Anda di halaman 1dari 24

EKSTRAKSI DAN PEMURNIAN EUGENOL DARI MINYAK CENGKEH

PROPOSAL TUGAS AKHIR


Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan
Diploma tiga (D-3) Program Studi Teknik Kimia Jurusan Teknik
Kimia Politeknik Negeri Ujung Pandang

MUHAMMAD ARYA FATHADILLAH (33119502)


SUPARMAN (33119503)

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KIMIA MINERAL


JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
MAKASSAR
2022
HALAMAN PERSETUJUAN

Proposal tugas akhir ini dengan judul “Ekstraksi Dan Pemurnian Eugenol
Dari Minyak Cengkeh” oleh Muhammad Arya Fathadillah NIM 33119502
dinyatakan layak untuk diseminarkan.

Makassar, 12 Mei 2022

Menyetujui:

Pembimbing I, Pembimbing II,

M. Yasser, S.Si., M.Si. Drs. Herman Bangngalino, M.T.


NIP. 19880710 201012 2 001 NIP. 19610831 199003 1 002

Mengetahui:
Koordinator Program Studi D3
Teknik Kimia PDD BONE

Ir. Barlian Hasan, M.T .


NIP.19591112 199003 1 001

i
HALAMAN PERSETUJUAN

Proposal tugas akhir ini dengan judul “Ekstraksi Dan Pemurnian Eugenol
Dari Minyak Cengkeh” oleh Suparman NIM 33119503 dinyatakan layak untuk
diseminarkan.

Makassar, 12 Mei 2022

Menyetujui:

Pembimbing I, Pembimbing II,

Drs. Herman Bangngalino, M.T. M. Yasser, S.Si., M.Si.


NIP. 19610831 199003 1 002 NIP. 19880710 201012 001

Mengetahui:
Koordinator Program Studi D3
Teknik Kimia PDD BONE

Ir. Barlian Hasan, M.T .


NIP.19591112 199003 1 001

ii
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah swt. Karena berkat rahmat
dan karunia-Nya, penulisan proposal tugas akhir ini yang berjudul “Ekstraksi Dan
Pemurnian Eugenol Dari Minyak Cengkeh” dapat diselesaikan dengan baik.
Dalam penulisan proposal tugas akhir ini tidak sedikit hambatan yang
penulis alami. Namun, berkat bantuan berbagai pihak terutama pembimbing,
hambatan tersebut dapat teratasi. Sehubungan dengan itu, pada kesempatan dan
melalui lembaran ini penulis menyampaikan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Ir. Muhammad Anshar, M.Si., Ph.D., selaku Direktur Politeknik
Negeri Ujung Pandang;
2. Bapak Drs. Herman Bangngalino, M.T. selaku Ketua Jurusan Teknik Kimia
Politeknik Negeri Ujung Pandang;
3. Ibu Dr. Mahyati, S.T., M.Si. selaku Koordinator Pengelolah PDD BONE;
4. Bapak Ir. Barlian HS., M.T. selaku Koordinator Program Studi D3 Teknik
Kimia Mineral PDD BONE;
5. Bapak M. Yasser, S.Si., M.Si. sebagai pembimbing I dan Bapak Drs. Herman
Bangngalino, M.T. sebagai pembimbing II yang telah mencurahkan perhatian
dan kesempatannya untuk mengarahkan penulis dalam menyelesaikan laporan
tugas akhir;
6. Bapak dan Ibu Dosen dan tenaga kependidikan jurusan Teknik Kimia.
7. Bapak dan Ibu Staff PDD BONE

Makassar, 12 Mei 2022

Penulis

iii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah swt. Karena berkat rahmat
dan karunia-Nya, penulisan laporan tugas akhir ini yang berjudul “Pemanfaatan
Arang Kulit Buah Mahoni Sebagai Media Tanam Bawang Merah”dapat
diselesaikan dengan baik.
Dalam penulisan laporan tugas akhir ini tidak sedikit hambatan yang penulis
alami. Namun, berkat bantuan berbagai pihak terutama pembimbing, hambatan
tersebut dapat teratasi. Sehubungan dengan itu, pada kesempatan dan melalui
lembaran ini penulis menyampaikan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Ir. Muhammad Anshar, M.Si., Ph.D., selaku Direktur Politeknik
Negeri Ujung Pandang;
2. Bapak Drs. Herman Bangngalino, M.T. selaku Ketua Jurusan Teknik Kimia
Politeknik Negeri Ujung Pandang;
3. Ibu Dr. Mahyati, S.T., M.Si. selaku Koordinator Pengelolah PDD BONE;
4. Bapak Ir. Barlian HS., M.T. selaku Koordinator Program Studi D3 Teknik
Kimia Mineral PDD BONE;
5. Bapak Drs. Herman Bangngalino, M.T. sebagai pembimbing I dan Bapak M.
Yasser, S.Si., M.Si. sebagai pembimbing II yang telah mencurahkan perhatian
dan kesempatannya untuk mengarahkan penulis dalam menyelesaikan laporan
tugas akhir;
6. Bapak dan Ibu Dosen dan tenaga kependidikan jurusan Teknik Kimia;
7. Bapak dan Ibu Staff PDD BONE

