KESETIMBANGAN KIMIA
Disusun Oleh
Ahmad Saepul Fikri
1177040007
LABORATORIUM TERPADU
FAKULTAS SAINS DAN TEKONOLGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2018
KATA PENGANTAR
Penulis
2
ABSTRAK
3
ABSTRACT
4
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
ABSTRAK..............................................................................................................ii
ABSTRACT...........................................................................................................iii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iv
DAFTAR TABEL.................................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR............................................................................................vii
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................ix
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang Percobaan.......................................................................1
B. Rumusan Masalah Percobaan..................................................................4
C. Tujuan Percobaan....................................................................................5
D. Manfaat Percobaan..................................................................................5
E. Sistematika Penulisan..............................................................................5
5
2. Penentuan Molaritas Larutan..........................................................17
3. Penentuan Konstanta Kesetimbangan Asam (Ka)..........................18
4. Penentuan Konsentrasi Larutan......................................................18
5. Penentuan Konstanta Kesetimbangan (KC)....................................18
BAB V PEMBAHASAN......................................................................................30
A. Pengaruh Konsentrasi Terhadap Sistem Kesetimbangan......................30
B. Pengaruh Pengenceran Terhadap Sistem Kesetimbangan.....................30
C. Pengaruh Suhu Terhadap Sistem Kesetimbangan.................................32
D. Harga Tetapan Kesetimbangan Pada Asam Lemah..............................33
E. Kesetimbangan Ion Kromat dan Ion Dikromat.....................................34
VI PENUTUP.......................................................................................................36
A. Kesimpulan............................................................................................36
B. Saran......................................................................................................37
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................39
6
DAFTAR TABEL
Tabel 4.4 Penentuah Harga Tetapan Kesetimbangan Asam Asetat 0,1 M............21
Tabel 4.5 Penentuah Harga Tetapan Kesetimbangan Asam Asetat 0,01 M..........21
Tabel 4.6 Penentuah Harga Tetapan Kesetimbangan Asam Asetat 0,001 M.......22
7
DAFTAR GAMBAR
8
YGambar 5.1 Menurunnya Konsentrasi Pada Reaktan.........................................30
9
DAFTAR LAMPIRAN
10
BAB I
PENDAHULUAN
1
Gaya coulomb merupakan gaya yang dipengaruhi oleh muatan. Dua buah muatan yang
sejenis akan saling tolak menolak, sedangkan dua muatan yang berbeda muatannya akan saling
tarik menarik [ CITATION Kam07 \l 1057 ].
menuju suatu partikel yang tidak larut. Pertukaran ion-ion tersebut juga dapat
dikatakan sebagai counterion absorption [ CITATION Zai16 \l 1057 ].
Suatu reaksi kesetimbangan merupakan suatu reaksi yang bersifat
khusus dan mempunyai tetapan kesetimbangan yang berbeda-beda. Namun,
harga dari tetapan kestimbangan berdasarkan fasa reaksi yang terlibat dalam
suatu reaksi dapat dibagi menjadi dua yaitu tetapan kesetimbangan (Kc) dan
tetapan kestimbangan tekanan (Kp). Harga tetapan Kc hanya ditentukan oleh
zat-zat yang berada pada fasa cairan (Liquid) dan gas. Sedangkan Kp hanya
ditentukan oleh zat-zat yang berada pada fasa gas. Apabila diketahui suatu
reaksi seperti pada persamaan 1:
[ C ]r ∙ [ D ] s
Kc= p q
………………………………………………………...(2)
[ A ] ∙ [ B]
C. Tujuan Percobaan
6
Katalis merupakan suatu zat yang dapat mempercepat proses laju reaksi pada suhu
tertentu tanpa mengubah sistem kesetimbangan dan tidak mengalami perubahan maupun terpakai
oleh reaksi itu sendiri [ CITATION Oxt01 \l 1057 ].
7
Energi aktivasi merupakan suatu energi minimum yang diperlukan oleh suatu reaktan
agar reaksi kimia dapat terjadi [ CITATION Ano14 \l 1057 ].
