KELOMPOK 2
Anggota kelompok:
-Barra Fathurrahman (02)
PENDAHULUAN
Tujuan Praktikum :
Dasar Teori
Reaksi kimia berjalan pada tingkat yang berbeda. Beberapa diantaranya berjalan sangat lambat,
misalanya penghancuran kaleng aluminium oleh udara atau penghancuran botol plastik oleh sinar
matahari, yang memerlukan waktu bertahun – tahun bahkan berabad – abad. Beberapa reaksi lain berjalan
sangat cepat misalnya nitrogliserin yang mudah meledak. Selain itu beberapa reaksi dapat berjalan cepat
atau lambat bergantung pada kondisinya, misalnya besi mudah berkarat pada kondisi lembab, tetapi di
Reaksi kimia adalah perubahan zat pereaksi menjadi produk. Seiring dengan bertambahnya waktu
reaksi, maka jumlah zat pereaksi akan semakin sedikit, sedangkan produk semakin banyak. Maka laju
reaksi dinyatakan sebagai laju berkurangnya pereaksi atau laju terbentuknya produk. Laju reaksi atau
kecepatan reaksi menyatakan banyaknya reaksi yang berlangsung per satuan waktu. Laju reaksi
menyatakan konsentrasi zat terlarut dalam reaksi yang menghasilkan tiap detik reaksi. Satuan konsentrasi
yang digunakan adalah molaritas (M) atau mol per liter (mol. L-1).
reaksi semakin cepat. Begitu juga, apabila semakin kecil luas permukaan bidang sentuh, maka semakin
kecil tumbukan yang terjadi antar partikel, sehingga laju reaksi pun semakin kecil. Karakteristik kepingan
yang direaksikan juga turut berpengaruh, yaitu semakin halus kepingan itu, maka semakin cepat waktu
yang dibutuhkan untuk bereaksi ; sedangkan semakin kasar kepingan itu, maka semakin lama waktu yang
b. Suhu
Suhu juga turut berperan dalam mempengaruhi laju reaksi. Apabila suhu pada suatu rekasi yang
berlangusng dinaikkan, maka menyebabkan partikel semakin aktif bergerak, sehingga tumbukan yang
terjadi semakin sering, menyebabkan laju reaksi semakin besar. Sebaliknya, apabila suhu diturunkan,
maka partikel semakin tak aktif, sehingga laju reaksi semakin kecil.
c. Katalis
Katalis adalah suatu zat yang mempercepat laju reaksi kimia pada suhu tertentu, tanpa mengalami
perubahan atau terpakai oleh reaksi itu sendiri. Suatu katalis berperan dalam reaksi tapi bukan sebagai
pereaksi ataupun produk. Katalis memungkinkan reaksi berlangsung lebih cepat atau memungkinkan
reaksi pada suhu lebih rendah akibat perubahan yang dipicunya terhadap pereaksi. Katalis menyediakan
suatu jalur pilihan dengan energi aktivasi yang lebih rendah. Katalis mengurangi energi yang dibutuhkan
Katalis dapat dibedakan ke dalam dua golongan utama: katalis homogen dan katalis heterogen. Katalis
heterogen adalah katalis yang ada dalam fase berbeda dengan pereaksi dalam reaksi yang dikatalisinya,
sedangkan katalis homogen berada dalam fase yang sama. Satu contoh sederhana untuk katalisis
heterogen yaitu bahwa katalis menyediakan suatu permukaan di mana pereaksi-pereaksi (atau substrat)
untuk sementara terjerat. Ikatan dalam substrat-substrat menjadi lemah sedemikian sehingga memadai
terbentuknya produk baru. Ikatan atara produk dan katalis lebih lemah, sehingga akhirnya terlepas.