Makassar, 12 Mei 2022

Penulis

iv
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................................ ii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... iv
DAFTAR ISI ........................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... 2
1.3 Ruang Lingkup Penelitian ............................................................................. 2
1.4 Tujuan Penelitian ........................................................................................... 3
1.5 Manfaat Penelitian ......................................................................................... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................. 4

2.1 Minyak Cengkeh ............................................................................................ 4


2.2 Eugenol .......................................................................................................... 5
2.3 Metode Ekstraksi Minyak Cengkeh .............................................................. 6
2.4 Metode Isolasi Eugenol ................................................................................. 7
2.5 Metode Analisis Eugenol ............................................................................... 9

BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 11

3.1 Tempat dan waktu Penelitian....................................................................... 11


3.2 Bahan ........................................................................................................... 11
3.3 Alat .............................................................................................................. 11
3.4 Prosedur Penelitian ...................................................................................... 12

3.4.1 Pembuatan larutan KOH ....................................................................... 12


3.4.2 Proses ekstraksi dengan KOH .............................................................. 12
3.4.3 Perlakuan dengan asam sulfat 1,5 N ..................................................... 12
3.4.4 Proses isolasi dengan distilasi fraksionasi ............................................ 13

3.5 Prosedur Analisis ......................................................................................... 13

v
3.5.1 Penentuan Bobot Jenis Pada Minyak Daun Cengkeh sesuai dengan SNI
06-2387-2006 ................................................................................................. 13
3.5.2 Penentuan Kelarutan Minyak Daun Cengkeh dalam Etanol sesuai
dengan SNI 06-2387-2006 ............................................................................. 14

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 16

vi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Minyak cengkeh merupakan salah satu jenis minyak atsiri yang terdapat di
Indonesia dan merupakan komoditas ekspor. Indonesia merupakan Negara
produsen, sekaligus konsumen cengkeh terbesar di dunia. Menurut data Badan
Pusat Statistik, luas areal cengkeh tahun 2020 mencapai 567,50 ribu Ha. Hal ini
menjadikan penyulingan minyak cengkeh mempunyai nilai bisnis yang tinggi
(Lutfi et al., 2013). Komponen utama dari minyak cengkeh adalah eugenol yang
memiliki sifat sebagai stimulan, anestetik lokal, karminatif, antiemetik, antiseptik
dan antispamodik (Somaatmadja, 2001).
Eugenol banyak digunakan di bidang farmasi, industri fragrance dan
flavour, industri makanan dan minuman, kosmetik dan sebagai bahan baku
produk-produk kimia yang lain. Manfaat eugenol yang beragam ini menjadikan
kebutuhan minyak cengkeh yang berkualitas tinggi makin meningkat (Lestari &
Fuji, 2017). Selain ditemukan pada tanaman cengkeh, eugenol terdapat pada
beberapa tanaman, seperti kayu manis dan kemangi (Afiyata, 2018).
Proses penyulingan minyak cengkeh skala UKM dihasilkan kadar eugenol
sebesar 60-70% sedangkan untuk keperluan industri dibutuhkan kadar eugenol
paling rendah 90%. Oleh karena itu perlu dilakukan isolasi lebih lanjut untuk
mendapatkan minyak cengkeh dengan kadar eugenol minimal 90% sehingga
memiliki nilai ekonomi yang lebih tinggi (Lutfi et al., 2013).
Isolasi eugenol dapat dilakukan melalui beberapa jenis proses, baik isolasi
secara kimia maupun secara fisika. Selama ini, telah dilakukan pengambilan
eugenol dengan ekstraksi menggunakan NaOH dan menghasilkan eugenol sebesar
82,6% (Lutfi et al., 2013). Ekstraksi menggunakan KOH sebagai reaktan untuk
isolasi eugenol mendapatkan kemurnian 91,70% (Putri et al., 2014). Selain itu
peningkatan eugenol dapat dilakukan dengan penambahan asam sitrat atau zeolit,
dimana kadar eugenol hanya mencapai 86%. Eugenol juga dapat dimurnikan