8
Rumusan masalah jelas, singkat, termasuk konsep-konsep yang digunakan. Batas atas
limitasi masalah. Pentingnya atau signifikansi masalah antara lain: (1) memberi sumbangan
kepada perkembangan ilmu pengetahuan, (2) mengandung implikasi yang luas bagi masalah-
masalah praktis, (3) melengkapi penelitian yang telah ada, (4) menghasilkan generalisasi atau
prinsip-prinsip tentang interaksi sosial, (5) berkenaan dengan masalah yang penting pada masa ini,
(6) berkenaan dengan populasi, dan (7) mempertajam konsep yang penting. [CITATION SNa00 \l
1057 ]
Berdasarkan permasalahan tersebut diatas, maka penulis menyusun
laporan praktikum ini dengan tujuan yaitu: memberikan pengetahuan dan juga
pemahaman kepada penulis dan juga semua pihak tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi terhadap sistem kesetimbangan kimia, mengetahui penentuan
harga tetapan kesetimbangan asam lemah serta kestimbangan ion kromat dan
dikromat.
D. Manfaat Percobaan
Laporan praktikum ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik
kepada penulis, maupun kepada para pembaca. Adapun manfaat yang
diharapkan dari penulisan laporan praktikum ini yaitu: agar penulis maupun
semua pihak dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi terhadap
sistem kesetimbangan kimia, mengatahui penentuan harga tetapan
kesetimbangan asam lemah serta kestimbangan ion kromat dan dikromat.
E. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika yang digunakan dalam penulisan laporan hasil
praktikum kesetimbangan ini yaitu sebagai berikut:
BAB I : BAB Pendahuluan yang memaparkan tentang latar belakang
permasalahan, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penulisan
serta sistematika penulisan.
BAB II : BAB Landasan Teori memaparkan tentang teori-teori dasar dan
teori-teori pendukung yang digunakan dalam melaksanakan
praktikum dan sebagai dasar penulisan laporan praktikum kimia
dasar ini.
BAB III: BAB Metodologi Percobaan memaparkan tentang cara kerja
dalam melakukan percobaan ini yang dimuat dalam diagram alir
sebagai panduan dalam melakukan melakukan percobaan ini.
Serta dipaparkan tentang rencana pengolahan data hasil
percobaan untuk menguji ketepatan data yang diperoleh dari
percobaan.
BAB IV: BAB Data Hasil Percobaan memaparkan tentang data-data yang
diperoleh selama percobaan dan telah di uji keakuratan data yang
termuat dalam lampiran.
BAB V : BAB Pembahasan yang memaparkan tentang pengaruh
kosentrasi, suhu dasn pengenceran terhadap sistem
kesetimbangan. Serta memaparkan tentang penetapan
kesetimbangan asam lemah (CH3COOH) dan kesetimbangan ion
kromat (CrO42-) dan dikromat (Cr2O72-).
BABVI: BAB Penutup memparkan tentang kesimpulan dan saran-saran
dengan menyikapi laporan praktikum ini mencoba untuk
memberikan saran-saran kepada berbagai pihak yang
berkepentingan dalam permasalahan ini.
BAB II
LANDASAN TEORI
aA + bB ↔ cC + dD .........................(1)
jika a,b,c dan d adalah angka koefisien zat-zat yang bereaksi pada zat A,B,C dan
D maka secara umum kesetimbangan kimia dapat dinyatakan sesuai persamaan
(2):
[ C ]c [ D ] d
K= a b
……………………………………………………… ( 2 )
[ A ] [ B]
9
Reaksi eksoterm merupakan reaksi kimia yang bersifat spontan dan tidak memerlukan
energi (suatu reaksi yang menghasilkan energi) dengan nilai ∆H negatif.
10
Reaksi eksoterm merupakan reaksi kimia yang bersifat tidak spontan dan memerlukan
energi atau kalor dengan nilai ∆H positif.
11
Meningkatkan kalor atau menambah energi kedalam sistem, kondisi ini memaksa kalor
yang diterima oleh sistem aakan dipergunakan, sehingga sistem kesetimbangan akan bergerak
menuju arah reaksi endotermis.
12
Menurunkan kalor atau mengurasi energi kedalam sistem, kondisi ini memaksa kalor
yang diterima oleh sistem akan dilepas, sehingga sistem kesetimbangan akan bergerak menuju
arah reaksi eksotermis.
temperatur (T) konstan antara kedua pelarut itu dan angka pembanding distribusi
ini tidak bergantung pada spesi molekul lain yang terdapat dalam larutan
[ CITATION Ati90 \l 1057 ].
