Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA DASAR

STOIKIOMETRI

Nama : Raden Allya Siti Zahrah Wahjoe


NRP : 143020374
Kelompok :O
Meja : 1 (Satu)
Asisten : Ishma Rahmi Kumullah

LABORATORIUM KIMIA DASAR


JURUSAN TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG
2014STOIKIOMETRI

Raden Allya Siti Zahrah Wahjoe


143020374
Asisten : Ishma Rahmi Kumullah

Tujuan Percobaan
Untuk menentukan hasil rteaksi kimia dari percobaan selain itu agar
praktikan dapat dengan mudah menuliskan rumus dari suatu senyawa dan
mempelajari stoikiometri.
Prinsip Percobaan
Berdasarkan metode Variasi Kontinyu, dimana dalam metode ini dilakukan
sederet pengamatan kuantitas molar totalnya sama. Tetapi kuantitas pereaksinya
berubah-ubah. Salah satu sifat fisika dipilih diperiksa seperti massa, volume, suhu
dan daya serap. Karena kuantitas pereaksi berlainan, perubahan harga sifat fisika
dari sistem ini dapat digunakan untuk meramalkan stoikiometri.
Metode Percobaan

NaOH 0,1M dan CuSO4 0,1M NaOH 0,1M dan HCl 0,1M
a. a. a.
Diukur Diukur Diukur Ta Diukur Diukur Diukur Ta
Tm Tm

25ml 5ml CuSO4 NaOH + 25ml 5ml HCl NaOH + HCl


b. b.NaOH CuSO4 b. NaOH
Diukur Diukur Diukur Ta
Tm Diukur Diukur Diukur Ta
Tm

20ml 10ml NaOH +


NaOH CuSO4 CuSO4 20ml 10ml NaOH + HCl
c. c. c. NaOH HCl

Diukur Diukur Diukur Ta Diukur Diukur Diukur Ta


Tm Tm

15ml 15ml NaOH + 15ml 15ml NaOH + HCl


NaOH CuSO4 CuSO4 NaOH HCl
d. d.
d.
Diukur Diukur Diukur Ta
Tm Diukur Diukur Diukur Ta
Tm

10ml 20ml NaOH +


e. e.NaOH CuSO4 CuSO4 10ml 20ml NaOH + HCl
Diukur Ta
e. e.NaOH HCl
Diukur Diukur
Tm Diukur Diukur Diukur Ta
Tm

5ml 25ml NaOH +


NaOH CuSO4 CuSO4
5ml 25ml NaOH + HCl
NaOH HCl
Gambar 1. Metode Percobaan Variasi Kontinyu
Hasil Pengamatan
Tabel 1. Hasil Pengamatan percobaan Variasi Kontinyu Sistem NaOH-CuSO4

NaOH CuSO4 Tm TA T Mmol Mmol Mmol NaOH


0,1M 0,1M (C) (C) (C) NaOH CuSO4 Mmol CuSO 4

2,5 0,5
25ml 5ml 26C 26C 0C 0,2
mmol mmol

20ml 10ml 26C 27C 1C 2 mmol 1 mmol 0,5

1,5 1,5
15ml 15ml 26C 26C 0C 1
mmol mmol

10ml 20ml 26C 26C 0C 1 mmol 2 mmol 2

0,5 2,5
5ml 25ml 26C 26C 0C 5
mmol mmol
1.2
T Titik Stoikiometri Sistem NaOH-CuSO4
1

0.8

0.6

0.4

0.2

0
0.20,5 1 2 5
Mmol NaOH
-0.2 Mmol CuSO 4

Tabel 2. Hasil Pengamatan percobaan Variasi Kontinyu Sistem NaOH- HCl

NaOH HCl Tm TA T Mmol Mmol Mmol NaOH


0,1M 0,1M (C) (C) (C) NaOH CuSO4 Mmol HCl

2,5 0,5
25ml 5ml 26C 26C 0C 0,2
mmol mmol

20ml 10ml 27C 27C 0C 2 mmol 1 mmol 0,5

26,5 1,5 1,5


15ml 15ml 26C 0,5C 1
C mmol mmol

10ml 20ml 26C 26C 0C 1 mmol 2 mmol 2

0,5 2,5
5ml 25ml 26C 26C 0C 5
mmol mmol
1.2
T Titik Stoikiometri Sistem NaOH-HCl
1