1
menggunakan metode distilasi fraksionasi dengan peningkatan kadar eugenol dari
93% menjadi 97% (Nurhasanah et al, 2008).
Pada penelitian ini akan dilakukan isolasi eugenol dari minyak cengkeh
yang dihasilkan masyarakat melalui distilasi uap di Desa Abbumpungen,
Kecamatan Cina, Kabupaten Bone. Metode yang akan dilakukan yaitu ekstraksi
menggunakan KOH. Hasil ekstraksi yang diperoleh kemudian dimurnikan melalui
distilasi fraksionasi pada tekanan rendah. Pemilihan KOH sebagai reaktan
dikarenakan sifatnya yang lebih cepat larut dalam air dan pengikatan asam lebih
cepat dibanding NaOH, hal ini dapat mempersingkat proses pemurnian.
Penelitian ini dilakukan untuk menentukan konsentrasi KOH yang optimal
dan menentukan suhu pemanasan proses ektraksi yang optimal untuk mengisolasi
eugenol dari minyak cengkeh. Selanjutnya eugenol yang dihasilkan dianalisis
kemurniannya (komposisi) dengan Kromatografi Gas/HPLC, dan massa molekul
komponennya dengan Spektroskopi Massa.

1.2 Rumusan Masalah


1. Berapa konsentrasi KOH yang optimal untuk mengisolasi eugenol dari
minyak cengkeh, konsentrasi KOH yang akan digunakan berturut-turut 1,20
N; 1,25 N; 1,30 N; 1,35 dan 1,40 N?
2. Berapa suhu pemanasan proses ekstraksi yang dapat menghasilkan eugenol
dengan hasil tertinggi dan kualitas paling baik dari segi kemurnian
berdasarkan hasil analisis kromatografi gas, suhu proses ekstraksi yang
digunakan berturut-turut 40, 50, dan 60 ℃ selama 30 menit?

1.3 Ruang Lingkup Penelitian


1. Ekstraksi eugenol menggunakan KOH dengan variasi konsentrasi 1,20 N;
1,25 N; 1,30 N; 1,35 N dan 1,40 N dan variasi suhu proses 40, 50, 60 ℃
selama 30 menit
2. Isolasi eugenol dari minyak cengkeh menggunakan metode distilasi
fraksionasi

2
3. Analisis kualitas kemurnian eugenol yang dihasilkan dengan Kromatografi
Gas/HPLC dan massa molekul komponennya dengan Spektroskopi Massa

1.4 Tujuan Penelitian


1. Menentukan konsentrasi optimum KOH yang dapat menghasilkan eugenol
dengan presentase hasil tertinggi terhadap isolasi eugenol
2. Menentukan suhu proses ekstraksi optimum yang dapat menghasilkan
eugenol dengan hasil tertinggi dan kualitas paling baik

1.5 Manfaat Penelitian


1. Dihasilkan kadar eugenol sesuai standar kebutuhan industri
2. Meningkatkan nilai ekonomi minyak cengkeh.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Minyak Cengkeh


Tanaman cengkeh (Eugenia aromaticum) merupakan salah satu tanaman
perkebunan yang dapat digunakan sebagai penghasil minyak atsiri yang
bermanfaat sebagai bahan baku dalam industri farmasi maupun industri makanan,
dan penggunaan terbanyaknya adalah sebagai bahan baku rokok. Minyak atsiri
yang diperoleh dari distilasi daun cengkeh tua atau guguran daun cengkeh disebut
minyak cengkeh (clove oil). Kadar minyak cengkeh tergantung pada jenis, umur,
dan tempat tumbuh tanaman cengkeh. Kelebihan cengkeh adalah aroma wangi
yang berasal dari minyak atsiri dalam jumlah yang cukup besar, baik dalam bunga
(10-20%), tangkai (5-10%), maupun daun (1-4%). Komponen terbesar minyak
cengkeh adalah eugenol (70-90%) yang mempunyai sifat sebagai stimulan,
anestetik lokal, karminatif, antiemetik, antiseptik, dan antispasmodik. Adapun
komponen lain dari minyak cengkeh yaitu eugenol asetat, kariofilena, isoeugenol,
metil eugenol, dan metil salisilat (Mayuni, dalam Sugianti & Mifta, 2017).
Tabel 2.1 Standar Mutu Minyak Cengkeh SNI 06-2387-2006

No Jenis Uji Satuan Persyaratan


1 Keadaan
1.1 Warna - Kuning – coklat tua
1.2 Bau - Khas minyak cengkeh
2 Bobot Jenis 20℃ / 20℃ - 1,025 – 1,049
3 Indeks Bias (nD20) - 1,526 – 1,535
4 Kelarutan dalam etanol 70% - 1 : 2 jernih
5 Eugenol Total %, v/v Minimum 78
6 Beta caryophyllene % Maksimum 17

