Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PRAKTIKUM

LAJU REAKSI

SEMESTER GANJIL TA. 2021/2022

DILAPORKAN OLEH :

JAN MARCELL K.H. KETAREN

SMA SEKOLAH MUTIARA HARAPAN


JURUSAN IPA
NOVEMBER 2021
A. Tujuan Percobaan
Mengetahui pengaruh konsentrasi reaktan terhadap laju reaksi.

B. Landasan Teori
Reaksi kimia adalah proses berubahnya pereaksi menjadi hasil reaksi (Syukri, 1999).
Proses reaksi kimia merupakan suatu proses yang selalu menghasilkan perubahan senyawa
kimia. Senyawa-senyawa awal yang terlibat dalam reaksi kimia disebut sebagai reaktan.
Dalam proses reaksi kimia akan menghasilkan satu atau lebih produk atau hasil reaksi yang
biasanya memiliki ciri-ciri yang berbeda dari reaktan. Reaksi kimia berjalan dengan kecepatan
atau laju tertentu.
Laju reaksi merupakan peristiwa perubahan konsentrasi reaktan atau produk dalam
satuan waktu. Laju reaksi juga dapat dinyatakan sebagai suatu laju terhadap berkurangnya
konsentrasi suatu pereaksi. Konstanta laju reaksi merupakan laju reaksi bila konsentrasi dari
masing-masing jenis adalah satu (Keenan, 1984).
Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi perlu dikendalikan jika kita
menginginkan membandingkan laju reaksi dari berbagai macam reaksi (Masel, 2002). Faktor-
faktor yang mempengaruhi laju reaksi terdiri dari suhu, konsentrasi pereaksi, sifat pereaksi
dan katalis (Syukri, 1999).
Jika kecepatan suatu zat semakin besar maka laju reaksinya semakin besar pula dan
sebaliknya jika konsentrasi semakin kecil maka laju reaksinya semakin kecil pula. Untuk
beberapa reaksi laju reaksi dapat dinyatakan dengan persamaan matematis yang dikenal
dengan hukum laju reaksi atau persamaan laju reaksi. Pangkat-pangkat dalam persamaan laju
reaksi dinamakan orde reaksi. Menentukan orde reaksi dalam suatu reaksi kimia pada
prinsipnya menentukan pengaruh seberapa besar perubahan konsentrasi laju reaksi terhadap
konsentrasi pereaksi (Charles, 2004).
Reaksi yang berlangsung dalam sistem homogen sangat berbeda dengan reaksi yang
berlangsung dalam sistem heterogen. Pada reaksi homogen campuran zatnya bercampur
seluruhnya. Hal ini dapat mempercepat berlangsungnya reaksi kimia karena molekul-molekul
ini dapat bersentuhan satu sama lain. Dalam sistem reaksi hanya berlangsung pada bidang-
bidang yang bersentuhan dari kedua fase yang bereaksi. Reaksi kimia berlangsung pada kedua
molekul-molekul, atom-atom, atau ion-ion dari zat-zat yang bereaksi terlebih dahulu
bertumbukan. Semakin luas permukaan suatu reaksi maka semakin cepat reaksi itu
berlangsung (Charles, 1992).
Pada suhu yang tinggi, energi molekul-molekul bertambah. Laju reaksi meningkat
dengan naiknya suhu. Biasanya kenaikan suhu sebesar 10°C akan menyebabkan kenaikan laju
reaksi sebesar dua atau tiga kalinya. Kenaikan laju reaksi ini disebabkan dengan kenaikan
suhu atau menyebabkan semakin cepatnya molekul-molekul bergerak sehingga memperbesar
kemungkinan terjadi tabrakan yang efektif. Energi tumbukan suatu reaksi dapat berlangsung
disebut energi aktivasi (Chang, 2006).
Berbagai reaksi berlangsung lambat dapat dipercepat dengan menambahkan zat lain
yang disebut dengan katalis. Konsep yang menerapkan pengaruh terhadap laju reaksi
diantaranya katalis menurunkan energi energi pengaktifan suatu reaksi dengan jalan
membentuk tahap-tahap reaksi yang baru. Ada dua jenis katalis yaitu katalis homogen adalah
katalis yang satu fase dengan zat yang jenis katalis ini umumnya ikut bereaksi tetapi pada
akhirnya reaksi akan kembali ke bentuk semula. Katalis heterogen adalah katalis yang tidak
satu fase dengan zat-zat yang bereaksi jenis katalis ini umumnya logam-logam dan reaksi yang
tercepat umumnya pada gas (Supardi, 2008).

