Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA DASAR
TERMOKIMIA

Nama
NRP
Kelompok
Meja
Asisten

: Raden Allya Siti Zahrah Wahjoe


: 143020374
:O
: 1 (Satu)
: Ishma Rahmi Kumullah

LABORATORIUM KIMIA DASAR


JURUSAN TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG
2014

TERMOKIMIA

Raden Allya Siti Zahrah Wahjoe


143020374
Asisten : Ishma Rahmi Kumullah

Tujuan Percobaan
Tujuan percobaan dari termokimia adalah untuk mempelajari bahwa setiap reaksi
kimia selalu disertai dengan perubahan energi, perubahan kalor dapat diukur atau
dipelajari dengan percobaan yang sederhana, dan reaksi kimia dapat berlangsung
secara eksoterm atau endoterm.
Prinsip Percobaan
Prinsip percobaan dari sifat koligatif larutan yaitu berdasarkan:
Hukum Hess: Kalor yang dibebaskan atau diserap tidak bergantung pada
jalannya reaksi, tetapi hanya bergantung pada keadaan awal dan akhir
Hukum Black: Kalor yang diserap akan sama dengan kalor yang dilepas
Hukum Lavoisier: Setiap reaksi kimia, massa zat yang bereaksi sama dengan
massa produk reaksi
Metode Percobaan
1. Metode Percobaan Penentuan Ketetapan Kalorimeter

Gambar 1. Metode Percobaan Penentuan Ketetapan Kalorimeter

2. Metode Percobaan Penentuan Kalor Reaksi Zn(s) + CuSO4(l)

20mL CuSO4
Ukur suhu awal
(Td)

Serbuk Zn 2 gram

Campurkan Zn ukur suhu


campuran selama 2 menit
dengan selang waktu
setengah menit

Gambar 2. Metode Percobaan Penentuan Kalor Reaksi Zn(s) + CuSO4(l)


3. Metode Percobaan Penentuan Kalor Etanol dalam Air

18mL aquadest
ukur suhu
(Taq)

29mL etanol
ukur suhu
(Tetanol)

Campurkan dan ukur


suhu campuran (Tcamp)
selama 4 menit selang
waktu setengah menit

Gambar 3. Metode Percobaan Penentuan Kalor Etanol dalam Air

4. Metode Percobaan Penentuan Kalor Penetralan HCl dan NaOH

20mL HCl 2M
ukur suhu

20mL NaOH
2M ukur suhu

Campurkan!
Ukur suhu (Tc)
dengan termometer
selama 5 menit dalam
selang waktu
setengah menit

Gambar 4. Metode Percobaan Penentuan Kalor Penetralan HCl dan NaOH


Hasil Pengamatan
Tabel 1. Hasil Pengamatan Termokimia
No
.

Percobaan

Hasil

1.

Penentuan
Ketetapan
Kalorimeter

2.

Penentuan Kalor
Reaksi CuSO4 + Zn

3.

Penentuan Kalor
Etanol + Air

4.

Penentuan Kalor
Penetralan HCl +
NaOH

Td = 300 K
Q1 = 4704 J
Tp = 345 K
Q2 = 2856 J
Tc = 328 K
Q3 = -1848 J
K = -66
Td = 301 K
Q4 = -1980 J
Tc = 331 K
Q5 = 2985,5 J
T1j = 30 K
Q6 = 1005,5 J
H = 33516,66 J
Taq = 300 K
Q7 = 617,4 J
Tetanol = 298 K Q8 = 220,14 J
T2j = 7,35 K
Q9 = -485,1 J
H = 1068 J
Q10 = 352,44
THCl = 300 K
Q11 = 1594,2 J
TNaOH = 300,5 K Q12 = -643,5 J
T3j = 30 K
Q13 = 950,7 J
H = 1349,911 J

330
328
326
324
suhu (K)

322
y = a + bx

320

y tabel

318
316
314
1

10

waktu (menit)

Grafik 1. Grafik Penentuan Ketetapan Kalorimeter

340
338
336
334
suhu (K) 332

y = a + bx
y tabel

330
328
326
1

waktu (menit)

Grafik 2. Grafik Penentuan Ketetapan Reaksi CuSO4 + Zn

307.2
307
306.8
306.6
306.4
306.2
suhu (K)
306
305.8
305.6
305.4
305.2
305

y = a + bx
y tabel

waktu (menit)

Grafik 3. Grafik Penentuan Ketetapan Reaksi Etanol + Air

311.5
311
310.5
310
y = a + bx

suhu (K) 309.5

y tabel

309
308.5
308
307.5
1

10

Grafik 4. Grafik Penentuan Ketetapan Reaksi HCl + NaOH


(Sumber : Raden Allya Siti Zahrah Wahjoe dan Ega Nada Meidiatami, Meja 1,
Kelompok O, 2014 )
Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan saya, didapatkan pada percobaan penentuan
ketetapan kalori meter yaitu Td adalah 300 K, Tp adalah 345 K,Tc adalah 328 K,
Q1 adalah 4704 J, Q2 adalah 2856 J, Q3 adalah -1848 J dan K adalah -66. Pada
percobaan penentuan kalor reaksi CuSO4 + Zn yaitu, Td adalah 301 K, Tc adalah