Suatu katalis13 tidak akan merubah kuantitas relatif yang ada dalam
kesetimbangan nilai tetapan kesetimbangan tidak akan berubah. Katalis hanya
akan mengubah waktu (t) dan menurunkan energi aktivasi 14 reaksi yang
diperlukan untuk oleh suatu reaktan untuk dapat bereaksi dan mencapai titik
kesetimbangan [ CITATION Suk97 \l 1057 ].
13
Katalis merupakan suatu zat yang dapat mempercepat proses laju reaksi pada suhu
tertentu tanpa mengubah sistem kesetimbangan dan tidak mengalami perubahan maupun terpakai
oleh reaksi itu sendiri.
14
Energi aktivasi merupakan suatu energi minimum yang diperlukan oleh suatu reaktan
agar reaksi kimia dapat terjadi.
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
1. Alat Percobaan
Alat-alat yang digunakan dalam percobaan kesetimbangan kimia
ini dapat di lihat pada tabel 3.1 berikut:
2. Bahan Percobaan
Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan kesetimbangan
kimia ini dapat di lihat pada tabel 3.2 berikut:
B. Prosedur Percobaan
Adapun prosedur percobaan kesetimbangan kimia ini yaitu sebagai
berikut :
1. Pengaruh Perubahan Konsentrasi
Prosedur percobaan pengaruh perubahan konsentrasi terhadap
sistem kesetimbangan sebagai berikut:
a. Pengaruh konsentrasi KSCN terhadap sistem kesetimbangan dapat
dilihat pada Gambar 3.1 berikut :
25 mL air
Tambah 2 tetes FeCl3
Tambah 2 tetes KSCN
Aduk sampai warnanya tetap
Bagi dalam 5 rabung reaksi kecil
Larutan dalam tabung reaksi
Tabung reaksi 1 sebagai pembanding
Tambah 2 tetes larutan KSCN pada tabung 2
Tambah 2 tetes larutan FeCl3 pada tabung 3
Tambah 2 tetes larutan NaHPO4 pada tabung 4
Guncangkan tabung reaksi 2,3 dan 4
Bandingkan dengan tabung reaksi 1
Tambahkan 5 ml air pada tabung 5
Guncangkan tabung reaksi 5
Guncangkan tabung reaksi 5
hasil
Gambar 3. Prosedur Percobaan Pengaruh Konsentrasi Larutan KSCN
Terhadap Sistem Kesetimbangan
Air teh
Hasil
CH3COOH 0,1 M
Pipet 5 mL kedalam labu ukur
Tanda bataskan dengan akudes
Campuran
CH3COOH 0,001 M
Pipet 5 mL kedalam labu ukur
Tanda bataskan dengan akudes
Campuran
b. Garam Kompleks
Prosedur percobaan penentuan harga tetapan kesetimbangan
garam kompleks dapat di lihat pada Gambar 3.7 s.d. Gambar 3.12
berikut:
5 mLKSCN
5 mLKSCN
Hasil
n1 . V 1
= n2
V2
3. Penentuan Konstanta Kesetimbangan Asam (Ka)
Untuk menentukan konstanta kesetimbangan asam (Ka) dapat
menggunakan persmaan berikut :
[ H+ ]
[C H 3 COO- ]
Ka=
[ CH3 COOH]
5
f(x) = − 16.52 x + 4.61 Perubaha
4 n Tingkat
R² = 0.82
pH larutan
Keasaman
3 Linear
(Perubaha
2 n Tingkat
Keasaman
1
)
0
0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 0.12
Konsentrasi (M)
0 f(x) = − 0 x + 0 Perubahan
R² = 0.82 Nilai Ka
Nilai Ka
Linear
0
(Perubaha
n Nilai
0 Ka)
0
0.5 1 1.5 Percobaan
2 2.5 3 3.5
2. Garam Kompleks
Data pengamatan hasil percobaan penentuan harga tetapan
kesetimbangan pada garam kompleks dapat di lihat pada tabel 4.8 s.d
tabel 4.11 berikut :
2
Perubahan
Konsentrasi
Konsentrasi (M)
0
0.5 1 1.5 2 2.5
Percobaan 3 3.5 4 4.5
Gambar 4. Perubahan Konsentrasi Larutan FeCl3
1
f(x) = 1
Konsentrasi (M)
0.8 R² = 0
Perubahan
0.6 Konsentra
si SCN−
0.4
0.2
0
0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5
