1. PENDAHULUAN
Kromatografi cair kinerja tinggi
(KCKT) merupakan sistem pemisahan
dengan kecepatan dan efisiensi yang
tinggi. Hal ini karena didukung oleh
kemajuan dalam teknologi kolom,
sistem pompa tekanan tinggi, dan
detektor yang sangat sensitif dan
beragam. KCKT mampu menganalisa
berbagai cuplikan secara kualitatif
maupun kuantitatif, baik dalam
komponen
tunggal
maupun
campuran. KCKT merupakan teknik
pemisahan yang diterima secara luas
untuk analisis dan pemurnian
senyawa tertentu dalam suatu sampel
pada sejumlah bidang antara lain;
farmasi, lingkungan dan industriindustri makanan (Putra, 2004:8).
KCKT paling sering digunakan
untuk: menetapkan kadar senyawasenyawa tertentu seperti asam-asam
amino, asam-asam nukleat dan
protein-protein
dalam
cairan
fisiologis,
menentukan
kadar
senyawa-senyawa aktif obat dan lainlain. Beberapa senyawa organik yang
mudah
terurai
(labil)
pada pemanasan dapat dianalisis
dengan cara kromatografi cairan
kinerja tinggi atau HPLC karena HPLC
dilakukan pada suhu kamar. Selain
Bahan
Bahan-bahan yang digunakan
adalah sampel BonCabe, kloroform,
metanol,air, dan larutan standar
capsaicin.
Prosedur
1. Pembuatan kurva kalibrasi
Larutan standar dibuat dengan
variasi konsentrasi, yaitu 1 ppm, 2
ppm, 5 ppm, 10 ppm, 20 ppm, 40
ppm dengan masing - masing
volumenya 1 ml. Pembuatan larutan
standar
dilakukan
dengan
pengenceran bertingkat dari stok
standar 2000 ppm. Kemudian larutan
standar tiap variasi konsentrasi
disuntikan ke instrumen HPLC.
Larutan blanko dibuat dari fase gerak
metanol:air (70:30).
2. Penentuan Kadar Capsaicin
Sampel digerus menggunakan
mortir dan stamper hingga halus,
kemudian ditimbang sebanyak 1 gram
dan dimasukkan ke dalam tabung
sentrifuga.
8
ml
kloroform
ditambahkan ke dalam tabung, lalu
disentrifugasi pada 3000 g selama 15
menit. Disaring menggunakan kertas
saring lalu dipindahkan ke dalam
tabung reaksi. Kloroform diuapkan
dengan cara memindahkan sampel ke
tabung reaksi dan memasukkan
tabung reaksi ke dalam penangas air.
Sampel bebas kloroform ditambahkan
2 ml metanol dan dimasukkan
kembali dalam vial kemudian
disonikasi dengan ultrasonic vibrator.
Diambil 10 l ke dalam tabung
eppendorf lalu ditambahkan fasa
3. HASIL
3.1. Tabel data pengukuran larutan standar
Konsentrasi (ppm)
1
2
5
10
20
40
700000
Luas area
600000
500000
227 nm
400000
281 nm
y = 6957,6x + 5154,7
R = 0,9978
300000
200000
100000
0
0
10
20
30
40
50
Waktu retensi
4,5
4,208
4,492
4,592
Luas area
34797
1408
102
24
yang bersifat
polar dilapisi dengan
Oktadesil Silika (ODS atau C18) yang
bersifat nonpolar. R adalah gugus alkil
rantai lurus dan R biasanya adalah noktadesil (C-18). Hasil reaksi yang
diperoleh disebut dengan silica fase
terikat yang stabil terhadap hidrolisis
serta
mempunyai
karakteristik
kromatografik dan selektifitas yang
berbeda jika dibandingkan dengan silika
yang tidak dimodifikasi). Setelah semua
sudah disiapkan maka HPLC siap bekerja
yaitu mula-mula solven diambil melalui
pompa. Kemudian solven masuk ke
dalam katup injeksi berputar, yang
dipasang tepat pada sampel loop.
Dengan
mikro
syringe,
sampel
dimasukan ke dalam sampel loop yang
kemudian bersama-sama dengan solven
masuk ke dalam kolom. Setelah itu, hasil
pemisahan dideteksi oleh detektor, yang
penampakannya
ditunjukan
oleh
perekam berupa grafik. Elusi yang
digunakan adalah elusi isokratik dimana
fase gerak dari awal sampai akhir
memiliki perbandingan komposisi yang
tetap.
Sampel diukur pada 2 panjang
gelombang, yaitu 227 nm dan 281 nm
agar dapat mengetahui pada panjang
gelombang mana yang memberikan
serapan lebih baik. Pada panjang
gelombang 227 nm dihasilkan grafik
dengan 1 puncak area capsaicin dengan
waktu retensi 4,5 dan luas area 34797.
Sedangkan pada panjang gelombang 281
nm dihasilkan 3 puncak area capsaicin,
yaitu puncak tertinggi pada waktu
retensi 4,208; luas area 1408, puncak
kedua pada waktu retensi 4,492; luas
area 102, dan puncak ketiga pada waktu
retensi 4,592; luas area 24. Adanya
DAFTAR PUSTAKA
Barbero, G.F.; Molinillo, J.M.G.; Varela, R.M.;
Palma, M.; Macias, F.A.; Barroso,C.G.
Application of Hanschs model to
capsaicinoids and capsinoids: a
studyusing the quantitative structureactivity relationship. A novel method for