4
Minyak cengkeh banyak dimanfaatkan oleh dokter gigi sebagai penghilang
rasa sakit, selain itu juga dapat menghangatkan badan dan melancarkan sirkulasi
darah. Minyak cengkeh juga berkhasiat sebagai anti bakteri alami, digunakan
dalam industri parfum, industri farmasi, industri bahan makanan dan minuman,
serta sebagai bahan campuran rokok kretek. Senyawa eugenol yang merupakan
komponen utama dari minyak daun cengkeh dapat digunakan sebagai bahan baku
vanillin sintetis (Fitri Nyoman, dalam Lestari & Puji, 2017). Minyak cengkeh
memiliki aktivitas biosidal terhadap A. albopictus (nyamuk harimau asia),
sehingga membantu dalam pengendalian malaria, serta memiliki anti-oksidan
yang berfungsi dalam pencegahan kanker penyakit periodontal, dll (Aishwarya,
dalam Sugianti & Mifta, 2017).

2.2 Eugenol
Eugenol merupakan salah satu komponen kimia dalam minyak cengkeh
yang memberikan bau dan aroma yang khas pada minyak cengkeh. Kadar eugenol
yang terdapat pada minyak bunga cengkeh, yaitu antara 78-95%, sedangkan 83-
95% pada tangkai, dan 84-88% pada daun (Lutony & Rahmayati, 2002). Eugenol
(C10H12O2), dikenal dengan nama IUPAC 2-metoksi-4 (2-propenil) fenol
(Mayuni, dalam Lestari & Puji, 2017). Selain itu, eugenol memiliki titik didih 256
ºC, titik leleh -9 ºC, titik nyala 104 ºC, tekanan uap 10 mmHg pada 123 ºC,
densitas 1,064 - 1,068 g/mL, berat molekul 164,20 g/mol dan indeks bias 1,541
pada 200 ºC (Widayat et al., 2012). Eugenol dapat dikelompokkan dalam keluarga
alkilbenzena dari senyawa-senyawa fenol. Rumus molekul eugenol adalah sebagai
berikut:

Gambar 2.1 Struktur eugenol

Kenampakan fisik eugenol, yaitu berbentuk cairan tidak berwarna atau


kuning pucat, bau cengkeh kuat dan menusuk, serta menjadi gelap dan mengental

5
bila terpapar udara karena mudah teroksidasi. Eugenol bersifat mudah menguap
dan sedikit asam serta larut dalam pelarut organik, seperti kloroform, eter, alkohol
dan sedikit larut dalam air (Harista & Alifia, 2018).
Eugenol mengandung beberapa gugus fungsional yaitu alil (-CH2-
CH=CH2), fenol (-OH) dan metoksi (-OCH3), sehingga dengan adanya gugus
tersebut dapat memungkinkan eugenol sebagai bahan dasar sintesis berbagai
senyawa lain yang bernilai lebih tinggi seperti isoeugenol, eugenol asetat,
isoeugenol asetat, benzil eugenol, benzil isoeugenol, metil eugenol, eugenol metil
eter, eugenol etil eter, isoeugenol metil eter, vanilin dan sebagainya (Bulan, 2004).

2.3 Metode Ekstraksi Minyak Cengkeh


1. Metode Distilasi
Minyak cengkeh dapat diperoleh dengan berbagai teknik penyulingan.
Beberapa teknik penyulingan minyak cengkeh adalah sebagai berikut:
1. Penyulingan dengan sistem rebus (Water Distillation)
Cara penyulingan dengan sistem ini adalah dengan memasukkan bahan
baku, baik yang sudah dilayukan, kering ataupun bahan basah ke dalam
ketel penyuling yang telah berisi air kemudian dipanaskan. Uap yang keluar
dari ketel dialirkan dengan pipa yang dihubungkan dengan kondensor. Uap
yang merupakan campuran uap air dan minyak akan terkondensasi menjadi
cair dan ditampung dalam wadah, selanjutnya cairan minyak dan air tersebut
dipisahkan dengan separator pemisah minyak untuk diambil minyaknya
saja.
2. Penyulingan dengan air dan uap (Water and Steam Distillation)
Penyulingan dengan air dan uap ini biasa dikenal dengan sistem kukus. Cara
ini sebenarnya mirip dengan sistem rebus, hanya saja bahan baku dan air
tidak bersinggungan langsung karena dibatasi dengan saringan diatas air.
Cara ini adalah yang paling banyak dilakukan pada dunia industri karena
cukup membutuhkan sedikit air sehingga bisa menyingkat waktu proses
produksi. Metode kukus ini biasa dilengkapi sistem kohobasi yaitu air
kondensat yang keluar dari separator masuk kembali secara otomatis ke