Katalis homogen umumnya bereaksi dengan satu atau lebih pereaksi untuk membentuk suatu perantara
kimia yang selanjutnya bereaksi membentuk produk akhir reaksi, dalam suatu proses yang memulihkan
katalisnya. Berikut ini merupakan skema umum reaksi katalitik, di mana C melambangkan katalisnya:
A + C → AC (1)
B + AC → AB + C (2)
Meskipun katalis (C) termakan oleh reaksi 1, namun selanjutnya dihasilkan kembali oleh reaksi 2,
A + B + C → AB + C
Beberapa katalis yang pernah dikembangkan antara lain berupa katalis Ziegler-Natta yang digunakan
untuk produksi masal polietilen dan polipropilen. Reaksi katalitis yang paling dikenal adalah proses
Haber, yaitu sintesis amoniak menggunakan besi biasa sebagai katalis. Konverter katalitik yang dapat
menghancurkan produk emisi kendaraan yang paling sulit diatasi, terbuat dari platina dan rodium.
d. Molaritas
Molaritas adalah banyaknya mol zat terlarut tiap satuan volum zat pelarut. Hubungannya dengan laju
reaksi adalah bahwa semakin besar molaritas suatu zat, maka semakin cepat suatu reaksi berlangsung.
Dengan demikian pada molaritas yang rendah suatu reaksi akan berjalan lebih lambat daripada molaritas
V = k [A]m [B]n
dengan:
1.
2. V = Laju reaksi
e. Konsentrasi
Karena persamaan laju reaksi didefinisikan dalam bentuk konsentrsi reaktan maka dengan naiknya
konsentrasi maka naik pula kecepatan reaksinya. Artinya semakin tinggi konsentrasi maka semakin
banyak molekul reaktan yang tersedia dengan demikian kemungkinan bertumbukan akan semakin banyak
BAB II
a. Alat b. Bahan
3) Labu ukur 50 mL
4) Kertas putih
5) Stopwatch
a. Cara Kerja
1) Encerkan larutan Na2S2O3 1,00 M menjadi Na2S2O3 0,50 M; 0,15 M; 0,1 M; 0,05 M masing –
masing 20 mL.
2) Siapkan 5 buah gelas kimia yang telah diberi label no. 1, 2, 3, 4, dan 5.
6) Catat waktu yang diperlukan sejak penambahan Na2S2O3 sampat tanda “X” tidak terlihat lagi.
7) Lakukan kegiatan yang sama dengan mengganti konsentrasi Na 2S2O3 0,05 M dengan Na2S2O3 :0,1
a. Hasil Pengamatan
10 mL 1M 20 mL 0,50 M
3 mL 1M 20 mL 0,15 M
2 mL 1M 20 mL 0,10 M
1 mL 1M 20 mL 0,05 M
4 2M 0,50 M 9 0,05
5 2M 1,00 M _ _
b. Pembahasan
Laju reaksi adalah perbandingan perubahan konsentrasi pereaksi atau hasil reaksi
terhadap perubahan waktu.
Dirumuskan :
−∆
[ A]( reak tan)
V =
∆ t
+∆
[ B ]( produk )
V=
∆ t
Laju Reaksi =
Pe r ubahanK
ons e ntr as i m ol/ lite r
=
Wak tu s
g. Kesimpulan
Banyak reaksi kimia berlangsung dalam kimia. Konsentrasi reaktan akan memengaruhi laju
Tujuan :
Dasar teori
Suatu reaksi mungkin melibatkan reaksi dalam bentuk padat. Apakah ukuran kepingan zat padat
berpengaruh teerhadap laju reaksi? Pertanyaan ini dapat dijawab dengan mengamati reksi antara
pualam (CaCO3) dengan larutan asam klorida (HCL). Pengamatan ini dapat dilakukan dengan paling
tidak 2 kali percobaan masing-masing dengan kepingan pualam yang berbeda. Dalam hal ini,
kepingan pualam di sebut sebagai variable bebas, perubahan laju reaksi sebagai variable terikat, dan
semua faktor yang di buat disebut variable control. Semakin halus partikel dari suatu zat padat, maka
a. Alat b. Bahan
3) Mortar
4) Cutter
5) Stopwatch
a. Cara Kerja
1) Siapkan tabung reaksi sebanyak 2 buah yang telah diberi label 1 dan 2.
3) Timbang kapur tulis batangan yang telah dibagi menjadi empat bagian (± 1,25 gram). Kemudian,
masukkan ke dalam tabung reaksi. Aduk secara konstan sampai kapur tulis larut semua. Catat
4) Gerus kapur tulis sampai halus, kemudian timbang, dan masukkan ke dalam tabung reaksi yang
lain. Asuk secara konstan sampai kapur tulis larut. Catat waktu yang diperlukan sejak kapur tulis
d. Hasil Pengamatan
1 Bubuk 22 0.045
e. Pembahasan
Jawab : Kapur padat mempunyai luas permukaan bidang sentuh yang paling besar.