Percobaan
1 i Fe(SCN)3
0.8 Linear
(Konsentra
0.6 si
0.4 Fe(SCN)3)
0.2
0
0.5 1 1.5 2Percobaan
2.5 3 3.5 4 4.5
0.5
Konsentrasi (M)
Konsent
f(x) = − 0.3 x + 0.67 rasi
R² = 0.88 Fe3+
0
0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5
Percobaan
0.5
Konsentrasi (M) f(x) = 0.3 x − 0.67
R² = 0.88
Konsentr
0 asi
0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 SCN−
-1
Percobaan
-40 Konstanta
-50 Kesetimbang
-60 an (KC)
-70
-80
-90
-100
Percobaan
2. Reaksi Endoterm
Berdasarkan pada gambar 5.2 dan gambar 5.3 reaksi kimia tersebut
menunjukan bahwa suatu sistem yang berada pada kondisi setimbang dapat
dipengaruhi oleh temperatur reaksi. Jika temperature suatu reaksi kimia yang
berada pada kondisi setimbang dinaikan maka sistem kesetimbangan akan
bergeser ke zat yang bereaksi secara endoterm15. Namun, jika temperatur pada
Jumlah konsentrasi gas NO2 meningkat. Sedangkan konsentrasi Cu dan lartan HNO 3
15
H O
H C C
H O H
konsentrasi pada produk meningkat sehingga sistem kesetimbangan akan bergeser kearah reaktan
agar sistem kesetimbangan yang baru dapat tercapai.
16
Jumlah konsentrasi gas NO2 berkurang. Sedangkan konsentrasi Cu dan larutan HNO 3
meningkat. Menaikan suhu reaksi menyebabkan konsentrasi produk menurun sedangkan
konsentrasi pada reaktan meningkat sehingga sistem kesetimbangan akan bergeser ke arah produk
agar sistem kesetimbangan baru dapat tercapai.
17
Materi merupakan suatu objek atau bahan yang menempati suatu ruang, yang
jumlahnya dapat diukur oleh sebuah satuan ukur yang dinamakan massa (m) [ CITATION Ano18 \l
1057 ]
CH3COOH(aq) + H2O(l) ↔ H3O+(aq) + CH3COO−(aq)
Kc=
[ CH 3 COO- ][ H3 O+ ] …………………………………...(1)
[ CH3 COOH ]
[ CITATION Cha05 \l 1057 ].
Derajat ionisasi asam asetat yang merupakan asam lemah yaitu 10 -2.
Hal tersebut terjadi karena ion hidronium dan ion asetat yang merupakan
produk dari reaksi asam asetat dengan air akan membentuk kembali reaktan
awalnya sebagai akibat dari reaksi ionisasi yang tidak sempurna [ CITATION
Cha05 \l 1057 ].
2- + 2-
2CrO4 +2H ⇐=======⇒Cr 2 O7 +H 2 O
dan kesetimbangan akan bergeser ke arah reaktan
A. Kesimpulan
Konsentrasi larutan sangat berpengaruh terhadap sistem
kesetimbangan yang dapat di lihat dari perubahan warnanya. Jika konsentrasi
ditambah maka sistem kesetimbangan akan bergeser kekanan menjauhi zat
yang konsentrasinya ditambah dan pergeseran ini dapat di lihat dari
diperubahannya yang lebih pekat. Sedangkan, jika konsentrasinya diperkecil
maka kesetimbangan akan bergeser kekiri mendekati zat yang konsentrasinya
diperkecil. Hal ini dapat di lihat dari waranya yang lebih muda dari reaksi
awal.
Pengenceran merupakan suatu proses penambahan zat-zat pelarut ke
dalam suatu larutan sehingga volume larutan meningkat. Sehingga
pengenceran dapat mengubah volume larutan. Perubahan volume pada larutan
dapat mengubah sistem kesetimbangan. Jika volume diperbesar maka
kesetimbangan akan bergeser ke arah reaksi yang memiliki koefisien yang
jumlahnya lebih besar. Sedangkan, Jika volume larutan diperkecil maka
kesetimbangan akan bergeser ke arah reaksi yang memiliki koefisien yang
jumlahnya lebih kecil.