6
dalam ketel agar meminimkan kehilangan air. Melihat dari beberapa
keadaan, tekanan uap yang rendah akan menghasilkan minyak atsiri
berkualitas baik.
3. Penyulingan dengan uap langsung (Direct Steam Distillation)
Sistem ini bahan baku tidak kontak langsung dengan air maupun api namun
hanya uap bertekanan tinggi yang difungsikan untuk menyuling minyak.
Prinsip kerja metode ini adalah membuat uap bertekanan tinggi didalam
boiler, kemudian uap tersebut dialirkan melalui pipa dan masuk ketel yang
berisi bahan baku. Uap yang keluar dari ketel dihubungkan dengan
kondensor. Cairan kondensat yang berisi campuran minyak dan air
dipisahkan dengan separator. Penyulingan dengan metode ini biasa dipakai
untuk bahan baku yang membutuhkan tekanan tinggi (Lestari & Puji, 2017).
2. Metode Pengepresan atau Pemerasan
Metode pemerasan/pengepresan dilakukan terutama untuk minyak-minyak
atsiri yang tidak stabil dan tidak tahan pemanasan seperti minyak jeruk (citrus).
Juga terhadap minyak-minyak atsiri yang bau dan warnanya berubah akibat
pengaruh pelarut penyari (Sugianti & Mifta, 2017).
3. Metode Enfleurage
Metode enfleurage adalah salah satu metode ekstraksi dengan menggunakan
campuran lemak hewani dan nabati yang padat untuk menangkap minyak atsiri
pada suhu kamar (Sugianti & Mifta, 2017).

2.4 Metode Isolasi Eugenol


1. Proses Ekstraksi
Pada penelitian Lutfi et al. yang berjudul “Peningkatan Kadar Eugenol pada
Minyak atsiri Cengkeh dengan Metode Saponifikasi-Distilasi Vakum”, telah
dilakukan isolasi eugenol dengan metode ekstraksi dengan menggunakan NaOH
dan menghasilkan kadar eugenol sebesar 80%. Eugenol dalam minyak cengkeh
dapat diisolasi dengan penambahan larutan NaOH (saponifikasi) hingga terbentuk
lapisan senyawa organik dan Na-eugenolat. Lalu lapisan bawah berupa Na-
eugenolat dinetralkan dengan HCl hingga pH 3-4. Lapisan bawah berupa larutan

7
garam dipisahkan dan lapisan atas berupa eugenol dimurnikan dengan distilasi
vakum dan diperoleh hasil optimum eugenol dengan kadar 89,65% (Lestari &
Puji, 2017) .
2. Kromatografi Kolom
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan Sudarma et al. (dalam Lestari
& Puji, 2017). Yang berjudul “Markovnikov Addition of Chlorosulfuric Acid to
Eugenol Isolated from Clove Oil”, minyak cengkeh diekstraki dari bunga cengkeh
dengan pelarut dikloro metana dan selanjutnya eugenol diisolasi dengan
kromatografi kolom dan diperoleh kadar eugenol 73%.
3. Ekstraksi Superkritis
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Yazdani et al. (dalam
Lestari & Puji, 2017). Yang berjudul “Supercritical CO2 extraction of Essential
Oil from Clove Bud: Effect of Operation condition on the Selective Isolation of
Eugenol and Eugenyl Acetate”, dapat dipelajari bahwa ekstaksi superkritis
merupakan metode recovery minyak atsiri dari tumbuhan yang lebih baik dari cara
tradisional seperti distilasi uap dan ekstraksi menggunakan pelarut. Pada ekstraksi
ini digunakan solvent berupa CO2 yang memiliki sifat tidak beracun, tidak mudah
terbakar, volatile, bersifat inert sehingga tidak bereaksi dengan makanan dan
mudah dipisahkan dari ekstrak dengan cara dekompresi. Metode ini melindungi
ekstrak dari degradasi termal dan kontaminasi pelarut. Tekanan operasi yang
digunakan sekitar 100-250 bar dengan suhu 20-40oC. Kadar eugenol optimum
yang dihasilkan dengan metode ekstraksi superkritis ini sekitar 87,41%.
4. Adsorpsi
Pada penelitian Perwitasari et al. yang berjudul “Pemurnian Eugenol
Minyak Daun Cengkeh dengan menggunakan Proses Adsorpsi”, pemurnian
eugenol menggunakan proses adsorpsi menggunakan zeolit yang sudah di
preparasi lalu dioven pada suhu 120℃ sebelum digunakan. Minyak cengkeh
ditambahkan dengan zeolit sebanyak 10,15, 25, dan 30 gram dengan ukuran 100
mesh. Pengadukan dilakukan selama 60, 75, 95, 105, dan 120 menit dengan
kecepatan 100 rpm pada suhu 60℃. Hasil yang diperoleh kemudian disaring,
filtrat mengandung eugenol dan dianalisis dengan Gas Chromatography (GC).