C. Metode Percobaan
Alat dan bahan yang digunakan dalam memenuhi tujuan praktikum adalah 2 gelas
kimia, stopwatch, 2 silinder ukur, larutan asam klorida (HCl), dan larutan natrium tiosulfat
(Na2S2O3). Langkah-langkah yang dilakukan untuk melaksanakan praktikum ini adalah:
1. Membuat tanda silang pada sehelai kertas putih.
2. Masukkan 10 mL larutan HCl 2 M ke dalam gelas kimia dan letakkan gelas kimia
tersebut di atas tanda silang pada kertas putih.
3. Tambahkan 20 mL larutan Na2S2O3 0,2 M dan catat waktu sejak penambahan sampai
tanda silang tidak terlihat lagi dari atas larutan.
4. Ulangi percobaan dengan menggunakan Na2S2O3 yang diencerkan terlebih dahulu
dengan air.
5. Ulangi percobaan dengan menggunakan HCl yang diencerkan terlebih dahulu dengan
air.

D. Hasil Percobaan
Dalam percobaan ini, didapatkan beberapa hasil yang mendukung kesimpulan
nantinya. Bahan-bahan yang dipakai di dalam praktikum mempunyai kegunaan masing-
masing, yaitu: gelas kimia berfungsi sebagai wadah terjadinya reaksi-reaksi dalam melakukan
percobaan, silinder ukur untuk mengukur volume larutan-larutan HCl dan Na 2S2O3 yang
dibutuhkan, stopwatch sebagai alat untuk mengukur waktu yang dibutuhkan untuk sebuah
reaksi berjalan dari awal sampai titik yang diinginkan, dan kedua larutan HCl dan Na 2S2O3
digunakan sebagai bahan percobaan.
Selama reaksi terjadi, ketika natrium tiosulfat ditambahkan ke dalam larutan asam
klorida, endapan belerang (S) yang tidak larut akan terbentuk. Hal ini terjadi karena endapan
unsur belerang yang terbentuk, yang tidak larut dan akhirnya mengaburkan air.
Adapun produk yang dihasilkan dari reaksi adalah:

Na2S2O3(aq) + 2HCl(aq) → 2NaCl(aq) + SO2(g) + S(s) + H2O(l)

Produk hasil reaksi ini adalah natrium klorida, sulfur dioksida, belerang (S), dan air.
Dari produk-produk hasil reaksi ini, tidak menjadi bahaya besar apabila terkena langsung
dengan kulit. Hanya saja, apabila terkena langsung dalam jumlah yang cukup banyak dan
konsentrasi yang cukup tinggi, produk reaksi ini dapat menimbulkan iritasi pada kulit.

E. Kesimpulan
Karena sebahagian percobaan di dalam praktikum ini memanipulasi konsentrasi
reaktan, maka waktu yang dibutuhkan untuk hasil yang diinginkan dari reaksi, yaitu agar
endapan belerang tadi menutupi tanda silang pada kertas secara total, semakin lama selama
konsentrasi reaktan semakin dikurangi. Jadi, dapat disimpulkan bahwa semakin rendahnya
konsentrasi reaktan, semakin rendah pula juga laju reaksi.
F. Tinjauan Pustaka
Charles, W., 1992, Kimia untuk Universitas, Gramedia, Jakarta.
Charles et al., 2004, Farmasi Rumah Sakit: Teori dan Penerapan, EGC, Jakarta.
Chang, R., 2006, Kimia Dasar : Konsep-Konsep Inti Jilid 2, Erlangga, Jakarta.
Keenan et al., 1984, Kimia untuk Universitas, Erlangga, Jakarta.
Masel, R. I., 2002, Chemical Kinetics and Catalysis, A John Wiley & Sons, Inc., New York,
United States of America.
Supardi et al., 2008, Kimia Dasar II, PT UNNES Press, Semarang.
Syukri, 1999, Kimia Dasar 1, ITB, Bandung.
Syukri, 1999, Kimia Dasar Jilid 2, UI Press, Bandung.

Anda mungkin juga menyukai