Proposal tugas akhir ini dengan judul “Ekstraksi Dan Pemurnian Eugenol
Dari Minyak Cengkeh” oleh Muhammad Arya Fathadillah NIM 33119502
dinyatakan layak untuk diseminarkan.
Menyetujui:
Mengetahui:
Koordinator Program Studi D3
Teknik Kimia PDD BONE
i
HALAMAN PERSETUJUAN
Proposal tugas akhir ini dengan judul “Ekstraksi Dan Pemurnian Eugenol
Dari Minyak Cengkeh” oleh Suparman NIM 33119503 dinyatakan layak untuk
diseminarkan.
Menyetujui:
Mengetahui:
Koordinator Program Studi D3
Teknik Kimia PDD BONE
ii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah swt. Karena berkat rahmat
dan karunia-Nya, penulisan proposal tugas akhir ini yang berjudul “Ekstraksi Dan
Pemurnian Eugenol Dari Minyak Cengkeh” dapat diselesaikan dengan baik.
Dalam penulisan proposal tugas akhir ini tidak sedikit hambatan yang
penulis alami. Namun, berkat bantuan berbagai pihak terutama pembimbing,
hambatan tersebut dapat teratasi. Sehubungan dengan itu, pada kesempatan dan
melalui lembaran ini penulis menyampaikan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Ir. Muhammad Anshar, M.Si., Ph.D., selaku Direktur Politeknik
Negeri Ujung Pandang;
2. Bapak Drs. Herman Bangngalino, M.T. selaku Ketua Jurusan Teknik Kimia
Politeknik Negeri Ujung Pandang;
3. Ibu Dr. Mahyati, S.T., M.Si. selaku Koordinator Pengelolah PDD BONE;
4. Bapak Ir. Barlian HS., M.T. selaku Koordinator Program Studi D3 Teknik
Kimia Mineral PDD BONE;
5. Bapak M. Yasser, S.Si., M.Si. sebagai pembimbing I dan Bapak Drs. Herman
Bangngalino, M.T. sebagai pembimbing II yang telah mencurahkan perhatian
dan kesempatannya untuk mengarahkan penulis dalam menyelesaikan laporan
tugas akhir;
6. Bapak dan Ibu Dosen dan tenaga kependidikan jurusan Teknik Kimia.
7. Bapak dan Ibu Staff PDD BONE
Penulis
iii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah swt. Karena berkat rahmat
dan karunia-Nya, penulisan laporan tugas akhir ini yang berjudul “Pemanfaatan
Arang Kulit Buah Mahoni Sebagai Media Tanam Bawang Merah”dapat
diselesaikan dengan baik.
Dalam penulisan laporan tugas akhir ini tidak sedikit hambatan yang penulis
alami. Namun, berkat bantuan berbagai pihak terutama pembimbing, hambatan
tersebut dapat teratasi. Sehubungan dengan itu, pada kesempatan dan melalui
lembaran ini penulis menyampaikan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Ir. Muhammad Anshar, M.Si., Ph.D., selaku Direktur Politeknik
Negeri Ujung Pandang;
2. Bapak Drs. Herman Bangngalino, M.T. selaku Ketua Jurusan Teknik Kimia
Politeknik Negeri Ujung Pandang;
3. Ibu Dr. Mahyati, S.T., M.Si. selaku Koordinator Pengelolah PDD BONE;
4. Bapak Ir. Barlian HS., M.T. selaku Koordinator Program Studi D3 Teknik
Kimia Mineral PDD BONE;
5. Bapak Drs. Herman Bangngalino, M.T. sebagai pembimbing I dan Bapak M.
Yasser, S.Si., M.Si. sebagai pembimbing II yang telah mencurahkan perhatian
dan kesempatannya untuk mengarahkan penulis dalam menyelesaikan laporan
tugas akhir;
6. Bapak dan Ibu Dosen dan tenaga kependidikan jurusan Teknik Kimia;
7. Bapak dan Ibu Staff PDD BONE
Penulis
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................................ ii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... iv
DAFTAR ISI ........................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
v
3.5.1 Penentuan Bobot Jenis Pada Minyak Daun Cengkeh sesuai dengan SNI
06-2387-2006 ................................................................................................. 13
3.5.2 Penentuan Kelarutan Minyak Daun Cengkeh dalam Etanol sesuai
dengan SNI 06-2387-2006 ............................................................................. 14
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1
menggunakan metode distilasi fraksionasi dengan peningkatan kadar eugenol dari
93% menjadi 97% (Nurhasanah et al, 2008).