8
Percobaan optimum pada berat zeolit 25 gram dengan waktu 60 menit dan kadar
eugenol yang dihasilkan yaitu 89,94%.
5. Distilasi Fraksionasi
Pada hasil penelitian Nurhasanah et al. yang berjudul “Pemisahan Eugenol
Dari Minyak Cengkeh Dengan Cara Distilasi Fraksinasi” menunjukkan bahwa
distilasi fraksinasi pada minyak cengkeh dengan perlakuan fraksionasi suhu
200℃ dan 250℃ tidak memperoleh eugenol murni (minimal 98%) tetapi kadar
eugenolnya meningkat sampai 97,03% w/v dari 93,34%. Perlakuan tekanan yang
lebih kecil dan jumlah refluks yang lebih banyak akan lebih memurnikan minyak
cengkeh menjadi eugenol. Dengan distilasi fraksionasi pada minyak cengkeh
dimana proses berlangsung pada suhu dan tekanan rendah menghasilkan residu
yang mutunya meningkat dengan kriteria kadar eugenol meningkat, berat jenis
meningkat, semakin larut dalam alkohol, indeks bias yang meningkat dan nilai
putaran optik yang sesuai dengan kriteria minyak cengkeh asli (kecil).

2.5 Metode Analisis Eugenol


1. Gas Chromatography Mass Spectroscopy (GC-MS)
Perkembangan teknologi instrumentasi yang sangat pesat melahirkan suatu
alat yang merupakan gabungan antara kromatografi gas dan spektrometri massa
(GC–MS). Kromatografi gas berfungsi sebagai alat pemisah berbagai komponen
campuran dalam sampel, sedangkan spektrometer massa berfungsi untuk
mendeteksi masing–masing molekul komponen yang telah dipisahkan pada sistem
kromatografi gas (Agusta, 2000). Satu keuntungan dari GC–MS adalah
identifikasinya berdasarkan waktu retensi dan spektrum massa (pola fragmentasi
senyawa).
2. Berat jenis
Berat jenis adalah perbandingan relatif antara massa jenis sebuah zat dengan
massa jenis air murni pada suhu yang sama. Semakin tinggi massa jenis suatu
benda, maka semakin besar pula massa setiap volumenya. Massa jenis rata-rata
setiap benda merupakan total massa dibagi dengan total volumenya (Guenther,
1990).

9
3. Indeks Bias
Indeks bias merupakan perbandingan antara kecepatan cahaya di dalam
udara dengan kecepatan cahaya didalam zat tersebut pada suhu tertentu. Indeks
bias minyak atsiri berhubungan erat dengan komponen - komponen yang tersusun
dalam minyak atsiri yang dihasilkan. Sama halnya dengan berat jenis dimana
komponen penyusun minyak atsiri dapat mempengaruhi nilai indeks biasnya
(Sastrohamidjojo, 2004).
Semakin banyak komponen berantai panjang seperti sesquiterpen atau
komponen bergugus oksigen ikut tersuling, maka kerapatan medium minyak atsiri
akan bertambah sehingga cahaya yang datang akan lebih sukar untuk dibiaskan.
Hal ini menyebabkan indeks bias minyak lebih besar. Minyak atsiri dengan nilai
indeks bias yang besar lebih bagus dibandingkan dengan minyak atsiri dengan
nilai indeks bias yang kecil (Sastrohamidjojo, 2004).
4. Kelarutan dalam alkohol
Guenther (1990) menyatakan, eugenol kebanyakan larut dalam alkohol dan
jarang larut dalam air, maka kelarutannya dapat mudah diketahui dengan
menggunakan alkohol pada berbagai tingkat kosentrasi. Kelarutan dalam alkohol
dapat dihitung dari banyaknya alkohol yang ditambahkan pada minyak daun
cengkeh, sehingga terlarut secara sempurna yang ditandai dengan tercampurnya
larutan secara merata, tidak bergumpal dan apabila alkohol ditambahkan terus
menerus maka larutan akan semakin jernih. Eugenol larut dengan etanol 95%
dengan perbandingan 1:2 yaitu 1 ml minyak daun cengkeh diperlukan 2 ml etanol,
sehingga diperoleh larutan yang jernih (Sugianti & Mifta, 2017).

