒC

Ckalorimeter = 616727,359 kal/ᵒC

b. Penentuan kalor pembakaran zat dengan briket

Berat briket = 0,99 g

T1= 27,6 ᵒC

T2= 30,1 ᵒC

ΔT = T2 - T1 = 30,1 ᵒC – 27,6 ᵒC = 2,50 ᵒC

Panjang kawat terbakar = 2,80 cm

Volume Na2CO3 0,0725 N yang digunakan untuk titrasi= 4,50


mL

1) ΔU1 briket = 4,50 ml x (-1 kal/ml) = -4,50 kal

2) ΔU2 briket = 2,50 cm x (-2,3 kal/cm) = -5,75 kal

Ckalorimeter =616727,359 kal/ᵒC

3) ΔUS + ΔU1 + ΔU2= -Ckalorimeter (T2- T1)

Maka dapat dihitung nilai kalor pembakaran menggunakan


persamaan sebagai berikut :

(−Ckalorimeter .ΔT) – (ΔU1 + ΔU2)


ΔUS = m briket

(−616727,359 kal/ᵒCx 2,50ᵒC) – (−4,50 + (−5,75) )kal


ΔUS = 0,99 g

−1541818,397 kal + 4,50 kal+5,75 kal


ΔUS = 0,99 g
−1541808,147 kal
= 0,99 g

= -1557381,967 kal/g

G. PEMBAHASAN

Setelah dilakukan analisis data maka dapatdibahas sebagai berikut.


Percobaan kali ini berjudul “Penentuan Kalor Pembakaran Zat” yang
bertujuan untuk menentukan kalor pembakaran dengan menggunakan Parr
Adiabatic Bomb calorimeter serta dapat mengaplikasikan hukum I
termodinamika. Kalorimeter bom adalah alat yang digunakan untuk
mengukur jumlah kalor (nilai kalori) yang dibebaskan pada pembakaran
sempurna (dalam 𝑂2berlebih) suatu senyawa, bahan makanan, bahan
bakar atau khusus digunakan untuk menentukan kalor dari reaksi-reaksi
pembakaran. Bom Kalorimeter bekerja secara adiabatic. Kalor yang
dilepaskan pada proses pembakaran didalam kalorimeter tersebut akan
menaikkan suhu kalorimeter. Besarnya kalor pembakaran ditentukan
berdasarkan kenaikan suhu tersebut. Jika kapasistas kalor kalorimeter
terdiri dari ember+air+bom dinyatakan dalam C dan proses thermal di
dalam kalorimeter berlangsung secara adiabatik, maka

Δ𝑈𝑇 = −𝐶 (𝑇 ′ − 𝑇) (Supriyatno,2010)
Saat memasukkan sampel dalam mangkok harus rapat dan tidak
goyah, agar tidak terjatuh,kawat pemanas yang dipasang harus menyentuh
sampel, dan tidak bolehmenyetuh dasar mangkok,Bom diberi gas oksigen
pada bom yang dialirkan pada tangki sampai tekanan pada manometer
sampai 20 atm, hal tersebut bertujuan untuk memberikan oksigen yang
cukup untuk melakukan pembakaran.
Ember pada kalorimeter diberi air telebih dahulusebanyak 2 liter,
yang bertujuan untuk meratakan panas pada kalorimeterkarenareaksi
pembakaran yang terjadi dalam Bom akan menghasilkan kalor dan di serap
oleh airdalam Bom. Oleh karena itu tidak akanada kalor yang terbuang ke
lingkungan.Setelah melakukan pembakaran, masih ada gas yang tersisa
pada bomb maka dari itu harus dikeluarkan terlebih dahulu, gas-gas hasil
reaksi dikeluarkan melalui lubang diatas bomb dengan cara memutar drei.
Pengukurankalorpembakarandengan calorimeter Bomb
memungkinkanhasilpengukuranperubahanenergidalam yang
cukupakuratkarena systemyang dirancang adiabatic.

Sebelum pembakaran dilakukan, termometer kalorimeter harus


disesuaikan dengan suhu air dalam ember. Suhu awal yang tercatat pada
percobaan pertama ini adalah 27,5oC.Kemudian, suhu dicatat tiap satu
menit. Pencatatan ini dilakukan hingga suhu konstan yaitu sebesar 27,5oC.
Kawat yang digunakan dalam pembakaran juga menyerap energi. Energi
tersebut digunakan untuk membakar kawat sehingga panjang kawat akan
berkurang. Dalam percobaan diketahui bahwa panjang kawat yang
terbakar sebesar 10 cm. Hasil penghitungan kapasitas kalor yang
didapatkan cukup besar yaitu sebesar 616727,359 kal/ᵒC.

Pada percobaan kalor pembakaran naftalena,hasil perhitungan


mendapatkan nilai -2405205 kal,Namun berdasarkan teori seharusnya nilai
kalor pembakaran naftalena sebesar -9628,0099 kal .Hal ini dapat terjadi
karena adanya kesalahan pembacaan suhu baik akibat kalibrasi atau saat
Bomb dinyalakan. Meskipun thermometer yang digunakan dalam
percobaan sudah mampu untuk mendeteksi perubahan suhu yang sangat
kecil namun tetap saja hasil perhitungan kalor bisa berbeda apabila kita
tidak teliti dalam pembacaan skala thermometer. Kemudian kurang bersih
saat mencuci mangkok,bisa jadi naftlena masih menempel pada mangkok
dan tidak tercuci dengan aquades. Kesalahan juga bisa terjadi saat
memindahkan larutan naftalena ke dalam Erlenmeyer selain itu kesalahan
juga dapat terjadi saat melakukan titrasi.Warna indicator bisa terlalu pekat
yang berarti titran yang ditambahkan berlebih dan juga pembacaan nilai
pada buret juga mempengaruhi kesalahan yang terjadi.

Masih ada kesalahan lain yang bisa menyebabkan nilai kalor


naftalena berbeda dengan teori yaitu saat pengukuran panjang kawat yang
terbakar, meskipun kawat yang tersisa masih ada yang tidak terbakar dan
sangat kecil skalanya, seharusnya tetap dihitung agar tidak menyebabkan
perbedaan pada perhitungan nilai kalor.

H. KESIMPULAN
1. Percobaan Kapasitas kalor kalorimeter (C) terhitung sebesar
616727,359 kal/ᵒC.
2. Perubahan energi dalam yang dialami naftalena terhitung sebesar-
2405205 kal.

I. DaftarPustaka

Atkins, P.W 1999. Kimia Fisika. Jakarta: Erlangga.

Himaki Udayana. 2011. Kalorimeter dan Kapasitas Kalor Jenis.

http://himakiudayana.com. Diakses 6 Maret 2017

Keenan. 1980. Kimia untuk Universitas Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Nazriati dan Muhadi. 2017. Petunjuk Praktikum KIMIA FISIKA. Malang:

Universitas Negeri Malang

Petrucci, Ralph H. 1987. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Jilid
2 Edisi 4.
Jakarta: Erlangga.

Sugianto, Bambang. 2009. Entalpi dan Perubahan Entalpi.

http://www.chemistry.org. Diakses pada tanggal 7 Maret 2017

Sukardjo. 2002. Kimia Fisika. Jakarta: Rineka Cipta.

Anda mungkin juga menyukai