Suhu merupakan suatu besaran yang menyatakan tingkat panas dari
suatu benda. Bila suhu suatu reaksi yang berada pada kondisi setimbang
dinaikan maka sistem kesetimbangan akan bergeser ke zat yang bereaksi
secara endoterm. Namun, jika suhu pada reaksi kimia yang berada pada
kondisi setimbang diturunkan maka sistem kesetimbangan akan bergeser
kearah zat yang bereaksi secara eksoterm. Suhu merupakan suatu besaran
kalor, sedangkan kalor akan bergerak dari zat yang memiliki temperatur
tinggi ke zat yang memiliki temperatur rendah sehingga dengan adanya kalor
pada reaksi dapat mengubah sistem kesetimbangan reaksi.
Asam lemah tidak terjadi ionisasi secara sempurna sehingga
menyebabkan reaksi kimia asam lemah dengan air akan terjadi secara bolak-
balik (reversible). Sehingga tetapan kesetimbangan asam lemah untuk asam
asetat adalah 10−2.
Bila larutan yang bersifat asam ditambahkan pada larutan ion kromat,
maka larutan tersebut akan menjadi larutan ion dikromat. Namun, jika ion
hidrogen (H+) berlebih ditambahkan kedalam sistem kesetimbangan, maka
sistem kesetimbangan akan bergeser ke arah produk. Karena konsentrasi ion
hidrogen (H+) pada reaktan lebih besar sehingga sistem kesetimbangan akan
bergeser kearah reaksi yang memiliki konsentrasi ion hidrogen (H+) yang
lebih rendah.
Bila larutan yang bersifat basa ditambahkan pada larutan ion dikromat
maka membentuk larutan ion kromat. Namun, jika ion hidroksida (OH -)
berlebih ditambahkan kedalam larutan ion dikromat (Cr2O72-) maka sistem
kesetimbangan akan cenderung bergeser kearah reaktan. Karena jumlah ion
hidroksida (OH-) pada produk lebih besar sehingga menyebabkan
kesetimbangan bergeser ke arah reaksi yang memiliki konsentrasi ion
hidrokasida lebih (rendah).
Jika larutan yang bersifat asam ditambahkan pada larutan ion kromat
(CrO42-) maka akan terjadi reaksi membentuk larutan ion dikromat (Cr2O72-).
Sebaliknya, jika larutan ion hidroksida ditambahkan larutan ion dikromat
maka akan membentuk larutan ion kromat (CrO42-).
B. Saran
Untuk praktikan selanjutnya untuk lebih teliti kembali dalam
mereaksikan setiap zat kimia yang digunakan untuk penentuan
kesetimbangan kimia dan lebh teliti kembali dalam mengidentifikasi faktor-
fakor dan parameter yang digunakan selama percobaan berlangsung. Selain
itu praktikan juga harus lebih teliti kembali dalam pengambilan dan
pengolahan data hasil percobaan (perhitungan data percobaan, lebih teliti
pada saat menggunakan angka signifikan)
Untuk praktikan selanjutnya dapat menggunakan zat-zat kimia lain
untuk penentuan kesetimbangan kimia seperti pada percobaan penentuan
harga tetapan asam lemah, asam asetat dapat diganti dengan asam lemah jenis
lain.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. (2014, Juli). Energi Aktivasi. Dipetik Agustus Agustus, dari Ilmu Kimia:
http://www.ilmukimia.org/2014/07/energi-aktivasi.html
Anonim. (2018, Agustus Selasa). Pengertian Materi Dalam Kimia (Wujud Materi
dan Contohnya). Dipetik Agustus Selasa, 2018, dari Sumberpengertian:
http://www.sumberpengertian.co/pengertian-materi-dalam-kimia
Hadi, A. (2015, November). Pengertian, Sifat, Teori Asam dan Basa. Dipetik
Agustus Selasa, 2018, dari SoftIlmu:
http://www.softilmu.com/2015/11/Pengertian-Sifat-Teori-Kekuatan-
Kesetimbangan-Perbedaan-Asam-dan-Basa-adalah.html?m=1
Moroni, L., Gelkini, C., & Salvi, P. (2015). Thermal Denaturation Of Proteins
And Chemical equibilium. World Jornal Of Chemical Education. Haly :
University Furenza, Vol 3(3) : 59.
Nasution. (2000). Metode Research/Penelitian Ilmiah. Jakarta: Bumi Aksara.