3) Berdasarkan data hasil pengamatan dan grafik, bagaimana pengaruh luas permukaan bidang sentuh
Jawab : Dari hasil pengamatan dan grafik dapat dilihat bahwa semakin besar luas pemukaan
bidang sentuh maka waktu yang diperlukan juga semakin lama. Berdasarkan percobaan
di atas, kapur padat memerlukan waktu yang lebih lam untuk larut dibandingkan yang
berbentuk bubuk.
e. Kesimpulan
Dari percobaan di atas, dapat disimpulkan bahwa konsentrasi dan luas permukaan bidang sentuh
berbanding lurus dengan frekuensi tumbukan. Makin besar konsentrasi dan luas permukaan bidang
sentuh, makin sering terjadi tumbukan antarpartikel. Oleh karena itu, makin besar luas permukaan bidang
Tujuan :
Amonia (NH3) meruapakn salah satu zat kimia yang paling banyak diproduksi. Amonia digunakan
terutama untuk membuat pupuk, yaitu urea dan ZA. Penggunaan ammonia yang lain, yaitu untuk
membuat resin, bahan mesiu, dan berbagai senyawa nitrogen lainnya. Di bidang industri, ammonia dibuat
dari gas nitrogen dan gas hydrogen. Gas nitrogen diperoleh dari udara, sedangkan gas hydrogen dari gas
Stoikiometri reaksi menunjukkan bahwa 1 mol nitrogen bereaksi dangan 3 mol hidrogan membentuk 2
mol ammonia. Akan tetapi, dari percobaan diketahui bahwa hasil seperti itu tidak akan pernah dicapai.
Artinya, jika direaksikan I mol nitrogen dengan 3 mol hydrogen ternyata tidak dapat menghasilkan 2 mol
ammonia, tetapi selau kurang dai 2 mol.mengapa itu terjadi? Ternyata, reaksi berlangsung tidak tuntas.
Reaksi “seperti berhenti” setelah sebagian nitrogen dan hydrogen bereaksi. Reaksi berakhir dengan suatu
campuran yang mengandung NH3, NH2, dan H2. Keadaan seperti itulah yang disebut keadaan setimbang.
Jadi, keadaan setimbang adalah suatu keadaan di mana zat-zat pereaksi dan hasil reaksi terdapat bersama-
Alat Bahan
1) isi tabung reaksi dengan 3 mL larutan CH3COOH 0.1 M, tambahkan 1 tetes indicator metal jingga,
catat warnanya.
Pembahasan
Asama asetat/asam cuka merupakan asam lemah.Larutan asam asetat mengalami reaksi berikut.
Adanya ion H+ dapat diamati dengan metil jingga.Pengurangan ion H+ dengan penambahan garam
natrium asetat (CH3COONa) akan mengubah warna indikator metil jingga.
Dengan adanya penguraian ion H+ terjadilah reaksi diatas menurut asa Le Chatelier jika kuantitas
reaktan diperkecil maka kesetimbangan akan bergeser ke kiri dan sebaliknya dalam percobaan ini
kuantitas atau konsentrasi reaktan (CH3COOH(aq)) berkurang dan diuraikan menjadi CH3OO-(aq)+H+(aq)
sehingga kesetimbangan akan bergeser ke kiri.
Kesimpulan
Kita dapat menarik 3 kesimpulan dari percobaan diatas mengenai pengaruh konsentrasi terhadap
pergeseran kesetimbangan sesuai dengan asas Le Chatelier yaitu:
1.Jika kuantitas suatu reaktan diperbesar dan kuantitas produk diperkecil maka kesetimbangan akan
bergeser ke kanan.Sebaliknya jika kuantitas suatu reaktan diperkecil dan kuantitas produk diperbesar
maka kesetimbangan akan bergeser ke kanan.
2.Jika semua kuantitas dikurangi dengan pengenceran atau memperbesar volume maka,maka
kesetimbangan akan bergeser ke arah yang jumlah molekulnya lebih banyak
LAMPIRAN