Pada penelitian ini akan dilakukan isolasi eugenol dari minyak cengkeh
yang dihasilkan masyarakat melalui distilasi uap di Desa Abbumpungen,
Kecamatan Cina, Kabupaten Bone. Metode yang akan dilakukan yaitu ekstraksi
menggunakan KOH. Hasil ekstraksi yang diperoleh kemudian dimurnikan melalui
distilasi fraksionasi pada tekanan rendah. Pemilihan KOH sebagai reaktan
dikarenakan sifatnya yang lebih cepat larut dalam air dan pengikatan asam lebih
cepat dibanding NaOH, hal ini dapat mempersingkat proses pemurnian.
Penelitian ini dilakukan untuk menentukan konsentrasi KOH yang optimal
dan menentukan suhu pemanasan proses ektraksi yang optimal untuk mengisolasi
eugenol dari minyak cengkeh. Selanjutnya eugenol yang dihasilkan dianalisis
kemurniannya (komposisi) dengan Kromatografi Gas/HPLC, dan massa molekul
komponennya dengan Spektroskopi Massa.
2
3. Analisis kualitas kemurnian eugenol yang dihasilkan dengan Kromatografi
Gas/HPLC dan massa molekul komponennya dengan Spektroskopi Massa
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
Minyak cengkeh banyak dimanfaatkan oleh dokter gigi sebagai penghilang
rasa sakit, selain itu juga dapat menghangatkan badan dan melancarkan sirkulasi
darah. Minyak cengkeh juga berkhasiat sebagai anti bakteri alami, digunakan
dalam industri parfum, industri farmasi, industri bahan makanan dan minuman,
serta sebagai bahan campuran rokok kretek. Senyawa eugenol yang merupakan
komponen utama dari minyak daun cengkeh dapat digunakan sebagai bahan baku
vanillin sintetis (Fitri Nyoman, dalam Lestari & Puji, 2017). Minyak cengkeh
memiliki aktivitas biosidal terhadap A. albopictus (nyamuk harimau asia),
sehingga membantu dalam pengendalian malaria, serta memiliki anti-oksidan
yang berfungsi dalam pencegahan kanker penyakit periodontal, dll (Aishwarya,
dalam Sugianti & Mifta, 2017).
2.2 Eugenol
Eugenol merupakan salah satu komponen kimia dalam minyak cengkeh
yang memberikan bau dan aroma yang khas pada minyak cengkeh. Kadar eugenol
yang terdapat pada minyak bunga cengkeh, yaitu antara 78-95%, sedangkan 83-
95% pada tangkai, dan 84-88% pada daun (Lutony & Rahmayati, 2002). Eugenol
(C10H12O2), dikenal dengan nama IUPAC 2-metoksi-4 (2-propenil) fenol
(Mayuni, dalam Lestari & Puji, 2017). Selain itu, eugenol memiliki titik didih 256
ºC, titik leleh -9 ºC, titik nyala 104 ºC, tekanan uap 10 mmHg pada 123 ºC,
densitas 1,064 - 1,068 g/mL, berat molekul 164,20 g/mol dan indeks bias 1,541
pada 200 ºC (Widayat et al., 2012). Eugenol dapat dikelompokkan dalam keluarga
alkilbenzena dari senyawa-senyawa fenol. Rumus molekul eugenol adalah sebagai
berikut:
5
bila terpapar udara karena mudah teroksidasi. Eugenol bersifat mudah menguap
dan sedikit asam serta larut dalam pelarut organik, seperti kloroform, eter, alkohol
dan sedikit larut dalam air (Harista & Alifia, 2018).
Eugenol mengandung beberapa gugus fungsional yaitu alil (-CH2-
CH=CH2), fenol (-OH) dan metoksi (-OCH3), sehingga dengan adanya gugus
tersebut dapat memungkinkan eugenol sebagai bahan dasar sintesis berbagai
senyawa lain yang bernilai lebih tinggi seperti isoeugenol, eugenol asetat,
isoeugenol asetat, benzil eugenol, benzil isoeugenol, metil eugenol, eugenol metil
eter, eugenol etil eter, isoeugenol metil eter, vanilin dan sebagainya (Bulan, 2004).
6
dalam ketel agar meminimkan kehilangan air. Melihat dari beberapa
keadaan, tekanan uap yang rendah akan menghasilkan minyak atsiri
berkualitas baik.
3. Penyulingan dengan uap langsung (Direct Steam Distillation)
Sistem ini bahan baku tidak kontak langsung dengan air maupun api namun
hanya uap bertekanan tinggi yang difungsikan untuk menyuling minyak.
