KIMIA DASAR
STOIKIOMETRI
Tujuan Percobaan
Untuk menentukan hasil rteaksi kimia dari percobaan selain itu agar
praktikan dapat dengan mudah menuliskan rumus dari suatu senyawa dan
mempelajari stoikiometri.
Prinsip Percobaan
Berdasarkan metode Variasi Kontinyu, dimana dalam metode ini dilakukan
sederet pengamatan kuantitas molar totalnya sama. Tetapi kuantitas pereaksinya
berubah-ubah. Salah satu sifat fisika dipilih diperiksa seperti massa, volume, suhu
dan daya serap. Karena kuantitas pereaksi berlainan, perubahan harga sifat fisika
dari sistem ini dapat digunakan untuk meramalkan stoikiometri.
Metode Percobaan
NaOH 0,1M dan CuSO4 0,1M NaOH 0,1M dan HCl 0,1M
a. a. a.
Diukur Diukur Diukur Ta Diukur Diukur Diukur Ta
Tm Tm
2,5 0,5
25ml 5ml 26C 26C 0C 0,2
mmol mmol
1,5 1,5
15ml 15ml 26C 26C 0C 1
mmol mmol
0,5 2,5
5ml 25ml 26C 26C 0C 5
mmol mmol
1.2
T Titik Stoikiometri Sistem NaOH-CuSO4
1
0.8
0.6
0.4
0.2
0
0.20,5 1 2 5
Mmol NaOH
-0.2 Mmol CuSO 4
2,5 0,5
25ml 5ml 26C 26C 0C 0,2
mmol mmol
0,5 2,5
5ml 25ml 26C 26C 0C 5
mmol mmol
1.2
T Titik Stoikiometri Sistem NaOH-HCl
1
0.8
0.6
0.4
0.2
0 Mmol NaOH
0.20,5 1 2 5 Mmol HCl
-0.2
(Sumber : Raden Allya Siti Zahrah Wahjoe dan Ega Nada Meidiatami, Meja 1,
Kelompok O, 2014)
Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan saya, temperatur awal dan temperatur akhir
yang didapat pada sistem NaOH-CuSO4 kebanyakan tidak berubah, sehingga
terdapat empat titik minimum dan satu titik maksimum, dan temperatur awal dan
temperatur akhir yang didapat pada sistem NaOH-HCl kebanyakan tidak berubah
juga, sehingga terdapat empat titik minimum dan satu titik maksimum juga.
Seharusnya dalam kedua sistem tersebut hanya ada dua titik minimum dan satu
titik maksimum.
Faktor kesalahan yang terjadi pada saat percobaan stoikiometri
berlangsung diantaranya :
1. Faktor kebersihan
Penggunaan alat yang ada seperti gelas kimia, pipet, termometer sebelum
digunakan belum dibersihkan terlebih dahulu sehingga mempengaruhi
hasil pengamatan begitupula setelah digunakan alat yang sudah digunakan
harus dibersihkan kembali.
2. Faktor ketelitian
Saat melakukan percobaan hasil dari sistem akan menghasilkan
perubahan suhu. Kesalahan yang dilakukan pada saat mengukur suhu
menggunakan termometer yaitu kurang teliti dalam membaca skala yang
ditunjukan oleh termometer.
3. Faktor lingkungan
Faktor lingkungan yang mempengaruhi kesalahan seperti suhu ruangan.
Percobaan yang dilakukan dalam suhu ruangan menyebabkan suhu
larutan hampir sama dengan suhu ruangan, sehingga agak sulit untuk
diketahui perubahannya.
4. Penggunaan alat
Penggunaan alat seperti pipet yang digunakan berkali kali juga merupakan
faktor kesalahan yang terjadi saat percobaan. Sebaiknya satu pipet hanya
dipakai untuk mengambil satu larutan. Bila hanya ada satu pipet, setelah
mengambil larutan pipet tersebut harus dibersihkan. Tetapi akan lebih
baik jika satu pipet hanya digunakan untuk mengambil satu larutan,
karena bila dibersihkan (menggunakan air atau aquadest) akan
mempengaruhi hasil reaksi.
Adapun pengertian dari stoikiometri yaitu ilmu yang mempelajari
kuantitas dari reaktan dan produk dalam reaksi kimia (Chang, 2005). Stoikiometri
dalam larutan sama dengan stoikiometri reaksi pada umumnya, yaitu bahwa
perbandingan mol zat-zat yang terlibat dalam reaksi sama dengan koefisien
reaksinya.
Dalam percobaan stoikiometri ini, terdapat titik minimum dan titik
maksimum. Yang dimaksud dengan titik minimum adalah titik terendah yang
dicapai pada angka yang dihasilkan dalam tabel, yang berarti titik minimum
adalah reaksi yang tidak sempurna dan meninggalkan sisa pada reaktan.
Sedangkan titik maksimum adalah titik maksimum yang dicapai angka yang
dihasilkan suatu larutan dengan perbandingan suhu dan kuantitas molar
pereaksinya, yang berarti titik maksimum adalah reaksi yang sempurna dan tidak
meninggalkan sisa pada reaktan.
Dalam percobaan stoikiometri ini dilakukan metode variasi kontinyu,
perbedaan antara stoikiometri dan variasi kontinyu yaitu stoikiometri adalah ilmu
yang mempelajari kuantitas dari reaktan dan produk dalam reaksi kimia yang
berdasarkan pada hukum-hukum dasae dan persamaan reaksi, sedangkan variasi
kontinyu adalah cabang ilmu yang mempelajari kuantitas dari komposisi zat-zat
kimia dan reaksi-reaksi kimia (Syukri,1999).
Saat mengamati reaksi yang terjadi, kita harus mengetahui hal yang
mempengaruhi kelajuan reaksi. Laju reaksi menyatakan besarnya perubahan
konsentrasi pereaksi (reaktan) atau hasil reaksi (produk) dalam satuan waktu.
Faktor yang mempengaruhi laju reaksi diantaranya :
- Konsentrasi
- Suhu
Semua laju reaksi berlangsung lebih cepat pada suhu yang lebih tinggi,
semakin besar suhu, maka laju reaksi semakin besar (laju reaksi semakin
cepat) begitupula sebaliknya.
- Katalis
Katalis adalah suatu zat yang mempercepat laju reaksi kimia pada suhu
tertentu, tanpa mengalami perubahan atau terpakai oleh reaksi itu sendiri,
katalis mengurangi energi yang dibutuhkan untuk berlangsungnya reaksi.
DAFTAR PUSTAKA
Sistem NaOH-HCl
26 +26
1. Tm = = 26C , T = 26 26 = 0C , mmol1 = 25 x 0,1 = 2,5
2
mmol ,
mmol2 = 5 x 0,1 = 0,5 mmol
27 +27
2. Tm = = 27C , T = 27 27 = 0C , mmol1 = 20 x 0,1 = 2
2
mmol ,
mmol2 = 10 x 0,1 = 1 mmol
27 +26
3. Tm = = 26,5C , T = 26,5 26 = 0,5C ,
2
mmol1 = 15 x 0,1 = 1,5 mmol , mmol2 = 15 x 0,1 = 1,5 mmol
26 +26
4. Tm = = 26C , T = 26 26 = 0C , mmol1 = 10 x 0,1 = 1
2
mmol ,
mmol2 = 20 x 0,1 = 2 mmol
26 +26
5. Tm = = 26C , T = 26 26 = 0C , mmol1 = 5 x 0,1 = 0,5
2
mmol ,
mmol2 = 25 x 0,1 = 2,5 mmol