Oktavia, R. (2011, Juli Jum'at). Wordpress. Dipetik Agustus Kamis, 2018, dari
Faktor Yang Mempengaruhi Pergeseran Kesetimbangan:
http://www.riniokatvia19942.wordpress.com/kimia-kelas-xi-semester-
i/kesetimbangan-kimia/faktor-yang-mempengaruhi-pergeseran-
kessetimbangan/
Poela, S. &. (2010, September Jum'at). Larutan. Dipetik Agustus Kamis, 2018,
dari Kimia - Farmsi Kumpulan Artikel Kimia dan Farmasi:
http://www.kimiafarmasi.wordpress.com/2010/09/04/larutan/#more-132
Sora. (2015, Juli Rabu). Pengertian Suhu dan Termometer Serta Jenis-Jenisnya.
Dipetik Agustus Senin, 2018, dari Wordpress:
http://www.pengertianku.net/2015/07/pengertian-suhu-dan-termometer-
serta-jenis-jenisnya.html
Surayya, A. (2013, November Kamis). Asam Kuat dan Asam Lemah. Dipetik
Agustus Selasa, 2018, dari wordpress:
http://google.co.id/amp/s/ashfisurayya07.wordpress.com/2013/11/28/asam
-kuat-dan-asam-lemah/amp/
n1 . V1 = n2 . V2
2 M . V1 = 1 M . 50 mL
1 M . 50 mL
V1 =
2M
V1 = 25 mL
n1 . V1 = n2 . V2
0,2 M . V1 = 0,1 M . 50 mL
0,1 M . 50 mL
V1 = V1 = 25 mL
0,2 M
0,1 M . V1 = 0,01 M . 50 mL
0,01 M . 50 mL
V1 =
0,1 M
V1 = 5 mL
n1 . V1 = n2 . V2
0,01 M . V1 = 0,001 M . 50 mL
0,01 M . 50 mL
V1 =
0,001 M
V1 = 5 mL
[H+] = 10-3
→ [H+] = √ K a ⋅ m
10-3 = √ K a . 0,1
[10-3]2 = K a . 0,1
10 ─6
= Ka
0,1
10-5 = Ka
Ka
∝=
√ m
10 -5
∝=
√ 0,1
∝ = √10 -4
∝ = 0,01
[H+] = 10-4
→ [H+] = √ K a ⋅ m
10-4 = √ Ka . 0,01
[10-4]2 = K a . 0,01
10 ─8
= Ka
0,01
10-6 = Ka
Ka
∝=
√ m
10 -6
∝=
√ 0,01
∝ = √10 -4
∝ = 0,01 ≈ 1%
[H+] = 10-5
→ [H+] = √ Ka ⋅ m
10-5 = √ K a . 0,001
[10-5]2 = K a . 0,001
10 ─10
= Ka
0,001
10-6 = Ka
Ka
∝=
√ m
10 -7
∝=
√ 0,001
∝ = √ 10 -4
∝ = 0,01 ≈ 1%
n1 . V1 = n2 . V2
2 M . 5 mL = n2 . 25 mL
2 M ∙5 mL
= n2
25 M
0,8 mol = n2
n1 . V1 = n2 . V2
0,8 M . 10 mL = n2 . 25 mL
0,8 M . 10 mL
= n2
25 M
0,8 mol = n2
n1 . V1 = n2 . V2
0,32 M . 10 mL = n2 . 25 mL
0,32 M ∙ 10 mL
= n2
25 M
0,128 mol = n2
Di
dx ( [ Fe3+ ] m+ [ SCN - ] m )
[ Fe ( SCN ) ] = 2
3
1 . (2+1)
=
2
= 1,5 m
[ Fe 3+ ] = [ Fe3+ ] m - [ Fe ( SCN ) 3 ]
= 2 m -1,5 m
= 0,5 m
[ SCN - ] = [ SCN- ] m - [ Fe ( SCN ) 3
]
= 1 m -1,5 m
= −0,5 m
Fe 3+ + SCN-(aq) ↔ Fe(SCN)3(aq)
Konstanta Kesetimbangan (Kc)
[ Fe(SCN)3 ]
KC=
[ Fe3+ ] [ SCN - ]
(1,5)
=
( 0,5) (-0,5)
= -6
b) Tabung II
Di
3+