10
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian akan dilakukan di Laboratorium Jurusan Teknik Kimia Politeknik
Negeri Ujung Pandang. Pada bulan Mei sampai Agustus 2022

3.2 Bahan
 Aquades
 Etanol
 H2S04
 KOH
 Minyak Cengkeh

3.3 Alat
 Erlenmeyer
 GCMS
 Gelas kimia
 Gelas ukur
 Hot plate
 Kondensor
 Labu distilasi
 Labu ukur
 Neraca analitik
 Piknometer
 Pipet ukur
 Termometer

11
3.4 Prosedur Penelitian
3.4.1 Pembuatan larutan KOH
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan,
2. Ditimbang KOH dengan timbangan analitik sebesar 56,11 gram untuk
konsentrasi 10 N sebanyak 100 ml,
3. Dimasukkan KOH ke dalam labu ukur 100 ml dan dilarutkan dengan
aquades sampai tanda batas,
4. Dikocok sampai homogen.
3.4.2 Proses ekstraksi dengan KOH
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan,
2. Diukur 20 ml minyak cengkeh dengan gelas ukur 50 ml,
3. Dicampur bahan dan pelarut dengan perbandingan 1:5 yaitu 20 ml minyak
daun cengkeh dan 100 ml KOH 1,20 N,
4. Diaduk campuran di atas hot plate pada suhu 40 ℃ menggunakan magnetic
stirrer selama 30 menit,
5. Setelah mencapai waktu 30 menit, campuran dimasukkan ke dalam corong
pisah lalu dikocok dengan kuat,
6. Diamkan di dalam corong pisah sampai terbentuk dua lapisan, lapisan atas
adalah larutan non eugenolat dan lapisan bawah adalah larutan eugenolat,
7. Lapisan bawah dipisahkan dan dimasukkan ke dalam Erlenmeyer asa yang
bersih untuk proses ekstraksi selanjutnya,
8. Diulangi prosedur kerja dengan konsentrsi KOH yang berbeda, yakni 1,25
N; 1,30 N; 1,35 N; dan 1,40 N serta suhu yang berbeda yakni 50 ℃ dan 60
℃.
3.4.3 Perlakuan dengan asam sulfat 1,5 N
1. Disiapkan larutan H2SO4 dengan konsentrasi 1,5 N,
2. Lapisan eugenolat yang diperoleh dari prosedur 3.4.2 ditambahkan sedikit
demi sedikit sampai bersifat asam (sambil diaduk dengan magnetic stirrer
selama 30 menit),
3. Campuran kemudian dimasukkan ke dalam corong pisah, lalu dikocok
dengan kuat,

12
4. Didiamkan di dalam corong pisah sampai terbentuk dua lapisan, lapisan atas
adalah larutan eugenol dan lapisan bawah adalah larutan garam,
5. Diambil larutan eugenol, kemudian dicuci dengan aquades hasil yang
diperoleh dimurnikan melalui distilasi fraksionasi,
6. Diulangi prosedur kerja untuk sampel yang lainnya.
3.4.4 Proses isolasi dengan distilasi fraksionasi
1. Peralatan distilasi dirangkaikan, pompa vakum dan air pendigin,
2. Hasil yang diperoleh dari prosedur 3.4.4 diatas diasukkan kedalam labu
distilasi,
3. Diatur tekanan vakum 100 mmHg,
4. Pemanas dinyalakan dan air pendingin,
5. Distilat ditampung dalam wadah bersih (Erlenmeyer asa),
6. Distilat dianalisis sesuai metode standar,

3.5 Prosedur Analisis


3.5.1 Penentuan Bobot Jenis Pada Minyak Daun Cengkeh sesuai dengan
SNI 06-2387-2006
1. Piknometer dicuci dan dibersihkan, kemudian dikeringkan dengan arus
udara kering,
2. Dibiiarkan piknometer di dalam lemari timbangan selama 30 menit dan
ditimbang (m),
3. Diisi piknometer dengan aquadest dibiarkan sampai pada suhu 20℃, sambil
menghindari adanya gelembung-gelembung udara,
4. Dicelupkan piknometer ke dalam penangas air pada suhu 20℃ ± 0,2℃
selama 30 menit, lalu dikeringkan,
5. Dibiarkan piknometer di dalam lemari timbangan selama 30 menit,
kemudian timbang dengan isinya (ml),
6. Dikosongkan piknometer, dicuci dengan etanol dan dietil eter, kemudian
dikeringkan dengan arus udara kering,
7. Diisi piknometer dengan contoh minyak dan dihindari adanya gelembung-
gelembung udara,

13
8. Dicelupkan kembali piknometer ke dalam penangas air pada suhu 20℃ ±
0,2℃ selama 30 menit. Disisipkan tutupnya dan dikeringkan piknometer.
Biarkan piknometer di dalam lemari timbangan selama 30 menit dan
timbang (m2).
( ) ( )

3.5.2 Penentuan Kelarutan Minyak Daun Cengkeh dalam Etanol sesuai dengan
SNI 06-2387-2006
1. Ditempatkan 1 ml contoh minyak dan diukur dengan teliti di dalam gelas
ukur yang berukuran 10 ml atau 25 ml,
2. Diambahkan etanol 70 %, setetes demi setetes, dikocok setelah setiap
penambahan sampai diperoleh suatu larutan yang sebening minyak,
3. Bila larutan tersebut tidak bening, dibandingkan kekeruhan yang terjadi
dengan kekeruhan larutan pembanding, melalui cairan yang sama tebalnya,
4. Setelah minyak tersebut larut, ditambahkan etanol berlebih karena beberapa
minyak tertentu mengendap pada penambahan etanol lebih lanjut.