Prinsip kerja metode ini adalah membuat uap bertekanan tinggi didalam
boiler, kemudian uap tersebut dialirkan melalui pipa dan masuk ketel yang
berisi bahan baku. Uap yang keluar dari ketel dihubungkan dengan
kondensor. Cairan kondensat yang berisi campuran minyak dan air
dipisahkan dengan separator. Penyulingan dengan metode ini biasa dipakai
untuk bahan baku yang membutuhkan tekanan tinggi (Lestari & Puji, 2017).
2. Metode Pengepresan atau Pemerasan
Metode pemerasan/pengepresan dilakukan terutama untuk minyak-minyak
atsiri yang tidak stabil dan tidak tahan pemanasan seperti minyak jeruk (citrus).
Juga terhadap minyak-minyak atsiri yang bau dan warnanya berubah akibat
pengaruh pelarut penyari (Sugianti & Mifta, 2017).
3. Metode Enfleurage
Metode enfleurage adalah salah satu metode ekstraksi dengan menggunakan
campuran lemak hewani dan nabati yang padat untuk menangkap minyak atsiri
pada suhu kamar (Sugianti & Mifta, 2017).
7
garam dipisahkan dan lapisan atas berupa eugenol dimurnikan dengan distilasi
vakum dan diperoleh hasil optimum eugenol dengan kadar 89,65% (Lestari &
Puji, 2017) .
2. Kromatografi Kolom
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan Sudarma et al. (dalam Lestari
& Puji, 2017). Yang berjudul “Markovnikov Addition of Chlorosulfuric Acid to
Eugenol Isolated from Clove Oil”, minyak cengkeh diekstraki dari bunga cengkeh
dengan pelarut dikloro metana dan selanjutnya eugenol diisolasi dengan
kromatografi kolom dan diperoleh kadar eugenol 73%.
3. Ekstraksi Superkritis
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Yazdani et al. (dalam
Lestari & Puji, 2017). Yang berjudul “Supercritical CO2 extraction of Essential
Oil from Clove Bud: Effect of Operation condition on the Selective Isolation of
Eugenol and Eugenyl Acetate”, dapat dipelajari bahwa ekstaksi superkritis
merupakan metode recovery minyak atsiri dari tumbuhan yang lebih baik dari cara
tradisional seperti distilasi uap dan ekstraksi menggunakan pelarut. Pada ekstraksi
ini digunakan solvent berupa CO2 yang memiliki sifat tidak beracun, tidak mudah
terbakar, volatile, bersifat inert sehingga tidak bereaksi dengan makanan dan
mudah dipisahkan dari ekstrak dengan cara dekompresi. Metode ini melindungi
ekstrak dari degradasi termal dan kontaminasi pelarut. Tekanan operasi yang
digunakan sekitar 100-250 bar dengan suhu 20-40oC. Kadar eugenol optimum
yang dihasilkan dengan metode ekstraksi superkritis ini sekitar 87,41%.
4. Adsorpsi
Pada penelitian Perwitasari et al. yang berjudul “Pemurnian Eugenol
Minyak Daun Cengkeh dengan menggunakan Proses Adsorpsi”, pemurnian
eugenol menggunakan proses adsorpsi menggunakan zeolit yang sudah di
preparasi lalu dioven pada suhu 120℃ sebelum digunakan. Minyak cengkeh
ditambahkan dengan zeolit sebanyak 10,15, 25, dan 30 gram dengan ukuran 100
mesh. Pengadukan dilakukan selama 60, 75, 95, 105, dan 120 menit dengan
kecepatan 100 rpm pada suhu 60℃. Hasil yang diperoleh kemudian disaring,
filtrat mengandung eugenol dan dianalisis dengan Gas Chromatography (GC).
8
Percobaan optimum pada berat zeolit 25 gram dengan waktu 60 menit dan kadar
eugenol yang dihasilkan yaitu 89,94%.