0.8

0.6

0.4

0.2

0 Mmol NaOH
0.20,5 1 2 5 Mmol HCl
-0.2

(Sumber : Raden Allya Siti Zahrah Wahjoe dan Ega Nada Meidiatami, Meja 1,
Kelompok O, 2014)
Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan saya, temperatur awal dan temperatur akhir
yang didapat pada sistem NaOH-CuSO4 kebanyakan tidak berubah, sehingga
terdapat empat titik minimum dan satu titik maksimum, dan temperatur awal dan
temperatur akhir yang didapat pada sistem NaOH-HCl kebanyakan tidak berubah
juga, sehingga terdapat empat titik minimum dan satu titik maksimum juga.
Seharusnya dalam kedua sistem tersebut hanya ada dua titik minimum dan satu
titik maksimum.
Faktor kesalahan yang terjadi pada saat percobaan stoikiometri
berlangsung diantaranya :
1. Faktor kebersihan
Penggunaan alat yang ada seperti gelas kimia, pipet, termometer sebelum
digunakan belum dibersihkan terlebih dahulu sehingga mempengaruhi
hasil pengamatan begitupula setelah digunakan alat yang sudah digunakan
harus dibersihkan kembali.
2. Faktor ketelitian
Saat melakukan percobaan hasil dari sistem akan menghasilkan
perubahan suhu. Kesalahan yang dilakukan pada saat mengukur suhu
menggunakan termometer yaitu kurang teliti dalam membaca skala yang
ditunjukan oleh termometer.
3. Faktor lingkungan
Faktor lingkungan yang mempengaruhi kesalahan seperti suhu ruangan.
Percobaan yang dilakukan dalam suhu ruangan menyebabkan suhu
larutan hampir sama dengan suhu ruangan, sehingga agak sulit untuk
diketahui perubahannya.
4. Penggunaan alat
Penggunaan alat seperti pipet yang digunakan berkali kali juga merupakan
faktor kesalahan yang terjadi saat percobaan. Sebaiknya satu pipet hanya
dipakai untuk mengambil satu larutan. Bila hanya ada satu pipet, setelah
mengambil larutan pipet tersebut harus dibersihkan. Tetapi akan lebih
baik jika satu pipet hanya digunakan untuk mengambil satu larutan,
karena bila dibersihkan (menggunakan air atau aquadest) akan
mempengaruhi hasil reaksi.
Adapun pengertian dari stoikiometri yaitu ilmu yang mempelajari
kuantitas dari reaktan dan produk dalam reaksi kimia (Chang, 2005). Stoikiometri
dalam larutan sama dengan stoikiometri reaksi pada umumnya, yaitu bahwa
perbandingan mol zat-zat yang terlibat dalam reaksi sama dengan koefisien
reaksinya.
Dalam percobaan stoikiometri ini, terdapat titik minimum dan titik
maksimum. Yang dimaksud dengan titik minimum adalah titik terendah yang
dicapai pada angka yang dihasilkan dalam tabel, yang berarti titik minimum
adalah reaksi yang tidak sempurna dan meninggalkan sisa pada reaktan.
Sedangkan titik maksimum adalah titik maksimum yang dicapai angka yang
dihasilkan suatu larutan dengan perbandingan suhu dan kuantitas molar
pereaksinya, yang berarti titik maksimum adalah reaksi yang sempurna dan tidak
meninggalkan sisa pada reaktan.
Dalam percobaan stoikiometri ini dilakukan metode variasi kontinyu,
perbedaan antara stoikiometri dan variasi kontinyu yaitu stoikiometri adalah ilmu
yang mempelajari kuantitas dari reaktan dan produk dalam reaksi kimia yang
berdasarkan pada hukum-hukum dasae dan persamaan reaksi, sedangkan variasi
kontinyu adalah cabang ilmu yang mempelajari kuantitas dari komposisi zat-zat
kimia dan reaksi-reaksi kimia (Syukri,1999).

Saat mengamati reaksi yang terjadi, kita harus mengetahui hal yang
mempengaruhi kelajuan reaksi. Laju reaksi menyatakan besarnya perubahan
konsentrasi pereaksi (reaktan) atau hasil reaksi (produk) dalam satuan waktu.
Faktor yang mempengaruhi laju reaksi diantaranya :

- Konsentrasi

Semakin besar konsentrasi, semakin besar laju reaksi. Konsentrasi


semakin besar, maka jumlah partikel yang bertumbukan semakin banyak
begitupula sebaliknya.