14
Diagram Alir Prosedur Penelitian

Minyak
cengkeh

Penambahan KOH (variasi


konsentrasi 1,20; 1,25; 1,30;
1,35; 1,40)

Pemanasan (variasi suhu


40℃; 50℃; 60℃)

Non eugenolat Corong pisah

Eugenolat

Penambahan
H2SO4 1,5 N

Larutan garam Corong pisah

Eugenol

Penambahan
aqudest

Distilasi
Residu fraksionasi

Distilat

Analisis

15
DAFTAR PUSTAKA

Afiyata. (2018). Ekstraksi Eugenol Daun Cengkeh (Syzyguium aromaticum)


Dengan Microwave Assisted Extraction (Kajian Jenis Pelarut Dan Waktu
Ekstraksi). Skripsi. Malang:Universitas Brawijaya

Agusta, A. (2000). Minyak Atsiri Tumbuhan Tropika Indonesia. Bandung:


Penerbit ITB Press. Hal. 1-3, 6-37, 72-74

Bulan, R. 2004. Reaksi Asetilasi Eugenol dan Oksidasi Metil Iso Eugenol.
Laporan Penelitian. Medan:Universitas Sumatera Utara

Guenther, E. (1990). Minyak Atsiri Jilid 3. Universitas Indonesia

Harista, dan Alifia. (2018). Sintesis dan Karakterisasi Kopoli-(Eugenol-Stearil


Akrilat). Other Thesis. Surakarta:Universitas Sebelas Maret

Lestari, dan Puji. (2017). Pengaruh Suhu Dalam Peningkatan Kadar Eugenol
Pada Minyak Cengkeh Dengan Metode Saponifikasi-Distilasi Vakum.
Undergraduate Thesis. Semarang:Universitas Diponegoro

Lutfi, Jati, Purbasari. (2013). Peningkatan Kadar Eugenol Pada Minyak Atsiri
Cengkeh Dengan Metode Saponifikasi-Distilasi Vakum. Semarang:Jurusan
Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Lutony, dan Rahmayati. (2002). Produksi dan Perdagangan Minyak Atsiri. Jakarta
: Penebar Swadaya. hlm. 1-4, 67-73

Nurhasanah, Mardawati, Herudiyanto (2008). Pemisahan Eugenol Dari Minyak


Cengkeh Dengan Cara Distilasi Fraksinasi Vol 2, 2. Sumedang: Fakultas
Teknologi Industri Pertanian, Universitas Padjajaran

Perwitasari, Mangundap, Lestari (2013), Pemurnian Eugenol Daun Cengkeh


Dengan Mengunakan Proses Adsorbsi. Jurnal Teknik Kimia, 7 (2).
Surabaya:UPN "Veteran" Jawa Timur

Putri, Hidayat, Rahmah (2014). Pemurnian Eugenol Dari Minyak Daun Cengkeh
Dengan Reaktan Basa Kuat KOH dan Ba(Oh)2 (Kajian Konsentrasi
Reaktan). Malang:Universitas Brawijaya

Sastrohamidjojo, H. (2004). Kimia Minyak Atsiri. Yogyakarta:Gadjah Mada


University Press. hlm. 1-4, 119-120

Somaatmadja, D. (2001). Pengambilan Oleoserin Jahe Dengan Cara Ekstraksi


Pelarut. Skripsi. Bogor :Jurusan Hasil Pertanian, IPB

16
Sugianti, dan Mifta. (2017) Optimasi Peningkatan Kadar Eugenol Dalam Minyak
Atsiri Daun Cengkeh Menggunakan Metode Saponifikasi-Distilasi Vakum,
Undergraduate Thesis. Semarang:Universitas Diponegoro

Widayat, Cahyono, Ngadiwiyana. (2012). Rancang Bangun Dan Uji Alat Proses
Peningkatan Minyak Cengkeh Pada Klaster Minyak Atsiri Kabupaten
Batang. Jurnal Ilmu Lingkungan, vol. 10, No. 2:64-69.
Semarang:Universitas Diponegoro.

17

Anda mungkin juga menyukai