5. Distilasi Fraksionasi
Pada hasil penelitian Nurhasanah et al. yang berjudul “Pemisahan Eugenol
Dari Minyak Cengkeh Dengan Cara Distilasi Fraksinasi” menunjukkan bahwa
distilasi fraksinasi pada minyak cengkeh dengan perlakuan fraksionasi suhu
200℃ dan 250℃ tidak memperoleh eugenol murni (minimal 98%) tetapi kadar
eugenolnya meningkat sampai 97,03% w/v dari 93,34%. Perlakuan tekanan yang
lebih kecil dan jumlah refluks yang lebih banyak akan lebih memurnikan minyak
cengkeh menjadi eugenol. Dengan distilasi fraksionasi pada minyak cengkeh
dimana proses berlangsung pada suhu dan tekanan rendah menghasilkan residu
yang mutunya meningkat dengan kriteria kadar eugenol meningkat, berat jenis
meningkat, semakin larut dalam alkohol, indeks bias yang meningkat dan nilai
putaran optik yang sesuai dengan kriteria minyak cengkeh asli (kecil).
9
3. Indeks Bias
Indeks bias merupakan perbandingan antara kecepatan cahaya di dalam
udara dengan kecepatan cahaya didalam zat tersebut pada suhu tertentu. Indeks
bias minyak atsiri berhubungan erat dengan komponen - komponen yang tersusun
dalam minyak atsiri yang dihasilkan. Sama halnya dengan berat jenis dimana
komponen penyusun minyak atsiri dapat mempengaruhi nilai indeks biasnya
(Sastrohamidjojo, 2004).
Semakin banyak komponen berantai panjang seperti sesquiterpen atau
komponen bergugus oksigen ikut tersuling, maka kerapatan medium minyak atsiri
akan bertambah sehingga cahaya yang datang akan lebih sukar untuk dibiaskan.
Hal ini menyebabkan indeks bias minyak lebih besar. Minyak atsiri dengan nilai
indeks bias yang besar lebih bagus dibandingkan dengan minyak atsiri dengan
nilai indeks bias yang kecil (Sastrohamidjojo, 2004).
4. Kelarutan dalam alkohol
Guenther (1990) menyatakan, eugenol kebanyakan larut dalam alkohol dan
jarang larut dalam air, maka kelarutannya dapat mudah diketahui dengan
menggunakan alkohol pada berbagai tingkat kosentrasi. Kelarutan dalam alkohol
dapat dihitung dari banyaknya alkohol yang ditambahkan pada minyak daun
cengkeh, sehingga terlarut secara sempurna yang ditandai dengan tercampurnya
larutan secara merata, tidak bergumpal dan apabila alkohol ditambahkan terus
menerus maka larutan akan semakin jernih. Eugenol larut dengan etanol 95%
dengan perbandingan 1:2 yaitu 1 ml minyak daun cengkeh diperlukan 2 ml etanol,
sehingga diperoleh larutan yang jernih (Sugianti & Mifta, 2017).
10
BAB III
METODE PENELITIAN
3.2 Bahan
Aquades
Etanol
H2S04
KOH
Minyak Cengkeh
3.3 Alat
Erlenmeyer
GCMS
Gelas kimia
Gelas ukur
Hot plate
Kondensor
Labu distilasi
Labu ukur
Neraca analitik
Piknometer
Pipet ukur
Termometer
11
3.4 Prosedur Penelitian
3.4.1 Pembuatan larutan KOH
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan,
2. Ditimbang KOH dengan timbangan analitik sebesar 56,11 gram untuk
konsentrasi 10 N sebanyak 100 ml,
3. Dimasukkan KOH ke dalam labu ukur 100 ml dan dilarutkan dengan
aquades sampai tanda batas,
4. Dikocok sampai homogen.
3.4.2 Proses ekstraksi dengan KOH
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan,
2. Diukur 20 ml minyak cengkeh dengan gelas ukur 50 ml,
3. Dicampur bahan dan pelarut dengan perbandingan 1:5 yaitu 20 ml minyak
daun cengkeh dan 100 ml KOH 1,20 N,
4. Diaduk campuran di atas hot plate pada suhu 40 ℃ menggunakan magnetic
stirrer selama 30 menit,
5. Setelah mencapai waktu 30 menit, campuran dimasukkan ke dalam corong
pisah lalu dikocok dengan kuat,
6. Diamkan di dalam corong pisah sampai terbentuk dua lapisan, lapisan atas
adalah larutan non eugenolat dan lapisan bawah adalah larutan eugenolat,
7. Lapisan bawah dipisahkan dan dimasukkan ke dalam Erlenmeyer asa yang
bersih untuk proses ekstraksi selanjutnya,
8. Diulangi prosedur kerja dengan konsentrsi KOH yang berbeda, yakni 1,25
N; 1,30 N; 1,35 N; dan 1,40 N serta suhu yang berbeda yakni 50 ℃ dan 60
℃.