- Suhu

Semua laju reaksi berlangsung lebih cepat pada suhu yang lebih tinggi,
semakin besar suhu, maka laju reaksi semakin besar (laju reaksi semakin
cepat) begitupula sebaliknya.

- Katalis
Katalis adalah suatu zat yang mempercepat laju reaksi kimia pada suhu
tertentu, tanpa mengalami perubahan atau terpakai oleh reaksi itu sendiri,
katalis mengurangi energi yang dibutuhkan untuk berlangsungnya reaksi.

Aplikasi percobaan stoikiometri dalam bidang pangan adalah sebagai berikut:


- Fermentasi gula pada tape. Gula ditambahkan ragi (Saccharomyces
cerevisiae) menghasilkan etanol dan karbon dioksida.
C6H12O6 2 C2H5OH + 2 CO2
- Menentukan sifat fisika dalam bahan pangan. Seperti volume, suhu, massa
dan daya serap.
- Menentukan rumus suatu senyawa pada bahan pangan. Seperti pada
contoh diatas (fermentasi gula pada tape), untuk menentukan kadar etanol
yang tepat harus menggunakan percobaan stoikiometri (metode variasi
kontinyu).
Kesimpulan
Pada percobaan stoikiometri ini diketahui hasil reaksi dari kedua sistem
dan dapat diketahui titik minimum dan titik maksimum dari kedua sistem tersebut.
Seharusnya, dalam kedua sistem ini terdapat dua titik minimum dan satu titik
maksimum. Faktor kesalahan yang terjadi pada percobaan ini adalah faktor
kebersihan pada alat, faktor ketelitian pembacaan skala pada termometer, faktor
lingkungan seperti suhu ruangan yang mempengaruhi suhu larutan, dan
penggunaan alat seperti pipet yang seharusnya satu pipet hanya digunakan untuk
satu larutan.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2014. http://bisakimia.com/2014/01/13/faktor-faktor-yang-


mempengaruhi-laju-reaksi/ diakses : 18 November 2014.
Chang,Raymond. 2005. Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti Edisi Ketiga Jilid 1.
Erlangga : Jakarta
Syukri, S. 1999. Kimia Dasar Jilid 2. Bandung : UI Press.
Lampiran
Sistem NaOH-CuSO4
26 +26
1. Tm = = 26C , T = 26 26 = 0C , mmol1 = 25 x 0,1 = 2,5
2
mmol ,
mmol2 = 5 x 0,1 = 0,5 mmol
26 +26
2. Tm = = 26C , T = 27 26 = 1C , mmol1 = 20 x 0,1 = 2
2
mmol ,
mmol2 = 10 x 0,1 = 1 mmol
26 +26
3. Tm = = 26C , T = 26 26 = 0C , mmol1 = 15 x 0,1 = 1,5
2
mmol ,
mmol2 = 15 x 0,1 = 1,5 mmol
26 +26
4. Tm = = 26C , T = 26 26 = 0C , mmol1 = 10 x 0,1 = 1
2
mmol ,
mmol2 = 20 x 0,1 = 2 mmol
26 +26
5. Tm = = 26C , T = 26 26 = 0C , mmol1 = 5 x 0,1 = 0,5
2
mmol ,
mmol2 = 25 x 0,1 = 2,5 mmol

Sistem NaOH-HCl
26 +26
1. Tm = = 26C , T = 26 26 = 0C , mmol1 = 25 x 0,1 = 2,5
2
mmol ,
mmol2 = 5 x 0,1 = 0,5 mmol
27 +27
2. Tm = = 27C , T = 27 27 = 0C , mmol1 = 20 x 0,1 = 2
2
mmol ,
mmol2 = 10 x 0,1 = 1 mmol
27 +26
3. Tm = = 26,5C , T = 26,5 26 = 0,5C ,
2
mmol1 = 15 x 0,1 = 1,5 mmol , mmol2 = 15 x 0,1 = 1,5 mmol
26 +26
4. Tm = = 26C , T = 26 26 = 0C , mmol1 = 10 x 0,1 = 1
2
mmol ,
mmol2 = 20 x 0,1 = 2 mmol
26 +26
5. Tm = = 26C , T = 26 26 = 0C , mmol1 = 5 x 0,1 = 0,5
2
mmol ,
mmol2 = 25 x 0,1 = 2,5 mmol

Anda mungkin juga menyukai