331 K, T1j adalah 30 K, Q4 adalah -1980 J, Q5 adalah 2985,5 J, Q6 adalah 1005,5


J dan H adalah 33516,66 J(endoterm). Seharusnya reaksi CuSO4 + Zn
berlangsung secara eksoterm. Pada percobaan penentuan kalor etanol + air yaitu
Taq adalah 300 K, Tetanol adalah 298 K, T2j adalah 7,35 K, Q7 adalah 617,4 J, Q8
adalah 220,14 J, Q9 adalah -485,1 J, Q10 adalah 352,44 dan H adalah 1068 J.
Pada percobaan penentuan kalor HCl + NaOH yaitu THCl adalah 300 K, TNaOH
adalah 300,5 K, T3j adalah 30 K, Q11 adalah 1594,2 J, Q12 adalah -643,5 J, Q13
adalah 950,7 J dan H adalah 1349,911 J. Faktor kesalahan yang dapat terjadi
pada percobaan termokimia ini adalah pengukuran waktu yang tidak tepat, pada
saat pengukuran termometer menyentuh dinding atau dasar termostat, alat yang
digunakan saat praktikum tidak dalam keadaan bersih, dan pencampuran kedua
lautan yang tidak merata sehingga suhunya naik turun.
Termokimia merupakan cabang ilmu kimia yang mempelajari kalor reaksi
yang terlibat dalam suatu reaksi kimia. Oleh karena kalor reaksi adalah suatu
bentuk energi dan sebagian besar reaksi kimia berlangsung pada tekanan tetap,
maka kalor reaksi dinyatakan sebagai perubahan entalpi (H) (Brady,1999). Kalor
adalah perpindahan energi termal antara dua benda yang suhunya berbeda (Chang,
2009). Entalpi merupakan fungsi keadaan, maka sangat penting untuk
menerapkan keadaan sistem pada saat entalpi diukur, terutama suhu dan tekanan
sistem. Untuk maksud tersebut telah disepakati bahwa perubahan entalpi pada
keadaan standar adalah pengukuran entalpi zat pada tekanan tetap 1 atm dan
298,15 K dalam keadaan paling stabil dari zat itu. Dengan kata lain, perubahan
entalpi standar adalah perubahan kalor yang terjadi dalam suatu reaksi kimia
diukur pada 1atm dan 298,15 K. Perubahan entalpi standar suatu reaksi dapat
digolongkan menurut jenis reaksinya, seperti entalpi pembentukan standar (Hf0),
entalpi penguraian standar (Hd0), dan entalpi pembakaran standar (Hc0)
(Anonim, 2011).
Kalorimeter adalah alat untuk menentukan kalor jenis tipis yang
dimasukkan dalam bejana tembaga yang lebih besar. Pada alasanya diberi
ganjalan beberapa potong gabus. Pada prinsipnya, antara bejana kecil (dinding
dalam) dengan bejana besar (dinding luar) dibatasi oleh bahan yang tidak dapat
dialiri kalor (adiabatik). Kemudian, diberi tutup yang mempunyai dua lubang
untuk memasukkan / tempat termometer dan pengaduk. Pengukuran kalor jenis
dengan kalorimeter didasarkan pada Asas Black, yaitu kalor yang diterima oleh
kalorimeter sama dengan kalor yang diberikan oleh zat yang dicari kalor jenisnya.
Hal ini mengandung pengertian jika dua benda yang berbeda suhunya saling
bersentuhan, maka akan menuju kesetimbangan termodinamika. Beberapa jenis
kalorimeter yaitu kalorimeter bom dan kalorimeter sederhana. Kalorimeter bom
merupakan kalorimeter yang khusus digunakan untuk menentukan kalor dari
reaksi-reaksi pembakaran. Kalorimeter ini terdiri dari sebuah bom (tempat
berlangsungnya reaksi pembakaran, terbuat dari bahan stainless steel dan diisi
dengan gas oksigen tekanan tinggi) dan sejumlah air yang dibatasi dengan wadah
yang kedap panas. Reaksi pembakaran yang terjadi di dalam bom akan
menghasilkan kalor dan diserap oleh air dan bom. Reaksi yang berlangsung pada
kalorimeter bom berlangsung pada volume tetap. Oleh karena itu, perubahan kalor
yang terjadi di dalam sistem sama dengan perubahan energi di dalamnya.