3.4.3 Perlakuan dengan asam sulfat 1,5 N
1. Disiapkan larutan H2SO4 dengan konsentrasi 1,5 N,
2. Lapisan eugenolat yang diperoleh dari prosedur 3.4.2 ditambahkan sedikit
demi sedikit sampai bersifat asam (sambil diaduk dengan magnetic stirrer
selama 30 menit),
3. Campuran kemudian dimasukkan ke dalam corong pisah, lalu dikocok
dengan kuat,
12
4. Didiamkan di dalam corong pisah sampai terbentuk dua lapisan, lapisan atas
adalah larutan eugenol dan lapisan bawah adalah larutan garam,
5. Diambil larutan eugenol, kemudian dicuci dengan aquades hasil yang
diperoleh dimurnikan melalui distilasi fraksionasi,
6. Diulangi prosedur kerja untuk sampel yang lainnya.
3.4.4 Proses isolasi dengan distilasi fraksionasi
1. Peralatan distilasi dirangkaikan, pompa vakum dan air pendigin,
2. Hasil yang diperoleh dari prosedur 3.4.4 diatas diasukkan kedalam labu
distilasi,
3. Diatur tekanan vakum 100 mmHg,
4. Pemanas dinyalakan dan air pendingin,
5. Distilat ditampung dalam wadah bersih (Erlenmeyer asa),
6. Distilat dianalisis sesuai metode standar,
13
8. Dicelupkan kembali piknometer ke dalam penangas air pada suhu 20℃ ±
0,2℃ selama 30 menit. Disisipkan tutupnya dan dikeringkan piknometer.
Biarkan piknometer di dalam lemari timbangan selama 30 menit dan
timbang (m2).
( ) ( )
3.5.2 Penentuan Kelarutan Minyak Daun Cengkeh dalam Etanol sesuai dengan
SNI 06-2387-2006
1. Ditempatkan 1 ml contoh minyak dan diukur dengan teliti di dalam gelas
ukur yang berukuran 10 ml atau 25 ml,
2. Diambahkan etanol 70 %, setetes demi setetes, dikocok setelah setiap
penambahan sampai diperoleh suatu larutan yang sebening minyak,
3. Bila larutan tersebut tidak bening, dibandingkan kekeruhan yang terjadi
dengan kekeruhan larutan pembanding, melalui cairan yang sama tebalnya,
4. Setelah minyak tersebut larut, ditambahkan etanol berlebih karena beberapa
minyak tertentu mengendap pada penambahan etanol lebih lanjut.
14
Diagram Alir Prosedur Penelitian
Minyak
cengkeh
Eugenolat
Penambahan
H2SO4 1,5 N
Eugenol
Penambahan
aqudest
Distilasi
Residu fraksionasi
Distilat
Analisis
15
DAFTAR PUSTAKA
Bulan, R. 2004. Reaksi Asetilasi Eugenol dan Oksidasi Metil Iso Eugenol.
Laporan Penelitian. Medan:Universitas Sumatera Utara
Lestari, dan Puji. (2017). Pengaruh Suhu Dalam Peningkatan Kadar Eugenol
Pada Minyak Cengkeh Dengan Metode Saponifikasi-Distilasi Vakum.
Undergraduate Thesis. Semarang:Universitas Diponegoro
Lutfi, Jati, Purbasari. (2013). Peningkatan Kadar Eugenol Pada Minyak Atsiri
Cengkeh Dengan Metode Saponifikasi-Distilasi Vakum. Semarang:Jurusan
Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro
Lutony, dan Rahmayati. (2002). Produksi dan Perdagangan Minyak Atsiri. Jakarta
: Penebar Swadaya. hlm. 1-4, 67-73
Putri, Hidayat, Rahmah (2014). Pemurnian Eugenol Dari Minyak Daun Cengkeh
Dengan Reaktan Basa Kuat KOH dan Ba(Oh)2 (Kajian Konsentrasi
Reaktan). Malang:Universitas Brawijaya
16
Sugianti, dan Mifta. (2017) Optimasi Peningkatan Kadar Eugenol Dalam Minyak
Atsiri Daun Cengkeh Menggunakan Metode Saponifikasi-Distilasi Vakum,
Undergraduate Thesis. Semarang:Universitas Diponegoro
Widayat, Cahyono, Ngadiwiyana. (2012). Rancang Bangun Dan Uji Alat Proses
Peningkatan Minyak Cengkeh Pada Klaster Minyak Atsiri Kabupaten
Batang. Jurnal Ilmu Lingkungan, vol. 10, No. 2:64-69.
Semarang:Universitas Diponegoro.
17