[ ] m+ [ SCN - ] m )
[ Fe ( SCN ) ] = 2dx ( Fe
3
1 . (0,80+1)
=
2
= 0,90 m
[ Fe 3+ ] = [ Fe3+ ] m - [ Fe ( SCN ) 3 ]
= 0,80 m - 0,90 m
= - 0,1 m
c) Tabung III
Di
dx ( [ Fe3+ ] m+ [ SCN - ] m )
[ Fe ( SCN ) ] = 2
3
1 . (0,32+1)
=
2
= 0,66 m
[ Fe 3+ ] = [ Fe3+ ] m - [ Fe ( SCN ) 3 ]
= 0,32 m -0,66 m
= - 0,34 m
[ SCN - ] = [ SCN- ] m - [ Fe ( SCN ) 3
]
= 1 m - 0,66 m
= 0,34 m
Fe 3+ + SCN-(aq) ↔ Fe(SCN)3(aq)
Konstanta Kesetimbangan
[ Fe(SCN)3 ]
KC=
[ Fe3+ ] [ SCN - ]
(0,66)
=
( -0,34) (34)
= -571
d) Tabung IV
Di
dx ( [ Fe3+ ] m+ [ SCN - ] m )
[ Fe ( SCN ) ] = 2
3
1 . (0,128+1)
=
2
= 0,564 m
[ Fe 3+ ] = [ Fe3+ ] m - [ Fe ( SCN ) 3 ]
= 0,128 m - 0,564 m
= -0,436 m
[ SCN - ] = [ SCN- ] m - [ Fe ( SCN ) 3
]
= 1 m - 0,564 m
= 0,436 m
Fe 3+ + SCN-(aq) ↔ Fe(SCN)3(aq)
Konstanta Kesetimbangan
[ Fe(SCN)3 ]
KC=
[ Fe3+ ] [ SCN - ]
(0,564)
=
( -0,436) (0,436)
= -2,97
= 10-4 mol
n=M.V
= 1 M.mL-1 x 2,5.10-4 mL
= 2,5.10-4 mol
n=M.V
= 1 M.mL-1 x 2,5.10-4 mL
= 2,5.10-4 mol
mol HCl
[ HCl ] =
1,2.10-3
5.10-5 mol
=
1,25.10-3
= 4.10-2 mol
mol H 2 CrO 4
[ H2 Cr O4 ] =
1,25.10-3
10-4 mol
=
1,25.10-3
= 8.10 -2 mol
2
[ H2 Cr O4 ] [ KCl ]
Kc =
[ HCl ] 2
( 8.10-2 mol ) ( 1,6.10-1 mol )2
=
( 4.10-2 mol )
= 1,28
mol Na 2 Cr 2 O7
[ Na 2 Cr 2 O7 ] =
1,25.10-3
10-4 mol
= -3
1,25.10
= 8.10 -2 mol
2.4 Konstanta Kesetimbangan (Kc)
2
[ Na2 Cr2 O7 ] [ KOH ]
Kc =
[ NaOH ]2
( 8.10-2 mol ) ( 1,6.10-1 mol )2
=
( 4.10-2 mol )
= 1,28
n=M.V
= 1 M.mL-1 x 2,5.10-4 mL
= 2,5.10-4 mol
n=M.V
= 1 M.mL-1 x 2,5.10-4 mL
= 2,5.10-4 mol
b) Konsentrasi Larutan Hasil Reaksi (Produk)
1) K2Cr2O7 bereaksi dengan HCl
mol HCl
[ HCl ] =
1,2.10-3
5.10-5 mol
=
1,25.10-3
= 4.10-2 mol
mol H 2 Cr2 O7
[ Na 2 Cr 2 O4 ] =
1,25.10-3
10-4 mol
=
1,25.10-3
= 8.10 -2 mol
2
[ H2 Cr 2 O7 ] [ KCl ]
Kc =
[ HCl ] 2
( 8.10-2 mol ) ( 1,6.10-1 mol )2
=
( 4.10-2 mol )
= 1,28
mol NaOH
[ NaOH ] =
1,25.10-3
5.10-5 mol
=
1,25.10-3
= 4.10-2 mol
mol KOH
[ KOH ] =
1,25.10-3
2.10−4 mol
=
1,25.10-3
= 1,6.10-1 mol
mol Na 2 Cr2 O7
[ Na 2 Cr 2 O7 ] =
1,25.10-3
10-4 mol
=
1,25.10-3
= 8.10 -2 mol
2.4 Konstanta Kesetimbangan (Kc)
2
[ Na2 Cr2 O7 ] [ KOH ]
Kc =
[ NaOH ] 2
( 8.10-2 mol ) ( 1,6.10-1 mol )2
=
( 4.10-2 mol )
= 1,28
Lampiran 2. Persamaan Reaksi Setara Hasil Percobaan
FeSCN2+(aq)
Merah