Kalorimeter sederhana terbuat dari gelas stirofoam yang digunakan untuk


mengukur kalor dalam fase larutan. Pada kalorimeter ini kalor reaksi sama dengan
jumlah kalor yang diserap atau dilepaskan larutan sedangkan kalor yang diserap
oleh gelas dan lingkungan diabaikan. Pada kalorimeter ini reaksi berlangsung
pada tekanan tetap sehingga perubahan kalor yang terjadi dalam sistem sama
dengan perubahan entalpinya.
Reaksi kimia dapat bereaksi secara eksoterm dan endoterm. Pada reaksi
eksoterm terjadi perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan atau pada reaksi
tersebut dikeluarkan panas. Pada reaksi eksoterm harga H = negatif ( ) karena
kalor berasal dari entalpi sistem yang dilepas ke lingkungan menyebabkan entalpi
sistem berkurang.
Pada reaksi endoterm terjadi perpindahan kalor dari lingkungan ke
sistem atau pada reaksi tersebut dibutuhkan panas. Pada reaksi endoterm harga H
= positif ( + ) karena kalor diambil dari lingkungan.

Pada percobaan penentuan ketetapan kalorimeter terjadi reaksi eksoterm, karena


sistem menyerap kalor dari lingkungan dan suhu lingkungan turun. Pada
percobaan penentuan kalor CuSO4 + Zn terjadi reaksi eksoterm, karena sistem
menyerap kalor dari lingkungan dan suhu lingkungan turun. Pada percobaan
penentuan kalor etanol + air terjadi reaksi eksoterm, karena sistem menyerap kalor
dari lingkungan dan suhu lingkungan turun. Pada percobaan penentuan kalor
penetralan HCl + NaOH tidak terjadi reaksi endoterm maupun eksoterm karena
reaksi tersebut merupakan reaksi penetralan.
Aplikasi termokimia dalam bidang adalah pada proses fermentasi
singkong atau ketan. Pada proses ini terjadi dua buah reaksi, yaitu reaksi eksoterm
dan reaksi endoterm. Reaksi eksoterm terjadi pada saat proses pencampuran bahan
baku utama dengan ragi. Ragi merupakan makhluk hidup karena mengeluarkan
uap panas atau energi saat proses pencampuran. Ragi mengubah pati dari
singkong atau ketan menjadi glukosa. Reaksi endoterm yang terjadi pada saat
singkong atau ketan menyerap energi yang dikeluarkan oleh ragi.
2(C6H10O5)n + Nh2O n C12H22O11
Amilum/pati amilase maltosa
C12H22O11 + H2O 2 C6H12O6

Maltosa maltase glukosa


C6H12O6 2 C2H5OH + CO2
Glukosa alkohol
Kesimpulan
Termokimia merupakan cabang ilmu kimia yang mempelajari kalor reaksi
yang terlibat dalam suatu reaksi kimia. Reaksi kimia dapat berlangsung secara
eksoterm atau endoterm. Pada percobaan penentuan ketetapan kalori meter yaitu
Td adalah 300 K, Tp adalah 345 K,Tc adalah 328 K, Q1 adalah 4704 J, Q2 adalah
2856 J, Q3 adalah -1848 J dan K adalah -66. Pada percobaan penentuan kalor
reaksi CuSO4 + Zn yaitu, Td adalah 301 K, Tc adalah 331 K, T1j adalah 30 K, Q4
adalah -1980 J, Q5 adalah 2985,5 J, Q6 adalah 1005,5 J dan H adalah 33516,66
J(endoterm). Seharusnya reaksi CuSO4 + Zn berlangsung secara eksoterm. Pada
percobaan penentuan kalor etanol + air yaitu Taq adalah 300 K, Tetanol adalah 298 K,
T2j adalah 7,35 K, Q7 adalah 617,4 J, Q8 adalah 220,14 J, Q9 adalah -485,1 J, Q10
adalah 352,44 dan H adalah 1068 J. Pada percobaan penentuan kalor HCl +
NaOH yaitu THCl adalah 300 K, TNaOH adalah 300,5 K, T3j adalah 30 K, Q11 adalah
1594,2 J, Q12 adalah -643,5 J, Q13 adalah 950,7 J dan H adalah 1349,911 J.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2011. Termokimia. http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimiasmk/kelas_x/definisi-termokimia-dan-pengukuran-energi-dalam-reaksikimia/. Diakses : 23 Desember 2014


Brady,J.E. 1999. Kimia Universitas Asas dan Struktur. Binarupa Aksara : Jakarta.
Chang,Raymond. 2005. Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti Edisi Ketiga Jilid 1.
Erlangga : Jakarta
Diannovitasari. 2012. Jenis-Jenis Kalorimeter. https://diannovitasari.wordpress.
com/jenis-jenis-kalorimeter/. Diakses : 23 Desember 2014
Yuantonius. 2012. Kenali Perbedaan Reaksi Eksoterm dan Endoterm dengan
Mudah. http://bisakimia.com/2012/11/01/kenali-perbedaan-reaksieksoterm-dan-reaksi-endoterm-dengan-mudah/2/. Diakses : 23 Desember
2014

Anda mungkin juga menyukai